asmiha ke-25: kualitas layanan kardiovaskular...

4
A SMIHA (Annual Scientific Meet- ing of Indonesian Heart Associa- tion) telah menginjak angka ke- 25, menandakan eksistensinya yang telah seperempat abad. dr. Daniel PL Tobing, SpJP, FIHA selaku ketua ASMIHA kali ini mengatakan banyak kalangan yang tertar- ik hadir mengikuti acara ini, mulai dari dokter spesialis jantung, spesialis bedah, hingga dokter umum. Dari tahun ke tahun, ASMIHA berhasil menjadi magnet di dun- ia kedokteran hingga menarik 2000 peser- ta per tahun. Asal-usul pelaksanaan AS- MIHA tentunya menarik untuk dikupas. Rupanya, dr. Manoefris Kasim, SpJP(K), FIHA, FACC yang memelopori ASMIHA. Sosok rendah hati ini bertutur mengenai awal mula ASMIHA. Ketika ia diamanah- kan menjadi Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PER- KI) 2002-2004, ia mencetuskan ide untuk mengubah nama Cardiology Update, yang terkesan kurang menarik, menjadi Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart As- sociation. ASMIHA pertama kali digelar berdasarkan surat keputusan yang dikelu- arkan oleh dr. Manoefris Kasim, SpJP(K), FIHA, FACC. Selain itu, Manoefris juga turut berperan dalam memulai adanya gelar FIHA di Indonesia. ASMIHA di pagelarannya ke-25 kali ini membawakan hal-hal yang spesial ke- pada dunia kesehatan. Lima asosiasi kar- diologis dari dunia internasional, yaitu World Heart Federation, European Society of Cardiology (ESC), American College of Cardiology (ACC), ASEAN Federation of Cardiology (AFC), dan Asian Pacific So- ciety of Cardiology (APSC) turut mera- maikan dengan mengirimkan perwakilan pembicara dalam rangkaian acara ASMI- HA kali ini. Dengan terhubungnya ASMI- HA dengan berbagai asosiasi dari man- canegara ini, ASMIHA mengajak elemen kesehatan Indonesia untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama di bidang kardiovaskular. Topik yang diangkat tahun ini ada- lah “Bridging the Gap in Cardiovascular Care: Providing Efficient, Streamlined, and Focused Care in Cardiovascular Services”. Topik ini diangkat berdasarkan keinginan untuk menjembatani perbedaan kuali- tas pelayanan kardiovaskular di berbagai wilayah nusantara. Hal ini ditunjukkan dengan adanya simposium Cardiologist New Frontier, yaitu mengundang kardiol- ogis yang berhasil mengambangkan pe- layanan kardiovaskular di daerahnya. Hal yang tak kalah menarik lainnya adalah dr. Anwar Santoso, PhD, Sp.JP(K), FIHA mengatakan bahwa 191 artikel penelitian yang terpilih akan diberi kesempatan un- tuk diterbitkan di dalam jurnal tersohor European Heart Journal (EHJ) di ASMIHA tahun ini. Lalu, akan ada lebih dari 150 dokter spesialis jantung dan pembuluh da- rah serta dokter spesialis bedah toraks kar- diovaskular yang akan dikonvokasi. Telah berlangsung sejak Kamis, 14 April 2016 kemarin di Hotel Ritz-Carl- ton, Kuningan, ASMIHA membawakan 12 workshop menarik dan berlangsung den- gan baik. Hal ini tidak terlepas dari per- an Dr. dr. Amiliana M.S, SpJP(K) selaku penanggung jawab workshop yang terlihat mengawasi jalannya seluruh workshop se- cara aktif. Workshop diikuti oleh banyak peserta yang antusias untuk mengikuti workshop. Dr. dr. Basuni Radi, SP.JP(K), FIHA, PhD menuturkan bahwa ASMIHA itu bagaikan menu makanan yang enak, di dalamnya ada materi yang disesuaikan dengan kondi- si terkini dengan pembicara dari berbagai sudut dunia dan juga para ahli terkemuka, namun disajikan dengan cara yang mudah untuk dicerna, bahkan bisa menjadi ajang bersua dengan teman-teman lama. 2 Dokter Umum Penentu Utama Prognosis Pasien Gagal Jantung Intra-Aortic Balloon Pump, Penyelamat Shock Cardiogenic Aritmia, Tak Sekadar Masalah Jantung 3 Gradual Approach towards Basic Transesophageal Comprehensive Care in the Treatment of Advanced Heart Failure Angina Pektoris Stabil : Dari Diagnosis hingga Tatalaksana Ultrasonography Cardiac Magnetic Resonance: Alat Diagnosis yang Mutakhir 4 Testimoni Galeri Foto Sekilas Hari Ini ASMIHA ke-25: Kualitas Layanan Kardiovaskular Mancanegara untuk Nusantara ASMIHA kembali hadir tahun ini dengan banyak hal spesial bagi dunia kesehatan. Tujuannya satu : meningkatkan mutu pelayanan kardiovaskular di bumi Indonesia Edisi I 15 April 2016 dr. Daniel PL Tobing, SpJP, FIHA Ketua ASMIHA ke-25 dr. Manoefris Kasim, SpJP(K), FIHA, FACC Pelopor ASMIHA dr. Anwar Santoso, PhD, SpJP(K), FIHA Presiden PERKI Dr. dr. Amiliana M.S, SpJP(K) PIC Workshop ASMIHA ke-25 Dr. dr. Basuni Radi, SP.JP(K), FIHA, PhD Ketua Scientific Program ASMIHA ke-25

