asuhan keperawatan pada klien dengan kecemasan pun bahri

19
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat danKarunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul ”Askep pada Kliendengan Gangguan Kecemasan” dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan yang berhargai n i d e n g a n segala kerendahan hati, perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar- besarnya kepada seluruh pihak yang telahmembantu dengan setulus hati dalam proses penyusunan makalah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.Kami menyadari dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari sempurnadan masih banyak kekurangan mengingat kemampuan kami yang terbatas. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua p i h a k s a n g a t k a m i harapkan dan kami terima dengan senang hati.

Upload: n-fuad-yahya

Post on 24-Jul-2015

147 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat danKarunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul ”Askep pada Klien dengan Gangguan Kecemasan” dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.P e n u l i s m e n y a d a r i s e p e n u h n y a d a l a m p e n y u s u n a n m a k a l a h i n i t i d a k   terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan yang berhargai n i d e n g a n s e g a l a k e r e n d a h a n h a t i , p e r k e n a n k a n p e n u l i s m e n y a m p a i k a n r a s a h o r m a t d a n t e r i m a k a s i h s e b e s a r -b e s a r n y a k e p a d a s e l u r u h p i h a k y a n g t e l a h membantu dengan setulus hati dalam proses penyusunan makalah ini yang tidak   bisa disebutkan satu persatu.Kami menyadari dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan mengingat kemampuan kami yang terbatas. Untuk i t u k r i t i k d a n s a r a n y a n g b e r s i f a t m e m b a n g u n d a r i s e m u a p i h a k s a n g a t k a m i harapkan dan kami terima dengan senang hati.

 

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

            Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk hidup dan

meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan. Namun sering kali harapan dan

dambaan tersebut tidak tercapai. Dalam masyarakat kita, umur harapan hidup semakin

bertambah dan kematian semakin banyak disebabkan oleh penyakit-penyakit degeneratif

seperti kanker dan stroke. Pasien dengan penyakit kronis seperti ini akan melalui suatu proses

pengobatan dan perawatan yang panjang. Jika penyakitnya berlanjut maka suatu saat akan

dicapai stadium terminal yang ditandai dengan oleh kelemahan umum, penderitaan, ketidak

berdayaan, dan akhirnya kematian. Sebagin besar kematian di rumah sakit adalah kematian

akibat penyakit kronis dan terjadi perlahan-lahan. Pada umumnya, dokter dan perawat lebih

mudah menghadapi kematian yang muncul secara perlahan-lahan. Mereka tidak dipersiapkan

dengan baik untuk berhadapan dengan ancaman kematian. Ditengah keputusasaan, sering kali

terdengar ”Kami sudah melakukan segalanya yang bisa dilakukan........”

            Namun kini telah mulai disadari untuk pasien terminal pun profesi medis masih dapat

melakukan banyak hal. Jika upaya kuratif tidak dimunginkan lagi, masih luas kesempatan

untuk upaya paliatif. Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya

mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan,

gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang

mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium

lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya

dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan

pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif atau palliative care. Dalam

perawatan paliatif maka peran perawat adalah memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien

Terminal untuk membantu pasien menjalani sisa hidupnya dalam keadaan seoptimal

mungkin.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kecemasan ?

2. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit kronik?

3. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit terminal?

Tujuan Penulisan

            Tujuan penulisan makalah ini yaitu  agar pembaca dapat mengetahui

pengertian,gejala,penyebab,pengkajian,diagnose dan intervensi  pada ashuan keperawatan

kecemasan,penyakit kronik dan terminal.

Sistematika Penulisan

Makalah ini di susun atas : BAB I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan,  sisitematika penulisan. BAB II  : Pembahasan yang berisi tentang

asuhan keperawatan pada klen kecemasan,penyakit kronik dan penyakit terminal. BAB III :

Penutup yang tersusun atas kesimpulan dan saran.

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

BAB II

PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan klien dengaan kecemasan

Pengertian kecemasan

            Anxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak

menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau

beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu. 

Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat

berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besan. Perasaan ini disertai

dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. “ ( Harold I. LIEF)  “Anenvous condition of unrest” (

Leland E. HINSIE dan Robert S CAMBELL)

            Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan

bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan,

atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya.” ( J.J GROEN)

Gejala umum anxietas

Gejala psikologik:

Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut ”gila”, takut  kehilangan

kontrol dan sebagainya.

