askep-tinea.doc

25
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA PASIEN DENGAN TINEA PEDIS, TINEA KAPITIS, SKABIES DISUSUN OLEH: 1. Fenci M.T Silaban 2. Kedot Andreas Purba 3. Nestilima Zega 4. Lena Kartika Mendrofa 5. Yosi Lorenza Sinambela 6. Suster Arnolfine 7. David Reinhard 8. Arjum Tambunan 9. Tri Selamat DOSEN : Connie Melva Sianipar S.Kep.,Ns

Upload: triselamatwaruwu

Post on 16-Sep-2015

51 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA PASIEN DENGAN TINEA PEDIS, TINEA KAPITIS, SKABIES

DISUSUN OLEH:

1. Fenci M.T Silaban

2. Kedot Andreas Purba

3. Nestilima Zega

4. Lena Kartika Mendrofa

5. Yosi Lorenza Sinambela

6. Suster Arnolfine

7. David Reinhard

8. Arjum Tambunan

9. Tri Selamat

DOSEN : Connie Melva Sianipar S.Kep.,Ns

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

TAHUN 2014/2015BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan pekerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja antara lain faktor fisik, faktor kimia, dan faktor biologis. Lingkungan kerja ataupun jenis pekerjaan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat perekonomian yang semakin membaik hingga saat ini. Industri juga merupakan salah satu sektor yang menguatkan ekonomi Indonesia dengan jumlah ekspor yang tinggi. Bahkan industri tekstil Indonesia masuk kedalam 10 besar eksportir tekstil di dunia. Banyaknya industri ini tentu diiringi dengan banyaknya pekerja pada pabrik tekstil tersebut. Akan tetapi pekerja dengan lingkungan kerja seperti pada pekerja pabrik tekstil memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi kulit oleh karena jamur. Hal ini dikarenakan sebagian besar jamur berkembang lebih baik pada tingkat kelembapan yang tinggi.

Salah satu infeksi kulit pada sela jari kaki dan telapak kaki yang disebabkan oleh jamur atau yang lebih dikenal sebagai tinea pedis atau Athletes foot maupun ringworm of the foot. Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum yang sering memberikan kelainan menahun. Tinea pedis sering menyerang orang dewasa yang bekerja ditempat basah seperti tukang cuci, petani atau orang yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup misalnya tentara.

Selain karena pemakaian sepatu tertutup untuk waktu yang lama, bertambahnya kelembaban karena keringat, pecahnya kulit karena mekanis, tingkat kebersihan perorangan, dan paparan terhadap jamur merupakan faktor risiko yang menyebabkan terjadinya tinea pedis. Kondisi lingkungan yang lembab dan panas di sela-sela jari kaki karena pemakaian sepatu dan kaus kaki, juga akan merangsang tumbuhnya jamur.

Keadaan sosial ekonomi serta kurangnya kebersihan memegang peranan yang penting pada infeksi jamur, yaitu insiden penyakit jamur lebih sering terjadi pada sosial ekonomi rendah. Hal ini berkaitan dengan status gizi yang mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang terhadap penyakit.

Saat ini diketahui bahwa angka kejadian (prevalensi) tinea pedis di seluruh dunia mencapai angka yang cukup tinggi yakni 10%. Namun, prevalensi tinea pedis pada pekerja pabrik tekstil di Semarang masih belum mendapatkan kepastian. Begitu pula dengan faktor faktor yang mempengaruhi timbulnya tinea pedis pada pekerja pabrik tekstil. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap prevalensi dan faktor terjadinya tinea pedis pada pekerja pabrik tekstil.(Pdf Muhammad Baihaqy, 2010)1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Asuhan keperawatan ini dibuat untuk mengetahui apakah ada gangguan anatomi fisiologi yang terkait dengan penyakit tinea pedis, tinea kapitis, dan skabies1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu membuat pengkajian dalam Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem integument terhadap tinea pedis, tinea kapitis, dan scabies. Mahasiswa mampu membuat diagnosa dalam Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem integument terhadap tinea pedis, tinea kapitis, dan scabies. Mahasiswa mampu membuat intervensi dalam Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem integument terhadap tinea pedis, tinea kapitis, dan scabies.