Upload: phungkien

Post on 06-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASMIHA ke-25: Kualitas Layanan Kardiovaskular …beranisehat.com/wp-content/uploads/2016/04/Symposium-Highlight... · Syok kardiogenik merupa-kan keadaan yang mengancam nyawa dan

1ASMIHA

Edisi 1 | 15 April 2016

ASMIHA (Annual Scientific Meet-ing of Indonesian Heart Associa-tion) telah menginjak angka ke-

25, menandakan eksistensinya yang telah seperempat abad. dr. Daniel PL Tobing, SpJP, FIHA selaku ketua ASMIHA kali ini mengatakan banyak kalangan yang tertar-ik hadir mengikuti acara ini, mulai dari dokter spesialis jantung, spesialis bedah, hingga dokter umum. Dari tahun ke tahun, ASMIHA berhasil menjadi magnet di dun-ia kedokteran hingga menarik 2000 peser-ta per tahun. Asal-usul pelaksanaan AS-MIHA tentunya menarik untuk dikupas. Rupanya, dr. Manoefris Kasim, SpJP(K), FIHA, FACC yang memelopori ASMIHA. Sosok rendah hati ini bertutur mengenai awal mula ASMIHA. Ketika ia diamanah-kan menjadi Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PER-KI) 2002-2004, ia mencetuskan ide untuk mengubah nama Cardiology Update, yang terkesan kurang menarik, menjadi Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart As-sociation. ASMIHA pertama kali digelar berdasarkan surat keputusan yang dikelu-arkan oleh dr. Manoefris Kasim, SpJP(K), FIHA, FACC. Selain itu, Manoefris juga turut berperan dalam memulai adanya gelar FIHA di Indonesia.

ASMIHA di pagelarannya ke-25 kali ini membawakan hal-hal yang spesial ke-pada dunia kesehatan. Lima asosiasi kar-diologis dari dunia internasional, yaitu World Heart Federation, European Society of Cardiology (ESC), American College of Cardiology (ACC), ASEAN Federation of Cardiology (AFC), dan Asian Pacific So-ciety of Cardiology (APSC) turut mera-maikan dengan mengirimkan perwakilan pembicara dalam rangkaian acara ASMI-HA kali ini. Dengan terhubungnya ASMI-HA dengan berbagai asosiasi dari man-canegara ini, ASMIHA mengajak elemen kesehatan Indonesia untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama di bidang kardiovaskular.

Topik yang diangkat tahun ini ada-lah “Bridging the Gap in Cardiovascular Care: Providing Efficient, Streamlined, and Focused Care in Cardiovascular Services”. Topik ini diangkat berdasarkan keinginan untuk menjembatani perbedaan kuali-tas pelayanan kardiovaskular di berbagai wilayah nusantara. Hal ini ditunjukkan dengan adanya simposium Cardiologist New Frontier, yaitu mengundang kardiol-ogis yang berhasil mengambangkan pe-layanan kardiovaskular di daerahnya. Hal yang tak kalah menarik lainnya adalah

dr. Anwar Santoso, PhD, Sp.JP(K), FIHA mengatakan bahwa 191 artikel penelitian yang terpilih akan diberi kesempatan un-tuk diterbitkan di dalam jurnal tersohor European Heart Journal (EHJ) di ASMIHA tahun ini. Lalu, akan ada lebih dari 150 dokter spesialis jantung dan pembuluh da-rah serta dokter spesialis bedah toraks kar-diovaskular yang akan dikonvokasi.

