asuhan keperawatan dalam kebutuhan dasar pada an. …

98
ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI PAVILIUN BADAR RUMAH SAKIT ISLAM CEMPAKA PUTIH JAKARTA PUSAT DISUSUN OLEH: SITI RAFIDAH KAMALIAH 2014750040 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017

Upload: others

Post on 20-Jan-2022

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

1

ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR

PADA AN. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN:

DIARE DI PAVILIUN BADAR RUMAH SAKIT ISLAM

CEMPAKA PUTIH JAKARTA PUSAT

DISUSUN OLEH:

SITI RAFIDAH KAMALIAH

2014750040

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

i

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

ii

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “ Asuhan Keperawatan dalam

Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada An.A dengan Gangguan Sistem Pencernaan:

Diare” di Paviliun Badar Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam menempuh semester akhir di Program Studi DIII Keperawatan

Rumah Sakit Islam Jakarta Universitas Muhammadiyah Jakarta.Walaupun karya

tulis ilmiah ini telah selesai tetapi selama pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis

tetap menemukan hambatan. Namun berkat adanya bimbingan, pengarahan, dan

bantuan dari berbagai pihak serta ilmu pengetahuan yang penulis dapatkan selama

mengikuti perkuliahan di Program Studi DIII Keperawatan Rumah sakit Islam

Jakarta Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, maka

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Dengan selesainya karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini terutama kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM. M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Ibu Ns. Titin Sutini, M. Kep., Sp.Kep. An selaku Ka. Prodi DIII

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta sekaligus selaku pembimbing institusi dalam penyusunan karya

tulis ilmiah.

3. Ibu Ns. Endah.W, S.Kep selaku pembimbing klinik penulis dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Bapak Drs. Dedi Muhdiana M.Kes selaku wali akademik angkatan 32

Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

iv

5. Kepala ruangan dan staff perawat terutama Ibu Rahma, Amd.Kep di

Paviliun Badar Rumah Sakit Islam Jakarta, beserta An.A dan keluarga

selaku sumber data.

6. Seluruh staff pendidikan dan tata usaha DIII Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

7. Orang tua tersayang Bapak H. Sholeh dan Ibu Hj. Siti Nurlailah yang tidak

pernah lelah memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis,

terimakasih yang sedalam-dalamnya atas semua doa yang telah diberikan

selama ini.

8. Teman seperjuangan karya tulis ilmiah Tim Anak (Indah Warini, Hurfatul

Gina, dan Amalia Putri Azizah) yang selalu mensupport satu sama lain dan

bertukar pikiran dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

9. Untuk Anak Cantik (Amalia, Awe, Dwi, Fitriani, Hanny, Hurfa, Indah,

Sonia, Widya), terima kasih atas canda tawa kalian serta saran yang kalian

berikan selama ini.

10. Rekan-rekan angkatan 32, yang selalu saling menyemangati satu sama lain

sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya

tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi tenaga keperawatan pada

umumnya dan bagi penulis khususnya, sehingga dapat dipergunakan sebagai

bahan menambah ilmu pengetahuan di bidang keperawatan.

Wassalammu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh

Jakarta , 05 Juni 2017

Penulis

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

v

DAFTAR ISI

Hal

Lembar Persetujuan............................................................................................. i

Lembar Pengesahan............................................................................................. ii

Kata Pengantar..................................................................................................... iii

Daftar Isi................................................................................................................ vi

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………..

A. Latar Belakang...............................................................................

B. Tujuan Penulisan............................................................................

C. Ruang Lingkup...............................................................................

D. Metode Penulisan ………………………………………………..

E. Sistematika Penulisan.....................................................................

1

1

3

4

4

5

BAB II Tinjauan Teoritis …………………………………………………..

A. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia...............................................

B. Konsep Dasar.................................................................................

1. Definisi ...................................................................................

2. Etiologi....................................................................................

3. Patofisiologi............................................................................

4. Manifestasi Klinis....................................................................

5. Komplikasi …………………………………………………..

6. Penatalaksanaan.......................................................................

7. Pemeriksaan penunjang ……………………………………..

C. Konsep Tumbuh kembang Anak...................................................

D. Konsep Hospitalisasi.....................................................................

E. Konsep Asuhan Keperawatan........................................................

1. Pengkajian Keperawatan.........................................................

2. Diagnosa keperawatan.............................................................

3. Perencanaan keperawatan........................................................

4. Penatalaksanaan keperawatan..................................................

5. Evaluasi keperawatan .............................................................

7

7

10

10

10

11

15

15

16

18

18

21

25

25

28

29

33

33

BAB III Tinjauan dan kasus ………………………………………………...

A. Pengkajian keperawatan................................................................

B. Diagnosa keperawatan....................................................................

C. Perencanaan keperawatan...............................................................

D. Penatalaksanaan keperawatan.......................................................

E. Evaluasi keperawatan.....................................................................

36

36

42

43

47

66

BAB IV Pembahasan ………………………………………………………...

A. Pengkajian keperawatan.................................................................

B. Diagnosa keperawatan....................................................................

C. Perencanaan keperawatan ..............................................................

D. Penatalaksanaan keperawatan .......................................................

E. Evaluasi keperawatan.....................................................................

72

72

74

78

79

80

BAB V Penutup ……………………………………………………………..

A. Kesimpulan.....................................................................................

B. Saran...............................................................................................

83

83

84

Daftar Pustaka......................................................................................................

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

vi

Lampiran...............................................................................................................

Daftar Riwayat Hidup

Format pengkajian

Satuan Acara Penyuluhan

Leaflet

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sodikin (2011), dibanding penyakit lain yang menyerang saluran

cerna, diare merupakan masalah kesehatan yang paling sering ditemukan pada

anak. Penyakit ini dapat terjadi karena berbagai keterbatasan yang ada.

Kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah, rendahnya

tingkat pengetahuan tentang kesehatan ataupun pendapatan yang rendah. Diare

dapat terjadi karena adanya virus rotavirus atau bakteri E.Coli yang

menyerang system saluran pencernaan sehingga kerja system saluran

pencernaaan akan terganggu.

Diare masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang penting di

Negara berkembang termasuk Indonesia. Secara umum, anak dibawah umur 2

tahun mengalami 23 episode diare setiap tahunnya dengan angka kematian

mencapai 8 per mil.(IDAI, 2011)

Menurut data WHO pada tahun 2013, diare merupakan penyakit kedua yang

menyebabkan kematian pada anak-anak balita (bawah lima tahun). Anak-anak

yang mengalami kekurangan gizi atau sistem imun yang kurang baik sangat

rentan terserang penyakit diare. Diare sudah membunuh 760.000 anak setiap

tahunnya. Sebagian besar anak diare yang meninggal dikarenakan terjadinya

dehidrasi atau kehilangan cairan dalam jumlah yang besar. Berdasarkan hasil

Riskesdas 2013 insiden dan period prevalence diare untuk seluruh kelompok

umur di Indonesia adalah 3,5 % dan 7,0 %. Lima provinsi dengan insiden dan

period prevalen diare tertinggi adalah Papua (6,3% dan 14,7%), Sulawesi

Selatan (5,2% dan 10,2%), Aceh (5,0% dan 9,3%), Sulawesi Barat (4,7% dan

10,1%), dan Sulawesi Tengah (4,4% dan 8,8%). Berdasarkan karakteristik

penduduk, kelompok umur balita adalah kelompok yang paling tinggi

menderita diare. Insiden diare balita di Indonesia adalah 6,7 persen. Lima

provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%),

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

2

DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten (8,0%).

Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12- 23 bulan.

Menurut catatan Medical Record Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta

Pusat khususnya di Paviliun Badar selama dua bulan terakhir, terhitung dari

bulan Maret sampai dengan April 2017 didapatkan data bahwa anak yang

menderita diare sebanyak 43 kasus, dengan uraian sebagai berikut: anak usia

0-1 tahun sebanyak 7 anak, usia 1-3 tahun sebanyak 23 anak, usia 4-6 tahun

sebanyak 8 anak dan usia 7-12 tahun sebanyak 5 anak. Data tersebut sesuai

dengan data yang didapat dari Riskesdas (2013), dimana kejadian tertinggi

terdapat pada rentang usia 1-3 tahun.

Umumnya anak dengan diare mengalami gangguan dalam pemenuhan

kubutuhan dasar seperti deficit volume cairan dan elektrolit, perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh dan kemungkinan terjadinya kerusakan integritas

kulit. Keterlambatan dalam penanganan pada kasus diare dapat menyebabkan

beberapa komplikasi. Menurut Suriadi (2010) komplikasi yang dapat terjadi

seperti dehidrasi, hypokalemia, hipokalsemia, hiponatremia, syok

hipovolemik bahkan dapat menyebabkan kematian. Komplikasi tersebut dapat

dicegah atau diminimalkan dengan cara memberikan penanganan yang cepat

dan tepat serta komprehensif.

Sehubungan dengan itu, untuk mengaplikasikan teori dan konsep dalam

pemenuhan kebutuhan dasar pada anak dengan diare dapat dilakukan dengan

memberikan perawatan yang komprehensif mulai dari preventif, promotif,

kuratif dan rehabilitative. Upaya promotif dapat dilakukan dengan cara

memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit diare. Sedangkan upaya

preventif dapat dilakukan dengan cara menganjurkan untuk menerapkan

perilaku hidup sehat dan bersih untuk mencegah diare itu terjadi. Upaya

kuratif dapat dilakukan dengan cara pemberian antibiotic disertai terapi cairan

dengan tujuan untuk menggantikan cairan yang hilang sehingga komplikasi

seperti dehidrasi tidak terjadi. Upaya rehabilitative dapat dilakukan dengan

cara meningkatkan status nutrisi dan gizi pada anak.

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

3

Maka dari itu penulis mengambil karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan

Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Anak dengan

Gangguan Sistem Pencernaan: Diare.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan asuhan keperawatan selam 3x24 jam diharapkan

penulis mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada anak dengan

gangguan system pencernaan: diare.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian kebutuhan dasar pada anak dengan

gangguan system pencernaan: diare.

b. Mampu merumuskan masalah keperawatan dalam pemenuhan

kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan system pencernaan:

diare.

c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan dalam pemenuhan

kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan system pencernaan:

diare.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan

dasar pada anak dengan gangguan system pencernaan: diare.

e. Mampu melakukan evaluasi dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada

anak dengan gangguan system pencernaan: diare.

f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat pada teori dan

kasus.

g. Mampu mengidentifikasi factor-faktor pendukung, penghambat, serta

mampu mencari solusi pemecahan masalah dalam memberi asuhan

keperawatan.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

4

h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan

dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan

system pencernaan: diare.

C. Lingkup Masalah

Berdasarakan banyaknya kasus pada anak dan keterbatasan waktu yang ada

serta kemampuan penulis, penulis hanya membatasi ruang lingkup masalah

hanya pada satu kasus yaitu asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan

dasar pada anak dengan gangguan sistem pencernaan: diare di Paviliun Badar

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Jakarta Pusat, dengan melakukan

asuhan keperawatan selama 3x24 jam mulai tanggal 12-14 Mei 2017

D. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini adalah

metode deskriptif yaitu suatu metode yang mempelajari, menganalisa dan

menarik kesimpulan dari hasil pengalaman sacara nyata dalam memberikan

asuhan keperawatan dan membandingkan dengan hasil studi kepustakaan.

Adapun data diperoleh dengan menggunakan teknik:

1. Studi Kepustakaan

Suatu kegiatan untuk memperoleh data dengan cara mempelajari buku-

buku dan literature yang berhubungan dengan asuhan keperawatan dalam

pemenuhan kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan system

pencernaan: diare.

2. Studi Kasus

a. Wawancara: wawancara dan diskusi dengan klien, keluarga klien,

perawat, dokter dan petugas kesehatan lain yang terkait.

b. Observasi: observasi kasus melalui partisipasi aktif terhadap klien

yang bersangkutan mengenai penyakit, pengobatan dan keperawatan

serta hasil dari tindakan yang dilakukan.

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

5

E. Sistematika Penulisan

Karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematika yang terdiri dari lima bab

yaitu:

Bab I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, lingkup

masalah, metode penulisan, dan sistematika

penulisan.

Bab II : Tinjauan Teoritis

a. Konsep dasar kebutuhan dasar manusia.

b. Konsep dasar terdiri dari: pengertian, etiologi,

patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinik,

komplikasi, pemeriksaan penunjang (tes

diagnostic), penatalaksanaan, dan terapi.

c. Konsep tumbuh kembang anak.

d. Konsep hospitalisasi.

e. Konsep asuhan keperawatan dalam pemenuhan

kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan

sisitem pencernaan: diare.

Bab III : Tinjauan kasus

Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan

dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada anak

dengan gangguan system pencernaan: diare

yang meliputi: pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

Bab IV : Pembahasan

Membahas kesenjangan yang terjadi antara Bab

II dan Bab III yang meliputi pengkajian,

diagnose, keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

6

Bab V : Penutup

Meliputi kesimpulan dan saran

a. Kesimpulan

Berisi uraian singkat mengenai asuhan

keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar

pada anak dengan gangguan system pencernaan:

diare mulai dari pengkajian, diagnose

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

b. Saran

Berisi tentang usulan mengenai hal-hal yang

harus diperbaiki dalam melaksanakan asuhan

keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar

pada anak dengan gangguan system pencernaan:

diare untuk meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

7

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Pada BAB ini penulis akan menguraikan mengenai konsep dasar yang

berhubungan dengan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar

pada anak dengan gangguan system pencernaan: diare. Adapun uraian tersebut

sebagai berikut:

A. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Menurut Mubarak (2007), manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus

dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis

maupun psikologis. Adapun kebutuhan merupakan suatu hal yang penting,

bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostasis dan kehidupan itu

sendiri. Abraham Maslow seorang psikolog dari Amerika mengembangkan

teori kebutuhan dasar manusia yang lebih dikenal dengan istilah Hierarki

Kebutuhan Dasar Manusia Maslow. Hierarki tersebut meliputi lima kategori

kebutuhan dasar yakni:

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)

Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow.

Umumnya, seseorang yang memiliki beberapa kebutuhan yang belum

terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan fisologisnya dibandingkan

kebutuhan yang lain. Kebutuhan fisologis merupakan hal yang mutlak

dipenuhi manusia untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan

macam kebutuhan, yaitu :

a. Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas

b. Kebutuhan cairan dan elektrolit

c. Kebutuhan makanan

d. Kebutuhan eliminasi urine dan alvi

e. Kebutuhan istirahat dan tidur

f. Kebutuhan aktivitas

g. Kebutuhan kesehatan temperature tubuh

h. Kebutuhan seksual

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

8

2. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)

Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman dari

berbagai aspek, baik fisiologis, maupun psikologis. Kebutuhan ini

meliputi:

a. Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaaan,

dan infeksi.

b. Bebas dari rasa takut dan kecemasan.

c. Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman baru atau asing.

3. Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging

Needs)

Kebutuhan ini meliputi:

a. Memberi dan menerima kasih sayang

b. Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain

c. Kehangatan

d. Persahabatan

e. Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta

lingkungan social

4. Kebutuhan Harga Diri (Self-Esteem Needs)

Kebutuhan ini meliputi:

a. Perasaan tidak bergantung pada orang lain

b. Kompeten

c. Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)

Kebutuhan ini meliputi:

a. Dapat mengenal diri sendiri dengan baik dan memahami potensi diri

b. Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri

c. Tidak emosional

d. Mempunyai dedikasi yang tinggi

e. Kreatif

f. Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

9

Adapun kebutuhan dasar yang terganggu pada anak dengan gangguan

system pencernaan : diare mencakup:

1) Kebutuhan fisiologis

Adapun kebutuhan fisiologis yang terganggu pada anak dengan

gangguan system pencernaan: diare adalah sebagai berikut:

a) Kebutuhan cairan dan elektrolit

Diare dapat disebabkan dari malabsorpsi, factor makanan, ataupun

factor psikologis. Ketika tekanan osmotic meningkat atau toksin

tidak dapat diabsopsi dapat menstimulus terjadinya hipersekresi,

sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit dari dinding usus

ke rongga usus sehingga menyebbakan peristaltic usus meningkat

dan tidak ada kesempatan usus untuk mengabsorpsi cairan yang

dimanifestasikan dengan peningkatan frekuensi buang air besar

dengan konsistensi cair, hal tersebut dapat menyebabkan

kehilangan cairan dan elektrolit.

b) Kebutuhan nutrisi

Anak dengan diare biasanya terjadi perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh, hal ini dikarenakan adanya peningkatan

peristaltic usus akibat dari tekanan osmotik yang meningkat dalam

rongga usus. Peningkatan peristaltic usus dapat mempengaruhi

absorpsi nutrisi di usus. Kondisi lain yang dapat mempengaruhi

gangguan pemenuhan nutrisi pada anak dengan diare adalah

kondisi vili usus yang lisis sehingga menurunkan fungsinya dalam

menyerap nutrisi, hal ini sering disebut malabsorpsi sekunder.

2) Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Peningkatan frekuensi BAB dapat menyebabkan iritasi pada daerah

perianal, hal ini dapat menyebabkan resiko infeksi dan gangguan rasa

nyaman: nyeri akibat adanya iritasi yang dimanifestasikan dengan anak

menjadi rewel dan sering menangis.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

10

B. Konsep Dasar

1. Pengertian

Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair dengan

frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (Sudarti M.Kes, 2010)

Diare didefinisikan sebagai keadaan meningkatnya frekuensi defekasi dan

kandungan air dalam feses dengan lamanya sakit lebih dari 14 hari (Wong,

2008)

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang

terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk

tinja yang encer atau cair. (Suriadi,2010)

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa diare adalah suatu

keadaan dimana terjadinya peningkatan frekuensi pengeluaran feses

dengan konsistensi cair.

2. Etiologi

Menurut Sudarti (2010), factor-faktor yang menyebabkan diare sebagai

berikut:

a. Factor infeksi

1) Infeksi Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan

yang merupakan penyebab utama terjadinya diare.

a) Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, salmonella, Shigella

Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.

b) Infeksi Virus Enterovirus (Virus ECHO) seperti coxsaekre,

Polomyelitis, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan

sebagainya.

c) Infeksi parasite cacing (Ascaris Irichiuris, Oxyuris,

Strongylodies), Protozoa (Entamoeba Histolytica, Giardia

Lamblia, Trochomonas hominis), Jamur (Candida albicans).

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

11

2) Infeksi Parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat

pencernaan misalnya OMA (Otitis Media Akut), Tonsilofaringitis,

Brochopneumonia, Ensefalitis, dan sebagainya.

b. Factor malabsorpsi

1) Malabsorbsi Karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose,

dan sukrosa). Monoakarida (intoleransi glukosa dan galaktosa).

Pada anak dan bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi

laktosa.

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein

c. Factor makanan

Makanan basi, makanan beracun, alergi

d. Factor psikologis

Rasa takut dan cemas

3. Patofisiologi

Menurut Rekawati.S, Nursalam, & Utari (2013), mekanisme dasar yang

dapat menyebabkan timbulnya diare adalah:

a. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat,

sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus.

Selanjutnya, timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus,

selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila

peristaltic usus menurun akan mengakibatkan pertumbuhan bakteri

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

12

yang berlebihan didalam rongga usus sehingga akan menyebabkan

diare juga.

Pathway Diare pada Anak

(sumber: Hidayat 2010)

Infeksi Malabsorpsi Factor

makanan

Psikologis

Kuman masuk

dan

berkembang

Tekanan

osmotic

meningkat

Toksin tidak

dapat

diabsorpsi

Hiperperistaltik

Toksin masuk

kedalam

dinding usus

halus

Pergeseran

air dan

elektrolit ke

rongga usus

Hiperperistaltik

Diare

Kemampuan

absorpsi

menurun

Isi rongga

usus

meningkat

Hipersekresi

air dan

elektrolit

meningkat

Kemampuan

absorpsi

menurun

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

13

4. Klasifikasi

Menurut Rekawati.S, Nursalam, & Utari (2013), diare dapat

dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu:

a. Diare akut

Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling

lama 3-5 hari. Diare akut terdiri dari:

1) Diare dehidrasi berat

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:

a) Letargis atau tidak sadar

b) Mata cekung

c) Tidak bisa minum atau malas minum

d) Cubitan kembali sangat lambat

2) Diare dehidrasi ringan atau sedang

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:

a) Gelisah, rewel, atau mudah marah

b) Mata cekung

c) Haus, minum dengan lahap

d) Cubitan perut kembali lambat

3) Diare tanpa dehidrasi

Tidak terdapat tanda-tanda seperti diare dehidrasi berat, ringan atau

sedang

b. Diare kronik

Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari

Jika diare 14 hari atau lebih dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Diare persisten berat (ada dehidrasi)

2) Diare persisten (tanpa dehidrasi)

3) Disentri (terdapat darah dalam feses)

5. Manifestasi klinis

Menurut Suriadi (2010), manifestasi klinis dari diare adalah

a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

b. Keram abdominal

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

14

c. Demam

d. Mual dan muntah

e. Anorexia

f. Lemah

g. Pucat

h. Perubahan tanda tanda vital; nadi dan pernapasan cepat

i. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

6. Komplikasi

Menurut Rekawati.S, Nursalam, & Utari (2013), komplikasi yang dapat

terjadi pada anak dengan diare sebagai berikut:

a. Dehidrasi

1) Dehidrasi ringan apabila < 5% BB

2) Dehidrasi sedang < 5%-10% BB

3) Dehidrasi berat < 10%-15% BB

b. Hipokalemia

Gejala meteorismus, hipotoni otot lemah, bradikardi

c. Hipogikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderita diare

dan sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita

kekurangan kalori protein. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar

glukosa darah menurun smapai 40% pada bayi dan 50% pada anak-

anak yang dapat berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor,

berkeringa, pucat, syok, kejnag, sampai koma.

d. Syok hipovolemik

Sebagai akibat diate dengan atau tanpa disertai muntah dapat terjadi

gangguan darah berupa syok hipovolemik.

7. Penatalaksanaan

Pendekatan awal diare adalah menentukan derajat dehidrasi. Sedangkan

tujuan utama terapi adalah mencegah dehidrasi (terapi rumatan),

mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat (terapi

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

15

rehidrasi), dan mencegah gangguan nutrisi. Menurut Hassan dan Alatas

(2007) mengatakan bahwa dasar pengobatan diare adalah

a. Pemberian cairan

Dikutip dari IDAI (2011) penatalaksanaan pada diare dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1) Tanpa Dehidrasi

Terapi dilaksanakan dirumah, sehingga orang tua harus diajarkan

beberapa hal terlebih dahulu agar dapat mencegah dehidrasi pada

anak, yaitu:

a) Berikan cairan lebih banyak disbanding biasanya untuk

mencegah dehidrasi. Larutan oralit dapat diberikan sebanyak 5-

10 ml/kg BB setiap buang air besar cair samapai diare berhenti.

b) Berikan makanan sesuai umurnya yang cukup untuk mencegah

kurang gizi.

2) Dehidrasi Ringan Sedang

Pada dehidrasi ringan sedang, deficit cairan yan terjadi

diprakirakan sama dengan penurunan berat badan sebesar 5-10%.

Pada keadaan ini anak harus mendapat larutan oralit dan dipantau

di pojok Upaya Rehidrasi Oral (pojok URO) atau ruang rawat

sehari (one day care). Larutan oralit diberikan sebanyak

75ml/kgBB diberikan selama 3 jam dengan memantau kemajuan

hidrasi.

3) Dehidrasi Berat

Pada dehidrasi berat, deficit cairan yang terjadi diprakirakan sama

dengan penurunan berat badan sebesar >10%. Pada keadaan ini

anak harus dirawat di rumah sakit dan mendapat cairan rehidrasi

parenteral yang diberikan sebanyak 100cc/kgBB selama 6 jam

pada bayi berumur dibawah 12 bulan dan 3 jam pada anak berumur

diatas 12 bulan. Ringer Laktat adalah cairan rehidrasi parenteral

yang telah dipakai secara luas

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

16

b. Dietetic

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat

badan kurang dari 7 kg. jenis makanan:

1) Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah

dan asam lemak tidak jenuh, mislanya LLM, Almiron).

2) Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi

tim) bila anak tidak mau minum susu karena dirumah sudah biasa

diberi makanan padat.

3) Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu

dengan asam lemak berantai sedang/ tidak jenuh, sesuai dengan

kelainan yang ditemukan.

c. Obat-obatan

Prinsip pengobatan diare ialah menggatikan cairan yang hilang melalui

feses dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung

elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung

beras dan sebagainya).

1) Obat anti sekresi

Asetosal dengan dosis 25mg/tahun dengan dosis minimum 30mg.

klorpromazin dengan dosis 0,5-1mg/kg BB/hari.

2) Obat anti spasmolitik

Pada umumnya obat anti spasmolitik seperti papaverine, ekstrak

beladona, opium, loperamid, dan sebagainya tidak diperlukan

untuk mengatasi diare akut.

3) Antibiotika

Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan untuk mengatasi diare

akut kecuali bila peyebabnya jelas seperti kolera diberikan

tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/ hari dan Campylobacter diberikan

eritromisin 40-50 mg/kg BB/ hari. Antibiotic lain dapat diberikan

bila ada penyakit penyerta seperti : OMA, faringitis, bronchitis,

bronchopneumonia.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

17

8. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Hassan dan Alatas (2007), pemeriksaan penunjang yang dapat

diakukan pada anak dengan diare, seperti :

a. Pemeriksaan feses

1) Makroskopis dan mikroskopis

2) pH dan kadar gula dalam feses dengan kertas lakmus dan tablet

clinitest bila diduga terdapat intoleransi gula

b. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

c. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan

fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai

kejang).

d. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik

atau parasite secara kulitatif dan kuantitatif.

C. Konsep Tumbuh Kembang

Menurut A. Aziz Alimul (2014) mengatakan bahwa:

1. Pertumbuhan

Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel

diseluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan

menyintesis protein-protein baru dan menghasilkan penambahan jumlah

dan berat secara keseluruhan atau sebagian. Pada proses pertumbuhan

terjadi perubahan dalam besar, jumlah, dan ukuran di tingkat sel maupun

organ.

2. Perkembangan

Perkembangan adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah

sempurnanya fungsi alat tubuh meningkat dan meluasnya kapasitas

seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan

pembelajaran. Pada proses perkembangan terjadi perubahan dalam bentuk

dan fungsi kematangan organ mulai dari aspek fisik, intelektual, dan

emosional. Perkembangan secara fisik yang terjadi adalah bertambah

sempurnanya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga organ tubuh.

Perkembangan intelektual dapat ditunjukkan dari kememapuan secara

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

18

simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca,

dan lain-lain. Sedangkan emosional dapat dilihat dari perilaku social di

lingkungan anak.

Dikutip dari Dwi Sulistyo (2011), pertumbuhan dan perkembangan anak

pada usia toddler terdiri dari:

a. Pertumbuhan fisik

Tinggi badan rata-rata bertambah7,5 cm / tahun. Berat badan rata-rata

bertambah 1,8 kg-2,7 kg / tahun. Lingkar kepala mengalami

peningkatan pada tahun kedua sekitar 2,5cm.

b. Perkembangan motoric kasar

Dapat berjalan tanpa bantuan pada usia 15 bulan. Berjalan menaiki

tangga, berpegangan pada satu tangan pada usia 18 bulan. Berjalan

menaiki dan menuruni tangga dengan dengan satu langkah pada usia

24 bulan. Anak toddler dapat melompat dengan 2 kaki pada usia 30

bulan.

c. Perkembangan motoric halus

Anak toddler dapat membangun 2 blok dan mencoret-coret secara

spontan pada usia 15 bulan. Dapat membangun menara 3-4 blok pada

usia 18 bulan. Dapat meniru coretan vertical pada usia 24 bulan. Dapat

membangun 8 balok dan meniru tanda silang pada usia 30 bulan.

d. Perkembangan psikososial

Erickson memberi istilah krisis social yang dihadapi toddler sebagai

“otonomi vs rasa malu dan ragu”. Toddler telah mengembangkan rasa

percaya dan siap menyerahkan ketergantungannya untuk membangun

perkembangan kemampuan pertamanya dalam mengendalikan dan

otonomi. Orangtua yang mendorong hal tersebut akan

mengembangkan kemandirian toddler. Namun, toddler dapat

mengembangkan rasa malu dan ragu jika orangtua membiarkan toddler

bergantung pada orangtua.

e. Perkembangan kognitf

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

19

Tahap sensorimotorik, pada tahap ini berlangsung antara usia 12-14

bulan. Pada usia 12-18 bulan, reaksi sirkular tersier melibatkan

eksperimen trial dan error dan eksplorasi aktif yang terus menerus.

Pada usia 18-24 bulan, munculnya kombinasi mental memungkinkan

toddler untuk melengkapi pemahaman makna yang baru dalam

menyelesaikan tugas.

f. Perkembangan moral

Toddler biasanya berada dalam subtahap pertama tahap

prakonvensional yang berorientasi pada hukuman dan kepatuhan.

Penilaian toddler didasarkan pada perilaku untuk menghindari

hukuman atau mendapat penghargaan. Tindakan disiplin yang tepat

termasuk memberikan penjelasan mengapa perilaku tetentu tidak dapat

diterima, memuji tindakan yang benar, dan menggunakan distraksi

untuk mencegah perilaku yang tidak dapat diterima.

g. Perkembangan bahasa

Perkembangan bahasa terjadi secara cepat selama masa toddler.

Pencapaian bahasa adalah proses yang dinamis dan kompleks. Usia

dan intraksi sosial anak serta jenis bahasa yang dipajankan padanya

mempengaruhi perkembangan bahasa. Todler memahami bahasa dan

mampu mengikuti perintah jauh lebih cepat daripada kemampuan

menggunakan kata-kata sendiri secara aktual. Bahasa merupakan

bagian yang sangat penting dalam kemampuan toddler untuk mengatur

dunianya dan merasionalkannya secara aktual. Penggunaan bahasa

yang telah direncanakan secara cermat dapat memberikan bimbingan

perilaku dan berkontribusi untuk menghindari pertikaian.

h. Perkembangan sensorik

Toddler menggunakan semua indranya untuk mengeksplorasi dunia di

sekitar mereka. Toddler mengkaji benda-benda baru dengan merasakan

benda-benda tersebut, melihatnya, mengocoknya untuk mendengarkan

bunyi apa yang dapat dihasilkannya, menciumnya, dan menempatkan

benda tersebut kedalam mulutnya. Indra penciuman terus mengalami

kematangan, dan toddler dapat berkomentar jika mereka tidak peduli

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

20

dengan bau sesuatu. Meskipun diskriminasi pengecapan belum

terbentuk dengan sempurna, toddler dapat memperlihatkan terhadap

aroma makanan tertentu. Toddler lebih cenderung mencoba makanan

baru jika tampilan atau baunya familiar. Kurangnya diskriminasi

pengecapan secara komplit menempatkan toddler pada resiko menelan

sesuatu tanpa disengaja.

D. Konsep Hospitalisasi

Konsep hospitalisasi menurut Rekawati.S, Nursalam, & Utari (2013),

Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis yang utama tampak pada

anak. Anak yang dirawat di rumah sakit mudah mengalami krisis sebab:

1. Anak mengalami perubahan, baik terhadap status maupun lingkungannya

dari kebiasaan sehari-hari.

2. Anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk

mengatasi masalah kejadian-kejadian yang bersifat menekan.

Reaksi anak dalam mengatasi krisis tersebut dipengaruhi oleh tingkat

perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat,

system pendukung yang tersedia, serta keterampilan koping dalam

menangani stress.

Ada beberapa stressor pada anak yang dirawat di rumah sakit yaitu:

1. Cemas disebabkan perpisahan

Sebagian besar stress yang terjadi pada bayi usia pertengahan sampai

anak periode prasekolah khususnya yang berumur 6-30 bulan adalah

cemas karena perpisahan. Anak toddler belum mampu berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa yang memadai dan pengertian terhadap

realita terbatas. Hubungan anak dengan ibu sangat dekat sehingga

perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa kehilangan terhadap

orang terdekat bagi diri anak. Selain itu, lingkungan yang belum

dikenal akan mengakibatkan perasaan tidak aman dan rasa cemas.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

21

Respon perilaku anak akibat perpisahan dibagi dalam tiga tahap

berikut:

a. Tahap protes (phase of protest)

Pada tahap ini dimanifestasikan dengan menangis kuat, menjerit,

dan memanggil ibunya atau menggunakan tingkah laku agresif,

misalnya menendang, menggigit, memukul, mencubit, mencoba

untuk membuat orangtuanya tetap tinggal, dan menolak perhatian

orang lain. Secara verbal anak menyerah dengan rasa marah,

misalnya mengatakan “pergi”. Perilaku tersebut dapat berlangsung

beberapa jam hingga beberapa hari. Perilaku protes tersebut seperti

menangis akan terus berlanjut dan berhenti hanya bila anak merasa

kelelahan. Pendekatan dengan orang asing yang tergesa-gesa akan

meningkatkan protes.

b. Tahap putus asa (phase of despair)

Pada tahap ini anak tampak tegang, menangis berkurang, tidak

aktif, kurang minat untuk bermain, tidak nafsu makan, menarik

diri, tidak mau berkomunikasi, sedih, apatis, dan regresi. Pada

tahap ini kondisi anak mengkhawatirkan karena anak menolak

untuk makan, minum, atau bergerak.

c. Tahap menolak

Pada tahap ini secara samar-samar menerima perpisahan, mulai

tertarik dengan yang ada sekitarnya, dan membina hubungan

dangkal dengan orang lain. Anak mulai kelihatan gembira.

Tahapan ini biasanya terjadi setelah perpisahan yang lama dengan

orangtua.

