askep_bronkitis_kronis(1)

11
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BRONKITIS KRONIS A. PENGERTIAN Bronkitis kronik adalah inflamasi bronkus terus menerus dan peningkatan progesif pada batuk produktif dan dispnea yang tidak dapat dihubungkan dengan penyebab spesifik yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran nafas bawah selama minimal tiga bulan berturut- turut dalam satu tahun. B. ETIOLOGI 1. Rokok Rokok adalah penyeebab utama bronkhitis kronik karena secara patologis rokok berhubungan dengan Hiperplasia kelenjar mokus bronkus dan metaplasia skuamus epital saluran pernafasan 2. Infeksi Infeksi pernafasan saluran pernafasan atas pada penderita bronkitis kronik hampir selalu menyebabkan kerusakan paru bertambah. Eksaserbasi bronkitis kronik di sangka paling sering diawali dengan infeksi virus , yang kemudian menyebabkan

Upload: ruri-andrie-rusen

Post on 17-May-2017

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP_BRONKITIS_KRONIS(1)

BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

BRONKITIS KRONIS

A. PENGERTIAN

Bronkitis kronik adalah inflamasi bronkus terus menerus dan peningkatan

progesif pada batuk produktif dan dispnea yang tidak dapat dihubungkan dengan

penyebab spesifik yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran nafas

bawah selama minimal tiga bulan berturut- turut dalam satu tahun.

B. ETIOLOGI

1. Rokok

Rokok adalah penyeebab utama bronkhitis kronik karena secara patologis

rokok berhubungan dengan Hiperplasia kelenjar mokus bronkus dan

metaplasia skuamus epital saluran pernafasan

2. Infeksi

Infeksi pernafasan saluran pernafasan atas pada penderita bronkitis kronik

hampir selalu menyebabkan kerusakan paru bertambah. Eksaserbasi

bronkitis kronik di sangka paling sering diawali dengan infeksi virus ,

yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri yang paling

banyak adalah haemophilus influenzae dan streptococcus pnemonia,

Polusi

Zat – zat kimia yang dapat menyebabkan bronkitis adalah zat- zat

pereduksi seperti O2, zat- zat pengoksidasi sperti N2O, Hidrokarbon,

Aldehid, ozon. Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor

penyebab penyakit tetapi bila ditambah merokok, resiko akan lebih tinggi.

3. Polusi

Zat – zat kimia yang dapat menyebabkan bronkitis adalah zat- zat

pereduksi seperti O2, zat- zat pengoksidasi sperti N2O, Hidrokarbon,

Page 2: ASKEP_BRONKITIS_KRONIS(1)

Aldehid, ozon. Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor

penyebab penyakit tetapi bila ditambah merokok, resiko akan lebih tinggi.

C. ANATOMI PATOLOGI

Bronkus merupakan suatu strktur yang terdapat didalam mediastinum.

Bronkus juga merupakan percabangan dari trakhea yang membentuk bronkus

utama kiri dan bronkus utama kanan. Panjangnya kurang lebih 5 cm diameternya

11-19 cm, dan luas penampangannya 3, 2 cm.

D. PATOFISIOLOGI

Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara yang biasa

terdapat di daerah industri. Temuan patologis utama pada bronkritis kronik adalah

hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan

infiltrasi sel-sel radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan mukus yang

meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang di

sertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkhiolus yang

kecil sedemikian rupa sehingga bronkhiolus tersebut rusak dan dindingnya

melebar.

Polusi udara yang terus-menerus juga merupakan predisposisi infeksi

rekurens karena polusi memperlambat aktivitas silia dan vagositosis sehingga

timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri

melemah.

Page 3: ASKEP_BRONKITIS_KRONIS(1)

Pathways

E. MANIFESTASI KLINIS

Merokok dan polusi udara

Haemophilus influenza dan streptococcus

pneumonai

Infeksi saluran pernafasan

Inteaksi pernafasan jangka panjang

Iritasi mukosa bronkus dan proses radang

Hipertrophi dan hiperplasia

Peningkatan produksi sekret

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Resti infeksi

Mual muntah

Anoreksia

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Penyempitan dan penyumbatan bronkus

Alveoli rusak

Kerusakan pertukaran gas

Akumulasi sekret

Page 4: ASKEP_BRONKITIS_KRONIS(1)

1. Batuk terutama pada pagi hari pada perorok

Makin lama batuk makin berat timbul siang maupun malam, penderita

terganggu tidurnya. Bila timbul infeksi saluran nafas, batuk- batuk tambah

berat dan berkurang bila infeksi hilang.

2. Dahak

Sputumnya putih atau mukoid. Bila ada infeksi, sputumnya menjadi

purulen atau muko purulen dan kental

3 Sesak.

Sesak timbul terutama pada musim dingin dan kemampuan kerja penderita

berkurang.sesak nafas bertambah apabila timbul infeksi, kadang- kadang

disertai tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor

pulmonal yang menetap.