Telah berlangsung sejak Kamis, 14 April 2016 kemarin di Hotel Ritz-Carl-ton, Kuningan, ASMIHA membawakan 12 workshop menarik dan berlangsung den-gan baik. Hal ini tidak terlepas dari per-an Dr. dr. Amiliana M.S, SpJP(K) selaku penanggung jawab workshop yang terlihat mengawasi jalannya seluruh workshop se-cara aktif.

Workshop diikuti oleh banyak peserta yang antusias untuk mengikuti workshop. Dr. dr. Basuni Radi, SP.JP(K), FIHA, PhD menuturkan bahwa ASMIHA itu bagaikan menu makanan yang enak, di dalamnya ada materi yang disesuaikan dengan kondi-si terkini dengan pembicara dari berbagai sudut dunia dan juga para ahli terkemuka, namun disajikan dengan cara yang mudah untuk dicerna, bahkan bisa menjadi ajang bersua dengan teman-teman lama.

2• Dokter Umum Penentu

Utama Prognosis Pasien Gagal Jantung

• Intra-Aortic Balloon Pump, Penyelamat Shock

Cardiogenic• Aritmia, Tak Sekadar Masalah

Jantung

3•Gradual Approach towards

Basic Transesophageal •Comprehensive Care in the Treatment of Advanced Heart

Failure•Angina Pektoris Stabil : Dari Diagnosis hingga Tatalaksana

Ultrasonography •Cardiac Magnetic Resonance:

Alat Diagnosis yang Mutakhir

4•Testimoni•Galeri Foto

•Sekilas Hari Ini

ASMIHA ke-25: Kualitas Layanan Kardiovaskular Mancanegara untuk Nusantara

ASMIHA kembali hadir tahun ini dengan banyak hal spesial bagi dunia kesehatan. Tujuannya satu : meningkatkan mutu pelayanan kardiovaskular di bumi Indonesia

Edisi

I15 April 2016

dr. Daniel PL Tobing, SpJP, FIHAKetua ASMIHA ke-25

dr. Manoefris Kasim, SpJP(K), FIHA, FACC

Pelopor ASMIHA

dr. Anwar Santoso, PhD,SpJP(K), FIHAPresiden PERKI

Dr. dr. Amiliana M.S, SpJP(K) PIC Workshop ASMIHA ke-25

Dr. dr. Basuni Radi, SP.JP(K), FIHA, PhD

Ketua Scientific Program ASMIHA ke-25

Page 2: ASMIHA ke-25: Kualitas Layanan Kardiovaskular …beranisehat.com/wp-content/uploads/2016/04/Symposium-Highlight... · Syok kardiogenik merupa-kan keadaan yang mengancam nyawa dan

2ASMIHA Edisi 1Edisi 1 | 15 April 2016

Gagal jantung adalah penurunan ki-nerja jantung karena berbagai se-bab yang diawali oleh penurunan

cardiac output. Penurunan cardiac output menyebabkan peningkatan end diastolic volume (EDV) dan pulmonary capillary wedge pressure. Selain itu, terjadi aktivasi sistem neurohormonal. Berkaitan dengan perubahan klinis yang dialami pasien ga-gal jantung akut, ASMIHA mengadakan workshop dengan tema “Acute Heart Fail-ure and Shock“ agar para dokter umum mampu menjadi lini pertama yang kom-peten.

Dr. Dafsah A. Juzar, SpJP(K), FIHA membawakan sesi pertama dengan titik fokus patofisiologi gagal jantung akut dan syok. Efek berupa remodelling, stunning, dan hibernation sering kali terjadi, wa-laupun pasien sudah menerima tatalak-sana. Penanganan yang cepat diharapkan menurunkan efek pascaperawatan.

Menurut dr. Jetty R. H. Sedyawan, SpJP(K), dokter umum perlu mengetahui cara menentukan adanya instabilitas kar-diopulmonar dengan mengenali respira-tory distress dan gangguan hemodinamik. Pasien dengan instabilitas kardiopulmo-nar harus segera mendapat perawatan di ICU. “Dengan meningkatkan kecepatan diagnosis menjadi 30–60 menit, pasien dapat tertangani hanya dalam waktu 150 menit,” kata Jetty.

