asma bronkial ardyan
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
1/11
ASMA BRONKIAL
Anamnesis yang baik meliputi riwayat tentang penyakit/gejala, yaitu:
1. Asma bersifat episodik, sering bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan
2. Asma biasanya muncul setelah adanya paparan terhadap alergen, gejala musiman, riwayat
alergi/atopi, dan riwayat keluarga pengidap asma
. !ejala asma berupa batuk, mengi, sesak napas yang episodik, rasa berat di dada dan berdahak
yang berulang
". !ejala timbul/memburuk terutama pada malam/dini hari
#. $engi atau batuk setelah kegiatan fisik
%. &espon positif terhadap pemberian bronkodilator
'emeriksaan (isik !ejala asma bervariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan fisik
dapat normal )!*+A, 2-. elainan pemeriksaan fisik yang paling umum ditemukan pada
auskultasi adalah mengi. 'ada sebagian penderita, auskultasi dapat terdengar normal walaupun
pada pengukuran objektif )faal paru telah terdapat penyempitan jalan napas. 0leh karena itu,
pemeriksaan fisik akan sangat membantu diagnosis jika pada saat pemeriksaan terdapat gejala
gejala obstruksi saluran pernapasan )hung, 22. 3ewaktu mengalami serangan, jalan napasakan semakin mengecil oleh karena kontraksi otot polos saluran napas, edema dan hipersekresi
mukus. eadaan ini dapat menyumbat saluran napas4 sebagai kompensasi penderita akan
bernapas pada volume paru yang lebih besar untuk mengatasi jalan napas yang mengecil
)hiperinflasi. 5al ini akan menyebabkan timbulnya gejala klinis berupa batuk, sesak napas, dan
mengi )!*+A, 2-.
(aal 'aru 'engukuran faal paru sangat berguna untuk meningkatkan nilai diagnostik. *ni
disebabkan karena penderita asma sering tidak mengenal gejala dan kadar keparahannya,demikian pula diagnosa oleh dokter tidak selalu akurat. (aal paru menilai derajat keparahan
hambatan aliran udara, reversibilitasnya, dan membantu kita menegakkan diagnosis asma. Akan
tetapi, faal paru tidak mempunyai hubungan kuat dengan gejala, hanya sebagai informasi
tambahan akan kadar kontrol terhadap asma )'ellegrino dkk, 2#.
-
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
2/11
6anyak metode untuk menilai faal paru, tetapi yang telah dianggap sebagai standard
pemeriksaan adalah pemeriksaan spirometri dan arus puncak ekspirasi meter )A'7.
'emeriksaan spirometri merupakan pemeriksaan hambatan jalan napas dan reversibilitas yangdirekomendasi oleh !*+A )2-. 'engukuran volume ekspirasi paksa detik pertama )87'1
dan kapasiti vital paksa )8' dilakukan dengan manuver ekspirasi paksa melalui spirometri.
9ntuk mendapatkan hasil yang akurat, diambil nilai tertinggi dari ekspirasi. 6anyak penyakit
paruparu menyebabkan turunnya angka 87'1. $aka dari itu, obstruksi jalan napas diketahui
dari nilai 87'1 prediksi ) dan atau rasio 87'1/8' ). 'emeriksaan dengan A'7 meter
walaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabilitas harian
pagi dan sore )tidak lebih dari 2. 9ntuk mendapatkan variabiliti A'7 yang akurat, diambil
nilai terendah pada pagi hari sebelum mengkonsumsi bronkodilator selama satu minggu )'ada
malam hari gunakan nilai A'7 tertinggi. emudian dicari persentase dari nilai A'7 terbaik
)';'*, 2%.
PPOK
!ejala dan tanda ''0 sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala, gejala ringan hingga gejala
berat. ;iagnosis ''0 ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan yang terarah dan sistematis
meliputi gambaran klinis )anamnesis dan pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang baik
yang bersifat rutin maupun pemeriksaan khusus.