Gejala fisik:  

Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual,

sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-lain. Keluhan

yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada;

kadang-kadang merasa harus menarik nafas dalam; ada sesuatu yang menekan dada; jantung

berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki dan tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak

dapat diam ada perasaan harus bergerak terus menerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan

dirasakan beret; kadang- kadang ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk

penyakit tertentu. Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan

gangguan anxietas kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala

1 keluhan saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan gejata ini oleh pasien yang bersangkutan

biasanya dirasakan cukup gawat.

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

Faktor Predisposisi

a. Teori Psikoanalitik

Menurut freud,struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu “ID, EGO Dan SUPER EGO”.

Ego melambangkan dorongaqn insting dan impuls primitif. Super ego mencerminkan hati

nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang , sedangkan Ego

digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari ID dan Super Ego.

b. Teori Interpersonal

Anxietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan akan

trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan individu yang mempunyai

harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami anxietas yang berat.

c. Teori Perilaku

Anxietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.teori ini meyakini bahwa manusia yang

pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan

kemungkinan anxietas yang berat pada kehidupan masa dewasanya.

Penggolongan Anxietas

a. Anxietas ringan

Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan

perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan

perhatian untuk belajar, bertindak, menyelesaikan masalah, merasakan, dan melindungi

dirinya sendiri. Anxietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan

sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan

waspada.

Respon Fisiologis

Sesekali nafas pendek

Nadi dan tekanan darah naik

Gejala ringan pada lambung

Muka berkerut dan bibir bergetar

 Ketegangan otot ringan

Rileks atau sedikit gelisah

Respon Kognitif

Mampu menerima rangsang yang kompleks

Konsentrasi pada masalah

 Menyelesaikan masalah secara efektif

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

Perasaan gagal sedikit

Waspada dan memperhatikan banyak hal

Terlihat tenang dan percaya diri

Tingkat pembelajaran optimal

Respon Perilaku dan Emosi

Tidak dapat duduk tenang

 Tremor halus pada tangan

Suara kadang-kadang meninggi

Sedikit tidak sabar

Aktivitas menyendiri

b. Anxietas Sedang

Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang benar-benar

berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi. Misalnya, seorang wanita mengunjungi ibunya

untuk pertama kali dalam beberapa bulan dan merasa bahwa ada sesuatu yang sangat

berbeda. Ibunya mengatakan bahwa berat badannya turun banyak tanpa ia berupaya

menurunkannya. Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih

memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain.

1) Respon fisiologis

Ketegangan otot sedang

 Tanda-tanda vital meningkat

Pupil dilatasi, mulai berkeringat

 Sering mondar-mandir, memukulkan tangan

Suara berubah: suara bergetar, nada suara tinggi

 Kewaspadaan dan ketegangan meningkat

Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyari punggung

2) Respon kognitif

Lapang persepsi menurun

Tidak perhatian secara selektif

 Fokus terhadap stimulus meningkat

Rentang perhatian menurun

Penyelesaian masalah menurun

Pembelajaran berlangsung dengan memfokuskan

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

3) Respon prilaku dan emosi

Tidak nyaman

Mudah tersinggung

Kepercayaan diri goyah

Tidak sadar

Gembira

c.  Ansietas berat

Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda dan ada

ancaman; ia memperlihatkan respon takut dan distres. Ketika individu mencapai tingkat

tertinggi ansietas, panik berat, semua pemikiran rasional berhenti dan individu tersebut

mengalami respon fight, flight atau freeze-yakni, kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap

ditempat dan berjuang, atau menjadi beku atau tidak  dapat melakukan sesuatu.