Mahasiswa mampu membuat penatalaksanaan dalam Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem integument terhadap tinea pedis, tinea kapitis, dan scabies.BAB 2TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian

2.1.1 Tinea Pedis

Tinea pedis (disebut juga penyakit jamur kaki; Athletes Foot; kutu air) merupakan infeksi jamur pada kaki yang paling seering ditemukan. Infeksi ini sering menjangkit para remaja dan dewasa muda walaupun dapat terjadi pada setiap kelompok usia, serta kedua jenis kelamin. Tinea pedis terutama prevalen pada mereka yang sering mandi atau berenang di kolam renang. (Arif Muttaqin,2011)

2.1.2 Tinea Kapitis

Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofia. Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion. (Arif Muttaqin,2011)

2.1.2 Skabies

Skabies adalah infestasi kulit oleh kutu sarcoptes scabiei yang menimbulkan gatal. Penyakit ini dapat ditemukan pada orang-orang miskin yang hidup dengan kondisi hygenie dibawah standar sekalipun juga sering terdapat diantara orang yang sangat bersih. Scabies sering dijumpai pada orang-orang yang seksual aktif. (Brunner & Suddart,2001)

2.2 Etiologi

2.2.1 Tinea Pedis

1. Infeksi jamur

2. akibat mandi atau berenang di kolam renang

3. kurang hygenis kaki (Arif Muttaqin,2011)2.2.2 Tinea Kapitis

1. infeksi jamur (Arif Muttaqin,2011)2.2.3 Skabies

1. pola hidup yang tidak hygenis

2. infeksi kutu

3. seksual aktif

4. infeksi pakaian (Arif Muttaqin,2011)

2.3 Manifestasi Klinis2.3.1 Tinea Pedis

1. gatal-gatal diantara jari-jari kaki

2. diantara jari ke-4 dan ke-5 terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis

3. maserasi; berupa kulit putih dan rapuh

4. infeksi sekunder oleh bakteri setelah jamur sehingga terjadi; selulitis, limfangitis, limfadenitis, erysipelas.

5. terlifat fesikel, fesiko-pustul,bula (Arif Muttaqin,2011)2.3.2 Tinea Kapitis

1. bercak-bercak pada kulit kepala; berwarna merah dan bersisik

2. papul merah yang kecil disekitar rambut

3. rasa gatal

4. warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat

5. rambut mudah patah dan terlepas dari akar

6. mudah dicabut tanpa rasa nyeri

7. alopesia setempat

8. kerion; peradangan berupa pembengkakan (Arif Muttaqin,2011)2.3.3 Skabies

1. gatal-gatal yang hebat

2. terdapat lesi yang multiple,lurus, atau bergelombang,warna coklat atau hitam menyerupai benang terlihat pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, permukaan ekstensor siku, lutut, pinggir kaki, ujung-ujung sendi siku, darerah sekitar putting susu, lipatan aksila, di bawah payudara, lipat paha, lipat luteus, bahkan di penis atau skortum. (Arif Muttaqin,2011)2.4. Patofisiologi

2.4.1 Tinea Pedis

Trichophyton rubrum, Tricophyton mentagrophytes, dan floccusum pidermorphyton adalah penyebab dari tinea pedis, dimana T.rubrum menjadi penyebab paling umum diseluruh dunia. Jamur dermatofit menginvasi jaringan kratin pada superfisial kulit dengan menggunakan enzim yang disebut keratinases yang dapat mengurangi proliferasi keratinosit. Suhu dan factor serum, seperti globulin beta dan feritin, tampaknya memiliki efek penghambatan pertumbuhan pada dermatofit. Namun, patofisiologi ini tidak sepenuhnya dipahami. Tidak adanya pengeluaran sebum di kaki juga memberikan respons infeksi kaki, yang tidak memiliki kelenjar sebasea. Factor host seperti istirahat dikulit dan maserasi kulit dapat membantu dalam invasi dermatofit. (Arif Muttaqin,2011)

