askep osteomyelitis.docx
TRANSCRIPT
1.1 Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Osteomyelitis1.1.1 Kasus
Tn. D (32 thn) dirawat di ruang bedah ortopedi dengan keluhan nyeri di daerah sekitar luka. Sejak 2 bulan SMRS klien mengeluh femur & kaki kirinya membengkak. Keluhan disertai rasa nyeri dan panas pada femur dan kaki kiri. Pergerakan masih normal, demam ada hilang timbul. kaki kiri mulai sukar digerakkan dan pada paha kiri keluar cairan di bagian 1/3 distal lateral tungkai kiri. Klien pernah menjalani operasi karena ada fraktur femur akibat kecelakaan 6 bulan yang lalu. Terapi : Ranitidin: 2x1 amp IV, ketorolac 2x1 amp IV/IM, dan fosmicine 2x1 gr drip dalam dextrose 5 % 100 cc.
1.1.2 PengkajianA. Anamnesa
1. IdentitasNama : Tn. D Umur : 32 tahun Jenis kelamin : pria Diagnosa medis : Osteomyelitis Kritis
2. Keluhan Utama : nyeri di daerah sekitar luka3. Riwayat penyakit saat ini nyeri pada luka4. Riwayat penyakit dahulu: 2 Bulan SMRS, klien
mengeluh femur dan kaki kirinya membengkak, keluhan disertai rasa nyeri dan panas.pergerakan masih normal. 6 bulan SMRS, kaki kiri mulai sukar digerakan.
5. Riwayat penyakit keluargaTidak ada keluarga yang menderita penyakit kronik.
B. Pemeriksaan FisikTTVT : 38 C; Nadi : 80x/menit; TD: 100/60 mmHg; RR : 20 x/menita. Pernafasan (B1)
Tidak ada masalah.b. Kardiovaskuler (B2)
kulit pucat c. Persyarafan (B3)
Tampak konjunctiva anemis, sclera tidak ikterikd. Perkemihan (B4)e. Pencernaan (B5)
TB: 158 cm; BB: 42 kg f. Muskuloskeletal dan integument (B6)
Skala nyeri: 5 (0-10).Pada luka paha kiri bengkak (+), kemerahan (+), pus (+), terdapat tiga lubang pada luka berdiameter masing-masing 0.5 cm.
C. Pemeriksan Diagnostik
Hb: 8,6 mg/dl, Leukosit: 16.400, LED: 96 mm/jam, Albumin: 3,2 gr/dl. Rontgen dada: tidak tampak TB paru aktif, tidak tampak kardiomegali, rontgen femur sinistra. Seluruh os Femur menunjukkan lesi osteolitik dan sklerotik yang tidak teratur. Kesan suatu osteomilitis kronis.
1.1.3 WOC Kasus (terlampir)1.1.4 Analisis Data
Data Etiologi MasalahDS : klien mengeluh nyeri di daerah sekitar luka, 2 bulan SMRS klien mengeluh femur & kaki kirinya membengkak.
P:
Q: Keluhan disertai rasa nyeri dan panas
R: nyeri daerah femur dan kaki kiri
S : skala 5
DO : pasien merasa nyeri di daerah femur dan kaki kiri, tampak mimik wajah pasien meringis kesakitan
usia,virulensi kuman, riwayat trauma,nutrisi dan
luka infeksi
Invasi
mikroorganisme dari tmpat
lain yg beredar melalui
sirkulasi darah
Masuk ke juksta epifisis
tulang panjang
osteomielitis
fagositosis
Proses inflamasi:
hyperemia,pembengkakan,
gangguan fungsi,
pembentukan pus, dan
kerusakan integritas
jaringan
Nyeri Akut
Peningkatan
tekanan jaringan tulang dan
medulla
Iskemia dan
Nekrosis tulang
Pembentukan abses tulang
Nyeri
DS: Klien mengatakan daerah paha terasa perih dan tidak nyaman karena luka.
DO : Pada luka paha kiri
bengkak (+), kemerahan (+), pus (+), terdapat tiga lubang pada luka berdiameter masing-masing 0.5 cm. Seluruh os Femur menunjukkan lesi osteolitik dan sklerotik yang tidak teratur.
