askep melanoma maligna

Upload: noveldy-pitna

Post on 02-Jun-2018

502 views

Category:

Documents


63 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    1/44

    ASUHAN KEPERAWATAN

    MELANOMA MALIGNA

    DISUSUN OLEH :

    ENANG EFRIANA 12.1101.126

    ARAN MADE SAVALERA 12.1101.130

    HASMAWATI 12.1101.137

    SARINA H BADAR 12.1101.139HARNI HANDAYANI 12.1101.156

    NOVELDI PITNA 12.1101.168

    FAKULTAS KEPERAWATAN

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

    MAKASSAR

    2012

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    2/44

    BAB 1. TINJAUAN PUSTAKA

    1.1 Kulit

    Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ

    terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang

    dewasa sekitar 2,73,6 kg dan luasnya sekitar 1,51,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi

    mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Demikian pula kulit

    bervariasi mengenai lembut tipis dan tebalnya.

    Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah

    epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang

    berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

    Pembagian kilit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu lapisan epidermis,

    lapisan dermis dan lapisan subkutis (hipodermis). Tidak ada garis tegas yang memisahkan

    dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan

    jaringan lemak.

    Fungsi Utama kulit adalah Proteksi, Absorbsi, Ekskresi, Persepsi, Pengaturan Suhu tubuh

    (termoregulasi), pembentukan vitamin D, dan Keratinisasi.

    EPIDERMIS

    Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis

    gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-

    beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan

    epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.

    Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :

    1. Stratum Korneum: Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

    2. Stratum Lusidum: Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki

    dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

    3. Stratum Granulosum: Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan

    sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang

    mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    3/44

    4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap

    filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan

    melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan

    tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan

    stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

    5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan

    bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis

    diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan

    faktor lain. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu:

    a. Sel-sel yang berbentuk kolumnar

    b. Sel Pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell, merupakan sel berwarna muda

    dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen

    (melanosomes). Melanosit menghasilkan pigmen coklat melanin yang jumlahnya

    menentukan berbagai corak warna coklat di kulit berbagai ras. Selain ditentukan

    secara herediter, kandungan melanin juga dapat ditingkatkan secara singkat oleh

    pajanan berkas sinar ultraviolet dari matahari. Melanin tambahan ini

    menyebabkan timbulnya warna coklat, melaksanakan fungsi protektif, yaitu

    menyerap berkas sinar ultraviolet yang berbahaya.

    Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan

    dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).,,

    DERMIS

    Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True

    Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan

    jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.

    Dermis terdiri dari dua lapisan :

    Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

    Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

    Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya

    usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia

    meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    4/44

    dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan

    kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.

    Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa

    derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit

    tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.

    Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces

    dan respon inflamasi.

    Gambar 1. Anatomi Kulit

    SUBKUTIS

    Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.

    Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di

    bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi

    individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

    Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori,

    kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

    http://bp0.blogger.com/_idRVRB3_K6o/SCe2u6oUYGI/AAAAAAAAAB0/9MYzbnSdQ3I/s1600-h/Picture1.jpg
  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    5/44

    VASKULARISASI KULIT

    Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler

    dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil

    meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri

    asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat

    nutrient dari dermis melalui membran epidermis.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    6/44

    BAB 11. KONSEP MEDIS MELANOMA MALIGNA

    2.1 Definisi

    Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yangterletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran pencernaan,

    leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari semua

    kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian terkait kanker kulit di

    seluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian.

    (Arif Mutaqqin, 2012)

    Melanoma maligna atau biasa juga disebut sebagai melanoma adalah keganasan yang

    terjadi pada melanosit, sel penghasil melanin, yang biasanya berlokasi di kulit tetapi juga

    ditemukan di mata, telinga, traktus GI, leptomeninges, dan oral dan membran mukus genitalia.

    Karena sebagian besar sel melanoma masih menghasilakn melanin, maka melanoma seringkali

    berwarna coklat atau hitam.

