askepjnjkn

16
A. Pengkajian 1. Identitas Klien Nama Lengkap : Tn. B Usia : 45 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Status : Kawin Alamat : Kediri, Lobar 2. Alasan Masuk Klien dibawa kerumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri di kamar mandi rumah pasien 3. Faktor Predisposisi Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di PHK oleh perusahaan tempat ia bekerja dan di tinggal oleh istrinya. Ada anggota keluarga yang juga mengalami gangguan jiwa. 4. Faktor Presipitasi Klien mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik mati saja Masalah Keperawatan: 1. Resiko bunuh diri 2. Risiko perilaku kekerasan 3. Harga diri rendah 5. Fisik

Upload: jabbar-mhanthabb-mhanthabb

Post on 18-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uhiojklm

TRANSCRIPT

A. Pengkajian1. Identitas KlienNama Lengkap : Tn. BUsia : 45 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiStatus : Kawin Alamat : Kediri, Lobar

2. Alasan MasukKlien dibawa kerumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri di kamar mandi rumah pasien

3. Faktor PredisposisiKlien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di PHK oleh perusahaan tempat ia bekerja dan di tinggal oleh istrinya. Ada anggota keluarga yang juga mengalami gangguan jiwa.

4. Faktor PresipitasiKlien mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik mati saja Masalah Keperawatan:1. Resiko bunuh diri 2. Risiko perilaku kekerasan3. Harga diri rendah

5. FisikAda bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tanggan, BB pasien menurun dan klien tampak lemas tak bergairah, sensitive, mengeluh sakit perut, kepalanya sakit. N: 80x/mnt, TD : 120/90 mmHg, S: 37 C, RR: 20x/mnt, BB: 56 Kg dan TB 170cm.

6. PsikososialGenogram :

7. Konsep diri1. Gambaran diriKlien merasa tidak ada yang ia sukai lagi dari dirinya.2. IdentitasKlien sudah menikah mempunyai seorang istri.3. Peran DiriKlien adalah kepala rumah tangga dengan 3 orang anak yang masih kecil-kecil4. Ideal Diri Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah pulang/sembuh klien bingung harus mendapat pekerjaan dimana untuk menghidupi keluarga dan bagaimana membangun keluarganya seperti dulu.5. Harga diriKlien Agresif, bermusuhan, implisif, depresi dan jarang berinteraksi dengan orang lain.

8. Hubungan SosialMenurut klien orang yang paling dekat dengannya adalah Tn. M teman sekamar yg satu agama. Klien adalah orang yang kurang perduli dengan lingkungannya, klien sering diam, menyendiri, murung dan tak bergairah, jarang berkomunikasi dan slalu bermusuhan dengan teman yang lain, sangat sensitive.

9. Spirituala. Nilai dan keyakinan: pasien percaya akan adanya Tuhan tetapi dia sering mempersalahkan Tuhan atas hal yang menimpanya.b. Kegiatan ibadah: Klien mengaku jarang beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

10. Status Mental1) Penampilan:pada penampilan fisik: Tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh, rambut tidak pernah tersisir rapi dan sedikit bau, Perubahan kehilangan fungsi, tak berdaya seperti tidak intrest, kurang mendengarkan.

2) Pembicaraan:Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan pendek, afek datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara kadang tajam, terkadang terjadi blocking.3) Aktivitas Motorik:Klien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan aktivitas4) Interaksi selama wawancara:Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang lawan bicara saat berkomunikasi.5) MemoriKlien kesulitan dalam berfikir rasional, penurunan kognitif.

11. Kebutuhan Persiapan Pulang.12. Mekanisme Kopingi. Mal adaptif : Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri, tidak menggunakan support system, melihat diri sebagai orang yang secara total tidak berdaya, klien tidak mau melakukan aktifitas.13. Pohon masalah14. Analisa data

Diagnosa Data mayor Data minor

Resiko bunuh diriSubyektif:- Mengatakan hidupnya tak berguna lagi- Inggin mati- Menyatakan pernah mencoba bunuh diri- Mengancam bunuh diriObyektif:- Ekspresi murung- Tak bergairah- Ada bekas percobaan bunuh diriSubyektif:- Mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri- Mengatakan lebih baek mati saja- Mengatakan sudah bosan hidupObyektif:- Perubahan kebiasaan hidup- Perubahan perangai

Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

1. Perilaku bunuh diriDS: menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup. DO: ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.