Anamnesis
< &iwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
< &iwayat terpajan =at iritan yang bermakna di tempat kerja
< &iwayat penyakit emfisemapada keluarga
< >erdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya berat badan lahir rendah )66?&,
infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
< 6atuk berulang dengan atau tanpa dahak
http://www.klikparu.com/2013/12/emfisema-paru.htmlhttp://www.klikparu.com/2013/12/emfisema-paru.html -
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
3/11
< 3esak dengan atau tanpa bunyi mengi
Pemeriksaan fisik
'emeriksaan fisis pasien ''0 dini umumnya tidak ditemukan kelainan. 'ada inspeksi
didapatkan:
< 'urselips breathing, yaitu sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi
yang memanjang. 3ikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi 02
yang terjadi pada gagal napas kronik
< Barrel chest)diameter toraks anteroposterior sebanding dengan diameter transversal
< 'enggunaan otot bantu napas
< 5ipertrofi otot bantu napas
< 'elebaran sela iga
< >erlihat denyut vena jugularis dan edema tungkai )bila telah terjadi gagal jantung
'ada emfisema pemeriksaan palpasi didapatkan sela iga melebar dan fremitus melemah4
pemeriksaan perkusi terdengar hipersonor, batas jantung mengecil, letak diafragma rendah dan
hepar terdorong ke bawah
'emeriksaan auskultasi didapatkan:
< suara napas vesikuler normal atau melemah
< terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
< ekspirasi memanjang
< bunyi jantung terdengar jauh.
Pemeriksaan penunjang
'emeriksaan yang rutin dikerjakan untuk menegakkan diagnosis ''0 adalah uji faal paru
sedang pemeriksaan darah rutin )5b, 5t, ?eukosit dan foto toraks untuk menyingkirkan
penyakit paru lain. 'emeriksaan spirometri dilakukan untuk memeriksa 87'1, 8' dan
87'1/8'. 87'1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya
http://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.htmlhttp://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.htmlhttp://www.klikparu.com/2013/01/spirometri.html -
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
4/11
''0 dan memantau perjalanan penyakit. ;isebut obstruksi apabila 87'1 )87'1/87'1
prediksi @ atau 87'1 )87'1/8' @ B#. Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak
mungkin dilakukan, bisa dilakukan pemeriksaan A'7 )arus puncak ekspirasi, dengan memantau
variabiliti harian pagi dan sore tidak melebihi 2.
PNEUMONIA
Anamnesis
!ambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu tubuh
meningkat dapat melebihi ", batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang
kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
Pemeriksaan fisik
>emuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. 'ada inspeksi
dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus
dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas
bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang
kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.
Pemeriksaan penunjang
-
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
5/11
a. !ambaran radiologis
(oto toraks )'A/lateral merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis. !ambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampaikonsolidasi dengan C air broncogramC, penyebab bronkogenik dan interstisial serta
gambaran kaviti. (oto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab
pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya
gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh 3teptococcus pneumoniae,
'seudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan lebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi
yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.
b.'emeriksaan labolatorium
'ada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya
lebih dari 1./ul kadangkadang mencapai ./ul, dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan ?7;. 9ntuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan
serologi. ultur darah dapat positif pada 22# penderita yang tidak diobati.Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik.
PNEUMOTHORAKS
Anamnesis
&iwayat trauma daerah toraks atau abdomen atas berupa benturan langsung, trauma tajam atautembus, dengan memperhatikan $*3> yaitu :
oMechanism of injury
oInjury sustain
o Symptom
o Treatment
Adanya distress pernafasan
-
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
6/11
&iwayat syok atau cedera kepala dan organ lain
3akit pada dinding dada, toraks atau abdomen
Adanya udara dibawah kulit )emfisema subkutis atau keluar udara dari luka.
eluhan juga tergantung pada jumlah perdarahan dalam rongga pleura
Pemeriksaan Fisik
3tatus hemodinamik : tekanan darah, nadi, akral dan pernafasan
'neumotoraks: pergerakan tertinggal, perkusi hipersonor, fremitus melemah, suara nafas
melemah.
Dejas/luka atau kontusio jaringan di abdomen atau toraks
>anda pendorongan paru dan hemitoraks
>anda fraktur iga,flail chest,pernafasan paradoksal
'emeriksaan cedera terkait lain : Abdomen, pelvis, ekstremitas dan toraks
Pemeriksaan Labra!rium
'emeriksaan darah perifer lengkap, ureum kreatinin,
'emeriksaan analisa gas darah.