4. Blue Blotter.

Pasien ini memperlihatkan gejala berkurangnya dorongan untuk bernafas,

mengalami hipoventilasi dan menjadi hipoksia dan hiperkapnea.

Bronkhitis Kronik terjadi secara bertahap.

Pada merokok dengan usia :

23-35 tahun kemampuan kerja paru berat

35-45 tahun batuk produktif

45-55 tahun sesak nafas, hipoksemia dan perubahan pada spirometri

55-56 tahun gagal nafas kematian

a. Gejala Awal

Batuk produktif saat bangun tidur

Biasanya dianggap acuh oleh para perokok, karena dianggap batuk karena

merokok.

Sesak nafas

b. Gejala Berikutnya

Kelemahan fisik yang jelas

Page 5: ASKEP_BRONKITIS_KRONIS(1)

Sesak nafas

Nafas pendek dan penggunaan otot-otot aksesorius saat bernafas

Sianosis

Edema kaki, pelebaran vena leher (blue bloater)

Kesadaran menurun, tremor, hipoksemia hiper kapuca.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan produksi

secret

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan ddengan kerusakan alveoli

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubumgan penumpukan sekret.

G. INTERVENSI

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan produksi

secret

Kriteria Hasil :

Menunjukan batuk efektif dan meningkatkan pertukaran gas pada paru-

paru.

Menyebutkan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

Pengkajian Fokus

Kemampuan untuk mempertahankan posisi tegak

Batuk (produktif, nyeri, efektif)

Sputum (warna, karakter, jumlah, bau)

Intervensi:

1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat tentang pengontrolan batuk :

a.Nafas dalam dan perlahan saat duduk setengah mungkir.

b. Lakukan pernafasan diafragma

c.Tahan nafas 3-5 detik kemudian secara perlahan keluarkan sebanyak

mungkin melalui mulut. (Sangkar iga bawah dan abdomen harus turun)

Page 6: ASKEP_BRONKITIS_KRONIS(1)

d. Lakukan nafas kedua,tahan dan batukan dari dada (bukan dari

belakang mulut / tenggorokan) dengan melakukan dua batuk pendek dan

kuat.

2. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

a. Mempertahankan hidrasi yang adekuat meningkatkan masukan cairan 2

sampai 3 Quart / hari bila bukan kontrain dikasi karena penurunan curah

jantung / penyakit ginjal

b. Pertahankan kelembaban adekuat udara yang dihirup.

3. Ajarkan klien tentang metode yang tepat tentang pengontrolan batuk :

a. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setengah mungkir.

b. Lakukan pernafasan diafragma

c. Tahan nafas 3-5 detik kemudian secara perlahan keluarkan sebanyak

mungkin melalui mulut. (Sangkar iga bawah dan abdomen harus turun)

d. Lakukan nafas kedua,tahan dan batukan dari dada (bukan dari belakang

mulut / tenggorokan) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat.

4. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

a. Mempertahankan hidrasi yang adekuat meningkatkan masukan cairan 2

sampai 3 Quart / hari bila bukan kontrain dikasi karena penurunan curah

jantung / penyakit ginjal

b. Pertahankan kelembaban adekuat udara yang dihirup.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d anoreksia

Tujuan perawatan: pasien menunjukkan nutrisi adekuat Intervensi:

a. Berikan perawatan oral sesering mungkin, buang sekret, berikan tempat

khusus untuk sekali pakai dan tisu.

b. Auskultasi bunyi usus.

c. Dorong periode istirahat selama 1 jam sebelum dan sesudah makan.

Berikan porsi kecil tapi sering.

d. Hindari makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat.

e. Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin.

Page 7: ASKEP_BRONKITIS_KRONIS(1)

f. Timbang berat badan sesuai indikasi.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret

Tujuan perawatan

a. Klien menyatakan pemahaman penyebab

b. Klien dapta mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko

infeksi

c. Menunjukkan tekhnik, perubahan pola hidup untuk

meningkatkan lingkungan yang aman.

Intervensi:

a. Awasi suhu

b. Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan

masukkan cairan adekuat

c. Observasi warna, karakter, bau sputum.

d. Tekankan cuci tangan yang benar

e. Awasi pengunjung, berikan masker sesuai indikasi

4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan ddengan kerusakan alveoli

Tujuan :

a. Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jarinhgan

adekuat dalam GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress

pernafasn

b. Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat

kemampuan

Intervensi :

a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan

b. Catat penggunaan otot asesori, nafas bibir, ketidakmampuan

berbicara

c. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih

posisi yang mudah untuk bernafas

d. Kaji secara rutin warna dan kulit membran mukosa

Page 8: ASKEP_BRONKITIS_KRONIS(1)

e. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan

atau bunyi tambahan.