askep rheumatoid arthritis

21
ASKEP RHEUMATOID ARTHRITIS BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Definisi Rheumatoid Artritis Rhematoid arthritis merupakan suatu penyakit autoimun kronis dengan gejala nyeri, kekakuan, gangguan pergerakan, erosi sendi dan berbagai gejala inflamasi lainnya. Penyakit yang 75 % diderita oleh kaum hawa ini bisa menyerang semua sendi, namun sebagian besar menyerang sendi-sendi jari (proximal interphalangeal dan metacarpophalangeal). Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang. Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala yang lain yaitu berupa demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah. Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya. Diperkirakan kasus Rheumatoid Arthritis diderita pada usia di atas 18 tahun dan

Upload: zulham-effendi

Post on 26-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Askep Artritis Reumatoid

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Rheumatoid Arthritis

ASKEP RHEUMATOID ARTHRITIS

BAB II

PEMBAHASAN

2. 1   Definisi Rheumatoid Artritis

   Rhematoid arthritis merupakan suatu penyakit autoimun kronis dengan gejala nyeri,

kekakuan, gangguan pergerakan, erosi sendi dan berbagai gejala inflamasi lainnya. Penyakit

yang 75 % diderita oleh kaum hawa ini bisa menyerang semua sendi, namun sebagian besar

menyerang sendi-sendi jari (proximal interphalangeal dan metacarpophalangeal).

   Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi

pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan

peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya

mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-

struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.

Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan,

bahu, lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat

melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala yang lain yaitu

berupa demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah.

Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya. Diperkirakan kasus Rheumatoid

Arthritis diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari

jumlah penduduk Indonesia.

2. 2   Manifestasi Klinis Reumatoid Artritis

Tanda dan gejala setempat :

  Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan terbatas,

kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam

sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.

  Lambat laun membengkak, panas merah, lemah

Page 2: Askep Rheumatoid Arthritis

  Poli artritis simetris sendi perifer Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan

tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan

tangan, meskipun sendi yang lebih besar  seringkali terkena juga

  Artritis erosif sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi

pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X

  Deformitas pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea,

deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang

disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis

disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total

  Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini

sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan

bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat.

Tanda dan gejala sistemik :

Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia. Bila ditinjau dari stadium,

maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:

1)      Stadium sinovitis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya hiperemi,

edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak, dan

kekakuan.

2)      Stadium destruksi

Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan

sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda dan gejala tersebut

diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.

3)      Stadium deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan

ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut

pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang

Page 3: Askep Rheumatoid Arthritis
Page 4: Askep Rheumatoid Arthritis
Page 5: Askep Rheumatoid Arthritis

Artritis rematoid bisa muncul secara tiba-tiba, dimana pada saat yang sama banyak

sendi yang mengalami peradangan. Biasanya peradangan bersifat simetris, jika suatu sendi

pada sisi kiri tubuh terkena, maka sendi yang sama di sisi kanan tubuh juga akan meradang.

Yang pertama kali meradang adalah sendi-sendi kecil di jari tangan, jari kaki, tangan, kaki,

pergelangan tangan, sikut dan pergelangan kaki.

Sendi yang meradang biasanya menimbulkan nyeri dan menjadi kaku, terutama pada

saat bangun tidur atau setelah lama tidak melakukan aktivitas. Beberapa penderita merasa

Page 6: Askep Rheumatoid Arthritis

lelah dan lemah, terutama menjelang sore hari. Sendi yang terkena akan membesar dan

segera terjadi kelainan bentuk.

Sendi bisa terhenti dalam satu posisi (kontraktur) sehingga tidak dapat diregangkan

atau dibuka sepenuhnya. Jari-jari pada kedua tangan cenderung membengkok ke arah

kelingking, sehingga tendon pada jari-jari tangan bergeser dari tempatnya.

2. 3   Pathofisiologi Rheumatoid Artritis

   Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti

vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial

menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini

granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke

tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada

nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila

kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena

jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang

menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi

dari persendian.  Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.

Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya

serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang yang sembuh dari serangan

pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang lain. terutama yang mempunyai faktor

rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

Secara singkat dapat dikatakan Reaksi autoimun dalam jaringan sinovial yang

melakukan proses fagositosis yang menghasilkan enzim – enzim dalam sendi untuk memecah

kolagen sehingga terjadi edema proliferasi membran sinovial dan akhirnya membentuk

pannus. Pannus tersebut akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang

sehingga akan berakibat menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak

sendi.

2. 4   Pemeriksaan Penunjang

1.   Pemeriksaan Laboratorium

            Beberapa hasil uji laboratorium dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis artritis reumatoid.

Sekitar 85% penderita artritis reumatoid mempunyai autoantibodi di dalam serumnya yang dikenal sebagai

Page 7: Askep Rheumatoid Arthritis

faktor reumatoid. Autoantibodi ini adalah suatu faktor anti-gama globulin (IgM) yang bereaksi terhadap

perubahan IgG. Titer yang tinggi, lebih besar dari 1:160, biasanya dikaitkan dengan nodula reumatoid,

penyakit yang berat, vaskulitis, dan prognosis yang buruk.

            Faktor reumatoid adalah suatu indikator diagnosis yang membantu, tetapi uji untuk

menemukan faktor ini bukanlah suatu uji untuk menyingkirkan diagnosis reumatoid artritis.

Hasil yang positif dapat juga menyatakan adanya penyakit jaringan penyambung seperti

lupus eritematosus sistemik, sklerosis sistemik progresif, dan dermatomiositis. Selain itu,

sekitar 5% orang normal memiliki faktor reumatoid yang positif dalam serumnya. Insidens

ini meningkat dengan bertambahnya usia. Sebanyak 20% orang normal yang berusia diatas

60 tahun dapat memiliki faktor reumatoid dalam titer yang rendah.

            Laju endap darah (LED) adalah suatu indeks peradangan yang bersifat tidak spesifik.

Pada artritis reumatoid nilainya dapat tinggi (100 mm/jam atau lebih tinggi lagi). Hal ini

berarti bahwa laju endap darah dapat dipakai untuk memantau aktifitas penyakit. Artritis

reumatoid dapat menyebabkan anemia normositik normokromik melalui pengaruhnya pada

sumsum tulang. Anemia ini tidak berespons terhadap pengobatan anemia yang biasa dan

dapat membuat penderita cepat lelah. Seringkali juga terdapat anemia kekurangan besi

sebagai akibat pemberian obat untuk mengobati penyakit ini. Anemia semacam ini dapat

berespons terhadap pemberian besi.

            Pada Sendi Cairan sinovial normal bersifat jernih, berwarna kuning muda hitung sel

darah putih kurang dari 200/mm3. Pada artritis reumatoid cairan sinovial kehilangan

viskositasnya dan hitungan sel darah putih meningkat mencapai 15.000 – 20.000/ mm3. Hal

ini membuat cairan menjadi tidak jernih. Cairan semacam ini dapat membeku, tetapi bekuan

biasanya tidak kuat dan mudah pecah. Pemeriksaan laboratorium khusus untuk membantu

menegakkan diagnosis lainya, misalnya : gambaran immunoelectrophoresis HLA (Human

Lymphocyte Antigen) serta Rose-Wahler test.

2.   Pemeriksaan Radiologi

            Pada awal penyakit tidak ditemukan, tetapi setelah sendi mengalami kerusakan yang

berat dapat terlihat penyempitan ruang sendi karena hilangnya rawan sendi. Terjadi erosi

tulang pada tepi sendi dan penurunan densitas tulang. Perubahan ini sifatnya tidak reversibel.

Page 8: Askep Rheumatoid Arthritis

Secara radiologik didapati adanya tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada sendi

yang terkena.

2. 5   Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi adalah :

1.      Meringankan rasa nyeri dan peradangan

2.      Memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.

3.      Mencegah atau memperbaiki deformitas

Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana

pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:

1.      Istirahat

2.      Latihan fisik

3.      Panas

4.      Pengobatan

  Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan

adalah 20-25 mg per 100 ml

  Natrium kolin dan asetamenofen meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi obat

  Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari mengatasi keluhan

sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang

diperlukan.