1) Respon fisiologis

Ketegangan otot berat

 Hiperventilasi

Kontak mata buruk

Pengeluaran keringat meningkat

Bicara cepat, nada suara tinggi

Tindakan tanpa tujuan dan serampangan

Rahang menegang, menggetakkan gigi

Kebutuhan ruang gerak meningkat

 Mondar-mandir, berteriak

 Meremas tangan, genetar

2)   Respon kognitif

Lapang persepsi terbatas

Proses berfikir terpecah-pecah

Sulit berfikir

 Penyelesaian masalah buruk

Tidak mampu mempertimbangkan informasi

 Hanya memerhatikan ancaman

Preokupasi dengan pikiran sendiri

Egosentris

3) Respon prilaku dan emosi

Sangat cemas

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

 Agitasi

  Takut

 Bingung

 Merasa tidak adekuat

 Menarik diri

Penyangkalan

 Ingin bebas

Bentuk Gangguan Anxietas

a. Gangguan Panik

            Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat, intens, dan meningkat,

berlangsung 15-30 menit, ketika individu mengalami ketakutan emosional yang besar juga

ketidaknyamanan fisiologis.  Diagnosis gangguan panik ditegakkan ketika individu

mengalami serangan panik berulang dan tidak diharapkan yang diikuti oleh rasa khawatir

yang menetap sekurang-kurangnya satu bulan bahwa ia akan mengalami serangan panik

berikutnya atau khawatir tentang makna serangan panik, atau perubahab prilaku yang

signifikan terkait dengan serangan panik, saat gejala-gejala tersebut bukan akibat

penyalahgunaan zat atau gangguan jiwa lain. Sedikitnya lebih dari 75% individu

dengangangguan panik mengalami serangan awal spontan tanpa ada pemicu dari lingkungan.

Sisanya mengalami serangan panik yang distimulasi oleh stimulus fobia atau karena berada di

bawah pengaruh zat yang mengubah sistem saraf pusat dan menstimulasi respon hormonal,

organ, tanda vital yang sama, yamg terjadi pada serangan panik. Setengah dari individu yang

mengalami serangan panik juga mengalami agorafobia.

            Ada dua kriterla Gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan

panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panic

Gambaran Klinis

            Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik,

walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik,

aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk  mengetahui tiap

kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan panik.  Serangan sering dimulai

dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama

adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya

tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan

mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi,

sesak nafas dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit.

Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit

mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali

mereka keluar rumah.

Gejala Penyerta

            Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada

beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik. 

Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan

gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.

Diagnosa Banding

a.  Penyakit kardiovaskuler : anemia, hipertensi, infark iniokardium, dsb.

b. Penyakit pulmonum : asma, hiperventilasi, emboli paru-paru.

c. Penyakit neurologis : penyakit serebrovaskular, epilepsi, inigrain, tumor, dsb.

d. Penyakit endokrin : diabetes, hipertroidisme, hipoglikemi, sindroma pramestruasi,

gangguan menopause, dsb.  lntoksikasi obat, putus obat.

e. Kondisi lain : anafilaksis, gangguan elektrolit, keracunan logam berat, uremia dsb

Pedoman Diagnosis Agrafobia

Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi dimana kemungkinan sulit meloloskan diri

Situasi dihindari, misal jarang bepergian

 Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena gangguan mental lain, misal fobia social

Pedoman Diagnostik Gangguan Panik

Serangan panik rekuren dan tidak diharapkan

Sekurangnya satu serangan , diikuti satu atau lebih : kekawatiran menetap akan mengalami

serangan tambahan, ketakutan tentang arti serangan, perubahan perilaku bermakna

berhubungan dengan serangan

Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung atau suatu kondisi medis umum

Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain. misal gangguan obsesif -

kompulsif.

Gangguan panik bisa dengan agorafobia atau tanpa agorafobia.

Terapi

Konseling dan medikasi.

Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan

diri untuk mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan.

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

Identifikasikan rasa takut selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut saya tidak

mengalami serangan jantung, hanya panik, akan berlalu.

Medikasi : banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila

serangan sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan

(imipramin 25 mg malam hari, dosis bisa sampai 100 150 mg malam selama 2 minggu ). Bila

serangan jarang dan terbatas beri anti anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1

atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan pemberian

medikasi yang tidak perlu.

Asuhan keperawatan

a. pengkajian

Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui gejala atau

mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan.