2.4.2 Tinea Kapitis

Penyakit jamur pada kepala merupakan infeksi jamur menular yang menyerang batang rambut dan penyebab kerontokan rambut yang sering ditemukan diantara anak-anak. Secara klinis dijumpai sebuah atau beberapa buah bercak yang bundar, berwarna merah dan bersisik. Penyakit dimulai dengan adanya papul merah yang kecil disekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak, yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah gatal. Warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur sehingga dapat terbentuk alopesia setempat. Tempat-tempat ini terlihat sebagai grey patch. Grey patch yang dilihat didalam klinik tidak menunjukkan batas-batas daerah sakit dengan pasti.Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang padat disekitarnya.

2.4.3 Skabies

Kutu scabies dapat menyebabkan gejala transien pada manusia, tetapi mereka bukan penyebab investasi persisten. Cara penularan yang paling efisien adalah melalui kontak langsung dan lama dengan seorang individu yang terinfeksi. Kutu scabies dapat bertahan hingga 3 hari pada kulit manusi sehingga media seperti tempat tidur atau pakaian merupakan sumber alternative untuk terjadinya suatu penularan.

Siklus hidup dari kutu berlangsung 30 hari dan dihabiskan dalam epidermis manusia. Setelah melakukan kopulasi, kutu jantan akan mati dan kutu betina akan membuat liang kedalam lapisan kulit dan meletakkan total 60-90 telur.telur yang menetas membutuhkan 10 hari untuk menjadi larva dank utu dewasa. Kurang dari 10% dari telur yang dapat menghasilkan kutu dewasa. Kutu scabies kemudian bergerak melalui lapisan atas kulit dengan mengeluarkan protease yang mendegradasikan stratum korneum. Scybala (kotoran) yang tertinggal saat mereka melakukan perjalanan melalui epidermis, menciptakan kondisi klinis lesi yang diakui sebagai liang.

Populasi pasien tertentu dapat rentan terhadap penyakit scabies, termasuk pasien dengan gangguan imunodefisiensi primer dan penurunan respons imun sekunder terhadap terapi obat, dan gizi buruk. Kondisi lainnya adalah gangguan motoric akibat kerusakan saraf yang menyebabkan ketidakmampuan untuk menggaruk dalam menanggapi pruritus sehingga menonaktifkan utilitas menggaruk untuk menghilangkan kutu pada epidermis dan menghancurkan liang yang dibuat oleh kutu betina.(Arif Muttaqin, 2011)

2.5 PathwayFactor predisposisi

Pemakaian sepatu tertutup yang lama, kondisi ekonomi yang kurang, kurang kebersihan diri

Suhu kaki menjadi panas,basah dan status gizi kurang

kondisi kulit menjadi

Lembab

terganggu

Media yang baik untuk perkemba- daya tahan tubuh

Ngan jamur

Kebiasaan tidak melepas sepatu dan

Kaos kakiInfeksi jamur (Trichophyton rubrum)

Pengabaian diriTinea Pedis / Athelete Foot

Pengeluaran kreatinase

terjadi dalam jangka waktu lama Merusak keratin pada lapisan

infeksi sekunder

Stratum corneum

Nekrosis jaringan

Reaksi atigen antibodymenimbulkan squama,ruam2 kulitGangguan Citra Tubuh

Reaksi inflamasi

Pengeluaran mediator kimia

Mengeritasi ujung saraf bebassensasi gatal Rasa terbakar dan nyeri

Nyeri Akut

Gangguan Rasa NyamanAdanya garukan

Lesi kulit

Rusaknya barieer pertahanan tubuh primer

Kerusakan Integritas Kulit

Resiko Infeksi

pembengkakanKutu scabies

sel radang

Infeksi jamur(spesies dermatofit)Transien pada kulit manusia

menempel dan menyerang batang rambutKontak lama pada benda mati

Kerion

rambut mudah patahKutu bersiklus dalam epidermis

rambut lepas dari akarnya

Kutu scabies menembus lap. Kulit

terjadi pruritus hebat

Terjadi skibala scabies

gangguan permukaan kulit kepala

Respon imun menurun

Terjadi pruritus

Gangguan lapisan kulit2.7 Penatalaksanaan

A. Penatalaksanaan Medis

1. Tinea Pedis

a. Perendaman bagian yang sakit dengan larutan salin burowi atau kalium permanganate untuk mengurangi inflamasi.

b. preparat anti fungus topical (mikonazol, klotrimazol) dioleskan pada daerah yang terinfeksi.

c. terbinafin, kriseofulfin untuk terapi jangka panjang.