Pemeriksaan Ra"i#gis
'emeriksaan (oto toraks :
o !ambaran paru yang kolaps
o >idak adanya corakan paru pada hemitoraks
o !ambaran air fluid levelbila terdapat hematopneumotoraks
'emeriksaan > 3can dengan kontras )atas indikasi :
o ;ilakukan bila kondisi hemodinamik stabil
o >erutama pada kasus tidak jelas diagnosisnya atau kecurigaan cedera lain
EFUSI PLEURA
'ada kebanyakan penderita umumnya asimptomatis atau memberikan gejala demam, ringan dan
berat badan yang menurun seperti pada efusi yang lain.
+yeri dada : dapat menjalar ke daerah permukaan karena inervasi syaraf interkostalis dan
segmen torakalis atau dapat menyebar ke lengan. +yerinya terutama pada waktu bernafas dalam,
-
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
7/11
sehingga pernafasan penderita menjadi dangkal dan cepat dan pergerakan pernapasan pada
hemithorak yang sakit menjadi tertinggal.
3esak napas : terjadi pada waktu permulaan pleuritis disebabkan karena nyeri dadanya dan
apabila jumlah cairan efusinya meningkat, terutama kalau cairannya penuh.
6atuk : pada umumnya non produktif dan ringan, terutama apabila disertai dengan proses
tuberkulosis di parunya.
Pemeriksaan fisik
*nspeksi : pada pasien efusi pleura bentuk hemithoraE yang sakit mencembung,
iga mendatar, ruang antar iga melebar, pergerakan pernafasan menurun. 'endorongan
mediastinum ke arah hemithoraE kontra lateral yang diketahui dari
posisi trakhea dan ictus kordis. && cenderung meningkat dan 'ernapasannya
biasanya dyspneu.
'alpasi : (remitus tokal menurun terutama untuk efusi pleura yang jumlah
cairannya F 2# cc. ;isamping itu pada palpasi juga ditemukan pergerakan
dinding dada yang tertinggal pada dada yang sakit.
'erkusi : 3uara perkusi redup sampai peka tegantung jumlah cairannya. 6ila
cairannya tidak mengisi penuh rongga pleura, maka akan terdapat batas atascairan berupa garis lengkung dengan ujung lateral atas ke medical penderita dalam posisi duduk.
!aris ini disebut garis 7llis;amoisseauE. !aris ini paling jelas di bagian depan dada, kurang
jelas di punggung.
Auskultasi : 3uara nafas menurun sampai menghilang. 'ada posisi duduk cairan
makin ke atas makin tipis, dan dibaliknya ada kompresi atelektasis dari parenkian paru, mungkin
saja akan ditemukan tandatanda auskultasi dari atelektasis kompresi di sekitar batas atas cairan.
;itambah lagi dengan tandai G e artinya bila penderita diminta mengucapkan katakatai makaakan terdengar suara e sengau, yang disebut egofoni
;eviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural
yang signifikan.
'emeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan akan
-
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
8/11
berpindah tempat. 6agian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah
)raba dan vocal, pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan
membentuk garis melengkung )garis 7llis ;amoiseu. ;idapati segitiga !arland, yaitu daerah
yang pada perkusi redup timpani dibagian atas garis 7llis ;omiseu. 3egitiga !rocco&ochfus=,
yaitu daerah ekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi aerah ini
didapati vesikuler melemah dengan ronki. 'ada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi
pleura.
Pemeriksaan penunjang
6erdasarkan pemeriksaan radiologis toraks menurut kriteria American>horacic 3ociety A>3, >6
paru dapat dibagi menjadi kelompok yaitu lesi minimal, lesi sedang, dan lesi luas. edangkan
efusi pleura >6 pada pemeriksaanradiologis toraks posisi 'osterior Anterior )'A kan
menunjukkan gambaran konsolidasi homogen dan meniskus, dengan sudut ostophrenikus
tumpul, pendorongan trakea dan mediastinum ke sisi yang berlawanan.
1. Apusan dan ultur 3putum, airan 'leura dan Daringan 'leura
;iagnosis pasti dari efusi pleura >6 dengan ditemukan basil >6 pada sputum,cairan pleura dan
jaringan pleura. 'emeriksaan apusan cairan pleura secara Hiehl +ielsen )H+ walaupun cepat dantidak mahal akan tetapi sensitivitinya rendahsekitar #. 'emeriksaan apusan secara H+ ini
memerlukan konsentrasi basil 1./ml dan pada cairan pleura pertumbuhan basil >6 biasanya
sejumlah kecil. 3edangkan pada kultur cairan pleura lebih sensitif yaitu 11# karena pada
kultur diperlukan 11 basil >6. Akan tetapi kultur memerlukan waktu yang lebih lama yaitu
sampai % minggu untuk menumbuhkan $.>6.