  Garam emas

  Kortikosteroid

5.      Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih

Page 9: Askep Rheumatoid Arthritis
Page 10: Askep Rheumatoid Arthritis

         

Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan

dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan

indikasinya sebagai berikut:

a)      Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi

sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.

b)      Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

c)      Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.

d)     Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.

2. 6   Proses Keperawatan Reumatoid Artritis

A.  PENGKAJIAN

1.   Riwayat Keperawatan

  Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.

  Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan

merasakan adanya perubahan pada sendi.

2.   Pemeriksaan Fisik

1.              Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran,

lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.

2.              Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial

Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)

Catat bila ada krepitasi

Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

3.      Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral

Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang

Ukur kekuatan otot

4.      Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya

Page 11: Askep Rheumatoid Arthritis

5.      Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

3.   Riwayat Psiko Sosial

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi

pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya

kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah.

Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image

dan harga diri klien.

B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah

dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering

muncul yaitu:

1.      Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok,

deformitas.

2.              Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.

3.              Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.

4.              Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan terbatasnya gerakan.

5.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

6.      gangguan mobilitas berhubungan dengan kelemahan sendi

C.  INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1.      Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok,

deformitas.

Tujuan    : klien memahami perubahan-perubahan tubuhnya akibat proses penyakit

Recana/tindakan Keperawatan

1.      Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya menghadapi proses penyakit.

Rasional    :  Kondisi ini dapat membantu untuk menyadari keadaan diri.

Page 12: Askep Rheumatoid Arthritis

2.      Berikan support yang sesuai.

Rasional : Hal ini dapat membantu meningkatkan upaya menerima dirinya.

3.      Dorong klien untuk mandiri.

Rasional    : Kemandirian membantu meningkatkan harga diri.

4.      Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien.

Rasional    : Memudahkan pasien untuk beraktifitas

5.      Kolaborasi penggunaan obat peningkat alam perasaan.

Rasional    : Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan

kemampuan koping yang efektif

2.      Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh artritis rhematoid.

Tujuan    :  Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari rasa nyeri

Recana/tindakan Keperawatan

1.      Istirahatkan klien sesuai kondisi (bed rest).

Rasional      :   Hal ini dapat membantu menurunkan stress muskuloskeletal,mengurangi tegangan otot, dan meningkatkan

relaksasi karena kelelahan dapat mendorong terjadinya nyeri.

2.      Bila direncanakan klien dapat menggunakan splint, atau brace. Rasional   :           Hal ini

dapat mencegah deformitas lebih lanjut.

3.      Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba.

Rasional    : karena dapat menimbulkan dislokasi dan stres pada sendi-sendi

4.      Lakukan perawatan dengan hati-hati khususnya pada anggota-anggota tubuh yang sakit.

Rasional    :  Karena gerakan-gerakan yang kasar akan semakin menimbulkan nyeri

5.      Gunakan terapi panas misal kompres hangat pada area/bagian tubuh yang sakit.

Rasional    : Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksai otot-otot, mengurangi kekakuan. Kemungkinan

juga dapat membantu pengeluaran endorfin yaitu sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh.

6.      Lakukan peawatan kulit dan masase perlahan.

Rasional    :  Hal ini membantu meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls-impuls

nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin.

7.      Memberikan obata-obatan sesuai terapi dokter misal, analgetik, antipiretik, anti inflamasi.

Rasional    :  Menurunkan rasa nyeri klien

Page 13: Askep Rheumatoid Arthritis

3.      Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi

Tujuan    : Klien terhindar dari cedera

Recana/tindakan Keperawatan

1.      Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkan lantai yang licin, menggunakan pegangan

dikamar mandi.

Rasional    : Menghindari resiko terjatuh

2.      Lakukan latihan ROM (bila memungkinkan).

Rasional    :  Untuk meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan

fungsi semaksimal mungkin

3.      Monitor atau observasi efek penggunaan obat-obatan misal ada perdarahan pada lambung,

hematemesis.