2. Tinea Kapitis

a. kriseofulfin merupakan preparat anti fungus.

b. preparat topical untuk menghilangkan keaktifan mikroorganisme pada rambut.

c. preparat anti fungus topical mengurangi penyebaran mikroorganisme.

d. keramas menggunakan sampo yang mengandung lindane (kwell)

3. Skabies

a. mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan debris b. preparat skabisida seperti lindane atau krotamiton

c. oleskan salep seperti kortikosteroid topical supaya mengurangi iritasi kulit

B. Penatalaksanaan Keperawatan

1. Tinea Pedis

a. beritahukan pasien agar kaki selalu kering termasuk daerah antara jari-jari kaki.

b. anjurkan pasien menyelipkan sepotong kecil kapas diantara jari-jari kaki pada malam hariuntuk menyerap kelembaban.

c. kaos kaki harus terbuat dari katun yang sifatnya menyerap.

d. sepatu sebaiknya yang berlubang memudahkan aerasi kaki.

e. gunakan bedak talk anti jamur agar kaki tetap kering minimal 2 kali sehari

f. jika perlu menyediakan beberapa pasang sepatu untuk menjaga kelembaban pada sepatu tersebut.

2. Tinea Kapitis

a. anjurkan pasien dan keluarga melaksanakan tindakan hygine dirumah

b. setiap orang harus menyiapkan sisir sendiri

c. menghindari pemakaian topi serta penutup rambut lainnya

d. periksa binatang pelihara dirumah

3. Skabies

a. pasien harus mengenakan pakaian yang bersih serta perangkat tempat tidur yang bersih

b. pakaian harus dicuci dengan air yang sangat panas dan dikeringkan dengan alat pengering panas (dry cleaning)BAB 3

KONSEP KEPERWATAN

3.1 Pengkajian

a. Identitas / Data demografiBerisi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain mengenai identitas pasien.

b. Keluhan Utama

adanya rasa gatal pada area tubuh.

c. Riwayat penyakit dahulu

biasanya tidak terdapat riwayat penyakit dahulu

d. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada riwayat penyakit kulit pada keluarga pasien yang dapat mengakibatkan penularan pada pasien tersebut.

e. Pemeriksaan fisik

Inspeksi : kemerahan, lesi, bengkak, warna rambut Palpasi : suhu dan kelembaban kulit, edema

f. Pemeriksaan persistem

B1 (Breath) : - B2 (Blood) : - B3 (Brain) : - B4 (Bladder) : -

B5 (Bowel) : -

B6 (Bone) : -3.2 Diagnosa Keperawatan

3.2.1 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan struktur lapisan dermis3.2.2 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Penyakit3.2.3 Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat3.2.4 Pengabaian Diri berhubungan dengan pilihan gaya hidup 3.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatanTujuan dan kriteria hasilIntervensi keperawatan

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan struktur lapisan dermis.

Definisi:NOC:- tissue integrity:skin and and mucous membranes

-wound healing:primer and sekunder

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selamax24 jam diharapkan masalah teratasi dengan indicator:1.pertumbuhan jaringan meningkat.

2. tidak luka/lesi dan push pada luka3. mampu melindungi kulit dan perawatan alami

NIC: pressure management

1. kaji kondisi luka klien (area, warna, bau, kelembaban, turgor)

2. masase dengan lembut kulit sehat disekitar area yang sakit.

3.lakukan perawatan intensif terhadap kulit dengan perawatan dan obat yang sesuai dengan lesi/luka yang dialami klien.