2. 6iopsi 'leura6iopsi pleura merupakan suatu tindakan invasif dan memerlukan suatupengalaman dan keahlian
yang baik karena pada banyak kasus, pemeriksaanhistopatologi dari biopsi spesimen pleura
sering negatif dan tidak spesifik. Akantetapi, diagnosis histopatologis yang didapat dari biopsi
pleura tertutup dengandijumpainya jaringan granulomatosa sekitar %.3ementara
pemeriksaan yangdilakukan oleh A. 5. ;iacon dkk sensitiviti histologis, kultur dan
-
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
9/11
kombinasihistologis dengan kultur secara biopsi jarum tertutup mencapai %%, ", B-
danpemeriksaann secara torakoskopi sensitivitinya 1, B%, 1 dan spesifisitinya1.
. 9ji >uberkulin
;ulu tes ini menjadi pemeriksaan diagnostik yang penting pada pasien yang diduga efusi pleura
>6. >est ini akan memberikan hasil yang positif setelah mengalami gejala F minggu. 'ada
penderita dengan status gangguan kekebalan tubuh dan status gi=i buruk, tes ini akan
memberikan hasil yang negatif.
". Analisis airan 'leura
Analisis cairan pleura ini bermanfaat dalam menegakkan diagnosis efusi pleura >6. 3ering kadar
protein cairan pleura ini meningkat F # g/dl. 'ada pasien kebanyakan hitung jenis sel darah putih
cairan pleura mengandung limfosit F #. 'ada sebuah penelitian dengan 2#" pasien dengan
efusi pleura >6, hanya 1B )%,B yang mengandung limfosit @ # pada cairan pleuranya. 'ada
pasien dengan gejala @ 2 minggu, hitung jenis sel darah putih menunjukkan '$+ lebih banyak.
'ada torakosentesis serial yang dilakukan, hitung jenis lekosit ini menunjukkan adanya
perubahan ke limfosit yang menonjol. 'ada efusi pleura >6 kadar ?;5 cairan pleura F 2 9,
kadar glukosa sering menurun. Analisis kimia lain memberi nilai yang terbatas dalam
menegakkan diagnostikefusi pleura >6. 'ada penelitianpenelitian dahulu dijumpai kadar
glukosa cairan pleura yang menurun, namun pada penelitian barubaru ini menunjukkan
kebanyakan pasien dengan efusi pleura >6 mempunyai kadar glukosa diatas % mg/dl. adar 'h
cairan pleura yang rendah dapat kita curigai suatu efusi pleura >6. adar &' cairan pleura
lebih tinggi pada efusi pleura >6 dibandingkan dengan efusi pleura eksudatif lainnya.
#. Adenosin ;eaminase )A;A
A;A pertama sekali ditemukan tahun 1-B sebagai penanda kanker paru dan pada tahun 1-B
'iras dkk menemukan A;A sebagai penanda efusi pleura >6. A;A merupakan en=im yang
mengkatalis perubahan adenosine menjadi inosin. A;A merupakan suatu en=im ?imfosit > yang
dominan, dan aktivitas plasmanya tinggi pada penyakit dimana imuniti seluler dirangsang.#%
Ada beberapa isomer A;A dimana yang menonjol adalah A;A 1 dan A;A 2. ;imana A;A 1
ditemukan pada semua sel dan A;A 2 mencerminkan aktivitas dari monosit atau makrofag.
-
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
10/11
'enderita efusi pleura >6 lebih dominan A;A 2.
!ambaran yang menunjukkan peningkatan kadar A;A bermanfaat dalam menentukan diagnosis
efusi pleura >6. 6eberapa peneliti menggunakan berbagai tingkat cutoff untuk A;A efusi
pleura >6 antara B 9/l. 'ada kadar A;A cairan pleura yang lebih tinggi cenderung pasien
efusi pleura >6. 'ada studi metaanalisis yang meninjau " artikel menyatakan bahwa A;A
mempunyai nilai spesifisiti dan sensitivitinya mencapai -2 dalam menegakkan diagnosis efusi
pleura >6. ebanyakan pasien dengan efusi pleura >6 mempunyai kadar A;A F " 9/l. 'ada
pasien dengan gangguan kekebalan tubuh dengan efusi pleura >6 kadar ini lebih tinggi lagi.
