asuhan keperawatan gagal ginjal kronis fix
DESCRIPTION
gagal gijal kroisTRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan GGK (Gagal Ginjal Kronik)
Kasus GGK (Gagal Ginjal Kronik)
Tn. A berusia 45 tahun sekitar 4 tahun yang lalu klien pernah dirawat di
RS dengan riwayat gagal ginjal dan klien mempunyai penyakit
hipertensi. Selama 2 minggu klien mengeluh badannya mudah lelah,
mual, dan muntah. Kemudian klien dibawa keluarganya ke RS Sentosa
untuk mendapatkan perawatan. Setelah dirawat 10 hari, klien belum
tampak mengalami kemajuan dari sakitnya, akhirnya keluarga
membawa ke RS Sejahtera untuk mencapai perawatan yang lebih
optimal. Didapatkan hasil pemeriksaan TD: 160/100, Nadi:75x/menit,
RR : 25 x/menit, Suhu : 36,5 oC, kesadaran composmentis dan Hx
laboratorium. Setelah didiagnosa dokter pasien menderita penyakit
GGK (Gagal Ginjal Kronik).
1. Pengkajian
1.a Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. A
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Malang
Tanggal MRS : 08 Mei 2014
No. RM : 360609
Dx Medis : Gagal Ginjal Kronis
1.b Penanggung Jawab
Nama : Ny. T
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan (pasien) : Istri
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan pusing dan mual.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Selama 2 minggu klien mengeluh badannya mudah lelah, mual, dan
muntah. Kemudian klien dibawa keluarganya ke RS Sentosa untuk
mendapatkan perawatan. Setelah dirawat 10 hari, klien belum tampak
mengalami kemajuan dari sakitnya, akhirnya keluarga membawa ke RS
Sejahtera untuk mencapai perawatan yang lebih optimal. Di RS Sejahtera
klien mendapatkan diagnosa dari dokter yaitu GGK (Gagal Ginjal Kronik).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Sekitar 4 tahun yang lalu klien pernah dirawat di RS dengan riwayat gagal
ginjal dan klien mempunyai penyakit hipertensi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari hasil pengkajian, keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit sama
yang diderita oleh klien.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum dan TTV
Keadaan umum : Klien lemah dan terlihat sakit berat
Tingkat Kesadaran : Composmentis
TTV (08 Mei 2014)
TD : 160/100
Nadi : 75x/menit
RR : 25 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Kepala :
Mata :
Hidung :
Leher :
Telinga :
Dada :
Abdomen :
Ekstremitas : Tangan kiri terpasang infus RL dan tidak terdapat edema.
2. Data Penunjang
a. Laboratorium ( 10 Mei 2014)
Hb : 9.90 gr/dl
Leukosit : 5.20 ribu/mmk
Trombosit : 225.0 ribu/mmk
Eritrosit : 3.21 juta/mmk
b. Data Klinik ( 10 Mei 2014)
Ureum : 56 mg/dl
Creatinin : 0.63 mg/dl
c. Terapi
d. Diit
Jenis makanan diit lunak
3. Analisa Data
No Data (DO DS) Masalah Etiologi
1 DS : Klien
mengatakan sesak
napas
DO : Bunyi sesak
napas crackles
RR : 18x/mnt
KU : lemah
Kelebihan volume
cairan dan elektrolit
Ketidakseimbangan ginjal
dalam mempertahankan
fungsinya
2 DS : Klien
mengatakan
pusing berat
DO : Klien
merintih
kesakitan dan
memegangi
kepalanya, TD
150 mmHg, RR
Resiko tinggi
penurunan curah
jantung
Peningkatan beban
jantung
25 x/mnt
3 DS : Klien
mengatakan tidak
mau makan dan
merasa mual.
Resiko perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Intake makanan inadekuat
4 DS : Klien
mengatakan lelah
dan letih
beraktifitas
Intoleransi aktivitas Terhambatnya/terputusnya
suplai nutrisi dan O2 ke
sel
4. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
ketidakseimbangan ginjal dalam mempertahankan fungsinya.
2. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d peningkatan beban jantung d.d
Klien merintih kesakitan dan memegangi kepalanya, TD 150 mmHg, RR
25 x/mnt.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan
inadekuat d.d anoreksia, mual, muntah, dan perubahan membrane mukosa
mulut.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk
sampah dan prosedur
5. Perencanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan : Kelebihan volume cairan dan elektrolit
berhubungan dengan ketidakseimbangan ginjal dalam mempertahankan
fungsinya
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan.
Kriteria Hasil : Klien tidak sesak nafas, piting edema (-), produksi urine >
600ml/hr, tidak ada crackles.
