askep tumor paru

13
TUMOR PARU (KARSINOMA BRONKOGENIK) Lebih dari 90 % tumor paru-paru merupakan tumor ganas, dan sekitar 95 % tumor ganas ini termasuk karsinoma bronkogenik. Bilamana kita menyebut kanker paru-paru maka yang dimaksudkan adalah karsinoma bronkogenik, karena kebanyakan tumor ganas primer dari sistem pernafasan bagian bawah bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan bronchi. A. DEFINISI Karsinoma bronkogenik adalah tumor malignan yang timbul dari epithelium bronchial. B. ETIOLOGI 1. Pajanan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik, seperti: rokok, asbestos, radiasi ion, radon, arsen, kromium, nikel, dan lain- lain. 2. Polusi udara 3. Genetik Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni: - Proto oncugen - Tumor suppressor gene - Gene encoding enzyme

Upload: marsel

Post on 22-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

t

TRANSCRIPT

  • TUMOR PARU (KARSINOMA BRONKOGENIK)

    Lebih dari 90 % tumor paru-paru merupakan tumor ganas, dan sekitar 95 %

    tumor ganas ini termasuk karsinoma bronkogenik. Bilamana kita menyebut kanker

    paru-paru maka yang dimaksudkan adalah karsinoma bronkogenik, karena

    kebanyakan tumor ganas primer dari sistem pernafasan bagian bawah bersifat

    epithelial dan berasal dari mukosa percabangan bronchi.

    A. DEFINISI

    Karsinoma bronkogenik adalah tumor malignan yang timbul dari epithelium

    bronchial.

    B. ETIOLOGI

    1. Pajanan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik,

    seperti: rokok, asbestos, radiasi ion, radon, arsen, kromium, nikel, dan lain-

    lain.

    2. Polusi udara

    3. Genetik

    Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru,

    yakni:

    - Proto oncugen

    - Tumor suppressor gene

    - Gene encoding enzyme

  • C. PATOFISIOLOGI BERDASARKAN PENYIMPANGAN KDM

    Rokok Pekerjaan/Polusi Fibrosis paru

    Tumor Paru

    Ulserasi bronchus Metaplasia sel skuamosa

    Pada bronchus

    Reaksi radang Obstruksi Jalan nafas

    Pada bronchus bronchus inefektif

    Penumpukan sekret Empisema

    Batuk Gangguan Pertukaran Gas

    Anoreksia O2 ke jaringan

    Intake menurun Kelemahan/letih

    Gangguan pemenuhan Intoleransi

    Nutrisi aktivitas

  • D. GAMBARAN KLINIS

    1. Mulai secara tersembunyi selama beberapa puluh tahun dan sering

    asimtomatik sampai tahap akhir

    2. Tanda-tanda dan gejala-gejala tergantung pada lokasi, ukuran tumor, derajat

    obstruksi dan keberadaan metastasis.

    3. Gejala yang paling sering adalah batuk kering tak produktif, pada tahap

    akhir batuk menghasilkan dahak kental dan purulen. Batuk yang

    menunjukkan perubahan dalam karakter harus menimbulkan kecurigaan

    terhadap adanya kanker paru.

    4. Mengi terjadi jika mengalami obstruksi secara parsial, pengeluaran sputum

    yang berwarna merah darah adalah hal yang umum terjadi pada pagi hari.

    5. Demam yang terjadi berulang mungkin terjadi pada beberapa pasien.

    6. Nyeri adalah gejala akhir, seringkali berhubungan dengan metastasis

    tulang.

    7. Nyeri dada, kekakuan, suara sesak, disfalgia, edema pada leher dan kepala

    dan gejala-gejala infusi pleural atau pericardial terlihat jika tumor menyebar

    pada struktur yang berdekatan dan pada nodus limfe.

    8. Tempat metastasis yang umum adalah nodus limfe, tulang, otak, paru

    kolateral dan kelenjar adrenal.

    9. Kelemahan, anoreksia, penurunan BB dan anemia akan terjadi pada tahap

    akhir.

    E. KOMPLIKASI

    - Hematorak

    - Pneumotorak

    - Empiema

    - Endokarditis

    - Abses paru

    - Atetektasis

  • F. Penatalaksanaan

    1. Jika tumor jinak maka lakukan eksisi bedah

    2. Jika tumor ganas

    - Small cell: kemoterapi

    - Non small cell

    Stadium I IIIa beda dilanjutkan radio terapi kemoterapi

    Stadium IIIb IV radioterapi dilanjutkan kemoterapi.

    - Imunoterapi paliatif

    3. Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya.

    4. Dalam tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi

    yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untuk

    mengatasi kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan.