Pemeriksaan penunjang wajib dilakukan pada pusat kesehatan yang memiliki fasilitas memadai. Alat yang paling sederhana dan noninvasif adalah ultrasound. Berdasarkan presentasi dari dr. Andre Ketaren, SpJP dalam workshop “Focused Ultrasound for AHF & Shock in ED,” pemeriksaan dengan alat ini mem-berikan gambaran perubahan struktur yang dapat mengarahkan dokter untuk menegakkan diagnosis.

Materi berikutnya dibawakan oleh dr. Ismir Fahri, SpJP berjudul “How to Optimize Hemodynamic Management: Vasopressor Inotropes and Fluid Therapy”. Prinsip penanganan gagal jantung akut adalah meningkatkan perfusi dan oksige-nasi jaringan, baik melalui terapi farma-kologi maupun terapi pemberian cairan. Penggunaan obat inotropik dan vasopre-sor disesuaikan dengan kondisi pasien, tetapi volume preload harus dipastikan adekuat terlebih dahulu. Volume yang ti-dak adekuat dibantu dengan pemberian cairan berdasarkan besar JVP.

Gagal jantung akut hampir sama dengan sindrom koroner akut dalam segi kedaruratan. Para dokter umum, teruta-ma yang berada di daerah memiliki ket-erbatasan fasilitas untuk menangani ka-sus ini. Pengetahuan akan prinsip-prinsip utama untuk mendiagnosis gagal jantung akut menjadi penentu prognosis pasien.

Dokter Umum Penentu Utama Prognosis Pasien Gagal Jantung

Workshop Intra-Aortic Ballon Pump (IABP) merupakan salah satu workshop ASMIHA 2016 yang

dilaksanakan di ruang Mutiara 8-9, Ho-tel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Workshop ini dibagi dalam tiga sesi presen-tasi. Sesi pertama dibawakan oleh dr. Dian Zamroni, SpJP yang membahas mengenai indikasi IABP. Syok kardiogenik merupa-kan keadaan yang mengancam nyawa dan harus ditatalaksana segera, salah satunya dengan pemasangan IABP. Selain itu, IABP juga dapat digunakan untuk mengatasi an-gina tidak stabil refrakter, aritmia refrakter, dan lain sebagainya.

Keseimbangan antara oxygen demand dan oxygen supply pada jantung merupa-kan kunci tatalaksana syok kardiogenik. dr. Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, FECS, FAPSIC, FSCAI menjelaskan bahwa IABP dapat menurunkan oxygen demand. Balon pada IABP berisikan helium, gas nonreak-tif yang aman bagi tubuh. Balon tersebut akan mengembang sesaat setelah katup aorta tertutup. Dengan demikian, terjadi tekanan retrograde pada lengkung aorta yang meningkatkan perfusi darah ke jarin-gan otot jantung. Sesaat setelah katup aorta terbuka, balon tersebut akan mengempis sehingga terjadi penurunan afterload se-cara tiba-tiba.Penting bagi kardiolog untuk memilih ukuran balon yang tepat berdasar-kan tinggi badan pasien.

Dalam praktiknya di RS Harapan Kita, Isman menuturkan bahwa ukuran balon yang paling sering digunakan ada-lah 30 cc dan 40 cc. Pemilihan ukuran balon ini penting, sebab ketika inflasi, balon hanya boleh menutupi 75-90% lu-men aorta. Selain ukuran balon, hal lain yang memengaruhi efisiensi IABP adalah pengaturan ritme inflasi-deflasi. Ritme yang tidak tepat justru dapat memperbu-ruk kondisi pasien.

IABP bukan terapi definitif sehing-ga penggunaannya perlu dihentikan apa-bila pasien telah stabil. Dr. Tri Astiawati, SpJP pada sesi ini menyampaikan dua parameter yang perlu diperhatikan ke-tika akan melakukan penyapihan IABP, yaitu keadaan klinis dan hemodinamik pasien. Penyapihan ini terdiri dari dua cara yang keduanya harus diturunkan secara bertahap, yaitu reduksi volume balon dan frekuensi inflasi-deflasi.