    2.2 Epidemiologi

    Insiden melanoma maligna itu sendiri berbeda-beda di tiap negara, dengan insiden

    tertinggi terjadi di Australia dan Selandia Baru. Sebagai kanker kulit yang paling ganas, pada

    penemuan kasus kanker yang baru terdiagnosis, melanoma menduduki urutan ke 6 laki-laki dan

    urutan ke 7 perempuan di Amerika. Diperkirakan jumlah kasus baru Melanoma maligna di

    Amerika pada tahun 2008 sebesar 62.480 kasus, dengan 34.4950 kasus terjadi pada laki-laki dan

    27.350 pada wanita.,0

    Melanoma merupakan salah satu kanker yang insidensnya terus meningkat. Pada tahun

    1930an di Amerika, resiko terkena melanoma maligna adalah 1:1.500, sekarang ini resiko

    meningkat menjadi 1:74.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    7/44

    Gambar 2. Lifetime risk of Developing Invasive Melanoma (US)

    Selain itu, The annual incidence of invasive cutaneous melanoma melaporkan bahwa

    terjadi peningkatan insidens pada perempuan Caucasian di Amerika Serikat pada usia 15-39

    antara tahun 1980-2004 sebesar 50% dibandingkan ras lainnya.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    8/44

    Gambar 3. Insidens dan Mortality Melanoma

    Pada laki-laki, melanoma mengenai 1 dari 53 orang di Amerika Serikat, dan mengenai 1

    diantara 78 perempuan. Sedangkan di Dunia, perbandingan antara laki-laki dan perempuan yang

    terkena melanoma yaitu 0,97:1. Namun, kematian akibat melanoma lebih banyak terjadi pada

    laki-laki dengan perbandingan antara laki-laki dan perempuan yaitu 1,2:1.

    Usia juga menentukan epidemiologi dari melanoma. Dikatakan bahwa insiden kanker

    kulit, baik melanoma maupun non melanoma, meningkat seiring dengan peningkatan usia.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    9/44

    Emedicine.com menyatakan bahwa diagnosis melanoma ditegakkan rata-rata pada usia 53 tahun.

    Namun, faktor usia tersebut tidaklah mutlak karena insiden melanoma tergantung juga pada

    faktor-faktor lainnya.

    2.3 Faktor Resiko

    Yang dimaksud sebagai faktor resiko adalah segala sesuatu yang meningkatkan kesempatan

    seseorang mendapat suatu penyakit, termasuk didalamnya yaitu kanker, dalam hal ini adalah

    melanoma.Namun, memilki sebuah faktor resiko atau bahkan beberapa, bukan berarti bahwa

    orang tersebut akan terkena suatu penyakit tersebut. Identifikasi faktor resiko terhadap melanoma

    maligna adalah penting untuk usaha pencegahan dan deteksi dini yang dilakukan. Faktor resiko

    melanoma maligna diantaranya yaitu:

    a) Tahi lalat (Nevus)

    Tahi lalat atau dalam bahasa kedokterannya disebut juga sebagai nevus merupakan

    salah satu tumor jinak pada melanosit. Nevus tersebut dapat timbul sejak lahir atau saat masa

    kanak-kanak, bisa juga saat remaja.

    Salah satu tipe nevus yang dapat berubah menjadi melanoma yaitu dysplastic nevus

    atau tahi lalat atipik. Nevus displastik sedikit seperti nevus normal biasa, namun juga terlihat

    seperti melanoma. Nevus displastik ini seringkali merupakan faktor keluarga. Jika seseorang

    memiliki seorang anggota keluarga yang mempunyai displastik nevus maka sekitar 50%

    kemungkinan nevus tersebut akan berkembang.

    Resiko melanoma sekitar 6% sampai dengan 10% pada mereka yang memiliki nevus

    displastik, tergantung pada usia, faktor keluarga, jumlah nevus displastik dan faktor-faktor

    lainnya. Sedangkan pada mereka yang memiliki nevus melanotik sejak lahir, resiko

    berkembangnya melanoma yaitu sekitar 6%.

    Pada studi case-control , individu yang memiliki nevus yang dianggap dysplasia nevi

    apabila memenuhi 2 kriteria yaitu :

    a. Diameter sekurang-kurangnya 5mm dengan tekstur yang datar (baik seluruhnya

    maupun sebagian).

    b. Dua dari kriteria berikut : warna yang bervariasi, asimetris atau batas yang tidak jelas.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    10/44

    Adanya tahi lalat yang berubah, jumlahnya yang banyak (lebih dari 100 buah) dan

    adanya tahi lalat yang sangat besar dengan diameter >20 cm pada orang dewasa menambah

    faktor resiko.

    b) Faktor Keluarga

    Resiko akan menjadi lebih besar pada mereka yang memiliki keluarga yang

    didiagnosa melanoma pada hubungan keluarga primer, seperti ayah, ibu, kakak, adek atau

    anak. Sekitar 10% seseorang dengan melanoma memiliki sejarah keluarga yang menderita

    penyakit yang sama.

    c) Fenotip

    Fenotip yaitu ekspresi gen pada diri seseorang. Dan yang dimaksud dalam hal ini

    yaitu ekspresi gen seseorang terhadap kulit yang terang, berbintik-bintik, warna mata hijau

    atau biru, rambut merah atau pirang, dan lain sebagainya.