1) Kaji faktor predisposisi

Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan

timbulnya kecemasan seperti:

peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasandengan krisis yang dialami individu

baik krisis perkembangan atau situasional.

konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik. Konflik antara id

dan super ego atau antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada

individu.

konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara

realistissehingga akan menimbulkan kecemasan.

frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang berdampak

terhadap ego.

 gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas

fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.

pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani setres akan mempengaruhi

individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping

individu banyak dipelajari dalam keluarga.

riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam

berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.

 medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang mengandung

benzodiepin, karena benzodizepin dapat menekan neurotrasmiter gamma amino butyric acid

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

(GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan

kecemasan.

2) kaji stressor presipitasi

Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan

timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian:

Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik meliputi:

Sumber internal, mrliputi kegagalan mekanisme fisiologis system imun, regulasi suhu tubuh,

perubahan biologis normal (mis.hamil)

Sumber eksternal, meliputi paparan terhadapinfeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan,

kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.

Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.

Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan di tempat kerja,

penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat

mengancanm harga diri.

Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan,

tekanan kelompok, social budaya.

kaji perilaku

Secara langsung kecemasan dapat di ekspresikan melalui respon fisiologis dan psikologis dan

secara tidak langsung melalui pengambangan mekanisme koping sebagai pertahanan

melawan kecemasan.

Respon fisiologis.

Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)

Respon psikologologis

Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupun personal.

Respon kognitif.

Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses pikir maupun isis pikir,

diantaranya adalah tidak mampu memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah lupa,

menurunya lapangan persepsi, bingung.

Respon afektif.

Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga berlebihan sebagai reaksi

emosi terhadap kecemasan.

b. Diagnosa Keperawatan

Panik yang berhubungan dengan penolakan keluarga karena bingung dan gagal mengambil

keputusan.

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

Kecemasan berat yang berhubungan dengan konflik perkawinan.

Kecemasan sedang berhubungan dengan tekanan financial.

c. intervensi keperawatan

DX 1: panik berhubungan dengan penolakan keluarga karena bingung dan gagal mengambil

keputusan.

Kriteria hasil:

Klien tidak akan menciderai diri sendiri dan orang lain.

Klien akan berkomunikasi dengan efektif.

Klien akan menyampaikan pengetahuan tentang gangguan panik.

Klien akan mengungkapkan rasa ppengendalian diri.

Intervensi:

Bantu klien berfokus pada pernapasan lambat dan melatihnya bernapas secara ritmik.

Bantu klien mempertahankan kebiasaan makan teratur dan seimbang.

Identifikasi gejala awal dan ajarkan klien melakukan perilaku distraksi seperti: berbicara kepada

orang lain, melibatkannya dalam aktivitas fisik.

Bantu klien melakukan bicara pada diri sendiri positif yang direncanakan sebelumnya dan  telah

terlatih.

Libatkan klien dalam mempelajari cara mengurangi stressor dan situasi yang menimbulkan

ansietas.

DX 2: kecemasan berat berhubungan dengan konflik perkawinan.

kriteria hasil:

Klien mendiskusikan tentang perasaan cemasnya.

Klien mengidentifikasi respon terhadap stress.

Klien mendiskusiksn suatu topik ketika bertemu dengan perawat

Intervensi:

Eksplorasi perasaan cemas klien, perlihatkan diri sebagai orang yang hangat, ,menjadi pendengar

yang baik.

Bantu klien mengenali perasaan cemas dan menyadari nilainya.

Melakukan kominikasi dengan teknik yang tepat dan dimulai dari topic yang ringan.

Bantu kilen mengidentifikasi respon terhadap sters

DX 3: ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan kematian saudara kandung.

Kriteria hasil:

Klien memiliki koping terhadap ancaman.

Strategi koping positif.

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri

Untuk mengetahui sebab biologis.

Klien melakukan aktifitas seperti biasanya.

Intrvensi:

Dorong klien untuk menggunakan koping adaftif dan efektif yang telah berhasil digunakan pada

masa lampau.

Bantu kien melihat keadaan saat ini dan kepuasan mencapai tujuan.

Bantu klien untuk menentukan strategi koping positif.

Konseling dan penyuluhan keluarga ataun orang terdekat tentang penyebab biologis.

Dorong klien untuk melakukan aktifitas yang disukainya, hal ini akan membatasi klien untuk

menggunakan mekanisme koping yang tidak adekuat.

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kecemasan Pun Bahri