Sesi materi terakhir membahas per-awatan pada pasien pascapemasangan IABP. Hal yang paling perlu diwaspadai adalah perdarahan pada area insisi yang seringkali tidak disadari oleh pasien. Se-lanjutnya, peserta workshop memprak-tikkan teknik IABP yang telah dipres-entasikan sebelumnya dengan panduan oleh dr. Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, FECS, FAPSIC, FSCAI dan dr. Dian Zamroni, SpJP sebagai instruktor.

Intra-Aortic Balloon Pump, Penyelamat Shock Cardiogenic

dr. Dian Zamroni, SpJP tampak sedang mempraktikkan teknik IABP kepada para peserta

Aritmia, Tak Sekadar Masalah Jantung

Kamis, 14 April 2016 di Ruang Mu-tiara ballroom 2 telah berlangsung workshop bertajuk “Arrhythmias

Related Diseases” sebagai rangkaian aca-ra dari ASMIHA ke-25. Workshop yang diketuai oleh Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp-JP(K), FIHA ini membahas mengenai pertanyaan-pertanyaan klinis terkait arit-mia. Workshop diawali dengan pretest, kemudian dilanjutkan dengan enam sesi presentasi. Sesi pertama membahas ten-tang disfagia terkait premature ventricular complex (PVC) yang dibawakan oleh dr. Sunu B Raharjo, SpJP, PhD, FIHA.

Sunu menjabarkan beberapa lapo-ran kasus dan penelitian sederhana un-tuk menentukan hubungan PVC dengan gastroesophageal reflux disease (GERD). “Ketiga case reports dan small studies menunjukkan bahwa PVC mendahu-lui GERD, walaupun hal ini masih dapat didiskusikan,” ujar Sunu. Dalam praktik klinis, disarankan untuk menangani PVC terlebih dahulu pada pasien dengan PVC dan GERD. Sesi berikutnya dibawakan

oleh dr. Beny Hartono, SpJP, FIHA yang membahas aritmia pada hipertiroid. Beny mengungkapkan bahwa hipertiroidisme sebagai kausa fibrilasi atrial merupakan prioritas penanganan.

Selanjutnya, dr. Erika Maharani Sp-JP(K) menjelaskan aritmia pada prolaps katup mitral dengan ventricular extrasys-tole (VES). “Prolaps katup mitral bukan kondisi benign. Identifikasi kelompok high risk penting untuk mencegah sudden car-diac death,” ujar Erika. Fibrosis pada kat-up dan inferobasal dinding ventrikel kiri menjadi bukti penyebab aritmia pada pro-laps katup mitral. Aritmia ventrikel lebih lanjut dibahas oleh dr. Adhantoro Ra-hadyan, SpJP, khususnya mengenai karak-teristiknya pada penyakit arteri koroner. Rahadyan menyediakan penjelasan tidak hanya dalam lingkup aritmia, tetapi juga gambaran umum terkait pendekatan ter-hadap penyakit arteri koroner. Sebelum sesi kelima dimulai, peserta dihadapkan pada contoh-contoh kasus terkait empat subtopik sebelumnya. Kemudian rencana

tatalaksana, mulai dari diagnosis hingga terapi, didiskusikan bersama moderator dan pembicara.

Selain pada penyakit metabolik dan pencernaan, dr. Hauda El Rasyid, SpJP sebagai pembicara sesi kelima membahas kejadian aritmia terkait dengan kecema-san. Hauda mengungkapkan bahwa fi-brilasi atrial meningkat akibat munculnya kecemasan akibat berbagai faktor terma-suk polusi udara dan stres psikologis. Sesi terakhir dibawakan oleh dr. Alexander Edo Tondas SpJP(K), FIHA, FICA yang memaparkan cara memprediksi tachy-cardia-induced cardiomyopathy (TIC) dengan menilai kejadian aritmia. Karak-teristik aritmia yang menyebabkan TIC meliputi frekuensi denyut jantung yang tinggi, iregularitas, dan durasi yang lebih lama. Workshop ditutup dengan posttest.

dr. Sunu B. Raharjo, SpJP, PhD, FIHA menjelaskan mengenai disfagia terkait PVC

Dr. Dafsah A. Juzar, SpJP(K), FIHA menjawab pertanyaan peserta pada sesi tanya jawab

Page 3: ASMIHA ke-25: Kualitas Layanan Kardiovaskular …beranisehat.com/wp-content/uploads/2016/04/Symposium-Highlight... · Syok kardiogenik merupa-kan keadaan yang mengancam nyawa dan

3ASMIHA

Edisi 1 | 15 April 2016

Gradual Approach towards Basic Transesophageal Echocardiography

Heart Failure is a complication of cardiovascular disease that can be lethal. To improve clinician com-

petence in heart failure, ASMIHA orga-nize the Workshop on Managing problems in Advanced Heart Failure on Mutiara 5-6, Ritz Carlton Hotel Jakarta.