2. Kehilangan kontrol

Anak – anak berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan

otonominya. Hal ini terlihat jelas dalam perilaku mereka dalam hal

kemampuan motoric, bermain, melakukan hubungan interpersonal,

melakukan aktivitas hidup sehari-hari (activity daily living), dan

komunikasi. Anak-anak telah mampu menunjukkan kestabilan dalam

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

22

mengontrol dirinya dengan mempertahankan kegiatan-kegiatan rutin

seperti tersebut.

3. Cidera tubuh dan nyeri

Dikutip dari Wong (2008) mengatakan bahwa, pengalaman intrusive,

seperti pemeriksaan telinga atau mulut atau pemeriksaan suhu rektal,

merupakan prosedur yang sangat mencemaskan. Toddler dapat

bereaksi terhadap prosedur yang tidak menimbulkan nyeri tersebut

sama kerasnya dengan terhadap prosedur yang menyakitkan. Secara

umum, anak toddler terus bereaksi dengan kemarahan emosional yang

kuat dan resistensi fisik terhadap pengalaman nyeri baik yang aktual

maupun yang dirasakan. Perilaku yang mengindikasikan nyeri antara

lain, meringis kesakitan, mengatupkan gigi dan/atau bibir, membuka

mata lebar-lebar, mengguncang-guncang, menggososk-gosok, dan

bertindak agresif, seperti menggigit, menendang, memukul, atau

melarikan diri. Diakhir periode usia ini, toddler biasanya mampu

mengkomunikasikan nyeri yang mereka alami. Meskipun kemampuan

anak untuk menggambarkan jenis atau intensitas nyeri tersebut belum

berkembang, namun mereka biasanya mampu menunjukkan tempatnya

dengan menunjukkan pada area spesifik.

4. Reaksi orangtua

Krisis penyakit dan hospitalisasi pada masa anak-anak mempengaruhi

setiap amggota keluarga inti. Factor-faktor yang mempengaruhi reaksi

orangtua terhadap penyakit antara lain:

a. Keseriusan ancaman terhadap anak

b. Pengalaman sebelumnya dengan sakit atau hospitalisasi

c. Prosedur medis yang terlibat dala diagnosis dan pengobatan

d. System pendukung yang ada

e. Kekuatan ego pribadi

f. Kemampuan koping sebelumnya

g. Stress tambahan pada system keluarga

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

23

h. Keyakinan budaya dan agama

i. Pola komunikasi di antara anggota keluarga

5. Reaksi sibling

Reaksi sibling terhadap penyakit atau hospitalisasi saudaranya. Sibling

mengalami kesepian, ketakutan, dan khawatir, juga marah, benci, iri,

dan merasa bersalah. Factor-faktor terkait sibling berikut ini

berhubungan secara spesifik dengan pengalaman rumah sakit dan

ternyata meningkatkan dampak sibling:

a. Berusia lebih muda dan mengalami banyak perubahan

b. Dirawat diluar rumah oleh pengasuh yang bukan kerabat

c. Menerima sedikit informasi tentang penyakit saudaranya

d. Menganggap orangtua memperlakukan mereka secara berbeda

dibandingkan sebelum hospitalisasi sibling mereka.

E. Konsep Asuhan Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada

Anak dengan Gangguan System Pencernaan: Diare

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, semua data

dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien

saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan

aspek biologis, psikologis, social, maupun spiritual. Tujuan pengkajian

adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien.

Data yang diperoleh sangat berguna untuk menentukan tahap selanjutnya

dalam proses keperawatan. Kegiatan yang utama dalam tahap pengkajian

adalah pengumpulan data, pengelompokkan data, dan analisa data untuk

merumuskan diagnosa keperawatan. Metode utama yang dapat digunakan

dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan pemeriksaan

fisik serta diagnostik (Asmadi, 2008).

a. Identifikasi anak dan keluarga

1) Anak: nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir,

umur, diagnose keperawatan

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

24

2) Orangtua: nama, umur, pekerjaan, suku, pendidikan, alamat

3) Sibling Rivalry: urutan anak dalam keluarga, umur, keadaan

(hidup/meninggal)

b. Riwayat keperawatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

a) Serangan awal

Mula-mula anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan

mungkin meningkat, kemungkinan timbul diare.

b) Keluhan utama

Buang Air Besar (BAB) lebih dari 3x sehari dengan konsistensi

cair mungkin disertai lendir atau darah. Warna feses kuning

kehijauan, mual muntah, tidak nafsu makan.

2) Riwayat kesehatan masa lalu

a) Riwayat penyakit yang diderita

Riwayat penyakit yang sering pada anak dibawah 2 tahun

biasanya batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi sebelum,

selama, atau setelah diare. Hal ini untuk melihat tanda atau

gejala infeksi lain yang menyebbakan diare, seperti OMA,

tonsillitis, faringitis, bronchopneumonia, dan ensefalitis.

b) Riwayat imunisasi

Kelengkapan anak terhadap imunisasi yang diberikan pada usia

0-14 bulan dengan berbagai macam imunisasi yaitu BCG, DPT

I, II, III, dan campak pada usia 9 bulan, hepatitis serta polio.

Diare lebih sering terjadi dan berakibat pada anak dengan

campak atau yang menderita campak dalam 4 minggu terakhir

yaitu akibat penurunan kekebalan pada pasien.

3) Keadaan psikososial keluarga

a) Emosi anak ditandai dengan anak akan menangis, perasaan

gelisah, tidak mau diatur, interaksi anak dengan anggota

keluarga lain berkurang.

b) Tingkat perkembangan, mekanisme koping, kebiasaan anak

(pola makan, pola tidur, mainan yang disukai)

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

25

4) Kebutuhan dasar

a) Pola eliminasi

Pada pola eliminasi biasanya akan mengalami perubahan yaitu

buang air besar lebih dari 3x sehari, buang air kecil sedikit atau

jarang bahkan anuria pada anak dengan dehidrasi berat.

b) Pola nutrisi

Pada anak dengan diare biasanya disertai mual muntah dan

tidak nafsu makan yang menyebabkan terjadinya penurunan

berat badan.

c) Pola tidur atau istirahat

Pola tidur atau istirahat pada anak dengan diare akan terganggu

karena seringnya buang air besar dan adanya distensi abdomen

yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga anak

rewel dan dapat mengganggu istirahat tidurnya.

d) Pola aktifitas

Pada anak dengan diare pola aktifitasnya akan terganggu atau

berkurang dikarenakan kondisi tubuh yang lemah akibat buang

air besar yang terus menerus.

5) Pemeriksaan fisik

a) Fisiologis

Keadaan umum tampak lemah, kesadaran komposmentis

bahkan bisa berlanjut menjadi koma, suhu tinggi, nadi cepat

dan lemah, pernafasan agak cepat.

b) Pemeriksaan Sistematika

1) Inspeksi : bentuk kelopak mata normal (diare tanpa

dehidrasi), kelopak mata cekung (dehidrasi ringan/sedang),

kelopak mata sangat cekung (dehidrasi berat), mulut dan

lidah basah (tanpa dehidrasi), mulut dan lidah kering

(dehidrasi ringan/sedang), mulut dan lidah sangat kering

(dehidrasi berat), ubun-ubun cekung, anus dan sekitarnya

kemerahan dan lecet karena seringnya buang air besar.

2) Palpasi : turgor kulit kembali segera/sangat lambat.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

26

3) Perkusi : kemungkinan adanya distensi abdomen

4) Auskultasi : bising usus meningkat (>20x/menit)

Pemeriksaan singkat pertumbuhan dan perkembangan pada

anak penderita diare biasanya mengalami gangguan pada

pertumbuhan fisiknya karena anak mengalami dehidrasi

sehingga berat badan menurun, namun jika kondisi tersebut

tidak ditangani dengan cepat maka anak akan mengalami

gangguan perkembangan.

6) Pemeriksaan penunjang

Dikutip dari Hassan dan Alatas (2007), pemeriksaan penunjang

yang dapat dilakukan pada anak dengan diare, seperti:

a) Pemeriksaan feses

1) Makroskopis dan mikroskopis

2) pH dan kadar gula dalam feses dengan kertas lakmus dan

tablet clinitest bila diduga terdapat intoleransi gula

b) Pemeriksaan kadar ureum dna kreatinin untuk mengetahui faal

ginjal

c) Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium

dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang

disertai kejang)

d) Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad

renik atau parasite secara kualitatif dan kuantitatif

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dibuat oleh perawat

profesional yang memberi gambaran tentang masalah atau status kesehatan

klien, baik aktual maupun potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisis

dan interpretasi data hasil pengkajian. Pernyataan diagnosis keperawatan

harus jelas, singkat dan lugas terkait masalah kesehatan klien berikut

penyebabnya yang dapat diatasi melalui tindakan keperawatan. Diagnosa

keperawatan berfungsi untuk mengidentifikasi, memfokuskan, dan

memecahkan masalah klien secara spesifik. Komponen-komponen dalam

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

27

pernyataan diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab

(etiology), dan data (sign and symptom) (Asmadi, 2008).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan diare

menurut Sodikin (2011) adalah sebagai berikut:

a. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebihan melalui feses atau emesis.

b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan yang tidak adekuat.

c. Kerusakan integritas kulit berhubungan pengeluaran feses yang

berlebih atau sering BAB

d. Takut pada anak berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua

lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stess.

e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang

pengetahuan.

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah proses keperawatan yang penuh pertimbangan dan

sistematis dan mencakup pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah.

Dalam perencanaan perawat merujuk pada data pengkajian klien dan

pernyataan diagnosis sebagai petunjuk dalam merumuskan tujuan klien

dan merencanakan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk

mencegah, mengurangi, atau menghilangkan masalah kesehatan klien.

Intervensi keperawatan adalah setiap tindakan berdasarkan penilaian klinis

dan pengetahuan yang perawat lakukan untuk meningkatkan hasil pada

klien (Kozier, Erb, Bermain, & Snyder, 2010)

a. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebihan melalui feses atau emesis.

Tujuan:

Anak tidak dehidrasi, bebas dari deficit cairan dan elektrolit.

Kriteria Hasil:

1) yang ditandai dengan pengeluaran urine sesuai

2) pengisian kembali kapiler (capillary refill) kurang dari 2 detik

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

28

3) tugor kulit elastis, membran mukosa lembab

4) berat badan tidak menunjukan penurunan

5) cubitan perut kembali cepat

6) mukosa bibir lembab

Rencana Tindakan:

1) Kaji tanda-tanda vital

2) Kaji status dehidrasi: ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran

mukosa

3) Kaji adanya tanda-tanda syok dan status mental setiap 4 jam atau

sesuai indikasi untuk mengkaji hidrasi

4) Timbang berat badan anak untuk mengkaji dehidrasi

5) Kaji intake dan output (Urine, feses, dan emesis)

6) Kaji pengeluaran urine: grafitasi urine atau berat jenis urine (1.005-

1.020) atau sesuai dengan usia pengeluaran urine 1-2 ml/kg bb

7) Berikan larutan dehidrasi oral untuk dehidrasi dan penggantian

kehilangan cairan. Berikan LRO sedikit tapi sering

8) Berikan cairan rendah natrium, seperti air, ASI, formula bebas

laktosa

9) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

10) Kolaborasi dalam pemberian obat anti diare dan antibiotic

11) Pemeriksaan lab sesuai program: elektrolit, Ht, pH, dan serum

albumin

b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan yang tidak adekuat.

Tujuan:

konsumsi anak menjadi adekuat

Kriteria Hasil:

1) BB anak sesuai dengan tingkat usia

2) Pemasukan makanan dan minuman kembali normal

3) Anak tidak muntah

4) Porsi makan anak dapat dihabiskan

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

29

Rencana Tindakan:

1) Mengkaji status nutrisi

2) Timbang berat badan anak setiap hari

3) Monitor intake dan output (pemasukan dan pengeluaran)

4) Setelah dehidrasi berikan anak minum oral dengan sering dan

makan yang sesuai dengan diit dan usia dan atau berat badan

5) Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik

6) Bagi bayi ASI tetap di teruskan

7) Bila bayi tidak toleran dengan ASI berikan formulas yang rendah

laktosa

c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengeluaran feses yang

berlebih atau sering BAB

Tujuan:

Kulit anak tetap utuh

Kriteria Hasil:

Tidak ada kemerahan pada daerah anus dan sekitarnya

Rencana Tindakan:

1) Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar

2) Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk

memberikan anus setiap buang air besar

3) Hindari dari pemakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab

4) Ganti popok /kain apabila lembab atau basah

5) Gunakan cream pada daerah yang lecet

6) Hindari penggunaan bedak

7) Jaga popok agar selalu kering

8) Biarkan daerah anus terbuka selama 5 menit-10 menit

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

30

d. Takut pada anak berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua

lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.

Tujuan:

Anak menunjukan tanda-tanda distress fisik atau emosional yang

minimal, orangtua berpartisipasi dalam perawatan anak sepenuhnya.

Kriteria Hasil:

1) Anak merasa nyaman

2) Anak dapat berkomunikasi dengan baik

3) Anak dapat bermain sesuai usia

Rencana Tindakan:

1) Ajarkan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaan rasa takut

dan cemas: dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati dan

sentuhan terapeutik

2) Gunakan komunikasi terapeutik: kontak mata, sikap tubuh dan

sentuhan

3) Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang

tua

4) Libatkan orang tua dalam perawatan anak

5) Alihkan perhatian pada saat akan melakukan tindakan dengan

memberikan terapi bermain.

e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang

pengetahuan.

Tujuan:

Orang tua dapat mengungkapkan secara verbal tentang pembatasan diit

kemungkinan komplikasi dan cara-cara penanganan diare.

Kriteria Hasil:

Orang tua dapat mengungkapkan secara verbal tentang pembatasan diit

kemungkinan komplikasi dan cara-cara penanganan diare.

Rencana Tindakan:

1) Kaji tingkat pemahaman orang tua tentang penyakit diare

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

31

2) Ajarkan orang tua cara membuat, menyimpan, dan memberikan

makanan formula dengan tepat

3) Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk

menghindari kontaminasi

4) Berikan penyuluhan tentang diare

5) Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan

6) Jelaskan pentingnya kesehatan

4. Penatalaksanaan Keperawatan

Menurut Asmadi (2008) implementasi adalah tahap ketika perawat

mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk

implementasi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi adalah

kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk menciptakan

hubungan saling percaya dan saling bantu, kemampuan untuk melakukan

teknik psikomotorik, kemampuan melakukan observasi sistematis,

kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi,

dan kemampuan evaluasi.

Adapun prinsip-prinsip implementasi pada anak dengan diare adalah:

a. Mempertahankan cairan dan elektrolit seimbang

b. Mempertahankan status nutrisi

c. Meminimalkan dampak hospitalisasi

d. Memberikan informasi pada orangtua tentang pengenalan penyakitnya

e. Mempertahankan integritas kulit

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Asmadi (2008), evaluasi adalah tahap akhir dari proses

keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana

antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat

pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

32

dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan dari

evaluasi dilakukan adalah untuk melihat dan menilai kemampuan klien

dalam mencapai tujuan, menentukkan apakah tujuan keperawatan telah

tercapai atau belum, mengkaji penyebab bila tujuan asuhan keperawata

belum tercapai. Evaluasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

a. Evaluasi formatif (proses)

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah perawat

mengimplementasikan rencana keperawatan untuk menilai keefektifan

tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Perumusan evaluasi

formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah

SOAP, yaitu subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil

pemeriksaan), analisa data (perbandingan data dengan teori), dan

perencanaan.

b. Evaluasi sumatif (akhir)

Evalasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas

proses keperawatan dilakukan, sesuai dengan waktu yang telah

diteteapkan dalam tujuan untuk dapat menilai bahwa tujuan itu

tercapai.

Masalah sebagian tercapai atau belum tercapai dapat dibuktikan dari hasil

perilaku klien. Ada tiga hasil evaluasi yang terkait dengan pencapain

tujuan yaitu:

a. Tujuan tercapai

Masalah tercapai apabila klien menunjukkan perubahan sesuai dengan

waktu atau tanggal yang telah ditentukkan sesuai dengan pernyataan

tujuan.

b. Tujuan tercapai sebagian

Masalah tercapai sebagian apabila klien menunjukkan perubahan pada

sebagian kriteria yang sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah

ditentukan.

