asp-audit aset tetap

7
Prosedur Audit Aset Tetap PENGERTIAN ASET TETAP Menurut PSAK No.16, Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan. Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara Iangsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara Iangsung adalah: Biaya persiapan tempat. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar- muat (handling costs) Biaya pemasangan (installation costs) Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur. Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal dengan nama selisih penilaian kembali aktiva tetap. JENIS TRANSAKSI Jenis transaksi aset tetap yang mungkin terjadi antara lain : Perolehan aset tetap secara tunai atau dengan alat nonomoneter lainnya Penghapusan aset tetap melalui penjualan, pertukaran, pemberhentian, pemakaian atau pembuangan Penyusutan aset tetap selama umur ekonomisnya

Upload: andrianyuni

Post on 28-Sep-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ASP

TRANSCRIPT

Prosedur Audit Aset Tetap

PENGERTIAN ASET TETAP

Menurut PSAK No.16, Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan.

Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara Iangsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.

Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara Iangsung adalah:

Biaya persiapan tempat.

Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar-muat (handling costs)

Biaya pemasangan (installation costs)

Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur.

Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Penilaian kembali atau revaluasi aktiva tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian aktiva berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan di dalam penyajian aktiva tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam akun modal dengan nama selisih penilaian kembali aktiva tetap.

JENIS TRANSAKSI

Jenis transaksi aset tetap yang mungkin terjadi antara lain :

Perolehan aset tetap secara tunai atau dengan alat nonomoneter lainnya

Penghapusan aset tetap melalui penjualan, pertukaran, pemberhentian, pemakaian atau pembuangan

Penyusutan aset tetap selama umur ekonomisnya

Penyewaan aset tetap

TUJUAN AUDIT ASET TETAP

Memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas aset tetap.

Memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di neraca betul-betul ada, masih digunakan dan milik perusahaan.

Memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar.

Memeriksa apakah disposal dari aset tetap sudah dicatat dengan benar dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.

Disposal aset tetap dapat terjadi dalam bentuk penjualan yang akan menimbulkan laba/rugi penjualan aset tetap, tukar tambah atau penghapusan aset tetap yang dapat menimbulkan kerugian, jika aset tetap tersebut masih mempunyai nilai buku.

Memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam periode yang di audit dilakukan sesuai dengan ketentuan SAK, dan apakah perhitungannya sudah benar.

Memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.

Memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

PROSEDUR AUDIT ASET TETAP

1. Pelajari dan evaluasi internal control aset tetap. Beberapa ciri internal control yang efektif untuk aset tetap:

Setiap penambahan dan penarikan aset tetap harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

Setiap penambahan aset tetap harus disesuaikan dengan anggaran.

Adanya kebijakan yang jelas dan tertulis tentang capitalization dandepreciation policy.

Perusahaan mempunyai sub buku besar aset tetap yang mencantumkan data-data aset tetap, diantaranya: tanggal pembelian aset tetap, nama supplier, harga perolehan, metode penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset tetap

Dilakukannya inventarisasi/pemeriksaan yang rutin terhadap aset tetap, untuk mengetahui keberadaan dan kondisi dari aset tetap tersebut.

Bukti-bukti kepemilikan aset tetap disimpan ditempat yang aman.

Aset tetap diasuransikan oleh perusahaan dengan jumlah/nilai pertanggungan (insurance coverage) yang wajar.

2. Minta kepada klien Top schedule dan Supporting schedule aset tetap, sehingga dapat dilihat berapa saldo awalnya, berapa penambahan/pengurangannya dan berapa saldo akhir dari aset tetap tersebut.

3. Periksa footing dan cross footing serta cocokkan totalnya dengan general ledger atau sub ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.

4. Apakah setiap penambahan dan pengurangan dari aset tetap dilengkapi dengan supporting document, termasuk otorisasinya.

Contoh Pencatatan terhadap pengurangan aset tetap :

Mesin pabrik dengan cost Rp 200.000.000,- dan jumlah akumulasi penyusutan terakhir Rp 175.000.000,- dijual dengan harga Rp 35.000.000,-

Pencatatan seharusnya adalah:

[D] Kas Rp 35.000.000

[D] Akumulasi Peny. Mesin Rp 175.000.000

[K] Mesin Rp 200.000.000

[K] Laba Penjualan Aset Tetap Rp 10.000.000

5. Lakukan pemeriksaan fisik terhadap aset tetap tersebut untuk melihat kondisinya apakah masih layak dan penilaiannya wajar.