    Resiko terhadap orang kulit putih 20 kali lebih tinggi bila dibanding dengan seorang

    Afrika Amerika. Hal ini disebabkan karena efek protektif oleh pigmen kulit. Namun bukan

    berarti orang kulit hitam terbebas sama sekali dari resiko melanoma, hanya saja tempat

    predileksi yang berbeda. Emedicine menyatakan bahwa seorang Hispanik dan Afrika

    Amerika, melanoma lebih sering ditemukan di daerah akral.

    d) Supresi Sistem Imun

    Orang yang telah diterapi dengan obat-obatan imun supresor, seperti pada pasien-

    pasien transplantasi, akan meningkatkan resiko terkena melanoma.

    e) Pajanan Terhadap Radiasi Sinar UV yang Berlebihan

    Sumber utama Radiasi Sinar UV adalah matahari. Sedangkan sumber yang lain yaitu

    pada lampu-lampu yang biasanya dipakai di salon-salon kecantikan untuk menggelapkan

    kulit.

    Orang dengan pajanan sinar ultraviolet yang berlebihan memiliki resiko yang lebih

    besar dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini dikaitkan juga dengan faktor lingkungan,

    yaitu tinggal dilokasi dekat dengan garis ekuator, orang yang memiliki kebiasaan rekreasi

    outdooratau orang yang memiliki pekerjaan yang mengharuskannya terpajan sinar matahari

    lebih banyak, seperti pelaut, petani, dll., Namun, pajanan terhadap sinar ultraviolet yang

    intermitten namun sangat kuat lebih sering memiliki korelasi yang kuat dengan terjadinya

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    11/44

    melanoma jika dibandingkan dengan pajanan kronik namun dalam level rendah, meskipun

    jumlah total dosis sinar ultraviolet sama.

    f) Usia

    Sekitar setengah dari kejadian melanoma, terdapat pada orang-orang pada usia lebih

    dari 50 tahun.

    g) Xeroderma Pigmentosum

    Xeroderma pigmentosum merupakan penyakit yang diturunkan sebagai hasil dari

    defek pada enzim yang memperbaiki kerusakan pada DNA dan jarang ditemukan. Seseorang

    dengan Xeroderma Pigmentosum memiliki resiko tinggi terhadap kanker kulit, baik

    melanoma maupun nonmelanoma. Hal ini dikarenakan adanya defek tersebut menyebabkan

    kemampuan orang tersebut untuk memperbaiki DNA yang rusak karena terpajan sinar

    Ultraviolet menurun atau tidak ada sama sekali.

    h) Riwayat Terkena Melanoma

    Orang yang pernah terkena melanoma akan memiliki resiko lebih tinggi untuk

    terkena melanoma kembali atau residif.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    12/44

    Tabel 1. Faktor Resiko Melanoma

    2.4 Patofisiologi

    Patofisiologi terjadinya melanoma maligna belum diketahui dengan jelas. Diperkirakan

    terjadinya perubahan melanosit normal menjadi sel melanoma (melanomagenesis) melibatkan

    proses rumit yang secara progresif mengakibatkan mutasi genetik melalui percepatan terhadap

    proliferasi, diferensiasi dan kematian serta pengaruh efek karsinogenik radiasi ultraviolet.

    Primary cutaneous melanoma dapat timbul dalam bentuk prekursor, yakni nevi

    mealnotik ( Tipe umum, kongeenital, atipikal/displastik), walaupun dipercaya bahwa lebih dari

    60% kasus adalah arise de novo( tidak tumbuh dari lesi pigmen yang telah ada.) Perkembangan

    dari melanoma adalah multifaktor, dimana banyak hal yang berhubungan dengan perkembangan

    dan pertumbuhannya, dan tampaknya berhubungan dengan faktor resiko yang multipel pula;termasuk eksposur sinar matahari berlebih, moles yang tumbuh, riwayat keluarga akan

    melanoma, mole yang berubah-ubah dan tidak sembuh, dan yang terpenting usia yang lanjut.