One of the materials was ABC’s of advanced heart failure by dr. Rarsari S. Pratikno, SpJP. She mentioned dyspnea as the hallmark of elevated left-sided filing pressures in heart failure. Furthermore, she also explained the stepwise approach of pharmacotherapy. First line therapy is pulsed diuretics followed by ACE Inhib-itor. Beta Blocker and Aldosterone an-tagonist are the last therapy to be given. The combination of thiazide or spirolac-tone with loop diuretics can be used to overcome diuretics resistance. Right after diagnosis and exclusion of contraindica-tions, ACE inhibitor has to be adminis-tered. However, in ACE inhibitor-intol-erant patients, it is recommended to use Angiotensin Receptor Blockers (ARBs). In some cases, the physician needs to take palliative or end-of-life approach. The goal is to control debilitating symptoms and manage distress. When the heart fail-ure progress, the goal of therapy shifts from extending life to improving quali-ty of life. Later on, dr. M. Arif Nugroho, SpJP presented right ventricular failure (RVF) management. RVF is a complex clinical syndrome that has major signs: lower extremity edema, ascites, decrease in exercise tolerance, or arrhythmia. The last presentation was Comorbidities in Heart Failure which was delivered by dr. Siti Elkana Nauli, SpJP. Determining the comorbidities is important because it may affects the use of treatments, worsens the heart failure, affects drug interaction, re-duces patients adherence, and predicts prognosis. One example of comorbidities in heart failure is anemia which has 4-61% prevalence worldwide. Anemia in heart failure usually normocytic or microcytic and the underlying cause includes: chron-

ic kidney disease, increased of proinflam-matory cytokines, renin-angiotensin sys-tem inhibitors, hemodilution, and iron deficiency. In heart failure accompanied with anemia, it is recommended to con-sume iron suplemetation 200-700 mg ev-ery week until the ferritin level is higher than 500μg/L. Patients with chronic kid-ney disease are advised to consume er-itropoetin.

The workshop also had interactive case discussion in the end of each pre-sentation, in which the participants were able to vote their answer regarding cer-tain cases with digital vote.

Comprehensive Care in the Treatment of Advanced Heart Failure

dr. Rarsari S. Pratikno, SpJP. led the case discussion of advanced heart failure

dr. Agnes Lucia Panda SpJP talked about probe insertion

Angina Pektoris Stabil : Dari Diagnosis hingga Tatalaksana Ultrasonography

Took place in Ritz Carlton, Mega Kuningan, “Basic Transesophageal Echocardiography (TEE)” work-

shop given as one of twelve workshops at ASMIHA on April 14th 2016, “Basic TEE” consisted of a series of introducto-ry lectures and demonstrations. Dr. Er-wan Martanto, SpPD, SpJP(K) acted as its course director and dr. M. Arief Nu-groho, SpJP, FIHA as course coordinator.

Presented with two repeated ses-sions, the second session began with in-troductory lectures by dr. Agus Subagio, SpJP, FIHA and dr. M. Rizky Akbar, MKes, SpJP. Subagio emphasized on favorable position of TEE over transthoracic echo-cardiogram (TTE). “Superiority of TEE over TTE helps us deliver better manage-ment to the patients, but along with its advantages, TEE also comes with absolute need of skills and expertise,” Subagio said. Accordingly, he went on delivering how to master, standard view and orientation of TEE, alongside its application in clini-cal settings. As the last introductory lec-ture, Akbar elaborated the crucial step of conducting TEE, which is tube insertion.