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

33

c. Tujuan tidak tercapai

Masalah tidak tercapai apabila klien hanya menujukkan sedikit

perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali yang diharapkan atau

tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun evaluasi yang diharapkan pada anak dengan diare adalah:

a. Status cairan dan elektrolit seimbang

b. Nutrisi anak terpenuhi

c. Rasa takut anak berkurang

d. Orangtua menyatakan pemahamannya tentang diare bertambah

e. Gangguan integritas kulit pada daerah anus dapat diatasi

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

34

BAB III

TINJAUAN KASUS

Dalam BAB ini penulis melaporkan hasil Asuhan keperawatan dalam pemenuhan

kebutuhan dasar pada An. A dengan diare di Paviliun Badar Rumah Sakit Islam

Cempaka Putih Jakarta Pusat. Pelaksanaan asuhan keperawatan dalam pemenuhan

kebutuhan dasar ini dilakukan selama 3 hari yaitu mulai tanggal 12 - 14 Mei

2017. Untuk melengkapi data-data yang diperoleh penulis melakukan berbagai

cara guna memperoleh data yang akurat yaitu dengan melakukan wawancara pada

keluarga atau orang tua, perawat yang bertugas, melakukan observasi, melihat

catatan medis dan catatan keperawatan. Laporan ini sesuai dengan tahap proses

keperawatan yang terdiri dari 5 tahap yaitu: pengkajian, diagnosa, perencanaan,

pelaksanaan tindakan dan melakukan evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian

1. Data Dasar (terlampir)

2. Resume

An. A dengan jenis kelamin perempuan, umur 1 tahun 5 bulan datang ke

UGD bersama keluarganya pada tanggal 12 Mei 2017 jam 08.00 WIB

dengan keluhan utama buang air besar kurang lebih 7 kali konsistensi cair,

berwarna kuning kehijauan, ada lendir dan tidak ada darah sejak 5 hari

lalu, demam sudah lebih dari 3 hari disertai demam naik turun terutama

pada sore hari, tidak ada batuk dan pilek, tidak nafsu makan dan muntah

jika diberi minum obat.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data: kesadaran composmetis, keadaan

umum lemah, hasil observasi TTV: suhu: 36.8°C, RR: 20x/menit, nadi:

94x/menit, ubun-ubun tidak cekung, mukosa bibir dan mulut kering,

konjungtiva ananemis, cubitan dinding perut kembali < 3 detik, bising

usus 3 x/menit, akral teraba hangat, kapilari refill kembali < 2 detik dan

hasil pemeriksaan labolatorium: hemoglobin: 12.3 g/dL, leukosit: 13.16

103µl, hematokrit: (L) 32%, trombosit: 543 ribu/µl , natrium 141 mEg/L,

kalium: 3.1 mEg/L (L) dan klorida: 102 mEg/L. Masalah keperawatan

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

35

yang muncul pada An. A adalah defisit volume cairan dan elektrolit.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah

tersebut yaitu kolaborasi dalam pemberian terapi cairan Assering loading

100 cc (30 Tpm makrodrip), ranitidine 10 mg via IV, ondancentrone 1 mg

via IV, dokter UGD menganjurkan bahwa anak harus dirawat dengan

diagnosa GED ringan-sedang.

Anak dipindahkan ke Paviliun Badar kamar 13 pada pukul 11.00 WIB

dilakukan pengkajian oleh perawat di Paviliun Badar tanggal 12 Mei 2017

jam 11.00 WIB pada saat dikaji ulang didapatkan data: kesadaran

komposmentis, keadaan umum sakit sedang, S: 36.9 °C, N: 90 x/menit,

RR: 20 x/menit, konjungtiva ananemis, kelopak mata tidak cekung,

mukosa bibir dan mulut kering, akral teraba hangat, bising usus 3 x/menit,

terdapat distensi abdomen, kulit elastis, anak tampak rewel

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah defisit volume cairan dan

elektrolit berhubungan dengan output yang berlebih, resiko perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang

tidak adekuat, resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan

frekuensi BAB meningkat, takut pada anak berhubungan dengan takut

orang asing dan prosedur tindakan, kecemasan pada orang tua

berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pada

anak dengan diare, gangguan rasa aman: nyeri berhubungan dnegan

distensi abdomen. Tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi

masalah tersebut adalah mengobservasi TTV, mengukur intake dan output,

mengkaji tanda-tanda dehidrasi, membantu memenuhi kebutuhan anak,

menganjurkan ibu untuk meningatkatkan intake peroral.

Anak mendapatkan terapi cairan Ka En 3B 12 tpm makrodrip/14 jam,

terapi oral yaitu Zink tab (oral) 1x1 tablet, puyer PCT (oral) 3x1 bks,

Lacto B (oral) 1x1 sachet, ondancentron 1x (dosis tunggal) pemberian

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

36

pada tanggal 12 Mei 2017 jam 14.00 dan mendapatkan obat tambahan

pada tanggal 13 Mei 2017 puyer KCL 250 mg 3x1 sachet (oral).

3. Data fokus

a. Data Subjektif

Orang tua anak mengatakan: “anak saya sekarang masih buang-buang

air besar sudah 9 x dari pagi sampai malam ini, warnanya kuning

kehijauan, cair, ada lendir dan tidak ada darah, anak saya buang air

kecil sudah 8x, warnanya kuning jernih, badan anak saya sudah tidak

panas lagi, saat sakit makan 3x sehari hanya 1-2 sendok yang dapat

dihabiskan, sebelum sakit pola makan 3x sehari, habis 1 porsi. Sudah

tidak muntah, minum susu soya dan air putih sebanyak 600 ml/hari,

BB anak saya sebelum sakit 10 kg, anak saya takut bila perawat masuk

ruangan, sering rewel dan menangis saat perawat ingin melakukan

tindakan, di daerah anus dan lipatan paha tidak ada kemerahan, anak

saya sudah pernah dirawat sebelumnya dengan diare, saya kurang tahu

tentang penyakit anak saya saya merasa cemas dengan kondisi anak

saya saat ini karena perut anak saya kembung”.

b. Data Objektif

Dari hasil pemeriksaan didapatkan data:

Keadaan umum sakit sedang (lemah), kesadaran composmetis, TTV:

nadi: 92 x/menit, RR: 20 x/menit, suhu: 36.9oC, BB saat sakit 9 kg,

lingkar kepala 47 cm, lingkar dada 45 cm, lingkar lengan atas 16 cm,

tinggi badan 76 cm, konjungtiva ananemis, kelopak mata tidak cekung,

mukosa bibir dan mulut kering, ubun-ubun tidak cekung, cubitan

dinding perut kembali < 3 detik, bising usus 3 x/menit, capillary refill

< 2 detik, rambut berwarna hitam dan tidak mudah rontok, tidak ada

stomatitis, lidah bersih, kelengkapan gigi belum lengkap, makan

hanya habis 1-2 sendok, anak terlihat rewel, anak terlihat takut saat

didekati perawat, anak menangis jika perawat melakukan tindakan,

akral hangat, tidak ada kemerahan pada daerah sekitar anus, feses

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

37

berwarna kuning kehijauan, cair, berlendir, dan tidak ada darah,

terdapat distensi abdomen, ekspresi wajah orang tua terlihat khawatir,

orang tua terlihat kebingungan saat ditanya tentang penyakit anaknya,

tampak cemas sedang.

Intake dan Output dalam 24 jam

1) Intake:

Infuse : 12x3x24 = 864 cc

Minum : 4x150 cc = 600 cc

Air Metabolisme : 9x8 cc = 72 cc +

Total intake = 1536 cc

2) Output:

BAB : 9 x 100 cc = 900 cc

BAK : 8 x 50 cc = 400 cc

IWL : (30-1,5)x 9 = 256,5 cc +

Total Output = 1556,5cc

3) Balance cairan = I-O= 1536-1556,5 = - 20,5 cc

4) BBI = 2n + 8 = 2 x 1,5 + 8 = 11 kg

5) Mengetahui status nutrisi :

(11 kg – 9 kg) / 11 kg x 100% = 18 % (Penurunan dari BB Normal)

6) Mengetahui status dehidrasi :

(10 kg – 9 kg) / 10 kg x 100% = 10 % (dehidrasi sedang)

7) Kebutuhan cairan 9 kg x 100/hari = 900cc/hari

8) Kebutuhan kalori 9 kg x 100/hari = 900kkal/hari

a) Pemeriksaan penunjang

Hasil pemeriksaan tanggal 12 Mei 2017 jam 08.20

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

38

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai

rujukan 1. HEMATOLOGI

Hemoglobin

Leukosit

Hematokrit

2. ELEKTROLIT

Natrium (Na)

Kalium (Ka)

Klorida (Cl)

12,3

13,16

32 (L)

141

3,1 (L)

102

g/dL

103 µl

%

mEq/L

mEq/L

mEq/L

10,8 – 12,8

6.00 - 17.00

35 – 43

135 – 147

3.5 - 5.0

94 – 111

b) Penatalaksanaan

Terapi oral

Zink tab 1 x 1 tab jam (06)

Lacto B 1 x 1 sach jam (06)

Puyer PCT 3 x 1 bks jam (06.12.18)

Puyer KCL 250 mg 3 x 1 bks jam (06,12,18)

(resep baru diberikan pada tanggal 13 Mei 2017)

Terapi injeksi

Ondancentron dosis tunggal (1 x 1 mg) jam (14)

4. Analisa Data

No. Data Masalah Etiologi

1

DS:

Orang tua anak mengatakan:

“anak saya masih BAB 9 x/hari dengan

bentuk cair, buang air kecil 8x, feses

berwarna kuning kehijauan, ada lendir,

minum susu dan air putih habis 4 botol,

sudah tidak muntah, tubuh anak saya sudah

tidak panas lagi.

DO:

- Keadaan umum lemah, kesadaran

composmetis

- TTV: suhu: 36,90C, Nadi: 90 x/menit,

RR:20x/menit

- Mata tidak cekung, mukosa bibir kering,

cubitan dinding abdomen < 3 detik

- Capillary refiil < 2 detik

- Balance cairan: -20,5 cc

- Bising usus 3 x/ menit

- Status dehidrasi: Dehidrasi Sedang

- Pemeriksaan penunjang Lab tanggal 12

Mei 2017:

Natrium: 139 mEq/L, Kalium: 3,1

Defisit volume

cairan dan

elektrolit

Output yang

berlebih

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

39

2

3

4

mEq/L (L), Klorida:102 mEq/L

DS:

Orang tua anak mengatakan:

“nafsu makan anak saya menurun jika

makan hanya menghabiskan 1-2 sendok,

berat badan sebelum sakit 10 kg”.

DO:

- A: BB saat ini: 9 kg

BBI: 11 kg

Status nutrisi: penurunan BB

Normal 18%

TB: 76 cm, LLA:16 cm.

- B: Hasil Lab Tanggal 12 Mei 2017:

Pemeriksaan Lab: Hemoglobin:

12.3 g/dl

- C: Keadaan umum anak sakit sedang,

kesadaran composmetis, rambut

berwarna hitam dan tidak mudah rontok,

konjungtiva ananemis, mukosa mulut

kering, lidah bersih, kelengkapan gigi

belum lengkap, kulit elastis, tidak ada

stomatitis.

- D: sebelum sakit: pola makan 3 x sehari,

jenis makanan nasi, habis 1 porsi.

Selama sakit: makan 3 x hanya habis 1-

2 sendok.

DS:

Orang tua anak mengatakan:

“anak saya masih BAB 9 x/hari, tidak

terdapat kemerahan di sekitar anus”

DO:

- Anak tampak rewel

- Tidak terdapat kemerahan disekitar

anus

DS:

Orang tua anak mengatakan:

“anak saya takut bila perawat masuk

ruangan, sering rewel dan menangis saat

perawat akan melakukan tindakan”.

DO:

- Anak tampak rewel

- Anak terlihat takut saat didekati perawat

- Anak menangis jika perawat melakukan

prosedur tindakan

Resiko perubahan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Resiko gangguan

integritas kulit

Takut (Pada anak)

Intake yang tidak

adekuat

Frekuensi BAB

yang meningkat

Dampak

hospitalisasi

(prosedur

tindakan dan

orang asing)

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

40

5

6

DS:

Orang tua anak mengatakan:

“saya khawatir dengan kondisi anak saya,

kenapa ya ini perutnya kembung ya sus ?

saya kurang tahu tentang penyakit anak saya,

anak saya yang sebelumnya meninggal

karena diare juga jadi saya cemas dengan

kondisi anak saya “

DO:

- Ekspresi wajah orang tua terlihat

khawatir

- Orang tua anak terlihat kebingungan

saat ditanya tentang penyakit anaknya

- Orang tua tampak cemas sedang

DS :

Ibu klien mengatakan “perut anak saya

kembung”

DO:

- Tampak distensi abdomen

- Palpasi: abdomen tampak tegang

- Kalium: 3,1 mEq/L (L)

Cemas pada

orangtua

Gangguan rasa

nyaman: nyeri

Kurang

pengetahuan

tentang

penatalaksanaan

pada anak dengan

diare

Distensi abdomen

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil analisa data, maka dapat

ditentukan urutan prioritas diagnosa keperawatan pada kasus diatas adalah

sebagai berikut:

1. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang

berlebih

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat

3. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

4. Takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi (orang asing

dan prosedur tindakan)

5. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan frekuensi BAB

meningkat

6. Kecemasan pada orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang penatalaksanaan pada anak dengan diare

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

41

C. Perencanaan Keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan maka disusun

rencana keperawatan sebagai berikut:

1. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang

berlebih

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada An.A

selama 1x24 jam diharapkan masalah defisit volume cairan

dan elektrolit dapat teratasi.

Kriteria Hasil :

a. Anak tidak lemas

b. TTV anak normal (usia anak 1-3 tahun: RR: 20-30x/menit, Nadi:

<120x/menit, Suhu: 36,5-37,5oC)

c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (kelopak mata tidak cekung, mukosa

bibir dan mulut lembab, kulit elastis, cubitan dinding abdomen

kembali < 2 detik)

d. Intake dan output seimbang

e. BAB 1x/hari dengan konsistensi semi padat/lembek

f. Hasil elektrolit dalam batas normal: Kalium 3,5-5,0 mEq/L,

Natrium:135-147 mEq/L, dan Klorida: 94-111mEq/L.

Rencana Tindakan:

a. Monitor tanda-tanda vital / shift

b. Kaji status hidrasi (turgor kulit, kelopak mata, mukosa bibir, cubitan

perut).

c. Catat intake dan output cairan (urine, feses, dan emesis)/ shift

d. Pantau cairan infuse Ka En 3B 12Tpm/14 jam

e. Anjurkan pada orang tua untuk memberi minum 2 botol / shift

f. Pantau hasil lab elektrolit: Na, Ka, Cl

g. Kolaborasikan dengan dokter:

Berikan terapi oral:

1) Zink tab 1x1 (Jam 06)

2) Lacto B 1x1 (Jam 06)

3) Puyer PCT 3 x 1 bks (Jam 06.12.18)

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

42

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan intake yang

tidak adekuat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada An.

A selama 3x24 jam diharapkan resiko perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

a. Nafsu makan meningkat

b. Dapat menghabiskan makanan yang disediakan

c. Tidak ada mual dan muntah

d. Konjungtiva ananemis

e. Hematologi dalam batas normal: Hemoglobin: 10,8-12,8 g/dL,

Hematokrit: 35-43 %.

Rencana Tindakan :

a. Timbang berat badan anak jika memungkinkan

b. Kaji status nutrisi

c. Monitor Intake nutrisi/ shift

d. Observasi dan catat respon terhadap pemberian makanan untuk

mengkaji toleransi pemberian makanan

e. Motivasi orang tua dan dampingi anak saat makan

f. Kolaborasi dalam pemberian diit sesuai dengan toleransi (Susu Soya)

3. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada

An.A selama 2x24 jam diharapkan nyeri

terkontrol atau berkurang

Kriteria hasil :

a. TTV dalam batas normal (usia anak 1-3 tahun: RR: 20-30x/menit,

Nadi: <120x/menit, Suhu: 36,5-37,5oC)

b. Anak tampak relaks dan tenang

c. Distensi abdomen berkurang/hilang

d. Elektrolit dalam batas normal: kalium 3.5-5.0 mEq/L

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

43

Rencana tindakan :

a. Monitor TTV/ shift

b. Auskultasi bising usus

c. Anjurkan orangtua untuk memberikan makanan tinggi kalium (seperti

pisang)

d. Anjurkan orangtua untuk mengistirahatkan anak

e. Anjurkan orangtua untuk menghindari anak banyak menangis

f. Pantau hasil lab elektrolit: Na, Ka, Cl

g. Kolaborasikan dengan dokter:

Berikan terapi oral:

1) Puyer KCL 250 mg 3x1 bks (06.12.18)

4. Takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi (takut pada

orang asing dan prosedur tindakan)

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan paada

An.A selama 3 x 24 jam diharapkan dampak

hospitalisasi pada anak dapat terarasi

Kriteria hasil :

a. Anak tampak nyaman dan aman saat berkomunikasi dengan perawat

b. Rasa takut berkurang

c. Anak dapat kooperatif saat dilakukan prosedur tindakan

d. Anak tidak menangis atau rewel saat perawat datang

Rencana tindakan :

a. Kaji tingkat kecemasan pada anak

b. Bina hubungan saling percaya

c. Perkenalan nama sebelum melakukan tindakan

d. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan sesuai pemahaman anak

e. Panggil nama anak dan lakukan sentuhan

f. Lakukan kontak singkat tapi sering

g. Anjurkan pada orang tua untuk mendampingi anak selama prosedur

tindakan

h. Berikan terapi bermain sesuai dengan tingkat usia dan kondisi anak

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

44

5. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan frekuensi BAB yang

meningkat

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada An.