Proses inflamasi
demam
Nafsu makan menurun
Kemampuan tonus otot
menurun
Kelemahan fisik
Tirah baring lama
penekanan local
Kerusakan integritas
Kerusakan Integritas Kulit
kulit
DS:
klien mengeluh demam
DO :
t= 38oC
Proses Inflamasi
Suhu naik
Demam
Hipertermi
1.1.5 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan
pembengkakan
Tujuan : Dalam 3x24 jam pasien mendemonstrasikan penurunan nyeri dan peningkatan rasa kenyamanan
Kriteria Hasil :
a. Tidak terjadi nyerib. Nafsu makan menjadi normalc. ekspresi wajah rileks dan suhu tubuh normal
Intervensi RasionalMandiri
1. Kaji karakteristik nyeri: lokasi, durasi, intensitas nyeri
2. Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri di tulang yang mengalami infeksi
3. Ajarkan relaksasi : teknik mengurangi ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri dan meningkatan relaksasi masase
4. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut
5. Amati perubahan suhu setiap 4 jam
6. Kompres air hangat
1. Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindakannya
2. Imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi nyeri
3. Teknik ini melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan O2 pada jaringan terpenuhi dan nyeri berkurang
4. Mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri ke hal-hal yang menyenangkan
5. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
6. Mengurangi rasa nyeri dan
Kolaborasi :
7. Pemberian obat-obatan analgetik
memberikan rasa nyaman
7. Mengurangi rasa nyeri
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penekanan lokal tirah baring lamaTujuan: dalam 2x24 jam integritas kulit dapat dipertahankan dengan baikKriteria hasil: Integritas kulit tidak rusak ditandai dengan tidak adanya infeksi
Intervensi Rasional
1. Ubah posisi tiap 2 jam.
2. Gunakan bantal air atau penganjal yang lunak di bawah daerah-daerah yang menonjol.
3. Lakukan masase pada daerah yang menonjol yang beru mengalami tekanan pada waktu berubah posisi.
4. Bersihkan dan keringkan kulit. Jaga seprai tetap kering.
5. Observasi adanya eritema dan kepucatan dan palpasi area sekitar untuk mengetahui adanya kehangatan dan pelunakan jaringan tiap mengubah posisi.
6. Jaga kebersihan kulit dan seminimal mungkin hindari trauma dan panas pada kulit.
1. Menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah.
2. Menghindari tekanan yang berlebih pada daerah yang menonjol.
3. Menghindari kerusakan kapiler.
4. Meningkatkan integritas kulit dan mengurangi risiko kelembapan kulit.
5. Hangat dan pelunakan adalah tanda kerusakan jaringan.
6. Mempertahankan keutuhan kulit.
3. Hipertermi berhubungan dengan infalamasi bakteri Tujuan : Suhu tubuh normalKriteria: a. Suhu tubuh 36-37°C.b. Hasil lab sel darah putih (leukosit) antara 5.000-10.000/mm3.
Intervensi Rasional
1 Atur suhu lingkungan yang nyaman.
1. Iklim lingkungan dapat mempengaruhi kondisi dan suhu
tubuh individu sebagai suatu proses adaptasi melalui proses evaporasi dan konveksi.
2 Pantau suhu tubuh tiap 2 jam 2. Identifikasi perkembangan gejala-gajala ke arah syok exhaution
3 Berikan hidrasi atau minum ysng cukup adequat
3. Cairan-cairan membantu menyegarkan badan dan merupakan kompresi badan dari dalam
4 Lakukan tindakan teknik aseptik dan antiseptik pada perawatan luka.
4. Perawatan lukan mengeleminasi kemungkinan toksin yang masih berada disekitar luka.
5 Berikan kompres dingin bila tidak terjadi ekternal rangsangan kejang.
5. Kompres dingin merupakan salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara proses konduksi.
6 Laksanakan program pengobatan antibiotik dan antipieretik
6. Obat-obat antibakterial dapat mempunyai spektrum lluas untuk mengobati bakteeerria gram positif atau bakteria gram negatif. Antipieretik bekerja sebagai proses termoregulasi untuk mengantisipasi panas.
7 Kolaboratif dalam pemeriksaan lab leukosit.
7. Hasil pemeriksaan leukosit yang meningkat lebih dari 10.000 /mm3 mengindikasikan adanya infeksi dan atau untuk mengikuti perkembangan pengobatan yang diprogramkan