asma bronkial full

6
ASMA BRONKIAL DIAGNOSIS 1. Diagnosis asma yang pasti baru dapat ditegakkan bila dapat dibuktikan bahwa serangan akut (batuk dan/atau sesak) berhubungan erat dengan obstruksi saluran nafas yang reversibel (dapat dibuktikan dengan pemeriksaan PEFR atau FEV1) yang disebabkan inflamasi (dapat dibuktikan dengan pemeriksaan cairan bronkus melalui bronkoskopi) 2. Terutama untuk penderita asma klasik yang serangan akutnya berupa sesak disertai mengi, diagnosis asma sudah dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis dan pemeriksaan fisis saja 3. Pada bayi dan anak dengan serangan akut, diagnosis asma dapat ditegakkan bila : Anamnesis : Serangan akut seperti ini sudah terjadi 2 x atau lebih Pemeriksaan fisis : Mengi ekspirasi yang difus dan stadium ekspirasi memanjang (normal : rasio inspirasi/ekspirasi = 2/1, pada asma menjadi 1/1 atau bahkan 1/2) 4. Kesulitan diagnosis dapat terjadi bila penderita

Upload: gaatgaat

Post on 29-Jun-2015

314 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASMA BRONKIAL full

ASMA BRONKIAL

DIAGNOSIS

1. Diagnosis asma yang pasti baru dapat ditegakkan bila

dapat dibuktikan bahwa serangan akut (batuk dan/atau sesak) berhubungan erat

dengan obstruksi saluran nafas yang reversibel (dapat dibuktikan dengan

pemeriksaan PEFR atau FEV1)

yang disebabkan inflamasi (dapat dibuktikan dengan pemeriksaan cairan bronkus

melalui bronkoskopi)

2. Terutama untuk penderita asma klasik yang serangan akutnya berupa sesak disertai

mengi, diagnosis asma sudah dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis dan

pemeriksaan fisis saja

3. Pada bayi dan anak dengan serangan akut, diagnosis asma dapat ditegakkan bila :

Anamnesis : Serangan akut seperti ini sudah terjadi 2 x atau lebih

Pemeriksaan fisis : Mengi ekspirasi yang difus dan stadium ekspirasi memanjang

(normal : rasio inspirasi/ekspirasi = 2/1, pada asma menjadi 1/1

atau bahkan 1/2)

4. Kesulitan diagnosis dapat terjadi bila penderita

Datang di luar serangan akut

Mengalami serangan akut untuk pertama kali

Serangan akut bukan sesak yang disertai mengi ekspirasi, melainkan hanya batuk

atau mengi ringan (asma varian)

5. Menghadapi 3 macam kasus terakhir diatas, untuk diagnosis asma dapat ditempuh

beberapa cara, yaitu :

Page 2: ASMA BRONKIAL full

Pemeriksaan 1

Pada saat mengalami serangan akut diberikan bronkodilator kerja cepat, misalnya

adrenalin s.k. atau β-2-agonis s.k. atau secara inhalasi.

Apabila serangan mereda atau berkurang, diagnosis asma dapat ditegakkan.

Apabila serangan tidak berkurang, kemungkinan asma belum dapat disingkirkan,

mungkin bukan asma, serangan akut karena reaksi asmatik lambat (RAL), atau selain

serangan akut asma juga ada penyebab lain yang menyebabkan anak sesak dan/atau

batuk

Pemeriksaan 2

1. Pemeriksaan yang lebih mudah, murah, dan dapat dilaksanakan di rumah yaitu

dengan peak flow meter atau spirometer

2. Pemeriksaan ini dapat mengukur derajat obstruksi (hambatan terhadap aliran

udara) dalam lumen saluran udara besar/sentral dan saluran udara kecil/perifer.

3. Dengan pemeriksaan ini, diagnosis asma dapat ditegakkan apabila pada penderita

yang dicurigai asma didapatkan hasil PEFR dan/atau FEV1

Dengan pemeriksaan secara berkala dalam waktu singkat terdapat variasi hasil

pengukuran > 20%

Setelah diberi bronkodilator terjadi peningkatan > 20%

Pemeriksaan 3

1. Dengan bronchial provocation test

hipersensitivitas (telah terjadi penurunan FEV1 > 20% pada konsentrasi

histamin yang rendah; lebih rendah dari untuk orang normal)

Page 3: ASMA BRONKIAL full

PATOFISIOLOGI

1. Akibat bronkospasme, timbunan sekret kental dalam lumen, edema dan infiltrasi sel

di dalam dinding → sumbatan parsial saluran nafas dengan derajat yang bervariasi.

2. Tergantung dari derajat penyempitan → dapat sesak ringan, hebat, atau hanya batuk-

batuk saja

3. Derajat beratnya penyempitan dapat diukur dengan

I. flow meter yang hasilnya ditulis sebagai peak expiratory flow rate

(PEFR)/deras arus puncak ekspirasi atau

II. spirometer yang hasilnya ditulis sebagai forced expiratory volume in 1 second

(FEV1)

4. Apabila penyumbatannya cukup hebat sehingga mengganggu pertukaran O2 dan CO2

→ terjadi hipoksemia/hipoksia jaringan dengan atau tanpa hiperkarbia.

5. Karena difusi CO2 lebih baik (20.7x) dari O2, maka hiperkarbia baru terjadi pada

serangan akut asma yang telah lanjut, sedangkan hipoksemia sudah terjadi pada awal

serangan.

6. Karena itu, asidosis yang terjadi pada serangan akut stadium awal (belum mengalami

gagal nafas kronik) adalah asidosis metabolik akibat peningkatan asam piruvat/ laktat;

asidosis respiratorik baru pada stadium lanjut.

7. Akibat hipoksia/hiperkarbia serangan akut asma berat → terjadi sianosis, penurunan

kesadaran, kelemahan otot ekstremitas atau pernafasan dan gagal nafas

Page 4: ASMA BRONKIAL full

DIAGNOSIS BANDING

I. Bronkiolitis

Perlu dipikirkan bila bayi < 2 th mengalami serangan mengi dan sesak untuk

pertama kali.

Untuk membedakan bronkiolitis dengan serangan akut asma yang pertama kali

dapat dilakukan tes adrenalin.

Bila sesak segera menghilang, diagnosisnya asma akut serangan pertama, tapi bila

tidak membaik kemungkinan asma belum dapat disingkirkan

II. Aspirasi benda asing (susu, makanan dll)

Pada anamnesis ada riwayat keselek

III. Tuberkulosis kelenjar yang menekan trakea atau bronki

kadang-kadang menyebabkan mengi persisten

IV. Tumor atau kista di mediastinum

V. Sindroma hiperventilasi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

I. Faal paru (peak flow meter mini dan atau spirometer)

Untuk menetapkan ada tidaknya serta derajat hiperreaktivitas bronkus.

Selain untuk menegakkan diagnosis, juga berguna untuk evaluasi perjalanan

penyakit atau keefektivan terapi

II. Radiologi

Untuk menyingkirkan diagnosis banding dan mendeteksi ada tidaknya penyulit

(atelektasis, emfisema, pneumotoraks, bronkiektasis)

III. IgE dan radio allergosorbent test (RAST)

bila memungkinkan

IV. Tes kulit