A selama 3x24 jam diharapkan resiko keruskaan

kulit tidak terjadi

Kriteria Hasil :

a. Frekuensi BAB 1-2x/hari dengan konsistensi lunak (normal)

b. Tidak ada iritasi dan kemerahan di sekitar anus

c. Kulit perineal tampak utuh

Rencana tindakan :

a. Kaji daerah bokong

b. Kaji kerusakan kulit atau iritasi

c. Anjurkan ibu untuk menghindari dari pakaian dan pengalas tempat

tidur yang lembab

d. Anjurkan ibu mengganti popok/kain apabila kotor, lembab atau basah

e. Ajarkan orang tua cara perawatan perenial hygiene pada anak dengan

tepat

f. Anjurkan daerah anus tetap kering setelah dibersihkan

g. Jaga popok agar selalu bersih dan kering

6. Kecemasan pada orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang penatalaksanaan pada anak dengan diare

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

2x24 jam diharapkan kecemasan orang tua

berkurang atau hilang

Kriteria Hasil :

a. Orangtua mampu melakukan perawatan pada anak dengan diare

b. Orangtua dapat mengetahui tentang penyakit anak dari definisi sampai

dengan cara perawatan

c. Kecemasan orangtua berkurang, ekspresi wajah rileks dan tenang.

Rencana Tindakan :

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

45

a. Kaji tingkat pemahaman orang tua tentang penatalaksanaan anak

dengan diare

b. Kaji tingkat pendidikan orang tua

c. Kaji tingkat kecemasan orang tua

d. Jelaskan pada orang tua setiap prosedur tindakan yang akan dilakukan

pada anak

e. Berikan penyuluhan tentang penyakit diare dari pengertian sampai

dengan cara pencegahan dan perawatan anak dirumah

f. Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama dalam perawatan

anak di rumah sakit

D. Penatalaksanaan Keperawatan

Pelaksanan tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana tindakan

keperawatan yang telah dibuat, maka penulis melakukan tindakan

keperawatan selama 3 hari dari tanggal 12 – 14 Mei 2017. Dalam melaksanaan

tindakan keperawatan penulis bekerja sama dengan tim keperawatan di

Paviliun Badar Rumah Sakit Islam Jakarta juga dengan tim kesehatan lainnya.

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

46

Hari/Tanggal Jam DX Tindakan Keperawatan dan

Respon

Paraf

Jumat,

12 Mei 2017

11.20

11.25

11.30

11.35

12.00

14.00

4

1,4

1

4

1

2

Membina hubungan saling percaya dan

memperkenalkan nama sebelum

melakukan tindakan

DS :

ibu anak mengatakan “oh masih PKL

ya neng”

DO :

ibu anak tampak menerima kehadiran

perawat

Memonitor TTV

DS :

Ibu klien mengatakan “anak saya sudah

tidak demam”

DO :

nadi 98x/menit, Suhu 36,3 C

RR 24x/ menit

Memonitor intake output

DS : -

DO :

Intake :

Cairan Infus :50 ml

Minum : 500ml

AM: 24 ml

Makan habis 2 sendok

Output :

BAB : 4x100 ml =400ml

BAK : 4x50 ml = 200ml

IWL : (10-1.5)x9 =76,5ml

676,5ml

BC : 574 ml – 676,5= -102,5 ml

Memonitor intake nutrisi

DS : -

DO :

anak tampak menghabiskan 2 sendok

makan dari porsi yang diberikan

Memberikan obat oral Zink tab Lacto

B dan puyer PCT

DS : -

DO :

obat masuk via oral sesuai dosis, An. A

tampak sedikit menolak saat diberikan

obat

Memberikan terapi ondancentron via

IV

DS :-

DO: obat masuk via IV, anak tampak

rewel

Rafidah

Rafidah

TIM

TIM

Rafidah

TIM

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

47

14.05

14.05

17.30

17.30

17.35

19.15

19.20

1,3

1

1

2

1

3

3

Memonitor TTV

DS : -

DO:

suhu 36,6°C, RR 25x/menit, Nadi :

98x/menit

Memantau infus

DS: -

DO:

tetesan infus lancar, tidak ada udara,

area pemasangan infus tidak bengkak

Memonitor intake ouput

DS : -

DO :

Intake

Infus : 200ml

Minum :800ml

AM: 24 ml

Makan habis 4sdk

Output

BAB : 6x100ml = 600ml

BAK: 7x50ml = 350ml

IWL =76,5ml

1026,5ml

BC:1024-1026,5= -2,5ml

Memonitor intake nutrisi

DS : -

DO:

anak tampak menghabiskan 4 sendok

dari porsi yang diberikan

Memberikan obat puyer PCT

DS: -

DO:

Obat masuk sesuai dosis, anak tidak

menolak

Menganjurkan ibu untuk

mengistirahatkan anak

DS:

Ibu klien mengatakan “sekarang anak

saya lebih sering tidur”

DO:

Ibu tampak paham dengan anjuran

yang diberikan

Menganjurkan orangtua untuk

menghindari anak banyak menangis

DS:

Ibu klien mengatakan “oh iya sus, kalau

anak saya nangis, langsung diajak

ngobrol atau main”

DO:

Ibu klien tampak paham dengan

anjuran yang diberikan, anak tampak

tenang

TIM

TIM

TIM

TIM

TIM

Rafidah

Rafidah

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

48

19.25

19.30

19.35

19.40

19.40

19.45

19.50

1

1

5

5

5

5

5

Mengkaji status hidrasi

DS : -

DO:

kelopak mata tidak cekung, mukosa

bibir kering, turgor kulit elastis, cubitan

perut kembali segera

Menganjurkan orangtua untuk

memberikan minum 2 botol/shift

DS :

ibu klien mengatakan “anak saya mah

minumnya banyak sus, Cuma

makannya yang susah “

DO: -

Mengkaji daerah bokong

DS :

ibu klien mengatakan “tidak ada

kemerahan di daerah bokong”

DO :

tidak terdapat kemerahan pada daerah

bokong

Mengkaji kerusakan kulit

DS :

Ibu klien mengatakan “tidak ada

kemerahan disekitar bokong”

DO :

integritas kulit pada daerah bokong

masih bagus

Menganjurkan ibu untuk mengganti

popok bila lembab

DS :

ibu klien mengatakan “ya sus kalau

sudah BAB atau BAK langsung diganti

DO:

ibu klien tampak kooperatif dan paham

dengan anjuran yang diberikan

Menganjurkan anus tetap kering setelah

dibersihkan

DS :

ibu klien mengatakan “ nanti sehabis

cebok akan di keringkan dahulu dengan

tisu kering “

DO:

ibu klien tampak paham dengan anjuran

yang diberikan

Mengajarkan perawatan perineal

hygiene

DS :

ibu klien mengatakan “oh, ummi baru

tau, kirain dari depan ke belakang”

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

49

Sabtu,

13 Mei 2017

19.50

19.55

20.00

21.00

02.00

05.15

05.30

6

2

1,3

1

1

1,3

1

DO :

ibu klien tampak baru mengetahui cara

perineal hygiene yang benar

Mengkaji kecemasan pada orangtua

DS :

ibu klien mengatakan “ini kenapa ya

sus perut anak saya kembung begini “

DO:

ibu klien tampak cemas, tampak

distensi abdomen

Memotivasi orangtua dan dampingi

anak saat makan

DS:

ibu klien mengatakan “anak saya susah

kalo disuruh makan, tapi tetap di bujuk

sus”

DO:

Ibu klien tampak membujuk An.A

untuk makan

Memantau hasil lab elektrolit (Na, K,

Cl)

DS :-

DO:

Hasil lab tgl 12 Mei 2017

Natrium: 139 mEq/L, Kalium:

3,1 mEq/L (L), Klorida:102

mEq/L

Memantau cairan infus

DS: -

DO:

Tetesan infus lancar, tidak ada udara

Memantau cairan infus dan mengganti

cairan infus KaEN 3B

DS: -

DO:

tetesan infus lancar, tidak ada udara,

anak tertidur ketika cairan infus diganti

Memonitor TTV

DS : -

DO:

suhu 36,6°C, nadi 94x/menit, RR

24x/menit

Memonitor intake output

DS : -

DO: Intake :

Infus : 200ml

Minum : 400ml

AM: 24 ml

Makan : 3 sendok

Output :

BAB 4x100ml= 400ml

Rafidah

Rafidah

Rafidah

TIM

TIM

TIM

TIM

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

50

05.30

05.35

07.40

09.00

09.05

09.15

09.20

2

1

1,3

1

4

2

2

BAK 5x 50ml =250ml

IWL = 76,5 ml +

726,5ml

BC = 624- 726,5= -102,5ml

Memonitor intake nutrisi

DS :-

DO:

makan habis 3 sendok

Memberikan terapi oral

Zink tab 1x1

Lacto B 1x1

Puyer PCT 3x1

DS :-

DO: obat telah diberikan, anak tidak

menolak

Memonitor TTV

DS :

I ibu klien mengatakan anaknya sudah

tidak demam

DO :

suhu 36,4°C, nadi 96x/menit, RR

22x/menit

Memantau cairan infus

DS: ibu klien mengatakan “sus,

infusnya tidak jalan “

DO: tetesan infus tampak tidak lancar

Mengkaji tingkat kecemasan pada anak

DS:

ibu klien mengatakan “anak saya takut

sama perawatnya”

DO:

anak tampak rewel ketika perawat

datang

Menimbang berat badan

DS :

ibu klien mengatakan “BB anak saya

sebelum sakit 10kg”

DO:

BB saait ini 9 Kg

Mengakaji status nutrisi

DS :

ibu klien mengatakan “anak saya tidak

nafsu makan”

DO:

usia anak 1,5 th, berat badan saat ini

9kg. BBI (2n+8)=(2x1,5)+8= 11kg.

kebutuhan kalori perhari 9x 100cc=

900kkal/hari

TIM

TIM

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

51

09.25

09.40

09.55

10.00

10.05

10.30

10.35

11.00

6

1

6

6

3

4

3

2

Mengkaji tingkat pendidikan orangtua

DS :

ibu klien mengatakan “ saya tamatan

SMP, kalau bapaknya tamatan SMA”

DO : -

Memantau status hidrasi

DS; -

DO:

mukosa bibir tampak kering, kelopak

mata tidak cekung, cubitan perut

kembali segera,turgor kulit elastis

Menjelaskan pada orangtua prosedur

yang akan dilakukan

DS :

ibu klien mengatakan “ oh iya sus,

silahkan “

DO:

ibu klien tampak menerima

Melibatkan orangtua dalam perawatan

anak selama dalam perawatan anak di

rumah sakit

DS:

ibu klien mengatakan” sini sus saya

bantu”

DO:

Ibu klien tampak melibatkan diri dalam

perawatan anaknya

Mengauskultasi bising usus

DS: -

DO:

Bising usus 3x/menit

Memanggil nama anak dan melakukan

sentuhan

DS :

ibu klien mengatakan “anak saya takut

sama yang perawat “

DO:

anak tampak diam, lalu menangis

Menganjurkan orangtua untuk

menghindari anak banyak menangis

DS: -

DO:

Ibu klien tampak menghibur anaknya

agar berhenti menangis

Memberikan diit yang sesuai dengan

toleransi (susu soya)

DS : -

DO:

Anak tampak tidak nafsu makan

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

52

11.30

11.40

11.45

11.50

11.55

1

5

2

2

2

Memonitor intake output

DS :

ibu klien mengatakan “ dari tadi pagi

sampai siang ini anak saya sudah BAB

4x cair ada lendir sedikit, tidak ada

darah, BAK sudah 5x, minum 4x botol

susu, makan hanya habis 2 sendok”

DO:

Intake :

Infus = 250 ml

Minum = 4x150ml=600 ml

AM= 24 ml

Makan = habis 2 sendok

Output :

BAB = 4x100ml= 400 ml

BAK = 5x50ml = 250 ml

IWL = 76,5 ml+

726,5 ml

BC = 874-726,5= 147,5 ml

Menganjurkan agar popok tetap kering

dan anus tetap kering

DS:

Ibu klien mengatakan “iya, kalo pipis

atau BAB langsung saya ganti

pampersnya”

DO:

Ibu klien tampak melakukan anjuran

yang diberikan

Memonitor intake nutrisi

DS :

ibu klien mengatakan “ makan tadi pagi

hanya habis 2 sendok “

DO:

tampak sisa makanan ¾ porsi

Memotivasi orangtua dan dampingi

anak saat makan

DS :

ibu klien mengatakan “ iya ini lagi

dibujuk untuk makan”

DO:

ibu klien tampak membujuk anaknya

untuk makan, namun anak masih

menolak

Mengobservasi dan mencatat respon

terhadap pemberian makan

DS :

ibu klien mengatakan “anak saya susah

untuk makan”

DO:

An.A tampak menolak ketika diberikan

makan

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

53

12.05

12.10

13.40

13..55

14.00

14.05

14.40

14.45

4

5

3

4

1,3

1

1

6

Melakukan kontak singkat tapi sering

DS :

ibu klien mengatakan “tidak apa kalau

mahasiswa sering datang”

DO:

ibu klien tampak menerima kehadiran

mahasiswa/perawat, anak tampak rewel

Menganjurkan orangtua untuk

menghindari pakaian yang lembab

DS :

Ibu klien mengatakan “ anak saya baru

ganti baju, yang tadi basah”

DO:

Ibu klien tampak melakukan anjuran

yang diberikan

Memberikan puyer KCL 250mg

DS: -

DO:

obat sudah diberikan, anak mau diberi

minum obat

Menjelaskan tindakan yang akan

dilakukan sesuai pemahaman anak dan

memberikan terapi bermain sesuai

dengan tingkat usia

DS: -

DO:

An. A tampak memperhatikan perawat,

dan meraih termometer

Memonitor TTV

DS : -

DO: suhu 36,4°C, nadi 94x/menit, RR

22x/menit

Menganjurkan pada orangtua untuk

memberikan minum 2 botol/shift

DS :

ibu klien mengatakan “anak saya kuat

minumnya”

DO:

An.A tampak minum habis 1 botol

Memantau infus

DS :

ibu klien mengatakan “ ini infusnya

tidak jalan sus”

DO :

tetesan infus tidak lancar

Mengkaji tingkat pemahaman orangtua

tentang penatalaksanan anak dengan

diare

DS:

Ibu klien mengatakan “ saat anak diare

hanya diberi minum aja”

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

54

15.05

16.40

16.45

17.25

17.30

3

2

4

4

2

DO:

ibu klien tampak masih belum paham

tentang penatalaksanaan anak dengan

diare

Menganjurkan orangtua untuk

memberikan makanan tinggi kalium

DS:

Ibu klien mengatakan “oh iya sus,

nanti dicoba kasih makan pisang”

DO:

Ibu klien tampak paham dengan

anjuran yang diberikan

Memberikan diit yang sesuai dengan

toleransi (susu soya)

DS : -

DO:

Anak tampak tidak nafsu makan

Memanggil nama anak dan melakukan

sentuhan

DS : -

DO:

anak tampak diam memperhatikan

perawat

Memonitor intake ouput

DS :

ibu klien mengatakan “dari tadi siang

sampai sore anak saya sudah BAB 4x

masih cair ada lender sedikit tidak ada

darah, BAK sudah 7x, kalau makan

sore tadi habis 3 sendok, minum sudah

3 gelas”

DO:

intake :

minum =3x150ml =450 ml

infus =300 ml

AM = 24 ml

makan= habis 3 sendok

ouput :

BAB =4x100ml =400ml

BAK=7x50ml =350ml

IWL =76,5ml +

626,5ml

BC =774-826,5= -52.5ml

Memonitor intake nutrisi

DS :

Ibu klien mengatakan “ makan sore

hanya habis 3 sendok”

DO:

Tampak sisa makanan ¾ porsi

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

55

17.35

17.40

17.45

18.40

18.45

19.25

19.30

1,3

4

4

1

4,6

4

5

Memberikan obat puyer KCL 250mg

dan puyer PCT

DS:

Ibu klien mengatakan “anak saya suka

susah kalau minum obat”

DO:

Obat telah diberikan, anak tampak

sedikit menolak ketika diberi obat

Memanggil nama anak dan melakukan

sentuhan

DS:-

DO:

anak tampak diam, lalu memalingkan

wajah

Memberikan terapi bermain sesuai

tingkat usia

DS: -

DO:

anak tampak mengenggam pulpen yang

diberikan perawat

Memantau cairan infus

DS :

Ibu klien mengatakan “dari tadi

infusnya macet”

DO:

Tetesan infus tidak lancar

Menganjurkan pada orangtua untuk

mendampingi anak selama prosedur

(meng up infus) dan Melibatkan

orangtua dalam perawatan anak di

rumah sakit

DS:

Ibu klien mengatakan “ini tanganya

basah”

DO:

Saat membuka infusan An.A tampak

menangis dan memberontak, orangtua

An.A tampak menenangkan anaknya

Infus masuk = 300ml

Memberikan terapi bermain sesuai

tingkat usia

DS: -

DO:

An.A tampak memperhatikan perawat

dan menarik name tag

Perawat, anak tidak rewel

Menjaga popok agar selalu tetap bersih

dan kering

DS:

Ibu klien mengatakan “iya sus kalau

BAK atau BAB popoknya langsung

diganti”

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah dan

Ka Nelly

Rafidah

Rafidah

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

56

19.35

19.45

20.00

05.25

05.30

05.35

05.35

5

5

3

1,3

1

2

1,3

DO:

Popok tampak bersih dan kering

Menganjurkan daerah anus tetap kering

setelah dibersihkan

DS:

Ibu klien mengatakan “iya sus, kalau

habis cebok dikeringin dulu pakai tisu”

DO:

Ibu klien tampak paham dengan

anjuran yang diberikan

Menganjurkan ibu untuk ganti popok

DS:

Ibu klien mengatakan “iya sus, dari tadi

udah sering ganti popok”

DO:

Ibu klien tampak paham dengan

anjuran yang diberikan

Menganjurkan ibu untuk

mengistirahatkan anak

DS:

Ibu klien mengatakan “iya sus,

sekarang anak saya lebih sering tidur”

DO:

Ibu tampak paham dengan anjuran yang

diberikan, anak tampak tertidur

Memonitor TTV

DS: -

DO:

Suhu 36,1°C, nadi 100x/menit, RR

22x/menit

Memonitor intake output

DS : -

DO: Intake :

Infus : -

Minum : 400ml

AM: 24 ml

Makan : 4sendok

Output :

BAB 3x100 ml= 300ml

BAK 3x 50 ml =150ml

IWL = 76,5 ml +

626,5ml

BC = 424- 526,5= -102,5ml

Memonitor intake nutrisi

DS :-

DO: makan habis 4 sendok

Memberikan terapi oral

Zink tab 1x1

Lacto B 1x1

Puyer KCL 250mg 3x1

Puyer PCT 3x1

Rafidah

Rafidah

Rafidah

TIM

TIM

TIM

TIM

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

57

Minggu

14 Mei 2017

08.30

08.35

08.40

08.42

08.45

08.45

08.50

4

1

6

6

1,3

5

6

DS :-

DO: obat telah diberikan, anak tidak

menolak ketika diberi obat

Mengkaji tingkat kecemasan pada anak

DS: -

DO:

An.A tampak diam memperhatikan

perawat yang menyapanya, An.A tidak

rewel

Memonitor tanda hidrasi

DS: -

DO:

Turgor kulit elastis, kelopak mata tidak

cekung, cubitan perut kembali segera,

mukosa bibir kering

Menjelaskan pada orangtua prosedur

tindakan yang akan dilakukan

DS:

Ibu klien mengatakan “oh iya sus,

silahkan”’

DO:

Ibu klien tampak mengizinkan tindakan

yang akan dilakukan

Melibatkan orangtua dalam perawatan

anak selama perawatan di rumah sakit

DS: -

DO:

Ibu klien tampak memposisikan

anaknya agar mudah di TTV

Memonitor TTV

DS:

ibu klien mengatakan “anak saya sudah

tidak demam”

DO:

Suhu 36,3°C, nadi 96x/menit, RR

20x/menit

Mengkaji daerah bokong dan kerusakan

kulit

DS:

Ibu klien mengatakan “tidak ada

kemerahan di daerah bokong”

DO:

Integritas kulit daerah bokong masih

baik, tidak ada kemerahan

Mengkaji kecemasan pada orangtua

DS:

Ibu klien mengatakan”bapaknya cemas

kalau anak perempuannya sakit”

DS:

Bapak klien tampak cemas

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

58

09.00

08.30

09.00

10.15

11.00

11.15

11.30

2

1

2

2

3

3

1

Menimbang berat badan

DS:

Ibu klien mengatakan “sebelum sakit

BB anak saya 10kg”

DO:

Berat badan tetap 9kg

Menganjurkan pada orangtua untuk

memberi minum 2 botol/shift

DS:

Ibu klien mengatakan “iya, abis ini mau

dibikinin susu”

DO:

Ibu klien tampak melakukan anjuran

yang diberikan

Memotivasi orangtua dan dampingi

anak saat makan

DS:

Ibu klien mengatakan “ ini lagi mau

dicoba di kasih biscuit”

DO:

Ibu klien tampak bersemangat

memberikan makan

Mengobservasi dan mencatat respon

terhadap pemberian makan

DS:

Ibu klien mengatakan “tadi dikasih

biscuit Cuma habis setengah aja”

DO:

Tampak sisa ½ keeping biscuit, An.A

tampak sedkit menolak ketika diberi

makan biscuit

Memberikan diit yang sesuai dengan

toleransi

DS: -

DO:

Anak tampak tidak nafsu makan

Menganjurkan ibu untuk memberikan

makanan tinggi kalium (seperti pisang)

DS :

Ibu klien mengatakan “iya sus, ini lagi

dicoba dikasih pisang ”

DO:

Ibu klien tampak melakukan anjuran

yang diberikan

Memonitor intake ouput

DS :

Ibu klien mengatakan “dari tadi pagi

anak saya sudah BAB 3x sudah ada

ampasnya, ada lendir sedikit, BAK 5X,

makan habis 4 sendok, minum sudah 3

botol

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

59

12.35

12.40

13.20

13.50

14.20

14.25

5

1,3

1,3

6

4

4

DO:

Intake :

Minum : 3x150ml =450ml

AM: 24 ml

Makan = habis 4 sendok

Output :

BAB= 3x100ml=300ml

BAK=5x50ml = 250ml

IWL = 76,5ml +

626,5ml

BC= 474 ml-626,5 ml = -152,5ml

Memonitor intake nutrisi

DS:

Ibu klien mengatakan “anak saya hanya

menghabiskan 4 sendok”

DO:

Tampak sisa makanan ¾ porsi

Memberikan obat oral puyer KCL

250mg dan puyer PCT

DS: -

DO:

Obat telah diberikan, An.A tidak

menolak ketika diberi obat

Memonitor TTV

DS : -

DO:

Suhu 36,7°C, nadi 96x/menit, RR

22x/menit

Memberikan penyuluhan tentang diare

DS:

Ibu klien mengatakan “lebih paham

tentang penyakit anak dan tahu cara

pencegahan dan penanganan saat

dirumah”

DO:

Ibu klien tampak kooperatif, dan

bertanya-tanya ketika diberikan

penyuluhan

Memanggil nama anak dan melakukan

sentuhan

DS : -

DO:

An.A tampak diam meperhatikan

perawat dan tidak rewel

Memberikan terapi bermain sesuai

tingkat usia

DS: -

DO:

An.A tampak meraih dan

menggenggam pulpen yang di berikan

perawat, anak tidka rewel

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

60

15.05

15.35

16.30

16.35

17.20

17.30

5

5

2

2

1

1,3

Mengajurkan orangtua untuk

menghindari pakaian yang lembab

DS :

Ibu klien mengatakan “iya kalau

bajunya basah langsung diganti sus”

DO:

Ibu klien tampak kooperatif dan paham

dengan anjuran ynag diberikan

Menjaga popok agar selalu kering

DS :

Ibu klien menagtakan “ini belum ganti,

belum BAB sama BAK”

DO:

Popok tampak bersih dan kering

Memberikan diit yang sesuai dengan

toleransi

DS : -

DO:

Anak sedikit menolak ketika disuapi

makan

Motivasi orangtua dan dampingi anak

saat makan

DS:

Ibu klien mengatakan “iya sus, ini lagi

mau disuruh makan”

DO:

Ibu klien tampak mendampingi anak

saat makan

Memonitor intake output

DS:

Ibu klien mengatakan “dari tadi siang

sampai sekarang anak saya baru BAB

2x, BAK 5x, minum sudah habis 3

botol, makan habis 4 sendok

DO:

Intake :

Minum =3x150ml =450ml

AM= 24 ml

Makan = habis ¼ porsi

Output :

BAB=2x100ml=200ml

BAK=5x50ml=250ml

IWL = 76,5ml +

526,5ml

BC= 474ml-526,5ml= -52,5ml

Memberikan terapi oral puyer KCL

250mg dan puyer PCT

DS: -

DO:

Obat diberikan via oral, anak tidak

menolak ketika diberi obat

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

61

17.35

17.40

18.40

18.45

18.50

19.30

19.35

2

4

5

5

5

3

3

Memonitor intake nutrisi

DS :

Ibu klien mengatakan “tadi maknnya

hanya habis 4 sendok”

DO:

Tampak makanan habis ¼ porsi

Melakukan kontak sering tapi singkat

DS: -

DO:

Anak tidak rewel ketika diajak bicara

perawat, An.A hanya diam

memperhatikan

Menganjurkan ibu untuk mengganti

popok

DS :

Ibu klien mengatakan “iya, ini mau

diganti popoknya habis pipis”

DO:

Ibu klien tampak mengganti popok

Mengajarkan cara perineal higiene

DS:

Ibu klien mengatakan “dari depan

kebelakang kan sus”

DO:

Ibu klien tampak sudah paham dengan

cara perineal hygiene yang sudah

diajarkan

Menganjurkan anus tetap kering setelah

dibersihkan

DS:

Ibu klien mengatakan “dikeringkan

pake tisu kering dulu ya sus”

DO:

Ibu klien tampak mengeringkan anus

dengan tisu kering

Menjelaskan pada orangtua tentang

prosedur yang akan dilakukan

DS:

Ibu klien mengatakan” oh iya sus

silahkan”

DO:

Ibu klien memperbolehkan tindakan

dilakukan

Mengauskultasi bising usus

DS:

Ibu klien mengatakan “perut anak saya

sudah tidak kembung lagi”

DO:

Bising usus 5x/menit

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

62

19.55

20.00

3

3

Menganjurkan orangtua untuk

menghindari anak banyak menangis

DS:

Ibu klien mengatakan “iya sus, kalau

anak saya nangis, langsung saya ajak

ngobrol”

DO:

Ibu klien tampak paham dengan

anjuran yang diberikan

Menganjurkan ibu untuk

mengistirahatkan anak

DS:

Ibu klien mengatakan “iya abis ini mau

dikelonin”

DO:

Ibu taampak melakukan anjuran yang

diberikan

Rafidah

Rafidah

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

63

E. Evaluasi Keperawatan

No. DX Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

1

2

Sabtu

13 Mei 2017

14.00

14.05

S:

Ibu klien mengatakan “An.A dari kemarin

siang sampai sekarang sudah BAB ±10x

cair, ada lendir,dan tidak ada darah. BAK

sudah 9x, tiap makan habis ¼ porsi,minum

habis 5 botol, tidak ada mual muntah”

O:

mukosa bibir kering, kelopak mata tidak

cekung, turgor kulit elastis, cubitan perut

kembali dengan segera, suhu 36,4°C, nadi

94x/menit, RR 22x/menit terpasang infus

Ka En 3B 12tpm,infusan tidak lancar, anak

tampak meghabiskan 5 botol, hasil lab pada

tanggal 12 Mei 2017

Natrium: 139 mEq/L, Kalium: 3,1 mEq/L

(L), Klorida:102 mEq/L

Intake-output :

Intake :

Minum:5x150ml=750ml/24jam

AM : 9x 8 ml = 72ml/24jam

infus : 860ml/24jam +

jumlah : 1682ml/24jam

Output :

BAB: 10x100ml =1000 ml/24jam

BAK: 9x50ml = 450 ml/24jam

IWL: =256 ml/24jam+

Jumlah 1706 ml/24jam

Balance Cairan : -24 ml

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

1. Monitor TTV

2. Kaji status hidrasi (mukosa bibir,

kelopak mata, cubitan abdomen)

3. Monitor intake output

4. Pantau infus

5. Anjurkan minum 2 botol/shift

6. Berikan terapi oral

a. Zink tab 1x1 (jam 06)

b. Lacto B 1x1 (jam 06)

c. Puyer PCT 250mg

(jam 06.12.18)

S:

Ibu klien mengatakan “An.A tidak nafsu

makan, tiap makan hanya habis ¼ porsi, BB

sebelum sakit 10kg, BB saat ini 9kg”

O:

A. BB saat ini 9kg, LK 47cm, LLA

16cm,TB 76cm

B. Hb 12.3 g/dl,

Rafidah

Rafidah

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

64

3

4

14.10

14.15

C. nadi 98x/menit, RR 22x/menit,

suhu 36,4°C, konjungtiva anaemis,

turgor kulit baik

D. Porsi makan yang dihabiskan

hanya ¼ porsi, anak tampak

menolak ketika disuapi makan

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi:

1. Timbang BB

2. Monitor intake nutrisi

3. Observasi respon terhadap

pemberian makan

4. Motivasi orangtua dan dampingi

anak saat makan

5. Berikan diit yang sesuai toleransi

S:

Ibu klien mengatakan” iya nanti dicoba

dikasih pisang, sekarang anak saya lebih

sering tidur”

O:

Bising usus 3x/menit, hasil lab tgl 12 Mei

2017 Natrium: 139 mEq/L, Kalium: 3,1

mEq/L (L), Klorida:102 mEq/L, nadi

98x/menit, RR 22x/menit, suhu 36,4°C,

terdapat distensi abdomen, terapi oral KCL

250mg telah diberikan

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi:

1. Monitor TTV

2. Auskultasi bising usus

3. Anjurkan orangtua untuk

memberikan makanan tinggi

kalium (seperti pisang)

4. Anjurkan orangtua untuk

mengistirahatkan anak

5. Anjurkan orangtua untuk

menghindari anak banyak

menangis

6. Kolaborasikan dalam pemberian

terapi oral

a. Puyer KCL 250 mg

3x1(06.12.18)

S:

Ibu klien mengatkan “anak saya sudah tidak

rewel lagi jika didekati perawat tapi suka

menangis jika dilakukan tindakan”

O:

Anak tampak diam memperhatikan ketika

didekati perawat, anak tidak rewel

A:

Masalah teratasi sebagian

Rafidah

Rafidah

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

65

5

6

14.20

14.25

P:

Lanjutkan intervensi:

1. Kaji tingkat kecemasan pada anak

2. Panggil nama anak dan lakukan

sentuhan

3. Lakukan kontak singkat tapi sering

4. Anjurkan orangtua untuk

mendampingi anak selama

prosedur tindakan

5. Berikan terapi bermain sesuai

tingkat usia

S:

Ibu klien mengatakan “tidak ada kemerahan

disekitar bokong, An.A masih BAB ±8x

dalam sehari”

O:

Tidak ada kemerahan pada daerah bokong

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi:

1. Kaji daerah bokong

2. Kaji kerusakan kulit

3. Anjurkan ibu untuk menghindari

pakaian yang lembab

4. Anjurkan ibu untuk ganti popok

bila lembab

5. Anjurkan daerah anus tetap kering

setelah dibersihkan

6. Jaga popok agar tetap kering

S:

Ibu klien mengatakan “saya sudah tau

tentang diare tapi belum mengetahui cara

pencegahan dan penanganannya sus”

O:

Ibu klien tampak masih sedkit bingung, ibu

klien tampak kooperatif dan banyak

bertanya

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

1. Kaji kecemasan orangtua

2. Jelaskan pada orangtua setiap

prosedur tindakan yang akan

dilakukan

3. Libatkan orangtua dalam

perawatan anak selama perawatan

di rumah sakit

4. Berikan penyuluhan tentang diare

Rafidah

Rafidah

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

66

1

2

Minggu

14 Mei 2017

14.00

14.10

S:

Ibu klien mengatakan “dalam sehari anak

saya sudah BAB ±6x sudah ada ampas,

ada lendir, tidak ada darah,warnanya

kuning kehijauan, BAK±8x, minum sudah

habis ±7 botol, tiap makan habis ¼ porsi

O:

Mukosa bibir sedkit kering, cubitan perut

kembali segera, kelopak mata tidak cekung,

turgor kulit elastis, Suhu 36,3°C, nadi

96x/menit, RR 20x/menit

tidak terpasang infus, kapilary refill <

3detik

Intake output

Intake :

Infus : -

AM : 9 x 8 ml : 72 ml/24 jam

Minum : 7x150ml :1050ml/24 jam

Jumlah : 1122ml/24jam

Output :

BAB: 6x100ml : 600ml/24jam

BAK: 8x50ml :400ml/24jam

IWL : 256ml|/24jam+

Jumlah : 1256ml/24jam

Balance cairan : -134 ml

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi:

1. Monitor TTV

2. Kaji status hidrasi

3. Monitor intake output

4. Anjurkan pada orangtua untuk

memberikan minum 2 botol/shift

5. Berikan terapi oral

a. Zink tab 1x1 (jam 06)

b. Lacto B 1x1(jam 06)

c. Puyer PCT 3x1(jam 06.12.18)

S:

Ibu klien mengatakan “ tiap makan An.A

hanya habis ¼ porsi, An.A masih tidak

nafsu makan, tidak ada mual muntah BB

sebelum sakit 10kg, BB saat sakit 9kg”

O:

A. BB saat ini 9kg, LK 47cm, LLA

16cm,TB 76cm

B. Hb 12.3 g/dl,

C. Suhu 36,3°C, nadi 96x/menit,

RR 20x/menit, konjungtiva

anaemis, turgor kulit baik

D. Porsi makan yang dihabiskan

hanya ¼ porsi, anak tampak tidak

nafsu makan

E.