Intervensi Rasional
Kaji status cairan :
a. Keseimbangan masukan dan
pengeluaran
c. Turgor kulit dan adanya edema
d. Tekanan darah, denyut dan irama
nadi
Anjurkan pasien/keluarga untuk
mencatat penggunaan cairan
terutama input dan output
Batasi masukan cairan
Identifikasi sumber potensial
cairan :
a. Medikasi dan cairan yang
digunakan untuk pengobatan :
oral dan intravena
b. Makanan
Jelaskan pada pasien dan
keluarga rasional pembatasan
Bantu pasien dalam menghadapi
ketidak nyamanan dalam
pembatasan cairan
Tingkatkan dan dorong hygiene
oral dengan sering
Kolaborasi :
Pengkajian merupakan dasar dan data
dasar berkelanjutan untuk memantau
perubahan dan mengevaluasi
intervensi
Pembatasan cairan akan menentukan
berat tubuh ideal, keluaran urine, dan
respon terhadap terapi
Sumber kelebihan cairan yang tidak
diketahui dapat diidentifikasi
Pemahaman meningkatkan kerjasama
pasien dan keluarga dalam
pembatasan cairan
Kenyamanan pasien meningkatkan
kepatuhan terhadap pembatasan diet.
Higiene oral mengurangi kekeringan
membrane mukosa mulut
Berikan diuretic, contoh :
furosemide, spironolakton,
hidronolakton
Adenokortikosteroid, golongan prednisone
Lakukan dialisis
Diuretic bertujuan untuk menurunkan
volume plasma dan menurunkan
retensi cairan di jaringan sehingga
menurunkan resikoterjadinya edema
paru
Adenokortikosteroid, golongan
predison digunakan untuk
menurunkan proteinuri
Dialysis akan menurunkan volume
cairan yang berlebih.
b. Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d
peningkatan beban jantung d.d Klien merintih kesakitan dan memegangi
kepalanya, TD 150 mmHg, RR 25 x/mnt.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan tidak terjadi penurunan curah jantung.
Kriteria Hasil : TTV normal, frekuensi jantung dalam batas normal
Intervensi Rasional
Kaji TTV
a. Auskultasi bunyi jantung
dan paru
b. Evaluasi adanya edema
perifer dan keluhan dspnea
c. Kaji TD sampai batas
normal
Identifikasi adanya nyeri dada,
S3/s4 dengan tonus muffled,
takikardia, frekuensi jantung tidak
teratur, takipnea, gemerisik, mengi,
dan edema/ distensi jugular
menunjukan GGK.
Hipertensi dan gjk kronis dapat
menyebabkan im,kurang lebih pasien
perhatikan lokasi dan durasinya.
Kolaborasi pemeriksaan
laboratorium dan pemberian
obat antihipertensi
S
ggk dengan dealisis mengalami
perikarditis, potensial resiko efusi
perikardial/tamponade.
Ketidak seimbangan dapat
mengganggu konduksi elektrikal dan
fungsi jantung.
Menurunkan tahanan vaskular
sistemik dan/atau pengeluaran renin
untuk menurunkan kerja miokardial
dan membantu mencegah GJK dan/
atau IM
c. Diagnosa Keperawatan : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d intake makanan inadekuat d.d anoreksia, mual, muntah, dan
perubahan membrane mukosa mulut.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan status nutrisi seimband dan adekuat
Kriteria Hasil : Nafsu makan baik, makanan yang dihidangkan dapat
dihabiskan
Intervensi Rasional
Monitor intake & output
Motivasi pasien untuk
mematuhi aturan diit
Monitor BB tiap hari
Berikan pendidikan kesehatan
tentang pentingnya nutrisi yang
diberikan sesuai diit
Untuk menentukan diit yang tepat
bagi pasien
Menyediakan informasi agar pasien
mematuhi aturan diit yang sesuai
Untuk memantau status cairan dan nutrisi
Untuk memberikan pembelajaran agar pasien taat dengan aturan diit
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang diit yang diperlukan dan
disajikan makanan yang
menarik
Kerjasama dengan profesi lain akan meningkatan hasil kerja yang baik. Pasien dengan GGK butuh diit yang tepat untuk perbaikan keadaan dan fungsi ginjalnya.
d. Diagnosa Keperawatan : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur
Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi
Kriteria Hasil : Meningkatkan rasa sejahtera, dan dapat
berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri yang dipilih
Intervensi Rasional
Kaji faktor yang menimbulkan
keletihan :
a. Anemia
b. Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
c. Retensi produk sampah
d. Depresi
Tingkatkan kemandirian dalam
aktivitas perawatan diri yang
dapat ditoleransi, bantu jika
keletihan terjadi
Anjurkan aktivitas alternative
sambil istirahat
Anjurkan untuk beristirahat
setelah dialisis
Menyediakan informasi tentang
indikasi tingkat keletihan
Meningkatkan aktivitas ringan/sedang
dan memperbaiki harga diri
Mendorong latihan dan aktivitas dalam
batas-batas yang dapat ditoleransi dan
istirahat yang adekuat
Istirahat yang adekuat dianjurkan
setelah dialysis yang bagi banyak
pasien sangat melelahkan.