    5. Untuk menjaga keseimbangan: perhatikan keadaan cairan tubuh.

    6. Atur diet yang sesuai.

  • I. PENGKAJIAN

    A. Pengumpulan Data

    1. Keadaan umum: lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada.

    2. Kebutuhan dasar:

    - Pola makan : nafsu makan berkurang karena adanya sekret dan

    terjadi kesulitan menelan (disfagia), penurunan berat

    badan.

    - Pola minum : frekuensi minum meningkat (rasa haus)

    - Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada.

    - Aktivitas : keletihan, kelemahan

    3. Pemeriksaan fisik

    - Sistem pernafasan

    Sesak nafas, nyeri dada

    Batuk produktif tak efektif

    Suara nafas: mengi pada inspirasi

    Serak, paralysis pita suara.

    - Sistem kardiovaskuler

    tachycardia, disritmia

    menunjukkan efusi (gesekan pericardial)

    Sistem integument

    - Sistem gastrointestinal

    Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan

    menurun.

    - Sistem urinarius

    Peningkatan frekuensi/jumlah urine.

    - Sistem neurologis

    Perasaan takut/takut hasil pembedahan

    Kegelisahan

    4. Data Penunjang

    - Foto dada, PA dan lateral

    - CT scan/MRI

  • - Bronchoscope

    - Sitologi

    TTB, biopsy kelenjar getah bening leher.

    B. Pengelompokan Data

    1. Data Subjektif

    - Perasaan lemah

    - Sesak nafas, nyeri dada

    - Batuk tak efektif

    - Serak, haus

    - Anoreksia, disfalgia, berat badan menurun

    - Peningkatan frekuensi/jumlah urine

    - Takut

    2. Data Objektif

    - Batuk produktif

    - Tachycardia/disritmia

    - Menunjukkan efusi

    - Sianosis, pucat

    - Edema

    - Demam

    - Gelisah

  • C. Analisa Data

    Data Penyebab Masalah

    DS:

    - Sesak nafas

    - Gelisah

    - Batuk tak

    efektif

    DO:

    - Batuk produktif

    - Tachycardia

    - Bunyi nafas

    mengi

    Rokok

    Tumor paru

    Metaplasia sel skumosa

    pada bronchus

    Obstruksi bronchus

    Bersihkan jalan nafas

    inefektif

    DS:

    - Sesak nafas

    (dyspneu)

    DO:

    - Gelisah

    - Sianosis

    Obstruksi bronchus

    Empisema

    Gangguan pertukaran gas

    Gangguan pertukaran gas

    DS:

    - Anoreksia,

    disfagia

    - Penurunan BB

    - Kelemahan

    DO:

    - Demam

    - Batuk

    Ulserasi bronchus

    Reaksi radang pada

    bronchus

    Penumpukan sekret

    Batuk

    Nutrisi kurang dari

    kebutuhan

  • Anoreksia

    Intake menurun

    Gangguan pemenuhan

    nutrisi

    DS:

    - Kelemahan

    DO:

    - Sesak nafas

    - Sianosis

    - Tachycardia

    Gangguan pertukaran gas

    Suplai O2 ke jaringan

    menurun

    Kelemahan/letih

    Intoleransi aktivitas

    Intoleransi aktivitas

  • II. Diagnosa Keperawatan

    1. Bersihan jalan nafas inefektif berhubungan dengan obstruksi bronchus,

    ditandai dengan:

    - Sesak nafas

    - Bunyi nafas mengi

    - Batuk produktif tak efektif

    - Lemah, Gelisah

    2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan empisema, ditandai dengan:

    - Sesak nafas (dyspneu)

    - Gelisah

    - Sianosis

    3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun ditandai

    dengan:

    - Anoreksia, disfagia, penurunan BB

    - Kelemahan

    - Demam

    - Batuk

    4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan menurun

    ditandai dengan:

    - Kelemahan

    - Sesak nafas

    - Sianosis

    - Tachycardia

    III. Intervensi Keperawatan

    A. Tujuan

    1. Bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria:

    - Tidak sesak

    - Batuk berkurang/hilang

    - Tidak ada mengi

    - Nyeri dada hilang

  • - Tachycardia berkurang/hilang

    - Tidak gelisah

    2. Pertukaran gas lancar dengan kriteria

    - Sianosis hilang

    - Edema hilang

    3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria

    - Nafsu makan meningkat

    - Disfagia hilang

    - Berat badan dapat dipertahankan atau bahkan meningkat

    4. Aktivitas kembali normal dengan kriteria

    - Tidak lemah

    - Sianosis hilang

    - Tidak sesak

    B. Intervensi

    1. Bersihan jalan nafas inefektif

    Tindakan/Intervensi Rasional

    Mandiri:

    - Auskultasi dada untuk karakter

    bunyi nafas dan adanya sekret

    - Bantu pasien untuk nafas efektif,

    batuk efektif dengan posisi

    duduk dan menekan daerah dada.

