asuhan kebidanan iv (patologi kebidanan) dianhusada_ emboli air ketuban

3
19/05/13 ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI KEBIDANAN) DIANHUSADA: Emboli air ketuban tyaraciiwyna.blogspot.com/p/pdf-persalinan-dengan-penyulit-kala-iii.html 1/3 Persalinan dengan penyulit Kala III dan Kala IV ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI KEBIDANAN) ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI KEBIDANAN) DIANHUSADA DIANHUSADA definisi Persalinan dengan penyulit Kala III dan K... video penyulit kala 3 dan 4 Antonia Uteri Retensio Placenta Robekan Jalan Lahir Perdarahan kala IV primer artikel Persalinan dengan penyulit Kala III dan Ka... PDF & PPT Persalinan dengan penyulit Kala III dan ... bank soal Persalinan dengan penyulit Kala III dan ... Emboli air ketuban I. Pengertian Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. Dua puluh lima persen wanita yang menderita keadaan ini meninggal dalam waktu 1 jam. Emboli cairan ketuban jarang dijumpai. Kemungkinan banyak kasus tidak terdiagnosis yang dibuat adalah shock obastetrik, perdarahan post partum atau edema pulmoner akut. II. Etiologi Faktor predisposisi 1. Multiparitas 2. Usia lebih dari 30 tahun 3. Janin besar intrauteri 4. Kematian janin intrauteri 5. Menconium dalam cairan ketuban 6. Kontraksi uterus yang kuat 7. Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi III. Patofisiologi Perjalanan cairan amnion memasuki sirkulasi ibu tidak jelas, mungkin melalui laserasi pada vena endoservikalis selama diatasi serviks, sinus vena subplasenta, dan laserasi pada segmen uterus bagian bawah. Kemungkinan saat persalinan, selaput ketuban pecah dan pembuluh darah ibu (terutama vena) terbuka. Akibat tekanan yang tinggi, antara lain karena rasa mulas yang luar biasa, air ketuban beserta komponennya berkemungkinan masuk ke dalam sirkulasi darah. Walaupun cairan amnion dapat masuk sirkulasi darah tanpa mengakibatkan masalah tapi pada beberapa ibu dapat terjadi respon inflamasi yang mengakibatkan kolaps cepat yang sama dengan syok anafilaksi atau syok sepsis. Selain itu, jika air ketuban tadi dapat menyumbat pembuluh darah di paru-paru ibu dan sumbatan di paru-paru meluas, lama kelamaan bisa menyumbat aliran darah ke jantung. Akibatnya, timbul dua gangguan sekaligus, yaitu pada jantung dan paru-paru. Pada fase I, akibat dari menumpuknya air ketuban di paru-paru terjadi vasospasme arteri koroner dan arteri pulmonalis. Sehingga menyebabkan aliran darah ke jantung kiri berkurang dan curah jantung menurun akibat iskemia myocardium. Mengakibatkan gagal jantung kiri dan gangguan pernafasan. Perempuan yang selamat dari peristiwa ini mungkin memasuki fase II. Ini adalah fase perdarahan yang ditandai dengan pendarahan besar dengan rahim atony dan Coagulation Intaravakuler Diseminata ( DIC ). Masalah koagulasi sekunder mempengaruhi sekitar 40% ibu yang bertahan hidup dalam kejadian awal. Dalam hal ini masih belum jelas cara cairan amnion mencetuskan pembekuan. Kemungkinan terjadi akibat dari embolisme air ketuban atau kontaminasi dengan mekonium atau sel- sel gepeng menginduksi koagulasi intravaskuler. Emboli air ketuban gambar Persalinan dengan penyulit Kala III dan Kal... 0 Bagikan Bagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Upload: yuli-hdy

Post on 03-Jan-2016

339 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan) Dianhusada_ Emboli Air Ketuban

19/05/13 ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI KEBIDANAN) DIANHUSADA: Emboli air ketuban

tyaraciiwyna.blogspot.com/p/pdf-persalinan-dengan-penyulit-kala-iii.html 1/3

Persalinan dengan penyulit Kala III dan Kala IV

ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI KEBIDANAN)ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI KEBIDANAN)

DIANHUSADADIANHUSADA

definisi Persalinan dengan penyulit Kala III dan K... video penyulit kala 3 dan 4 Antonia Uteri Retensio Placenta

Robekan Jalan Lahir Perdarahan kala IV primer

artikel Persalinan dengan penyulit Kala III dan Ka...