6.Implementasi
Hari/Tgl/Jam No.Dx Tindakan Respon Pasien
Kamis, 08 Mei
2014
Jam 08.00
Jam 08.20
Jam 08.40
Jam 12.00
1 1.Kaji status cairan
dengan
menimbang BB
perhari
2.Batasi masukan
cairan
3.Jelaskan pada
pasien dan
keluarga tentang
pembatasan cairan
4.Anjurkan
pasien/keluarga
untuk mencatat
penggunaan cairan
terutama masukan
dan keluaran
S : BB saya
sebelum sakit 58
Kg
O : BB sekarang
60 Kg
S : -
O : Pasien mau
membatasi cairan
S :-
O : Pasien dan
keluarga
memperhatikan
penjelasan dengan
baik
S: Untuk apa ya
Ners ?
O : Pasien
menanyakan yang
diberikan
Kamis, 08 Mei
2014
Jam 09.00
Jam 09.45
2 1.Mengkaji adanya
tanda-tanda
hipertensi
2.Mempertahankan
perubahan postural
S : Berapa Ners
tensi saya ?
O : TD 160/100,
NN 75 x/mnt, RR
25 x/mnt, S 36,5 oC
S :-
O : Pasien
Jam 10.00
Jam 12.00
3.Mengkaji tingkat
aktivitas
4.Memberikan
obat anti hipertensi
menganggukkan
kepala dan akan
melakukan posisi
yang dianjurkan
sesuai oleh Ners
S : -
O : Pasien akan
melakukan ativitas
sesuai dengan
kebutuhan,
dibantu oleh
perawat dan
keluarga seperti
makan, minum,
BAB dan BAK
S : -
O: Pasien mau
minum obat
dengan air putih
Jumat, 09 Mei
2014
Jam 10.00
Jam 10.15
Jam 11.00
Jam 11.30
Jam 11.50
3 1.Memonitor
intake dan output
makanan dan
minuman
2.Menganjurkan
pasien untuk
mematuhi aturan
diit
3.Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
pemenuhan diit
4.Memonitor BB
5.Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang pemberian
diit
S: Saya masih
tidak nafsu makan
O : Makanan
habis 1/3 porsi,
pasien tidak
muntah, minum
habis 100 cc
S: -
O: Pasien
berusaha
menjalankan
diitnya
S:-
O: Pasien
mendengarkan
dengan baik
S: Berapa Ners
BB saya ?
O: BB 60 Kg pak
S:-
O : Diit rendah
garam 1900 kkal
Jumat, 09 Mei
2014
Jam 09.00
Jam 09.20
4 1. Kaji faktor yang
menimbulkan
keletihan seperti
anemia
2.Tingkatkan
kemandirian dalam
aktivitas perawatan
S: Saya merasa
sangat letih dan
lemah
O: TD 160/100,
NN 75 x/mnt, RR
25 x/mnt, S 36,5 oC
S: Saya bisa
makan sendiri
Ners
Jam 09.45
diri yang dapat
ditoleransi
3. Menganjurkan
untuk beristirahat
O: Mencatat
perkembangan
pasien akan
kemandirian
dalam aktivitas
S:-
O:-
7.Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada hari Sabtu, 10 Mei 2014 jam 14.00 WIB
1. Dx 1
S: Pasien mengatakan kedua kakinya masih bengkak
O: Kedua kaki pasien khususnya pada bagian tungkai terjadi edema
A: Masalah belum teratasi
P: Ulangi intervensi
- Batasi masukan cairan
- Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan
2. Dx. 2
S: Pasien mengatakan pusing sudah hilang
O: Pasien tenang dengan TTV :
TD : 120/70
RR : 24 x/mnt
NN : 80 x/mnt
S : 36,5 oC
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
3. Dx.3
S : Pasien mengatakan sudah nafsu makan
O: Porsi makan habis, pasien tidak muntah lagi
A : Masalah teratatasi
P : Pertahankan intervensi
4. Dx.4
S : Pasien mengatakan tidak bisa ke kamar mandi sendiri tetapi bisa makan
dan minum secara mandiri
O : Pasien terlihat lemah beraktifitas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Mendorong latihan dan aktivitas dalam batas-batas yang dapat
ditoleransi dan istirahat yang adekuat
- Istirahat yang adekuat dianjurkan setelah dialysis yang bagi banyak
pasien sangat melelahkan
8.Rujukan
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E. 1990. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Price,sylvia,A,1995, patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa:peter anugerah. Edisi 4, jakarta:EGC