6. Periksa bukti kepemilikan aset tetap.

Contoh :

- Tanah - Sertifikat tanah

- Gedung - Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Surat Izin Penempatan Bangunan (SIPB)

- Kendaraan bermotor - BPKB dan STNK

7. Periksa apakah capitalization policy sudah benar dan depreciation policydijalankan secara konsisten dengan tahun sebelumnya.

8. Analisis tentang perkiraan Repair and Maintenance, sehingga dapat diketahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk capital expenditure, dicatat sebagai revenue expenditure.

9. Periksa apakah aset tetap sudah diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup.

10. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, konfirmasi bank, untuk mengetahui apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.

11. Periksa apakah ada komitmen-komitmen yang dibuat perusahaan untuk membeli/menjual aset tetap.

12. Jika ada contsruction in process, periksa ketepatan nilai pertambahan yang ditransfer ke aset tetap.

13. Jika ada aset tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement-nya dan apakah pencatatannya sudah sesuai dengan SAK.

14. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, misal: ketentuan penyajian baik di neraca, laba-rugi maupun catatan atas laporan keuangan.

PROSEDUR ANALITIS SUBSTANTIF AKTIVA TETAP

Perbedaan pengujian substantif terhadap aktiva tetap dan aktiva lancar

Karena frekuensi transaksi sangat sedikit maka pengujian substantif aktiva tetap relatif lebih singkat dari waktu yang diperlukan untuk pengujian substantif terhadap aktiva lancar. Karena pengaruh cutoff (pisah batas) sedikit pada perhitungan laba rugi maka auditor tidak mengarahkan perhatiannya pada ketelitian cutoff (pisah batas) transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap pada akhir tahun tetapi memusatkan perhatiannya pada ketepatan cutoff (pisah batas) transaksi aktiva lancar. Menitikberatkan pada verifikasi mutasi aktiva tetap. Sedangkan pada aktiva lancar menitikberatkan pada saldo per tanggal neraca.

Tujuan pengujian substantif terhadap aktiva tetap

Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang berkaitan dengan aktiva tetap.

Membuktikan keberdaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.

Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap

Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca

Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca

Prosedur analitis substantif aktiva tetap

Bandingkan saldo aktiva tetap dan beban penyusutan tahun lalu dengan saldo tahun berjalan setelah mempertimbangkan perubahan dalam kondisi atau komposisi aktiva

Menghitung rasio beban penyusutan ke akun aktiva tetap terkait dan membandingkan dengan rasio tahun lalu

Menghitung rasio beban pemeliharaan ke akun aktiva tetap terkait dan membandingkan dengan rasio tahun lalu

Menghitung rasio beban asuransi ke akun aktiva tetap tetap terkait dan membandingkan dengan rasio tahun lalu.

Review anggaran modal dan membandingkan jumlah yang dibelanjakan dengan jumlah yang dianggarkan.

Sebagai contoh, auditor dapat menghitung rasio beban penyusutan ke akun aktiva terkait dan membandingkannya dengan rasio tahun lalu. Jika rasio kurang dari rasio tahun lalu, auditor dapat menyimpulkan bahwa penyusutan tidak dihitung untuk beberapa aktiva yang ada di dalam akun.

Pengujian substantif terhadap aktiva tetap dalam audit yang pertama kali

Auditor harus memverifikasi sejak aktiva tetap tersebut diperoleh hingga awal tahun yang diaudit. Kecuali jika tahun sebelumnya telah diaudit, maka auditor yang baru memusatkan pada transaksi mutasi dalam tahun yang diaudit.

PENGUJIAN TERINCI ATAS TRANSAKSI, SALDO AKUN, DAN PENGUNGKAPAN - AKTIVA TETAP

1) Kelengkapan

Auditor memverifikasi keakuratan aktiva tetap dengan mendapatkan skedul induk dan skedul terinci untuk penambahan dan pengurangan aktiva. Jika auditor masih memiliki keraguan mengenai asersi kelengkapan, ia dapat memeriksa secara fisik sampel aktiva dan menelusurinya ke buku pembantu aktiva tetap. Jika aktiva termasuk dalam buku besar pembantu, auditor memiliki bukti yang memadai yang mendukung asersi kelengkapan.

2) Pisah Batas

Pisah batas diuji sebagai bagian dari pekerjaan audit utang usaha dan beban yang masih harus dibayar. Dengan memeriksa sampel faktuk vendor dari beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun, auditor dapat menentukan apakah transaksi aktiva modal dicatat di periode tepat. Tanya jawab dengan pegawai klie dan review atas transaksi sewa guna untuk periode yang sama dapat memberikan bukti atas pisah batas yang tepat bagi sewa guna usaha.