PDF & PPT Persalinan dengan penyulit Kala III dan ... bank soal Persalinan dengan penyulit Kala III dan ...

Emboli air ketuban

I. Pengertian

Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban

memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut

dan shock. Dua puluh lima persen wanita yang menderita keadaan ini meninggal dalam

waktu 1 jam. Emboli cairan ketuban jarang dijumpai. Kemungkinan banyak kasus tidak

terdiagnosis yang dibuat adalah shock obastetrik, perdarahan post partum atau edema

pulmoner akut.

II. Etiologi

Faktor predisposisi

1. Multiparitas

2. Usia lebih dari 30 tahun

3. Janin besar intrauteri

4. Kematian janin intrauteri

5. Menconium dalam cairan ketuban

6. Kontraksi uterus yang kuat

7. Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi

III. Patofisiologi

Perjalanan cairan amnion memasuki sirkulasi ibu tidak jelas, mungkin melalui laserasi

pada vena endoservikalis selama diatasi serviks, sinus vena subplasenta, dan laserasi

pada segmen uterus bagian bawah. Kemungkinan saat persalinan, selaput ketuban

pecah dan pembuluh darah ibu (terutama vena) terbuka. Akibat tekanan yang tinggi,

antara lain karena rasa mulas yang luar biasa, air ketuban beserta komponennya

berkemungkinan masuk ke dalam sirkulasi darah. Walaupun cairan amnion dapat

masuk sirkulasi darah tanpa mengakibatkan masalah tapi pada beberapa ibu dapat

terjadi respon inflamasi yang mengakibatkan kolaps cepat yang sama dengan syok

anafilaksi atau syok sepsis. Selain itu, jika air ketuban tadi dapat menyumbat pembuluh

darah di paru-paru ibu dan sumbatan di paru-paru meluas, lama kelamaan bisa

menyumbat aliran darah ke jantung. Akibatnya, timbul dua gangguan sekaligus, yaitu

pada jantung dan paru-paru. Pada fase I, akibat dari menumpuknya air ketuban di

paru-paru terjadi vasospasme arteri koroner dan arteri pulmonalis. Sehingga

menyebabkan aliran darah ke jantung kiri berkurang dan curah jantung menurun

akibat iskemia myocardium. Mengakibatkan gagal jantung kiri dan gangguan

pernafasan. Perempuan yang selamat dari peristiwa ini mungkin memasuki fase II. Ini

adalah fase perdarahan yang ditandai dengan pendarahan besar dengan rahim atony

dan Coagulation Intaravakuler Diseminata ( DIC ). Masalah koagulasi sekunder

mempengaruhi sekitar 40% ibu yang bertahan hidup dalam kejadian awal. Dalam hal

ini masih belum jelas cara cairan amnion mencetuskan pembekuan. Kemungkinan

terjadi akibat dari embolisme air ketuban atau kontaminasi dengan mekonium atau sel-

sel gepeng menginduksi koagulasi intravaskuler.

Emboli air ketuban

gambar Persalinan dengan penyulit Kala III dan Kal...

0BagikanBagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk

Page 2: Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan) Dianhusada_ Emboli Air Ketuban

19/05/13 ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI KEBIDANAN) DIANHUSADA: Emboli air ketuban

tyaraciiwyna.blogspot.com/p/pdf-persalinan-dengan-penyulit-kala-iii.html 2/3

IV. Manifestasi Klinis

Tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan kemungkinan emboli cairan ketuban:

1. Tekanan darah turun secara signifikan dengan hilangnya diastolik pada saat

pengukuran ( Hipotensi )

2. Dyspnea

3. Batuk

4. Sianosis perifer dan perubahan pada membran mukosa akibat dari hipoksia.

5. Janin Bradycardia sebagai respon terhadap hipoksia, denyut jantung janin dapat turun

hingga kurang dari 110 denyut per menit (dpm). Jika penurunan ini berlangsung

selama 10 menit atau lebih, itu adalah Bradycardia. Sebuah tingkat 60 bpm atau

kurang lebih 3-5 menit mungkin menunjukkan Bradycardia terminal.

