askep seksio sesaria&woc

12
LAPORAN PENDAHULUAN “ SEKSIO SESARIA “ A. Defenisi Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. (Sarwono prawidhardjo, 2000 : 133) B. Etiologi Seksio sesaria diindikasikan : a. Indikasi pada ibu - Panggul sempit absolute - Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi - Stenosis servik/ vagina - Plasenta previa - Disproporsi sefalo pelvic - Ruptura uteri b. Indikasi pada janin - Kelainan letak - Gawat janin C. Klasifikasi Seksio sesaria diklasifikasikan menjadi : a. Seksio sesaria abdominalis (abdomen)

Upload: rika-gusneri-part-ii

Post on 29-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Seksio Sesaria&Woc

LAPORAN PENDAHULUAN

“ SEKSIO SESARIA “

A. Defenisi

Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan

melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sarat rahim

dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. (Sarwono prawidhardjo,

2000 : 133)

B. Etiologi

Seksio sesaria diindikasikan :

a. Indikasi pada ibu

- Panggul sempit absolute

- Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi

- Stenosis servik/ vagina

- Plasenta previa

- Disproporsi sefalo pelvic

- Ruptura uteri

b. Indikasi pada janin

- Kelainan letak

- Gawat janin

C. Klasifikasi

Seksio sesaria diklasifikasikan menjadi :

a. Seksio sesaria abdominalis (abdomen)

1. Seksio sesaria transperitonealis

- Seksio sesaria klasik atau koparal dengan insisi memanjang pada

korpus uteri

- Seksio sesaria ismika atau profunda dengan insisi pada segmen

bawah rahim

2. Sesksio sesaria ekstra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum

perietalis dengan demikian tidak membuka kavum abdominal

Page 2: Askep Seksio Sesaria&Woc

- Seksio sesaria klasik (kosporal)

Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri

kira-kira sepanjang 10 cm

- Seksio sesaria ismika (profunda)

Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada

segmen bawah rahim kira-kira 10 cm

D. Indikasi

Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin

akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan

hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan

proses persalinan normal ( Dystasia )

Fetal distress

His lemah / melemah

Janin dalam posisi sungsang atau melintang

Bayi besar ( BBL 4,2 kg )

Plasenta previa

Kalainan letak

Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan

panggul )

Rupture uteri mengancam

Hydrocephalus

Primi muda atau tua

Partus dengan komplikasi

Panggul sempit

Problema plasenta

E. Komplikasi

a. Pada Ibu

1. Infeksi paerperal

- Ringan : peningkatan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas

- Berat : peritonitis, sepsis

2. Perdarahan

Page 3: Askep Seksio Sesaria&Woc

3. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme

paru-paru

4. Pada bayi

Kematian perinatal pasca seksio sesaria sebanyak 4-7 %

F. Pemeriksaan Diagnostik

a. Hitung darah lengkap, golongan darah (ABO) dan percocokan silang, tes

coomos

b. Urinalisis : Menentukan kadar albumin/ glukosa

c. Kultur : Mengidentifikasi adanya virus herpes simplek tipe II

d. Pelvimetri : Menentukan CPD

e. Amniosentesis : Mengkaji maturitas paru janin

f. Ultranografi : Melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan,

kedudukan dan presentasi janin

g. Tes stress kontraksi atau tes non stress : Mengkaji respon janin terhadap

gerakan/ stress dan pola konstriksi uterus pola abnormal

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

Page 4: Askep Seksio Sesaria&Woc

“ SEKSIO SESARIA “

I. Pengkajian

1. Identitas Klien

2. Riwayat Kesehatan

1. RKD

Apakah klien dulu pernah mengalami seksio sesaria, apakah ada

penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul

sempit, adakah riwayat kembar

2. RKK

Apakah ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (sunsang,

lintang dll), biasanya terjadi perdarahan yang hebat tanpa disadari,

klien tidak merasakan nyeri

3. RKK

Biasanya ada riwayat anggota keluarga yang pernah menderita

hipertensi, DM, pre eklamsi/ eklamsi dan penyakit menular

3. Pemeriksaan Fisik

h. Sirkulasi

Hipertensi, perdarahan vagina mungkin ada

i. Integritas EGO

Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda

kegagalan dan atau refleksi negative pada kemampuan sebagai

wanita

j. Makanan dan Cairan

Nyeri epigastrik, gangguan penglihatan, edema, tanda-tanda

hipertensi karena kehamilan (HKK)

k. Nyeri/ Ketidaknyamanan

Distosia, persalinan lama/ disfungsional, kegagalan induksi, nyeri

tekan uterus mungkin ada

l. Keamananan

Page 5: Askep Seksio Sesaria&Woc

Penyakit hubungan seksual aktif (mis : herpes), prolaps tali pusat,

distress janin, ancaman kelahiran janin yang prematur, presentasi

bokong dengan versi sefalik eksternal yang tidak berhasil ketuban

pecah selama 24 jam/ lebih lama, adanya kompliksi ibu seperti

HKK, diabetes, penyakit ginjal atau jantung atau infeksi asenden.

m. Seksualitas

Disproporsi sefalopelvis (CPD), kehamilan multiple atau gestasi

(uterus sangat distensi), melahirkan sesaria sebelumnya, tumor/

neoplasma yang menghambat pelvis/ jalan lahir.

II. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d perdarahan

2. Resiko tinggi penyebaran infeksi b/d prosedur infasif, pecah ketuban,

kerusakan kulit, penurunan Hb, pemajanan pada patogen

3. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman konsep diri, ancaman yang

dirasakan/ actual dari kesejahteraan maternal dan janin, transmisi

interpersonal

4. Resiko tinggi terhadap nyeri b/d peningkatan/ kontraksi otot yang lebih

lama, reaksi psikologis

5. Resiko kerusakan integritas jaringan b/d prosedur infasif, insisi bedah

6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai prosedur

pembedahan, harapan, regimen pasca operasi b/d kurang pemajanan

tidak mengenal informasi, kesalahan interpretasi

III.Intervensi Keperawatan

1. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman konsep diri, ancaman yang

dirasakan/ actual dari kesejahteraan maternal dan janin, transmisi

interpersonal

Tujuan : Ansietas pada klien dapat teratasi

Kriteria : - Klien tampak rileks

- Klien mengungkapkan rasa takut pada keselamatannya

dan janin

Page 6: Askep Seksio Sesaria&Woc

Intervensi :

1. Kaji respon psikologis pada kejadian dan ketersediaan system

pendukung

Ras : Makin klien merasakan ancaman, makin besar tingkat

ansietas.

2. Pastikan apakah prosedur direncanakan atau tidak direncanakan

Ras : Pada kelahiran sesaria yang tidak direncanakan, klien

biasanya tidak mempunyai waktu untuk persiapan secara

psikologis atau fisiologis

3. Tetap bersama klien dan tetap tenang, bicara perlahan, tunjukkan

empati

Ras : Membantu membatasi transmisi ansietas interversonal, dan

mendemonstrasikan perhatian terhadap klien/ pasangan

4. Beri penguatan aspek positif dari ibu dan kondisi janin

Ras : Memfokuskan pada kemungkinan kebersihalan hasil akhir

dan membantu membawa ancaman yang dirasakan/ actual

kedalam perspektif

5. Anjurkan klien mengungkapkan atau mengeksfresikan perasaan

Ras : Membantu mengidentifikasikan perasaan dan memberikan

kesempatan untuk mengatasi perasaan ambivalen atau

berduka, klien dapat merasakan ancaman emosional pada

harga dirinya karena perasaannya bahwa ia telah gagal,

wanita yang lemah

6. Dukung/ arahkan kembali mekanisme koping yang diekspresikan

Ras : Mendukung mekanisme koping dasar dan otomatik

meningkatkan kepercayaan diri dan penerimaan dan

menurunkan ansietas

7. Berikan masa privasi kurang rangsangan lingkungan seperti jumlah

orang yang ada sesuai indikasi keinginan klien

Ras : Memungkinkan kesempatan bagi klien untuk mengiteralisasi

informasi, menyusun sumber-sumber dan mengatasi dengan

efektif

Page 7: Askep Seksio Sesaria&Woc

2. Resiko tinggi penyebaran infeksi b/d prosedur infasif, pecah ketuban,

kerusakan kulit, penurunan Hb, pemajanan pada patogen

Tujuan : Infeksi tidak terjadi

Kriteria : - Klien bebas dari infeksi

- Pencapain tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa

komplikasi

Intervensi :

a. Tinjau ulang kondisi atau factor resiko yang ada sebelumnya catat

waktu pecah ketuban

Ras : Kondisi dasar ibu, seperti DM, hemoragi, menimbulkan

potensial resiko infeksi atau penyembuhan luka yang buruk.

Adanya proses infeksi dapat meningkatkan resiko

kontaminasi janin

b. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu,

nadi, jumlah sel darah putih atau bau/ warna vagina)

Ras : Pecah ketuban terjadi 24 jam sebelum pembedahan dapat

mengakibatkan karioamnionitis sebelum intervensi bedah dan

dapat mengubah penyembuhan luka

c. Berikan perawatan perineal sedikitnya setiap 4 jam bila ketuban

telah pecah

Ras : Menurunkan resiko infeksi asenden

d. Kolaborasi

- Lakukan persiapan kulit praoperatif, scrub sesuai protocol

Ras : Menurunkan resiko kontaminan kulit memasuki insisi,

menurunkan resiko infeksi pasca operasi

- Dapatkan kultur darah vagina dan plasenta sesuai indikasi

Ras : Mengidentifikasi organisme yang menginfeksi dan

tingkat keterlibatan

- Catat Hb dan Ht, catat perkiraan kehilangan darah selama

prosedur pembedahan

Page 8: Askep Seksio Sesaria&Woc

Ras : Resiko infeksi pasca melahirkan dan penyembuhan buruk

meningkatkan bila kadar Hb rendah dan kehilangan darah

berlebihan

- Berikan antibiotic spectrum luas parenteral pada pra operasi

Ras : Antibiotik profilaktik dapat dipesankan untuk mencegah

terjadinya proses infeksi sebagai pengobatan pada infeksi

yang teridentifikasi

IV. Implementasi

Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik.

selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan

yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan

yang diharapkan

V. Evaluasi

Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan

terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi.

Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang

jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.