7fusi pleura limfositik yang bukan disebabkan oleh >6 biasanya mengandung kadar A;A @ "
9/l. +amun penggunaan ini juga tergantung pada prevalensi >6. 'ada populasi dengan
prevalensi efusi pleura >6 yang rendah spesifisiti A;A dapat sangat rendah. 3ehingga pada
daerah dengan prevalensi rendah kemungkinan tinggi nilai positif palsu yang mana dapat
menimbulkan penanganan yang berlebihan dan keterlambatan diagnosis penyakit lain seperti
kanker.
%. *nterferon gamma )*(+I
>es lain yang bermanfaat dalam mendukung diagnosis efusi pleura >6 adalahpemeriksaan kadar
*(+I cairan pleura. *(+I merupakan suatu regulator imunyang penting dimana dapat berfungsi
sebagai antivirus dan sitotoksik. *(+Idiproduksi oleh limfosit > ;"J dari pasienpasien
dengan efusi pleura >6. 'roduksi *(+I muncul sebagai mekanisme pertahanan yang
bermanfaat. *(+Imembantu polymyristate acetate merangsang produksi hidrogen peroksida
dalammakrofag, dimana ini memfasilitasi aktifitas eliminasi parasit intraselular. ?imfokinini juga
menghambat pertumbuhan mikobakteria dalam monosit manusia. ;ari studi yang telah
dilakukan 8illena dkk yang mengukur kadar *(+I
cairan pleura dari #-# pasien, dimana 2 kasus penyebabnya adalah >6, dan dilaporkan bahwa
level cutoff .B *9/ml4 dengan nilai sensitiviti - dan spesifisiti - dalam menegakkan
diagnosis efusi pleura >6. 8aldes dkk juga melaporkan pada penelitian yang dilakukan terhadap
1"# pasien menunjukkan bahwa B" dengan efusi pleura >6 mempunyai kadar *(+I F 2
pg/ml.# 'ada penelitian lain dijumpai pasienpasien dengan empiema sering sekali kadar *(+I
cairan pleura ini meningkat. 'ada penelitian yang dilakukan 7kanita di Dakarta didapati
peningkatan kadar *(+I yang cukup bermakna pada pasien efusi pleura >6 dimana kadarnya
-
7/26/2019 Asma Bronkial Ardyan
11/11
ratarata 1,% K ,#- *9/ml. !reco dkk meninjau kembali semua studi dari tahun 1-B
+ovember 2. 3tudi ini mengikutsertakan ".B pasien dimana kadar A;A cairan pleura
diukur dan 1.1- pasien dengan kadar *(+I yang diukur. 'enelitian ini melaporkan bahwa nilai
sensitiviti dan spesifisiti untuk A;A adalah - dan untuk *(+I adalah -%.
B. 'olymerase hain &eaction )'&
*ni merupakan tehnik amplifikasi ;+A yang dengan cepat mendeteksi $. >6. ;ewasa ini telah
dikembangkan beberapa metode untuk amplifikasi asam nukleat in vitro. ;imana tujuan utama
dari teknik ini adalah untuk memperbaiki sensitiviti uji yang berdasarkan pada asam nukleat dan
untuk menyederhanakan prosedur kerjanya melalui automatisasi dan bentuk deteksi non
isotopik. '& ini merupakan salah satu tehnik pemeriksaan yang digunakan dalam penegakan
diagnosis efusi pleura >6 karena metode konvensional masih rendahsensitivitinya. 3ensitiviti
'& pada efusi pleura >6 berkisar 21 dan spesitifitinya berkisar B1. 'enelitian yang
dilakukan di 3panyol menunjukkan bahwa '& mempunyai sensitiviti 1 dan spesifisiti -.
'enelitian 6abu dkk di *ndia tahun 1--B terhadap 2 penderita efusi pleura >6, '& mempunyai
sensitiviti B dan spesifisiti 1. 'enelitian yang dilakukan 6ambang dkk terhadap %2 pasien
yang diduga efusi pleura >6 pada tahun 2" dijumpai sensitiviti '& #,1- dan spesifisiti
-,. 'ada tahun 2% Amni melakukan penelitian mengenai pemeriksaan '& dalam
menegakkan diagnosis efusi pleura >6 terhadap 2 orang penderita efusi pleura >6 yang ada di
$edan4 dimana disimpulkan bahwa '& mempunyai nilai sensitiviti B1," dan 1.