3) Klasifikasi

Pertama, klasifikasi transaksi ke dalam akun aktiva tetap yang benar biasanya diperiksa sebagai bagian dari pengujian proses pembelian. Pengujian pengendalian auditor dan pengujian substantif atas transaksi memberikan bukti mengenai efektivitas prosedur pengendalian untuk asersi ini. Kedua, auditor harus memeriksa akun beban yang dipilih seperti perbaikan dan pemeliharaan untuk menentukan apakah ada aktiva modal yang telah dicatat secara tidak tepat di dalam akun ini. Dalam memeriksa dokumen pendukung, auditor harua menentukan apakah transaksi benar-benar merupakan unsur beban atau apakah akan lebih tepat untuk mengapltalisasi biaya tersebut. Terakhir, auditor harus memeriksa tiap perjanjian sewa guna usaha material untuk memverifikasi bahwa sewa guna usaha telah diklasifikasikan dengan benar sebagai sewa menyewa biasa atau sewa guna usaha pembiayaan.

4) Keberadaan

Untuk menguji keabsahan, auditor mendapatkan daftar dari semua penambahan besar dan memeriksanya ke dokumen pendukung seperti faktur vendor. Dan lagi, auditor mungkin ingin memverifikasi bahwa aktiva yang dicatat sebagai aktiva modal benar-benar ada. Untuk perolehan yang besar, auditor dapat memeriksa secara fisik aktiva modal. Sama halnya, penghapusan aktiva harus diotorisasi dengan tepat, dan dokumentasi pendukung seperti penerimaan penjualan harus menunjukkan bagaimana penghapusan berlangsung. Auditor harus juga memastikan keabsahan transaksi sewa guna usaha dengan memeriksa perjanjian sewa guna usaha yang dilakukan oleh entitas. Jika perjanjian sewa guna usaha diotorisasi secara tepat dan aktiva telah digunakan, bukti tersebut mendukung keabsahan aktiva yang dicatat.

5) Hak dan Kewajiban

Auditor dapat menguji hak atau kepemilikan dengan memeriksa faktur vendor atau dokumen pendukung lain.

6) Penilaian dan Alokasi

Auditor menguji biaya aktiva baru yang dicatat dengan memeriksa faktur vendor dan dokumen pendukung lain yang digunakan oleh klien untuk menetapkan nilai aktiva yang tercatat. Jika klien memiliki aktiva yang dibangun sendiri, auditor melaksanakan pekerjaan audit terinci atas akun pekerjaan dalam pembangunan. Hal ini termasuk memastikan bahwa bunga dikapitalisasi secara tepat sebagi biaya aktiva (lihat FASB No.34, Kapitalisasi Biaya Bunga).

FASB No 144, Akuntansi untuk Penurunan Nilai atau Penghentian Pemakaian Aktiva Berumur Panjang, mensyaratkan bahwa aktiva berumur panjang di-review untuk penurunan nilai jika peristiwa atau perubahan kondisi menunjukkan bahwa nilai tercatataktiva tidak dapat di pulihkan. Biasanya, auditor mengumpulan keyakinan atas penilaian aktiva tetap melalui berbagai prosedur (misalnya, memahami bisnis dan industri serta peristiwa saat ini yang dapat mengarah pada penurunan nilai, pengujian pengendalian atas evaluasi penurunan nilai klien, tanya jawab dan observasi terkait dengan kondisi dan manfaat aktiva berumur panjang, dan pengujian terinci atas saldo).

Isu penilaian lainnya yang harus dihadapi auditor adalah pengakuan beban penyusutan. Jika klien menggunakan komputer untuk memproses dan memperhitungkan aktiva modal, auditor mungkin dapat menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk memverifikasi perhitungan penyusutan untuk berbagi aktiva. Alternatifnya, auditor dapat menghitung kembali beban penyusutan untuk sampel aktiva modal. Dalam melakukan perhitungan ini, auditor mempertimbangkan kewajaran estimasi umur aktiva, metode penyusutan yang digunakan untuk tujuan pembukuan dan pajak, serta nilai sisa yang diperkirakan.

7) Isi Pengungkapan

Beberapa pengungkapan ini dibuat berupa catatan atas laporan keuangan ikthisar kebijakan akuntansi signifikan, sedangkan unsur lain dapat diungkapkan dalam catatan atas laporam keuangan terpisah.

EVALUASI TEMUAN AUDIT-AKTIVA TETAP

Auditor menjumlahkan kemungkinan salah saji dan membandingkan jumlah ini dengan salah saji yang dapat diterima, bukti menunjukkan bahwa akun aktiva tetap tidak mengandung salah saji material. Tetapi jika kerugian salah saji lebih besar dari salah saji yang dapat diterima, auditor akan memerlukan menyesuaian atas akun tersebut atau menerbitkan laporan auditor dengan pendapat wajar dengan pengecualian.