    Melanoma memiliki 2 fase pertumbuhan yaitu radial dan vertikal. Selama fase pertumbuhan

    radial, sel-sel ganas tumbuh secra radial di epidermis. Seiring berjalannya waktu, sebagian besar

    melanoma berlanjut ke fase pertumbuhan vertikal, di mana sel-sel ganas menyerang dermis dan

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    13/44

    mengembangkan kemampuan untuk bermetastasis.

    Banyak gen yang terlibat dalam pengembangan melanoma, termasuk CDKN2A (p16),

    CDK4, Rb1, CDKN2A (p19), PTEN/MMAC1, dan ras. CDKN2A (p16) berperan penting dalam

    kejadian melanoma sporadis dan herediter. Gen supresor tumor ini terletak di band 9p21, dan

    mutasinya berperan dalam berbagai kejadian kanker.

    2.5 Manifestasi Klinis

    Secara Klinis, melanoma maligna ada 4 macam tipe, yaitu:

    a) Superf icial Spreading Melanoma

    Merupakan tipe melanoma yang sering terjadi di Amerika Serikat, yaitu sekitar 70%

    dari kasus yang didiagnosa sebagai melanoma. Dapat terjadi pada semua umur namun lebih

    sering pada usia 30-50 tahun, sering pada wanita dibanding pria dan merupakan penyebab

    kematian akibat kanker tertinggi pada dewasa muda.

    Pada stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang kemudian pigmentasi

    dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau mungkin abu-abu, batasnya tidak tegas, dan

    terdapat area inflamasi pada lesi. Area di sekitar lesi dapat menjadi gatal. Kadang-kadang

    pigmentasi lesi berkurang sebagai reaksi imun seseorang untuk menghancurkannya. Tipe ini

    berkembang sangat cepat. Diameter pada umumnya lebih dari 6mm.

    Lokasi pada wanita di

    tungkai bawah, sedangkan laki-laki di badan dan leher.

    Gambar 4. Superficial Spreading Melanoma

    Gambaran histologis Superficial Spreading Melanoma, pada epidermis didapatkan

    melanosit berbentuk epiteloid, dapat tersusun sendirisendiri atau berkelompok, pada umumnya

    selsel tersebut tidak tampak pleomorfik. Pada dermis terlihat sarang sarang tumor yang

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    14/44

    padat dan dengan melanosit berbentuk epiteloid yang besar serta berkromatin yang atipik, di

    dalam sel sel tersebut terdapat butir butir kromatin, kadang kadang dapat di temukan

    melanosit berbentuk kumparan dan selsel radang.

    Gambar 5. Histologi Superficial Spreading Melanoma

    b) Nodular Melanoma

    Merupakan tipe melanoma yang paling agresif. Pertumbuhannya sangat cepat dan

    berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan. Sebanyak 15%-30% kasus melanoma yang

    terdiagnosa sebagai melanoma merupakan nodular melanoma. Dapat terjadi pada semua umur,

    namun lebih sering pada individu berusia 60 tahun ke atas. Tempat predileksinya adalah tungkai

    dan tubuh. Melanoma ini bermanifestasi sebagai papul coklat kemerahan atau biru hingga

    kehitaman, atau nodul berbentuk kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau polopoid dan

    aksofitik yang dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan trauma minor, timbul lesi

    satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau tidak berpigmen. Fase perkembangannya

    tidak dapat dilihat dengan mudah, dan sulit di identifikasi dengan deteksi ABCDE.,

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    15/44

    Gambar 6. Nodular melanoma

    Gambaran histologis Nodular melanoma pada epidermis didapatkan melanosit berbentuk

    epiteloid, dan kumparan atau campuran, dapat ditemukan pada daerah dermo epidermal.

    Gambaran dermis terlihat sel sel melanoma menginvasi ke lapisan retikuler dermis, pembuluh

    darah dan subcutis.

    Gambar 7. Histologi Nodular Melanoma

    c) Lentigo Maligna Melanoma

    Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo Maligna melanoma.

    Terjadi pada kulit yang rusak akibat terpapar sinar matahari pada usia pertengahan dan lebih tua,

    khususnya pada wajah, leher dan lengan. Melanoma tipe ini pada tahap dini terdiagnosa sebagai

    bercak akibat umur atau terpapar matahari. Karena mudah sekali terjadi salah diagnosa maka tipe

    ini dapat tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan cukup berbahaya.Pertumbuhan tipe ini

    sangat lambat yaitu sekitar 5-20 tahun.

    Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada selama bertahun-tahun.

    Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula hiperpigmentasi coklat tua sampai hitam atau

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    16/44

    timbul nodul yang biru kehitaman. Pada permukaan dijumpai bercak-bercak warna gelap (warna

    biru) tersebar tidak teratur, dapat menjadi nodul biru kehitaman invasive agak hiperkeratonik.

    Gambar 8. Lentigo melanoma

    Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang membrane basalis, berbentuk

    pleomorfik dengan inti yang atipik. Sel sel yang di jumpai berbentuk kumparan. Sedangkan

    pada dermisnya terdapat Infiltrasi limfosit dan makrofag yang mengandung melanin.

    Gambar 9. Histologi Lentigo melanoma

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    17/44

    d) Acral Lentigineous Melanoma

    Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-72% dari kasus

    melanoma dan karena sering terlambat terdiagnosis maka prognosisnya buruk.Sering disebut

    sebagai hidden melanoma karena lesi ini terdapat pada daerah yang sukar untuk dilihat atau

    sering diabaikan, yaitu terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, tumit, ibu jari tangan, atau

    dibawah kuku.,

    Melanoma subungual bisa terlihat sebagai diskolorasi difus dari kuku atau pita

    longitudinal berpigmen di dasar kuku. Melanoma ini memiliki bentukan yang sama dengan

    benign junctional melanotic nevus. Pigmen akan berkembang dari arah proksimal menuju ke

    arah laterla kuku yang disebut sebagai tanda Hutchinson, sebuah tanda yang khusus untuk

    melanoma akral. Pada permukaan timbul papul, nodul, ulcerasi, kadang-kadang lesi tidak

    mengandung pigmen.,

    Gambar 10. Acral Lentigous Melanoma

    Gambaran yang paling khas paling baik di lihat pada daerah macula berpigmen. Tampak

    adanya gambaran proliferasi melanosit atipikal sepanjang lapisan basal.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    18/44

    Gambar 11. Histologi Acral lentiginous melanoma

    Selain 4 tipe tersebut terdapat juga salah satu tipe yaitu Non pigmentasi hanya sebanyak

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    19/44

    Kapan memikirkan suatu Nevus mungkin menjadi ganas:

    a. Nevus yang berubah:

    Membesar

    Warna bertambah hitam

    Timbul satelitosis

    Terasa gatal

    Mudah berdarah

    Timbul ulkus

    Rambutnya rontok

    b. Nevus yang berlokasi di:

    Telapak tangan/kaki

    Bawah kuku

    Belakang telinga

    Vulva

    ABCDE sistem( Asymmetry, Border, Colour, Diameter, Envolving)

    Berguna dalam mendiagnosa melanoma maligna serta untuk meningkatkan kewaspadaan

    individu terhadap penyakit keganasan ini.

    Asymmetry

    Jika kita melipat lesi menjadi dua, maka tiap-tiap bagian tidak

    sesuai

    Border

    Batasnya tidak tegas atau kabur

    ColorCiri melanoma tidak memiliki satu warna yang solid

    melainkan campuran yang terdiri dari coklat kekuningan,

    coklat dan hitam, juga bisa tampak merah, biru atau putih.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    20/44

    Diameter

    Meskipun melanoma biasanya lebih besar dari 6 mm, ketika

    dilakukan pemeriksaan mereka bisa lebih kecil dari

    seharusnya . Sehingga harus diperhatikan perubahan tahi lalat

    dibanding yang lainnya atau berubah menjadi gatal atau

    berdarah ketika diameternya lebih kecil dari 6 mm

    Evolving

    Setiap perubahan dalam ukuran, bentuk, warna, tingginya

    atau cirri-ciri lain atau ada gejala baru seperti mudah

    berdarah, gatal dan berkrusta harus dicurigai keganasan

    Gambar 13. The ABCDEs of Melanoma

    Gambar berikut menunjukkan tahi lalat atypical yang normal dan melanoma.