Further talks on TEE and its prop-erties of evaluating presence of thrombus in atrium were delivered by dr. Sany R. Siswardana, SpJP. Siswardana addressed identification of thrombus in left atrial ap-pendage (LAA) as one of major concerns

in TEE observation. He showed that full assessment of LAA requires multiple an-gles on both TEE and Doppler imaging. Siswardana continued the case demo with the topic of Amplatzer (ASO) selection. “TEE plays a critical role in guidance and any therapeutic means for patients with ASO indication,” he noted. Based on only certain pathological condition assess-ment on TEE, ASO could be subsequent-ly conducted. Atrial Septal Defect (ASD) secundum turned out to be the best sce-nario in application of ASO selection.

The course proceeded with demon-strations led by Subagio. He conducted demo on interatrial, septal, and mitral valve assessment through several videos and animations. Subagio presented both normal and pathological view of septals and valves in TEE. He carried on a case demo afterwards to further illustrate pros-thetic valve problems presented in TEE.

In the end of the last session, Ak-bar delivered TEE live simulation on a special mannequin. The simulation allowed workshop participants to per-formed maneuver and explored prop-erties of TEE freely. Identification of valves, septals, veins, arteries, and heart chambers were elaborated in each view of TEE. This session proved to be challeng-ing as TEE demands great understand-ing in the field of anatomy orientation.

Angina Pektoris Stabil (APS) mer-upakan gejala yang umum terjadi pada pasien yang mengalami iske-

mia miokardium. Sebagai kondisi yang bersifat fatal, APS perlu ditatalaksana secara komprehesif oleh praktisi keseha-tan, khususnya spesialis kardiovaskular. ASMIHA tahun ini mengadakan Work-shop on Stable Angina Pectoris : From Pathophysiology to Various Therapeutic Options yang dipimpin oleh dr. Rita Za-hara Sp.JP(K). Pada sesi pertama dibahas mengenai Mechanism and Pathophysiol-ogy of Stable Angina Pectoris yang dibagi menjadi tiga presentasi : (1) gambaran konsep iskemia pada APS, (2) history tak-ing, physical examination, dan EKG dari APS, dan (3) algoritma tatalaksana APS. Rangkaian acara dilanjutkan dengan sesi kedua yang bertema Diagnostic approach in Stable Angina Pectoris.

Sesi ketiga bertujuan untuk mem-berikan informasi kepada peserta menge-nai tatalaksana APS. Salah satu presentasi dibawakan oleh Dr. dr. J. Nugroho, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, FICA, FESC men-genai antiplatelet and anti-ischemic choic-

es. Menurut Nugroho, terapi APS kronik dapat dianggap sukses apabila nyeri dada menghilang, kapasitas fungsional Canadi-an Cardiovascular Society Angina (CCSA) Class menjadi kelas I, rutinitas pasien kembali, efek samping yang minimal, dan dapat disesuaikan dengan karateristik pa-sien.

Sesi terakhir yang paling menar-ik adalah diskusi soal di mana peserta mendiskusikan mengenai pertanyaan ka-sus sehingga peserta merasa puas dengan berbagai pengetahuan dan skill baru yang mereka dapatkan.

dr. Rita Zahara Sp.JP(K) memimpin sesi pertama workshop angina pectoris

Cardiac Magnetic Resonance: Alat Diagnosis yang Mutakhir

Saat ini, Magnetic Resonance Im-aging (MRI) telah dikembangkan sebagai dasar pemeriksaan diag-

nostik penyakit jantung, yaitu Cardiac Magnetic Resonance (CMR). CMR telah direkomendasikan untuk mengevalua-si penyakit kardiovaskular. Alat ini tidak memancarkan radiasi namun mampu me-nilai fungsi jantung lebih baik daripada alat pencitraan lain, meskipun biaya pe-meriksaannya mahal. Oleh karena itu, AS-MIHA tahun ini mengadakan workshop mengenai Cardiac Magnetic Resonance Assessment in Cardiovascular Disease.

Pada sesi pertama, dr. Elen Sahara, Sp.JP, FIHA membawakan materi men-genai perfusion CMR yang dilanjutkan oleh sesi kedua dari dr. Manoefris Kasim, Sp.JP(K), Sp.KN mengenai peran CMR pada kasus sindrom koroner akut. Pada sesi ketiga, Celly A. Atmadikoesoemah, MD, menyebutkan bahwa CMR merupa-kan alat diagnostik yang paling mutakhir dalam menilai fungsi jantung. CMR yang menggunakan kontras gadolinium juga mampu menilai adanya infark, trombus, dan obstruksi mikrovaskular. Sesi keempat

kemudian dibawakan oleh dr. Sony H. Wicaksono, Sp.JP mengenai peran CMR dalam mendiagnosis kardiomiopati.