6. Pulmonary edema.

7. Cardiac arrest.

8. Rahim atony: atony uterus biasanya mengakibatkan pendarahan yang berlebihan

setelah melahirkan.Kegagalan rahim untuk menjadi perusahaan dengan pijat bimanual

diagnostik.

9. Koagulopati atau pendarahan parah karena tidak adanya penjelasan lain (DIC terjadi di

83% pasien.)

V. Pemeriksaan Diagnostik

1. Gas darah arteri : pO2 biasanya menurun.

2. Tekanan vena sentralis dapat meningkat, normal, atau subnormal tergantung pada

kuantitas hilangnya darah. Darah vena sentralis dapat mengandung debris selular

cairan amninon.

3. Gambaran koagulasi ( fibrinogen, hitung jumlah trombosit, massa protrombin, produk

pecahan fibrin. Dan massa trombo[lastin parsial ) biasanya abnormal , menunjukkan

DIC.

4. EKG dapat memperlihatkan regangan jantung kanan akut.

5. Keluaran urin dapat menurun, menunjukkan perfusi ginjal yang tidak adekuat.

6. Foto toraks biasanya tidak diagnostic tapi dapat menunjukkan infiltrate. Scan paru

dapat memperlihatkan defek perfusi yang sesuai dengan proses emboli paru.

VI. Penatalaksanaan

1. Terapi krusnal , meliputi : resusitasi , ventilasi , bantuan sirkulasi , koreksi defek yang

khusus ( atonia uteri , defek koagulasi ).

2. Penggatian cairan intravena & darah diperlukan untuk mengkoreksi hipovolemia &

perdarahan .

3. Oksitosin yang di tambahkan ke infus intravena membantu penanganan atonia uteri.

4. Morfin ( 10 mg ) dapat membantu mengurangi dispnea dan ancietas .

5. Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskular dengan menghambat

proses perbekuan.

6. Amniofilin ( 250 – 500 mg ) melalui IV mungkin berguna bila ada bronkospasme ..

7. Isoproternol menyebabkan vasodilatasi perifer, relaksi otot polos bronkus, dan

peningkatan frekuensi dan kekuatan jantung. Obat ini di berikan perlahan – lahan

melalui Iv untuk menyokong tekanan darah sistolik kira – kira 100 mmHg.

8. Kortikosteroid secara IV mungkin bermanfaat .

9. Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskuler dengan menghambat

proses pembekuan.

10. Oksigen diberikan dengan tekanan untuk meningkatkan.

11. Untuk memperbaiki defek koagulasi dapat digunakan plasma beku segar dan sedian

trombosit.

12. Defek koagulasi harus dikoreksi dengan menggunakan heparin / fibrinogen.

13. Darah segar diberikan untuk memerangi kekurangan darah; perlu diperhatikan agar

tidak menimbulkan pembebanan berlebihan dalam sirkulasi darah.

14. Digitalis berhasiat kalau terdapat kegagalan jantung.

VII. Komplikasi

1. Edema paru yang luas dan akhirnya mengakibatkan kegagalan dan payah jantung

kanan.

2. Ganguan pembekuan darah.

VIII. Prognosis

Sekalipun nortalitas tinggi, emboli cairan tidak selalu membawa kematian pada tiap

Page 3: Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan) Dianhusada_ Emboli Air Ketuban

19/05/13 ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI KEBIDANAN) DIANHUSADA: Emboli air ketuban

tyaraciiwyna.blogspot.com/p/pdf-persalinan-dengan-penyulit-kala-iii.html 3/3

Beranda

Langganan: Entri (Atom)

kasus. 75% wanita meninggal sebagai akibat langsung emboli. Sisanya meninggal

akibat perdarahan yang tidak terkendali. Mortalitas feral tinggi dan 50% kematian

terjadi inutera

Rekomendasikan ini di Google

Join this siteJoin this sitew ith Google Friend Connect

Members (3)

Already a member? Sign in

PENGIKUT

TyaRa___:)

Lihat profil lengkapku

MENGENAI SAYA

▼ 2011 (4)

▼ Juni (4)

Pulmonary Emboli

- Complete Perineal Tear Reconstruction

Proses Kelahiran Manusia + Placenta.flv

Trailer - Chapter on First Degree Perineal Tear

ARSIP BLOG

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.