    Benign Malignant

    Simetris asimetris

    Borders are

    evenBorders are uneven

    One shade Two or more shades

    Smaller than

    1/4 inchLarger than 1/4

    Gambar 14. Perbedaan Atypical Nevus dan Melanoma

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    21/44

    2.6 Klasifikasi

    Klasifikasi melanoma merupakan salah satu proses yang digunakan untuk mengetahui

    seberapa jauh sel-sel kanker tersebut telah bermetastase. Deskripsi klasifikasi tersebut meliputi

    ukuran, dan apakah tumor tersebut telah menyebar ke organ lain. Adanya klasifikasi ini,

    merupakan standar petugas kesehatan dalam melihat sel-sel kanker tersebut sehingga dapat

    memberikan penatalaksanaan yang tepat.

    Klasifikasi oleh The American joint Comitee on Cancer (AJCC)merupakan klasifikasi

    yang paling banyak dan paling sering dipakai, dan memiliki klasifikasi T, sebagai keterangan

    tentang ketebalan tumor, klasifikasi N, sebagi keterangan keterlibatan kelenjar limfe, dan M

    sebagai keterangan ada tidaknya metastase. Keterangan lebih jelas pada tabel berikut.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    22/44

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    23/44

    Stage 0 Melanoma Stage 1 Melanoma

    Stage II Melanoma

    Stage III Melanoma

    Gambar 15. . Stage Melanoma

    Klasifikasi menurut kedalaman (ketebalan) Tumor menurut Breslow:

    Stage IV Melanoma

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    24/44

    Golongan I : Kedalaman (ketebalan) tumor 1,5 mm

    Klasifikasi yang lain yaitu klasifikasi tingkat invasi menurut Clark.

    Tingkat I : sel melanoma terletak di atas membrane basalis epidermis

    (melanoma in situ/ intra epidermal)

    Tingkat II : invasi sel melanoma samapi dengan lapisan papilaris

    dermis (dermis superfisial), tetapi tidak mengisi papila dermis.

    Tingkat III : Sel melanoma mengisi papila dermis dan meluas sampai

    taut dermis papiler dan retikuler.

    Tingkat IV : Invasi sel melanoma sampai dengan lapisan retikularis

    dermis.

    Tingkat V : Invasi sel melanoma sampai dengan jaringan subkutan.

    Gambar 16. Representatif skematik klasifikasi melanoma maligna menurut Breslow dan Clark

    Sedangkan National Comprehensive Cancer Network menggunakan klasifikasi yang

    merupakan variasi dari sistem TNM.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    25/44

    Stage 0: melanoma in situ, yang berarti hanya melibatkan lapisan epidermis

    dan belum menyebar ke dermis. Dalam klasifikasi menurut Clark tingkat I.

    Stage 1: melanoma memiliki ketebalan kurang dari 1 mm atau sekitar 1/25

    inch. Dalam klasifikasi Clark, sesuai dengan tingkat II atau III.

    Satge I-II: melanoma memiliki ketebalan antara 1-4 mm atau menurut

    klasifikasi Clark sesuai dengan tingkat IV dengan ketebalan berapapun. Tingkat

    ini masih terlokalisasi di kulit dan belum ditemukan penyebaran pada kelenjar

    limfe atau organ lain yang jauh.

    Stage III: melanoma sangat tebal, lebih dari 4 mm, atau jika dalam klasifikasi Clark, sesuai

    dengan tingkat V dan atau nodul melanoma ditemukan dalam 2 cm dari tumor

    utama. Atau melanoma telah menyebar ke kelenjar limfe terdekat, tapi masih

    belum ada penyebaran jauh.

    Stage IV: melanoma telah menyebar luas disamping ke regio sekitarnya, seperti ke paru-

    paru, hati, otak, dll.

    2.7Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan penunjang ini yaitu meliputi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan

    histopatologi dan pemeriksaan radiologi.,

    khir-akhir ini di luar negeri juga dikembangkan

    pemeriksaan dengan epiluminescence microscopy. Dengan tehnik ini, lesi yang

    berpigmen tersebut diperiksa secara in situ dengan minyak emersi dengan menggunakan

    dermatoskop. Pada beberapa penelitian lain melibatkan analisis dengan bantuan komputer

    dan klinikal digitalisasi yang kemudian dibandingkan dengan database.