2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Penyakit

NOC:-body image

-self sistem

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selamax24 jam diharapkan masalah teratasi dengan indicator:

- body image positif- mampu mengidentifikasi kekuatan personal

- mendeskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuhNIC: body image enchancement

1. Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pikiran, perasaan,dan pandangan dirinya.

2. dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan, dan prognosis kesehatan.

3. beri informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang telah diberikan.

4. anjurkan orang terdekat untuk memberi support system terhadap perubahan fisik dan emosional.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuatNOC: - immune status

Knowledge:infection control

Risk control

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selamax24 jam diharapkan masalah teratasi dengan indicator:

1. Lesi akan menutup tanpa adanya tanda infeksi2. leukosit dalam batas normal

3. TTV dalam batas normal1. Kaji kondisi kulit, lesi, banyak dan besarnya bula.2. Buat kondisi balutan dalam keadaan bersih dan kering

3. Lakukan perawatan pada kulit steril setiap hari

4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik

4. Pengabaian Diri berhubungan dengan pilihan gaya hidupNOC:- self care:activity of daily living

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selamax24 jam diharapkan masalah teratasi dengan indicator:

1. Pelaksanaan intervensi perawatan diri dilakukan2. Tidak terjadi komplikasi sekunderNIC: self care assistane

1. Kaji perubahan pada system saraf pusat2. waktu prosedur perawatan disesuaikan dan diatur tepat waktu

3. beri penjelasan pada keadaan lingkungan pasien

4. monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting, dan makan.

3.4 Implementasi Keperawatan

Melaksanakan intervensi keperwatan yang telah dilakukan

3.5 Evaluasi Keperawatan

Menilai kembali implementasi yang telah dilakukan kepada pasien.

BAB 4PENUTUP

4.1 Kesimpulan Tinea pedis (disebut juga penyakit jamur kaki; Athletes Foot; kutu air) merupakan infeksi jamur pada kaki yang paling seering ditemukan. Infeksi ini sering menjangkit para remaja dan dewasa muda walaupun dapat terjadi pada setiap kelompok usia, serta kedua jenis kelamin. Tinea pedis terutama prevalen pada mereka yang sering mandi atau berenang di kolam renang. dengan etiologi Infeksi jamur, akibat mandi atau berenang di kolam renang, kurang hygenis kaki dengan tanda dan gejala . gatal-gatal diantara jari-jari kaki, diantara jari ke-4 dan ke-5 terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis, maserasi; berupa kulit putih dan rapuh, infeksi sekunder oleh bakteri setelah jamur sehingga terjadi; selulitis, limfangitis, limfadenitis, erysipelas. terlihat fesikel, fesiko-pustul,bula.

Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofia. Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion dengan etiologi infeksi jamur dengan tanda gejala bercak-bercak pada kulit kepala; berwarna merah dan bersisik, papul merah yang kecil disekitar rambut, rasa gatal, warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat, rambut mudah patah dan terlepas dari akar, mudah dicabut tanpa rasa nyeri, alopesia setempat, kerion; peradangan berupa pembengkakan.

Skabies adalah infestasi kulit oleh kutu sarcoptes scabiei yang menimbulkan gatal. Penyakit ini dapat ditemukan pada orang-orang miskin yang hidup dengan kondisi hygenie dibawah standar sekalipun juga sering terdapat diantara orang yang sangat bersih. Scabies sering dijumpai pada orang-orang yang seksual aktif. DAFTAR PUSTAKA

Brunner&suddart.2001.Buku ajar keperawatan medical bedah volume 1.jakarta:EGC

Bahaiqy, Muhammad.2010.(PDF)

Gloria M. Bulechek,Dkk.( 2013 ). Nursing Intervention Classification. St.Louis : Mosby

Muttaqin,arif,dkk.2011.Asuhan keperawatan gangguan system integument. Jakarta: salemba medikaSue Moorhead, Dkk. ( 2013 ). Nursing Outcomes Classification. St.Louis : Mosby