2. Koping maladaptifDS: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.DO: nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.15. Rencana Tindakan Keperawatan untuk pasien resiko bunuh diri

Pasien:a. Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.b. Tujuan khusus1. Klien dapat membina hubungan saling percayaTindakan:1.1. Perkenalkan diri dengan klien 1.2. Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.1.3. Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.1.4. Bersifat hangat dan bersahabat.1.5. Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diriTindakan:

2.1. Jauhkan klien dari bendabenda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali, kaca, dan lainlain).2.2. Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.2.3. Awasi klien secara ketat setiap saat.

3. Klien dapat mengekspresikan perasaannyaTindakan:3.1. Dengarkan keluhan yang dirasakan.3.2. Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan.3.3. Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapannya.3.4. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan, kematian, dan lainlain.3.5. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup.

4. Klien dapat meningkatkan harga diriTindakan:4.1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.4.2. Kaji dan kerahkan sumbersumber internal individu.4.4. Bantu mengidentifikasi sumbersumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, halhal untuk diselesaikan).

5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptifTindakan:5.1. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalamanpengalaman yang menyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.).5.2. Bantu untuk mengenali halhal yang ia cintai dan yang ia sayang, danpentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.5.3.Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif.

6. Klien dapat menggunakan dukungan sosialTindakan:6.1.Kaji dan manfaatkan sumbersumber ekstemal individu (orangorang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).6.2.Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).6.3.Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).

7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepatTindakan:7.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).7.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).7.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.7.4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

Keluarga1. Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba bunuh diri.Tindakan: 1.1. Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah meninggalkan pasien sendirian1.2.Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang berbahaya disekita pasien1.3.Mendiskusikan dengan keluarga untuk tidak sering melamun sendiri1.4.Menjelaskan kepada keluarga pentingnya passion minum obat secara teratur.2. Tujuan: pasien mampu merawat pasien dengan resiko bunuh diriTindakan:1.1.Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri a. Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah muncul pada pasienb. Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien beresiko bunuh diri1.2.Mengajarkan keluarga tentang cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri.a. Mengajarkan keluarga tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri.b. Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain:- Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien ditempat yang mudah di awasi, jangan biarkan pasien mengunci diri dikamarnya atau jangan meninggalkan pasien sendirian dirumah- Menjauhkan barang-barang yang bias digunakan untuk bunuh diri. Jauhkan pasien dari barang-barang yang bias digunakan untuk bunuh diri, seperti tali, bahan bakar minyak/bensin, api, pisau atau benda tajam lainnya, zat yang berbahaya seperti racun nyamuk atau racun serangga.- Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan apa bila ada tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukkan tanda dan gejala untuk bunuh diri.c. Menganjurkan keluarga untuk malaksanakan cara tersebut diatas.1.3.Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apa bila pasien melakukan percobaan bunuh diri, antara lain:a. Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh diri tersebutb. Segera membawa pasien kerumah sakit atau puskesmas untuk mendapatkan bantuan medis.1.4. Mencari keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasiena. Memberikan informasi tentang nomor telpon darurat tenaga kesehatanb. Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/control secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinyac. Menganjurkan keluarga uuntuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima benar pemberian obat.

CATATAN PERAWATAN DAN PERKEMBANGAN

NOTGL/JAMDIAGNOSA KEPTINDAKANEVALUASI

1.10/4/2010PK.10.00 WIBResiko Bunuh DiriSp I Pasien1. Membina hubungan saling percaya dengan klien2. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien3. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien.4. Melakukan kontrak treatment5. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri

Sp II Pasien

1. Mengidentisifikasi aspek positif pasien2. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri sendiri3. Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga

Sp III Pasien1. Mengidentisifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien2. Menilai pola koping yng biasa dilakukan3. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif4. Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif5. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan harian

Sp IV Pasien1. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien2. Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis3. Memberi dorongan pasien melakukan kehiatan dalam rangka meraih masa depan yang realistis

SP 1 Keluaga1. Mendiskusikan massalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien2. Menjelaskan pengertia, tanda dan gejala resiko bunuh diri, dan jenis prilaku yang di alami pasien beserta proses terjadinya3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya.

SP II Keluarga1. Melatih keluargamempraktekan cara merawat pasien dengan resiko bunuh diri2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien resiko bunuh diri.

SP III Keluarga1. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas dirumah termasuk minum obat\2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bias dijangkau oleh keluargaS :Klien mengatakan sudah mencoba belajar berkenalan namun masih enggan untuk dilakukan

O:Klien aktif dan memperhatikan selama latihan berkenalan dengan perawat

A:Klien sudah tahu cara berkenalan dengan menyebutkan nama,asal,hobi

P:Lanjutkan berkenalan dengan orang lain.