Rafidah

Rafidah

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

67

3

4

5

14.15

14.20

14.25

F. A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lajutkan intervensi

1. Timbang BB anak

2. Monitor intake nutrisi

3. Observasi dan catat respon

terhadap pemberian makan

4. Motivasi orangtua dan dampingi

anak saat makan

5. Berikan diit yang sesuai dengan

toleransi

S:

Ibu klien mengatakan “perut anak saya

sudah tidak kembung lagi, anak saya sedikit

susah kalau diberi makan pisang”

O:

Bising usus 5x/menit, distensi abdomen

berkurang, Suhu 36,3°C, nadi 96x/menit,

RR 20x/menit, anak tampak menolak ketika

diberi makan pisang

A:

Masalah teratasi

P:

Pertahankan intervensi

S:

Ibu klien mengatakan “An.A tidak rewel

ketika perawat datang, namun ketika masuk

ke ruang tindakan anak akan langsung

menangis”

O:

An.A tampak diam memperhatikan ketika

perawat datang, tidak menangis ketika

diajak bicara

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi:

1. Kaji tingkat kecemasan anak

2. Panggil nama anak dan lakukan

sentuhan

3. Lakukan kontak singkat tapi sering

4. Anjurkan orangtua untuk

mendampingi anak selama

prosedur tindakan

5. Berikan terapi bermain sesuai

tingkat usia

S:

Ibu klien mengatakan “An.A masih BAB

±6x dalam sehari, tidak ada kemerahan

pada daerah bokong”

O:

Tidak ada kemerahan pada daerah bokong,

integritas kulit masih baik

Rafidah

Rafidah

Rafidah

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

68

6

14.30

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

1. Kaji daerah bokong

2. Kaji kerusakan kulit

3. Anjurkan ibu untuk menghindari

pakaian yang lembab

4. Anjurkan ibu untuk ganti popok

bila lembab

5. Anjurkan daerah anus tetap kering

setelah dibersihkan

6. Jaga popok agar tetap kering

S:

Ibu klien mengatakan “saya sudah

mengetahui tentang penyakit diare dan cara

penanganannya ketika dirumah”

O:

Ibu klien dapat menyebutkan pengertian,

penyebab, cara pencegahan, dan

penanganan pertama pada anak dengan

diare

A:

Masalah teratasi

P:

Pertahankan intervensi

Rafidah

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

69

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis akan membahas berbagai masalah dan kesenjangan yang

diperoleh antara kasus dengan landasan teoritis asuhan keperawatan dalam

pemenuhan kebutuhan dasar pada An.A dengan gangguan sistem pencernaan:

diare yang dilakukan sesuai dengan tahap-tahap proses keperawatan mulai dari

pengkajian, diagnosa, perencanaan, penatalaksanaan, dan evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan

Pada tahap pengkajian penulis mengacu pada pengkajian yang menjadi

sumber penulis yaitu BAB II. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak

mendapatkan kesulitan karena tersediannya format pengkajian, status klien,

catatan keperawatan dan medis, keluarga klien yang terbuka terhadap perawat

dan perawat ruangan yang membantu dalam pengkajian dan tindakan

keperawatan yang dilakukan oleh penulis. Namun penulis memiliki hambatan

dalam mengkaji dikarenakan klien menangis dan takut setiap melihat perawat

yang mendekatinya khusunya dalam tindakan keperawatan seperti

pemeriksaan fisik dan tindakan lainnya, sehingga untuk mendapatkan data

yang diperlukan penulis melakukan pendekatan dengan cara bertahap dan

melibatkan orang tua dalam melakukan pengkajian. Pada saat pengkajian

penulis melakukan pengkajian secara komprehensif yang meliputi bio, psiko,

social, kultural, dan spiritual sebagai dasar dalam merumuskan diagnosa

keperawatan pada An.A

Pada tahap pengkajian ini, penulis menemukan beberapa kesenjangan atau

ketidaksesuaian antara teori dengan kasus An. A. Perbedaan yang didapatkan

antara lain: pada landasan teori didapatkan manifestasi klinis berupa, turgor

kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun cekung, dan kelopak mata

cekung, pucat, menurun atau tidak ada pengeluaran urine, dehidrasi.

Sedangkan pada kasus tidak didapatkan manifestasi klinis tersebut. Hal ini

dikarenakan pada An. A masih dalam status dehidrasi sedang. Sementara

tanda-tanda diatas menunjukan status dehidrasi berat.

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

70

Manifestasi klinis yang terjadi pada An. A ialah sering buang air besar

dengan konsistensi tinja cair atau encer, tidak nafsu makan, kelemahan,

mukosa bibir kering, frekuensi bising usus menurun (3x/menit), terdapat

distensi abdomen dikarenakan kadar kalium dalam darah yang rendah, hasil

lab pada tanggal 12 Mei 2017 Kalium: 3,1 mEq/L (L), dan terjadinya penurunan

BB sekitar 18%

Pada etiologi yang terdapat di tinjauan teoritis sesuai dengan kasus yang ada.

Penyebab diare pada An.A adalah faktor malabsorbsi. Hal ini didapatkan dari

hasil pengakajian bahwa An.A baru mengganti susu formulanya (susu soya).

Kandungan yang terdapat dalam susu soya antara lain protein, mineral,

vitamin, omega 3 dan omega 6. Menurut penulis, An. A intoleran terhadap

protein pada susu soya. Reaksi yang dapat muncul seperti mual, muntah,

diare, keram perut, gatal pada kulit, bengkak pada bibir. Namun, tidak

terdapatnya kandungan laktosa pada susu soya, juga bisa menjadi penyebab

diare pada An. A, hal ini di karenakan tubuh tidak mendapatkan asupan

laktosa dari susu soya, sehingg enzim lactase tidak dapat bekerja dengan baik

dan dapat mempengaruhi system pencernaan, sehingga menyebabkan diare.

Dalam pemeriksaan penunjang, pada kasus ini ada yang belum sesuai dan ada

yang sudah sesuai. Salah satu yang tidak sesuai antara tinjauan teoritis dengan

kasus An.A adalah tidak dilakukan pemeriksaan feses. Pemeriksaan ini tidak

dilakukan karena penyebab dari diare pada An.A bukan dari infeksi bakteri,

klien juga tidak dilakukan pemeriksaan intubasi duodenum, pemeriksaan ini

tidak dilakukan karena An.A tidak mengalami diare kronik karena pembiakan

kuman dan duodenal incubation hanya diperlukan jika klien mengalami diare

kronik. Klien juga tidak dilakukan pemeriksaan urinalisis, pemeriksaan kadar

ureum dan kreatinin, hal ini dikarenakan An.A tidak mengalami gangguan

fungsi ginjal sebagai dampak dari kondisi dehidrasi berat, sedangkan An.A

masih dalam kondisi dehidrasi sedang (kehilangan cairan: 10%), sehingga

pemeriksaan tersebut tidak perlu dilakukan.

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

71

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada An.A hanya pemeriksaan darah

lengkap dan elektrolit, hal ini sesuai dengan tinjauan teori, karena untuk

menegakkan diagnosa pasti diare tidak cukup dengan mengkaji dan

menganalisis manifestasi yang timbul pada An. A.

Faktor pendukung dalam melakukan pengkajian ini ialah informasi dari orang

tua dan catatan pengkajian keperawatan di ruangan yang didokumentasikan

sehingga membantu penulis dalam melengkapi data-data secara komprehensif

dan lebih valid.

B. Diagnosa Keperawatan

Dari 5 diagnosa keperawatan yang terdapat dalam tinjauan teoritis 5 diagnosa

yang muncul pada tinjauan kasus yaitu: defisit volume cairan dan elektrolit

berhubungan dengan output berlebih, takut (pada anak) berhubungan dengan

dampak hospitalisasi (prosedur tindakan dan orang asing), cemas pada orang

tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pada

anak dengan diare, resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, resiko kerusakan integritas

kulit berhubungan dengan iritasi pada anus (frekuensi BAB berlebih), untuk

diagnose resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan resiko

kerusakan integritas kulit sesuai dengan tinjauan teoritis akan tetapi 2

diagnosa tersebut pada tinjauan teoritis sudah aktual akan tetapi pada kasus

masih beresiko sedangkan diagnose yang ada di kasus namun tidak muncul di

teori ada 1 diagnosa yaitu gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan

distensi abdomen.

Pada prioritas masalah, penulis mendapatkan diagnosa keperawatan yaitu

defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output berlebih,

karena menurut teori Maslow kebutuhan cairan dan elektrolit adalah

merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setelah kebutuhan oksigen dan

pertukaran gas, jika kebutuhan dasar cairan terganggu maka harus segera

ditangani. Masalah ini muncul karena adanya factor malabsorpsi protein dari

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

72

susu soya yang dikonsumsi, ketika protein tidak dapat diserap dalam usus

sehingga menyebabkan tekanan osmotic meningkat, yang dapat menyebabkan

pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus dan menyebabkan rongga usus

meningkat sehingga terjadi diare, ketika frekuensi BAB meningkat dan tidak

diimbangi dengan intake yang adekuat maka masalah deficit volume cairan

dapat terjadi. Menurut penulis tanda dan gejala yang muncul pada klien

memenuhi syarat, tetapi dari status hidrasi anak adalah dehidrasi sedang dan

didapatkan balance cairan dengan hasil yang negatif, sehingga penulis

mengangkat masalah ini menjadi masalah prioritas.

Sebagian besar dari tubuh anak terdiri dari cairan, kekurangan cairan akan

menyebabkan dehidrasi yang ditandai dengan tugor kulit buruk, membrane

mukosa mulut dan bibir kering, cubitan abdomen kembali lambat >2 detik,

mata cekung. Devisit volume cairan dan elektrolit juga dapat dipengaruhi oleh

peningkatan suhu tubuh

Kemudian pada diagnosa kedua, penulis mengangkat diagnosa resiko

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat, karena menurut teori maslow pada kebutuhan fisiologis,

kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang harus diatasi setelah kebutuhan

cairan dan elektrolit. Masalah ini muncul karena pada An.A terdapat distensi

abdomen yang menyebabkan penurunan nafsu makan. Pada An.A didapatkan

data nafsu makan anak menurun, makan hanya habis 4 sendok, konjungtiva

ananemis. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 12 Mei 2017: Hemoglobin:

12.3g/dl. Data status nutrisi An. A: BB saat ini: 9 kg sedangkan BBI: 2n+8= 2

x 1.5 + 8= 11 kg (sehingga terjadi penurunan BB 18%), TB: 76 cm, LLA:16

cm, LK: 47 cm, LD: 15 cm. Dari data status nutrisi tersebut An. A belum

mengalami penurunan berat badan hingga 20%, hal ini masih dalam kategori

resiko perubahan nutrisi.

Pada diagnose ketiga penulis mengangkat diagnose gangguan rasa nyaman:

nyeri berhubungan dengan distensi abdomen, karena menurut teori maslow

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

73

kebutuhan keselamatan dan rasa aman merupakan kebutuhan yang harus

ditangani setelah kebutuhan fisiologis. Pada An.A didapatkan data terdapat

distensi abdomen, bising usus 3 x/menit, nilai laboratorium pada tanggal 12

Mei 2017 Natrium: 139 mEq/L, Kalium: 3,1 mEq/L (L), Klorida:102 mEq/L.

Pada anak dengan diare terjadi peningkatan frekuensi BAB dengan konsistensi

cair sehingga banyak cairan maupun elektrolit yang keluar melalui feses dan

akan menyebabkan penurunan volume cairan dan elektrolit dalam tubuh. Pada

An. A didapatkan data bahwa kadar kalium dalam darah 3,1 mEq/L (L). Saat

kadar kalium dalam darah menurun maka akan menyebabkan penumpukan gas

dalam tubuh khususnya pada bagian abdomen, sehingga akan terjadi distensi

abdomen. Saat terjadi distensi abdomen akan menyebabkan penekanan dalam

rongga abdomen yang akan mengakibatkan timbulnya rasa nyeri, sehingga

menyebabkan masalah gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan

distensi abdomen.

Pada diagnosa keempat, penulis mengangkat masalah takut (Pada anak)

berhubungan dengan dampak hospitalisasi (prosedur tindakan dan orang

asing). Stressor pada anak yang dirawat di rumah sakit khususnya untuk anak

toddler karena disebabkan oleh perpisahan terutama orang yang terdekat bagi

anak, selain itu lingkungan yang asing serta prosedur tindakan yang menurut

anak menyakitkan dapat mengakibatkan perasaan takut dan cemas pada anak.

Masalah ini diangkat sesuai dengan data yang mendukung pada masalah anak

yang sesuai dengan sumber penulis di tinjauan teoritis yaitu anak tampak

rewel, anak terlihat takut saat didekati perawat, anak menangis jika perawat

melakukan tindakan.

Pada diagnosa kelima didapatkan diagnose resiko kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan iritasi pada anus (frekuensi BAB berlebih). Masalah ini

muncul karena frekuensi BAB yang sering dapat menimbulkan iritasi disekitar

anus, serta pH feses yang asam dapat mengakibatkan iritasi pada anus.

Didapatkan data dari kasus yaitu BAB cair ± 6x sehari, berwarna kuning

kehijauan, ada lendir dan tidak ada darah, di daerah sekitar anus tidak tampak

kemerahan.

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

74

Pada diagnosa keenam, penulis mengangkat masalah cemas pada orang tua

berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pada anak

dengan diare. Masalah ini diangkat sesuai dengan data yang mendukung pada

masalah orang tua yang sesuai dengan sumber penulis di tinjauan teoritis

yaitu, Orang tua tampak cemas, ekspresi wajah orangtua klien terlihat

khawatir, orangtua klien terlihat kebingungan saat ditanya tentang penyakit

anak dan penanganan pertama saat dirumah ketika anak terkena diare. Faktor

pendukung dalam menegakan diagnosa pada An.A yaitu adanya data-data

yang cukup menunjang dan sesuai dengan kondisi yang terjadi pada anak.

Faktor pendukung yang penulis temukan saat merumuskan diagnosa adalah

terdapatnya data-data yang relevan yang memudahkan penulis dalam

merumuskan diagnosa keperawatan. Faktor pendukung lain seperti adanya

bimbingan dari pembimbing yang mendukung terkumpulnya data dan

mempermudah penulis merumuskan diagnose

Sedangkan factor penghambat yang penulis temukan adalah perawat ruangan

belum menegakan diagnose berdasarkan kebutuhan klien tetapi hanya

menegakan diagnose utama saja, sehingga terjadi perbedaan jumlah diagnose

yang ditegakkan antara penulis dengan perawat ruangan.

C. Perencanaan Keperawatan

Pada tahap perencanaan penulis mengacu pada perencanaan yang terdapat

dalam tinjauan teoritis perencanaan terdiri dari 4 tahap yaitu menentukan

prioritas masalah, menentukan tujuan, kriteria hasil dan merencanakan

tindakan keperawatan, adapun yang menjadi prioritas masalah pada An. A

defisit volume cairan, diagnosa ini diprioritaskan karena data-data yang

menunjang baik pemeriksaan fisik maupun hasil laboratorium merupakan

masalah yang terjadi saat ini dan mengancam keselamatan anak serta

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

75

merupakan kebutuhan dasar yang utama berdasarkan 5 kebutuhan dasar

menurut maslow.

Pada tahap perencanaan ini tidak terdapat kesenjangan yang berarti. Adapun

faktor yang mendukung dalam perencanaan adalah tersedianya format untuk

menuliskan rencana tindakan, sehingga tidak terjadi miskomunikasi secara

langsung antara perawat satu dengan perawat lainnya dalam hal perencanaan

terhadap An. A dalam penyusunan tujuan dan kriteria hasil sudah dibuat

sesuai tinjauan teoritis yaitu mencakup variable SMART sehingga tujuan dan

kriteria hasil yang dibuat bersifat spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, dan

mencakup batas waktu pencapaian tujuan yang diharapkan dari setiap masalah

keperawatan yang ada.

Tujuan yang ditetapkan pada masing-masing diagnosa disesuaikan

berdasarkan kondisi klien, beratnya masalah sehingga waktu yang ditentukan

untuk setiap diagnosa berbeda-beda. Hal ini dibuat dengan tujuan jika tujuan

tersebut belum teratasi pada waktu yang ditentukan, maka rencana tindakan

yang telah dibuat dapat dilimpahkan kepada perawat ruangan tempat klien

dirawat. Sedangkan dalam merencanakan tindakan keperawatan, penulis tidak

banyak menemui kesulitan, hal ini dikarenakan keluarga klien dan perawat

ruangan kooperatif dan mau diajak bekerja sama serta tersedianya ruangan

yang cukup memadai khususnya yang terkait dengan prosedur tindakan

keperawatan.