Teknik pencitraan CMR berma-cam-macam seperti Cine CMR, Edema CMR, Black-blood CMR, perfusion CMR, dan LGE CMR. Cine CMR menyajikan potongan tunggal jantung pada lokasi yang sama selama beberapa waktu un-tuk dirangkai menjadi gambar berger-ak. Pemeriksaan ini memiliki keunggu-lan untuk mendeteksi trombus dengan luas lapang pandang yang dikehendaki.

Terakhir, pada workshop terse-but, peserta juga mendapat kesempa-tan untuk hands-on dengan software free trial dari Circlevi di laptop mas-ing-masing. Para peserta dipandu oleh instruktor untuk membantu membaca CMR mulai dari cine, edema, hingga membuat kesimpulan dari hasil CMR.

Page 4: ASMIHA ke-25: Kualitas Layanan Kardiovaskular …beranisehat.com/wp-content/uploads/2016/04/Symposium-Highlight... · Syok kardiogenik merupa-kan keadaan yang mengancam nyawa dan

4ASMIHA Edisi 1Edisi 1 | 15 April 2016

Testimoni

CREDITSEditor-In-Chiefdr. Sony Hilal Wicaksono, SpJP, FIHA

Sub-EditorsJimmy Oi SantosoPatria Wardana YuswarPaulina Livia Tandijono

Medical WritersKoe StellaRoberto BagaskaraTiara GrevilleaVeronika RennyFarah Vidiast

Graphic DesignFahmi KurniawanArlinda Eraria Hemasari

PhotographyAnnisaa YunevaM. Farhan MaruliNadira Prajnasari

Printing CompanyCV Mizwar

Project ManagementMedia Aesculapius([email protected])

“Konten materinya sudah sangat bagus, pembawaan materi pun sangat hidup dan menarik. Dari workshop ini, saya banyak mendapat tips yang sangat aplikatif untuk berbagai kondisi pasien. Untuk selanjutnya, mungkin jumlah topik dan jam diskusinya dapat ditambahkan dari yang sekarang.” dr. Rossi - Bandung

“Pembahasan yang cukup panjang dan waktu yang cukup singkat jadi terkesan terburu-buru, tapi overall tersampaikan apa yang penting-penting. Tapi saya mendapat inti-inti yang aplikatifnya. Saran: Oke tidak apa-apa sudah bagus, kalau mau diperpanjang saya tidak kuat juga jadi dipertahankan saja.” dr. Reyhan Adriansyah – Premier Bintaro

“Segi pelaksanaan tadi pagi agak telat mulainya, tapi tidak apa-apa. Materinya bagus-bagus, pelayanannya bagus. Karena saya masih GP kalau boleh diperbanyak materi untuk GP. Lebih bagus kalua ditingkatkan lagi.” dr. Miranda – RSUD Talaud, Sulawesi Utara

1

2 3

Galeri Foto

Sekilas Hari Ini

SYMPOSIUM 1 - Ballroom 1(08.40-10.00)

Diet and Hormonal TherapySiti Fadilah SupariDjanggan Sargowo

SYMPOSIUM 2 - Mutiara Ballroom(08.30-10.00)

Working Group Track-Echocardiography

SYMPOSIUM 3 - Ballroom 1(10.00-11.20)

Troponin in Acute Coronary SyndromeDaniel PL TobingJohn K French

LUNCH SYMPOSIUM 2 - Ballroom 2(10.20-11.20)

Live 3D-echocardiography: Current application and pitfalls with dr. Amiliana M Soesanto

SYMPOSIUM 4 - Ballroom 1(13.30-14.50)

Challange in Valvular Heart Disease Management Dafsah A Juzar

SYMPOSIUM 5 - Ballroom 2(13.30-14.50)

Joint Symposium Indonesian Heart Association-Eu-ropean Society of CardiologySunarya SoerianataPasi Karjalainen

OPENING CEREMONY(13.00-13.30)

Performance by Pacemaker Choir and Orchestra

ConductorRadityo Prakoso

1. dr. M. Arief Wibowo, SpJP, FIHA memperagakan penggunaan transesophageal echocardiography kepada peserta

2. Narasumber dalam workshop angina pectoris stabil

3. Peserta menggunakan cardiac magnetic resonance