    - Penghisapan bila batuk lemah

    - Kaji nyeri dan kelemahan

    Pernafasan ronkhi menunjukkan

    tertahannya sekret atau obstruksi jalan

    nafas.

    Posisi duduk memungkinkan ekspansi

    paru dan penekanan menguatkan upaya

    batuk untuk memobilisasi dan

    membuang sampah.

    Lebih merangsang terjadinya batuk

    efektif

    Mendorong pasien untuk nafas efektif

    dan nafas lebih dalam untuk mencegah

    kegagalan pernafasan.

  • Kolaborasi:

    - Gunakan oksigen humidifikasi,

    berikan cairan tambahan melalui

    IV sesuai indikasi

    - Berikan bronchodilator, expectorant

    atau analgesik sesuai indikasi

    Memberikan hidrasi maksimal

    membantu penghilangan/pengenceran

    sekret untuk meningkatkan pengeluaran

    Menghilangkan spasme bronchus untuk

    memperbaiki aliran udara.

    2. Gangguan pertukaran gas

    Tindakan/Intervensi Rasional

    Mandiri:

    - Auskultasi paru untuk

    gerakan udara dan bunyi

    nafas tidak normal

    - Selidiki kegelisahan dan

    perubahan mental

    - Pertahankan kepatenan jalan

    nafas dengan memberikan

    posisi duduk terlentang

    sampai posisi miring

    - Catat terjadinya demam

    Kolaborasi:

    - Berikan oksigen tambahan

    - Awasi atau buat gambaran

    GDA nadi oksimetri, catat

    kadar Hb.

    Konsolidasi dan kurangnya gerakan udara

    pada posisi dada menunjukkan aliran udara

    tidak normal pada lobus paru.

    Dapat menunjukkan peningkatan hipoksia

    atau komplikasi seperti penyimpangan

    mediastinal pada pasien tumor paru

    Memaksimalkan ekspansi paru dan drainase

    sekret di mana obstruksi jalan nafas

    mempengaruhi ventilasi.

    Demam dalam 24 jam pertama, pada tumor

    paru terkadang menunjukkan adanya

    atelektasis, infeksi atau peningkatan

    metastasis.

    Memaksimalkan sediaan O2

    Penurunan PaO2 atau peningkatan PaCO2

    dapat menunjukkan kebutuhan untuk

    dukungan ventilasi.

  • 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan

    Tindakan/Intervensi Rasional

    Mandiri:

    - Kaji kemampuan pasien

    untuk makan, batuk dan

    mengatasi sekresi

    - Timbang BB sesuai indikasi

    - Tingkatkan kenyamanan

    lingkungan yang baik untuk

    sosialisasi saat makan

    - Berikan makan dalam jumlah

    kecil dan dalam waktu yang

    sering dan teratur

    Kolaborasi:

    - Konsultasi dengan ahli gizi

    - Untuk pemberian NGT

    Faktor ini menentukan pemilihan jenis

    makanan sehingga pasien terlindungi dari

    aspirasi.

    Mengevaluasi keefektifan atau mengubah

    kebutuhan pemberian nutrisi

    Perbaikan lingkungan dan sosialisasi waktu

    makan dapat meningkatkan pemasukan dan

    menormalkan fungsi makan.

    Meningkatkan proses pencernaan dan

    toleransi pasien terhadap nutrisi yang

    diberikan.

    Merupakan sumber yang efektif

    mengidentifikasi kebutuhan klien

    Memungkinkan pasien lebih mudah

    diberikan tanpa menimbulkan aspirasi.

    4. Intoleransi aktivitas

    Tindakan/Intervensi Rasional

    Mandiri:

    - Berikan lingkungan tentang dan

    batasi pengunjung selama

    perawatan, dorong penggunaan

    manajemen stress dan pengalihan

    yang cepat.

    - Perhatikan dispneu, peningkatan

    Dengan tindakan ini menurunkan stress

    dan rangsangan berlebihan,

    meningkatkan istirahat.

    Menetapkan kemampuan pasien dan

  • kelemahan perubahan tanda vital,

    tachycardia selama dan setelah

    aktivitas.

    - Jelaskan pentingnya istirahat

    dalam rencana pengobatan dan

    perlunya keseimbangan aktivitas

    dan istirahat

    - Bantu aktivitas perawatan diri.

    Berikan peningkatan aktivitas

    selama fase penyembuhan.

    memudahkan pilihan intervensi

    Menghemat energi untuk

    penyembuhan, pembatasan aktivitas

    berdampak positif terhadap pasien

    dalam perbaikan kegagalan pernafasan

    Menimbulkan kelelahan dan membantu

    keseimbangan suplai serta pergerakan

    otot

    IV. Implementasi

    Dilaksanakan sesuai dengan intervensi berdasarkan prioritas masalah

    V. Evaluasi

    Ditentukan berdasarkan pencapaian tujuan dengan keberhasilan kriteria yang

    telah ditentukan.