D. Penataksanaan Keperawatan

Dalam rangka memberi asuhan keperawatan yang sesuai dengan rencana

keperawatan yang sudah dibuat, maka penulis dalam melaksanakan rencana

keperawatan selama klien dirawat mengacu pada tindakan yang ada pada

tinjauan teoritis. Pelaksanaan keperawatan dapat dilaksanakan dengan baik

dan lancar karena adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan

keluarga, perawat ruangan,dan dengan teman sejawat yang sedang praktek di

Paviliun Badar. walaupun keadaan anak kurang kooperatif.

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

76

Selama penulis melakukan asuhan keperawatan klien tampak sedikit rewel

karena klien masih berusia 1 tahun 5 bulan yang dimana belum mengerti

tentang perawatan di rumah sakit. Dalam hal memonitor intake dan output

cairan penulis tidak menemukan kesulitan karena disamping kerja sama dari

perawat ruangan, keluarga juga kooperatif untuk melengkapi

pendokumentasian didalam catatan keperawatan ataupun dicatatan

perkembangan, guna terus memantau perkembangan klien selama 24 Jam.

Untuk setiap diagnosa keperawatan, perawat ruangan sudah melakukan

pelaksanaanya sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat oleh penulis.

Untuk diagnosa takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi

(orang asing dan prosedur tindakan) penulis hanya melakukan terapi bermain

di kamar An.A dan melakukan pendekatan secara bertahap pada klien dan

perawat ruangan sendiri pun tampak belum memperhatikan tindakan terapi

bermain secara khusus, karena terapi bermain sangatlah penting untuk

mengurangi stres pada anak dan berguna untuk kelangsungan tumbuh

kembang anak. Untuk diagnose kecemasan berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penatalaksanaan pada anak dengan diare penulis hanya

melakukan pendidikan kesehatan kepada orangtua klien tentang

penatalaksanaan pada anak dengan diare, perawat ruangan tampak kurang

memberikan pemahaman tenatng penyakit pada keluarga klien.

Penulis mempunyai hambatan dalam informasi respon subjektif maupun

objektif karena dalam pendokumentasian di ruangan umumnya perawat hanya

menulis kegiatan harian yang sudah pasti ditanyakan oleh dokter ataupun data

yang diperlukan untuk laporan pada setiap pertukaran shift seperti, TTV,

kolaborasi dalam pemberian terapi, intake-output cairan dan nutrisi dan hanya

berorientasi pada diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan pada awal

klien masuk. Diagnosa tumbang anak dan dampak hospitalisasi tidak ada pada

pendokumentasian, sehingga penulis mengalami kesulitan dalam memantau

perkembangan anak selama 24 jam.

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

77

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dinilai berdasarkan perkembangan yang terjadi pada klien setelah

dilakukan tindakan keperawatan yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil

yang telah ditentukan. Adapun dalam mengevaluasi penulis menggunakan

teknik SOAP sehingga masalah terlihat apakah sudah teratasi, teratasi

sebagian, belum teratasi atau masalah tidak terjadi.

Evaluasi yang penulis dapatkan setelah tindakan keperawatan adalah sebagai

berikut:

1. Masalah defisit volume cairan berhubungan dengan output berlebih

melalui feses masih teratasi sebagian karena intake dan output An.A belum

balance, cubitan abdomen kembali segera < 3 detik, mukosa bibir masih

tampak kering, mata tidak cekung, kapilery refile < 3 detik, suhu: 37oC,

tidak terpasang infus.

2. Masalah resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, masalah resiko perubahan

nutrisi teratasi sebagian dikarenakan makanan habis hanya ¼ porsi tiap

disajikan, klien masih tidak nafsu makan.

3. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan distensi abdomen,

masalah teratasi dikarenakan distensi abdomen berkurang, bising usus

5x/menit.

4. Masalah takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi (orang

asing dan prosedur tindakan). Masalah ini teratasi sebagian karena anak

belum kooperatif dan masih rewel saat dilakukan prosedur tindakan.

5. Masalah resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan frekuensi

BAB yang meningkat teratasi sebagian, dikarenakan An. A masih BAB ±

6x dalam sehari.

6. Masalah kecemasan pada orang tua berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penatalaksanaan anak dengan diare. Masalah ini

teratasi karena orangtua klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab,

tanda dan gejala diare, serta penanganan pertama pada anak dengan diare

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

78

saat di rumah dan orangtua klien tampak paham apa yang sudah dijelaskan

oleh penulis.

Masalah-masalah tersebut dapat diatasi karena adanya sikap keluarga yang

kooperatif. Adapun kendala yang didapatkan oleh penulis adalah perawat

ruangan tidak mendokumentasikan catatan keperawatan dengan rinci

untuk setiap diagnosa keperawatan, mungkin karena perawat ruangan

banyak kegiatan lain yang harus dikerjakan, namun catatan keperawatan

sangat penting sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat serta penting

untuk mengetahui kondisi dan perkembangan klien sehingga penulis

berupaya dengan cara memvalidasi kembali tentang keluhan klien terkait

dengan tindakan keperawatan yang telah penulis dan perawat ruangan

lakukan.

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

79

BAB V

PENUTUP

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan

dasar pada An.A dengan diare dari segi tinjauan teoritis dan tinjauan kasus, maka

didapatkan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Diare adalah keadaan dimana anak mengalami BAB cair lebih dari 3 kali

dalam sehari dengan konsistensi feses encer, dengan atau tanpa disertai lendir

dan darah dengan disertai manifestasi klinik turgor kulit jelek (elastisitas kulit

menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa mulut kering,

keram abdominal (distensi abdomen) dan demam (mungkin ada, mungkin

tidak).

Diagnosa keperawatan yang dimunculkan penulis dan sesuai dengan tinjauan

teori ada 5 yaitu deficit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

output yang berlebih, resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, takut pada anak berhubungan

dengan dampak hospitalisasi (prosedur tindakan dan orang asing), resiko

kerusakan integritas kulit berhubungan dengan frekuensi BAB yang

meningkat, dan cemas pada orangtua berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan orang tua tentang perawatan anak dengan diare. Sedangkan

diagnose keperawatan yang tidak sesuai dengan tinjauan teoritis ada 1 yaitu,

gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.

Pada perencanaan yang perlu diperhatikan yaitu kondisi atau kebutuhan klien

sesuai dengan kebutuhan Maslow yaitu dari yang mengancam kehidupan klien

serta harus memperhatikan sarana dan prasarana yang ada di ruangan. Dalam

pembuatan perencanaan ini penulis tidak mendapatkan kesulitan, karena

rencana ini sesuai dengan tinjauan teoritis.

Pada tahap implementasi pada An. A, penulis melakukan bersama tim perawat

yang ada di Paviliun Badar, namun pada diagnosa takut pada anak

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

80

berhubungan dengan dampak hospitalisasi (orang asing dan prosedur

tindakan) perawat ruangan kurang memperhatikan, terutama pada pelaksanaan

terapi bermain yaitu kurangnya prasarana yang sesuai, sehingga dalam

pelaksanaannya penulis hanya melakukan pendekatan bertahap sambil

bermain secara sederhana bersama An. A.

Pada tahap penatalaksanaan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar

pada An.A dengan diare penulis berkolaborasi bersama perawat ruangan. Hal

ini menghambat dalam melaksanakan implementasi perawat yang hanya

mendokumentasikan dan mengerjakan hal-hal yang rutinitas dalam

keseharian dan tidak semua pendokumentasian disertai respon klien

sedangkan dalam pendokumentasian ini sangatlah penting mengingat untuk

memantau sejauh mana perkembangan klien dan sebagai salah satu pelindung

perawat jika keluarga klien ada yang meminta pertanggung jawaban dan

tanggung gugat.

Pada tahap evaluasi, dari keenam masalah keperawatan yang muncul pada

An.A 4 diagnosa sudah teratasi sebagian dan 2 diagnosa yang sudah dapat

teratasi yaitu diagnose gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan

distensi abdomen dan cemas pada orangtua berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penatalaksanaan pada anak dengan diare.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah penulis buat di atas, maka penulis sangat

mengharapkan dari asuhan keperawatan dapat membantu klien untuk

meningkatkan dan mempertahankan derajat kesehatan secara optimal, penulis

memberikan saran yang diharapkan dapat membantu memberikan asuhan

keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada An.A, khususnya anak

dengan penyakit diare, yaitu:

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

81

1. Untuk insitusi

Hendaknya menyediakan literatur-literatur yang lebih lengkap dengan

tahun terbit yang terbaru khususnya untuk buku asuhan keperawatan,

sehingga dalam penyusunan karya tulis ilmiah maupun tugas-tugas lainnya

mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam mencari literatur.

2. Untuk rumah sakit

Hendaknya memberikan fasilitas dan pelatihan khususnya pada perawat

ruangan anak dalam melakukan asuhan keperawatan yang terkait dengan

pendekatan terapi bermain.

3. Untuk perawat ruangan

Hendaknya dokumentasi dilakukan dengan komprehensif, khususnya

anak dengan masalah cairan dan nutrisi dapat didokumentasikan dengan

akurat. Hal ini bertujuan untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal

khususnya pada pemberian obat agar dapat diberikan sesuai dengan

rencana yang sudah ditetapkan serta memberikan pendidikan kesehatan

pada keluarga tentang penyakit yang sedang diderita oleh klien. Serta

hendaknya dapat menegakkan diagnose sesuai dengan keluhan klien.

4. Untuk keluarga klien

Hendaknya dapat memilih makanan sesuai dengan toleransi klien dan

memperhatikan respon pada klien tiap diberi makan untuk menghindari

terjadinya diare berulang.

5. Untuk penulis

Agar berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta

meningkatkan pemahaman tentang konsep secara mendalam, sehingga

mampu mendapatkan data-data yang lebih valid dan mempermudah dalam

melakukan asuhan keperawatan khususnya pada kasus anak dengan diare.

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

82

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC

Cahyaningsih, Dwi Sulistyo. (2011). Pertumbuhan perkembangan anak &

remaja. Edisi 1. Jakarta: Trans Info Media

Hassan & Alatas. (2007). Buku kuliah ilmu kesehatan anak. Jakarta: Bagian Ilmu

Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Hidayat, Aziz.A, Uliyah Musrifatul (2014). Pengantar kebutuhan dasar manusia.

Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Gunardi, Hartono dkk. (2011). Kumpulan tips pediatri. Edisi 2. Jakarta: Badan

Penerbit IDAI

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Diunduh

http://depkes.go.id/resources/download/general/hasil%20Riskesdas%202

013.pdf. pada 8 Februari 2017 pukul 14.30 wib

Kozier, Erb, Bermain, & Snyder. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan.

Jakarta: EGC

Mubarak, Iqbal Wahit. (2007). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori dan

aplikasi dan dalam praktik. Jakarta: EGC

Sodikin. (2011). Keperawatan anak gangguan pencernaan. Jakarta: EGC

Sudarti. (2010). Kelainan dan penyakit pada bayi dan anak. Yogyakarta: Muha

Medika

Susilaningrum R, Nursalam & Utami, Sri. (2013). Asuhan keperawatan bayi dan

anak. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Suriadi & Yuliani, Rita. (2010). Asuhan keperawatan pada anak. Edisi 2. Jakarta:

CV Sagung Seto

Wong, Donna L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

83

Daftar Riwayat Hidup

I. Riwayat Diri

Nama Lengkap : Siti Rafidah Kamaliah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat,tanggal lahir : Jakarta, 27 November 1995

Agama : Islam

No HP, e-mail : 087785574407,

[email protected]

Alamat :JL. Bangun Cipta Sarana RT 001/06 No.117

Kel.Kelapa Gading Timur Kec. Kelapa

Gading, Jakarta Utara

Riwayat Pendidikan

A. Pendidikan Umum

1. SDN Kelapa Gading Timur 01 Pagi Jakarta Utara Tahun 2001-

2007

2. MTs Al Kenaniyah Jakarta Timur Tahun 2007-2010

3. SMA La Tansa Lebak, Banten Tahun 2010-2014

4. Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta Tahun 2014-2017

B. Pendidikan Tambahan

1. Pelatihan Baitul Arqam 2014

2. Pelatihan Dasar Kepeminpinan Mahasiswa Tingkat Prodi

Tahun 2014

3. Pelatihan Dasar Kepeminpinan Mahasiswa Tingkat Fakultas

Tahun 2015

4. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support Tahun 2016

5. Course National English Center Tahun 2014-2017

II. Pengalaman Organisasi

1. Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FIK UMJ periode 2015-

2016

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

84

A. Susunan keluarga ( genogram 3 generasi )

KETERANGAN

--------

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Tinggal serumah

: Klien

Tn. N (57th) Ny. N (43th)

An. H (10th) An. A (1,5th)

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

85

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

I. Topik : Diare

II. Waktu : 30 Menit

III. Sasaran : Orang Tua An.A

A. Tujuan instruksional umum

Setelah diberikan penyuluhan selama ± 30 menit, keluarga klien

mengerti dan memahami cara penanganan diare pada anak.

B. Tujuan instruksional khusus

Setelah dilakukan penyuluhan keluarga klien mampu :

1. Menyebutkan pengertian diare pada anak

2. Menyebutkan apa penyebab diare pada anak

3. Menyebutkan tanda dan gejala diare

4. Mengetahui pencegahan diare

5. Cara mengatasi diare dirumah

6. Mengetahui cara pembuatan oralit

IV. Materi (terlampir)

V. Metode dan Media

1. Metode : Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab

2. Media : Leaflet

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

86

VI. Tabel Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan Belajar Mengajar

Waktu Tahap Kegiatan Kegiatan

Penyuluhan Sasaran

5 Menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan

mengucapkan salam

2. Menyampaikan topik dan

tujuan Penkes kepada

sasaran

3. Kontrak waktu untuk

kesepakatan pelaksanaan

Penkes dengan sasaran

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan penyuluh

menyampaikan tujuan

3. Menyetujui kesepakatan

waktu pelaksanaan

10

Menit

Kegiatan Inti 1. Menjelaskan materi

penyuluhan kepada

sasaran

2. Memberikan kesempatan

kepada sasaran untuk

menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti dari

materi yang dijelaskan

penyuluh

1. Mendengarkan penyuluh

menyampaikan materi

2. Menanyakan hal-hal yang

tidak dimengerti dari

materi penyuluhan

5 Menit Evaluasi/penutup 1. Memberikan pertanyaan

kepada sasaran tentang

materi yang sudah

disampaikan penyuluh

2. Menyimpulkan materi

penyuluhan yang sudah

disampaikan kepada

1. Menjawab pertanyaan

yang diajukan

penyuluhan

2. Mendengarkan

penyampaian kesimpulan

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

87

sasaran

3. Menutup acara dengan

mengucapkan salam serta

terima kasih kepada

sasaran

3. Mendengarkan penyuluh

menutup acara dan

menjawab salam

VII. Evaluasi :

1. Prosedur : Post test

2. Bentuk : Lisan

3. Jenis : Tanya jawab

4. Butir pertanyaan :

a. Apa pengertian diare ?

b. Sebutkan hal-hal yang menyebabkan diare ?

c. Apa saja tanda gejala diare?

d. Bahan apa saja yng digunakan unutk membuat larutan gula-garam ?

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

88

MATERI LAMPIRAN :

1. Pengertian

Diare adalah defekasi cair lebih dari 3x/hari dengan atau tanpa pendarahan

atau lender dalam tinja.

2. Penyebab terjadinya diare

a. Faktor infeksi (virus, bakteri dan parasit)

b. Faktor mal absorpsi karbohidrat, lemak dan protein

c. Faktor makanan seperti alergi makanan, makanan basi

3. Tanda dan gejala diare

a. Anak cengeng gelisah

b. Sering buang air besar dengan tekstur tinja cair

c. Suhu tubuh meningkat

d. Terdapat tanda dehidrasi seperti elastisitas kulit menurun, ubun –ubun

cekung pada bayi, bibir kering , kelopak mata cekung

4. Pencegahan

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan

b. Air minum harus bersih dan dimasak terlebih dahulu

c. Makanan harus dicuci bersih dan makanan harus dimasak sempurna

d. Pada anak yang menggunakan botol harus dicuci dan direndam di air

mendidih atau panas setiap mau dipakai

e. Pada ibu yang menyusui mencuci tangan telebih dahulu sebelum

menyusui

5. Cara mengatasi diare dirumah

a. Beri ASI lebih lama pada setiap pemberian

b. Jika sudah tidak diberi ASI beri cairan seperti air putih, kuah sayur

c. Berikan oralit

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

89

6. Cara membuat larutan oralit

a. Ambil satu gelas berisi air matang, campurkan kedalamnya :

b. Masukan satu sendok teh gula pasir

c. Masukan seperempat sendok teh garam dapur ( air harus didinginkan

terlebih dahulu ), lalu aduk sampai larut

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

90

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN DASAR PADA AN. …

91