Rasional    :  Mencegah efek yang tidak di inginkan pada penggunaan obat-obatan

4.      Gangguan aktifitas sehari-hari (defisit self care) berhubungan dengan terbatasnya gerakan.

Tujuan    :  Klien akan mandiri sesuai kemampuan daam memenuhi aktifitas sehari-hari

Recana/tindakan Keperawatan

1.      Ajarkan aktifitas sehari-hari agar klien mulai terkondisi untuk melakukan aktivitas sesuai

dengan kemampuanya dan bertahap. Rasional         :           Mendukung kemandirian fisik

2.      Bantu klien untuk makan, berpakaian, dan kebutuhan lain selama memang diperlukan.

Rasional    :  Keterbatasan gerak membuat sulit untuk melakukan hal tersebut secara mandiri

3.      Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi/rencana untuk

modifikasi lingkungan.

Rasional    : Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri

5.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan sendi

Tujuan    :  Mobilitas persendian klien dapat meningkat

Recana/tindakan Keperawatan

1.      Bantu klien untuk melakukan ROM aktif maupun pasif.

Rasional    :  Untuk memelihara fungsi sendi dan kekuatan otot meningkatkan elasitias serabut- serabut

otot.

2.      Rencanakan program latihan setiap hari (dapat bekerja sama dengan dokter dan fisioterapi)

Rasional    :  Agar tidak terjadi kekakuan sendi pada klien

Page 14: Askep Rheumatoid Arthritis

3.      Lakukan observasi untuk setiap kali latihan.

Rasional    : Untuk memantau perkembangan pasien

6.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan    :  Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan dirumah.

Recana/tindakan Keperawatan

1.      Tekankan kembali tentang pentingnya latihan atau aktivitas yang dianjurkan, proses penyakit

dan keterbatasan-keterbatasannya.

Rasional    :  Memberikan pengetahuan dimana pasien mengerti tentang penyakitnya

2.      Diskusi tentang diit, dan hindarkan peningkatan berat badan

Rasional : Tujuan control penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri.

3.      Berikan jadwal obat-obatan yang ada, dosis, tujuan/efek, efek samping dan tanda keracunan

obat.

Rasional    : Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung dari ketepatan pemakaian obat tersebut. Untuk

mendeteksi dini apabila terjadi keracunan akibat penggunaan obat

4.      Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan.

Rasional    : Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau pilihan lain untuk pemenuhan

seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga diri

5.      Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan obat-obat yang

dijual bebas tanpa persetujuan dokter.

Rasional    : Banyak produk mengndung saliasilat tersembunyi yang dapat meningkatkan resiko atau efek

samping obat yang berbahaya

D.  EVALUASI

Prilaku yang adaptif sehubungan dengan adanya masalah konsep diri

Nyeri dapat berkurang

Mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari

Komplikasi dapat dihindari

Meningkatkan mobilitas

memahami cara perawatan di rumah

Page 15: Askep Rheumatoid Arthritis

BAB III

PENUTUP

3. 1   Kesimpulan

1.      Rhematoid arthritis merupakan suatu penyakit autoimun kronis dengan gejala nyeri,

kekakuan, gangguan pergerakan, erosi sendi dan berbagai gejala inflamasi lainnya. Penyakit

yang 75 % diderita oleh kaum hawa ini bisa menyerang semua sendi, namun sebagian besar

menyerang sendi-sendi jari (proximal interphalangeal dan metacarpophalangeal) .

2.      Manifestasi klinisnya antara lain :

  Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari

  Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan

  Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan

  Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi yang sama di

kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang

3.      Penatalaksanaanya antara lain :

  Istirahat

  Latihan fisik

  Panas

  Obat-obatan

  Nutrisi yang tepat

Page 16: Askep Rheumatoid Arthritis

3. 2   Saran

1.      Sebagai calon perawat hendaknya kita mengerti dan memahami tentang rheumatoid arthritis

2.      Dengan memahami tentang rheumatoid arthritis diharapkan kita dapat melaksanakan asuhan

keperawatan tentang penyakit tersebut dengan benar

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

http//:www.wikipedia.com/Rheumatoid_arthritis.html

http//:www.google.com/Nurse_blog/Artritis_rheumatoid.html

http//:www.google.com/arthritis_rheumatoid.org

http://suka2-bayu.blogspot.com/2011/11/askep-rheumatoid-arthritis_01.html