    Gambar 17. Perbandingan gambaran klinik (A) dan dengan menggunakan epiluminescence microscopy

    (B)

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    26/44

    Namun data terakhir melaporkan bahwa pemeriksaan laboratorium, radiografi

    thorak dan radiografi yang lain (MRI, CT Scan, PET, Scanning Tulang) tidak terlalu

    bermanfaat untuk melanoma stage I/II (melanoma kutaneus) tanpa tanda-tanda dan

    gejala-gejala metastase.

    a. Pemeriksaan Laboratorium

    Tak ada pemeriksaan tertentu yang khusus untuk melanoma, baik yang belum

    bermetastase maupun yang telah bermetastase, tetapi kadangkala tingginya angka

    LDH (Lactaet Dehydrogenase) dianggap membantu. Kadar LDH yang tinggi dalam

    darah merupakan suatu kemungkinan adanya metastase melanoma pada hati. Adanya

    peningkatan LDH ini juga dihubungkan dengan lebih buruknya kemungkinan untuk

    hidup pada kelompok tersebut. Pemeriksaan LDH akan bermakna pada melanoma

    stage IB/III atau dengan pemeriksaan berkala setiap 3-12 bulan.

    Selain LDH, kadar serum S-100 mungkin juga berguna sebagai penanda tumor pada

    pasien dengan melanoma yang telah bermetastase.

    b. Pemeriksaan Radiografi

    Ultrasound Scan, pemeriksaan ini menggunakan frekuensi gelombang suara untuk

    menghasilkan gambaran spesifik dari bagian tubuh. Sebagian besar untuk memeriksa

    kelenjar limfe di leher, axilla, dan pelipatan paha. Kadang digunakan pada biopsy

    kelenjar limfe agar semakin akurat (Ultrasound guided fine needle aspiration).

    Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit, tidak memakan waktu yang lama,

    tidak menimbulkan bahaya radiasi dan aman digunakan pada kehamilan.

    Gambar 18. Ultrasound of lymph node

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    27/44

    Pemeriksaan X-ray pada thorak dilakukan dengan memperhatikan kemungkinan

    adanya metastase melanoma ke paru-paru. Hasil metastase tersebut dapat berupa

    gambaran tumor pada paru-paru, yang seringkali harus dibedakan dengan tumor paru

    primer, tetapi dapat juga berupa gambaran efusi pleura.

    CT-Scan mungkin dapat mendeteksi adanya metastase melanoma pada paru-paru atau

    pada hati dengan adanya gambaran pembesaran pada kelenjar limfe. Sedangkan

    radiografi dengan MRI merupakan pemeriksaan yang paling baik untuk melihat

    adanya metastase melanoma pada otak dan medula spinalis.

    PET (Positron Emission Tomography) dilakukan untuk menambah informasi dari

    hasil CT Scan dan MRI yang dilakukan. Pada pemeriksaan ini, digunakan semacam

    glukosa yang mengandung atom radioaktif. Prinsip cara kerja PET yaitu dengan

    adanya sifat sel kanker yang menyerap lebih banyak glukosa karena metabolismenya

    yang tinggi.

    Gambar19. PET Scan Whole Body staging for Melanoma

    Tetapi penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini menyatakan bahwa pemeriksaan

    radiologi seperti CT Scan, MRI, PET, USG dan Scan tulang memiliki hasil yang

    rendah pada pasien asmtomatik dengan melanoma kutaneus primer (Stage I dan II

    menurut AJCC) dan umumnya tidak diindikasikan.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    28/44

    c. Pemeriksaan Histopatologi

    Kriteria standar untuk diagnosa melanoma maligna adalah dengan pemeriksaan

    histopatologi dengan cara biopsi dari lesi kulit tersangka. Macam-macam tehnik

    biopsi itu sendiri ada 3 macam, yaitushave biopsy, punch biopsy dan incisional and

    excisional biopsies.

    Biopsi secara eksisi merupakan pilihan cara biopsi yang

    direkomendasikan untuk pemeriksaan melanoma maligna. Pada tehnik ini, tumor

    diambil secara keseluruhan untuk kemudian sebagian sampel digunakan untuk

    pemeriksaan histologi.

    Biopsi secara eksisi dengan batas yang kecil dari batas tumor dipilih untuk

    memastikan informasi tentang ketebalan tumor, adanya ulserasi, tahap invasi tumor

    secara antomis, adanya mitosis, adanya regresi, adanya invasi terhadap pembuluh

    limfe dan pembuluh darah, dan untuk melihat respon host terhadap tumor itu sendiri.

    Pada umumnya batas kulit yang diambil yaitu sekitar 1-3 mm sekitar lesi untuk

    memperakurat diagnosis dan histologic mikrostaging.Kecuali pada melanoma jenis

    lentigo, biopsi lebih mendalam diperlukan untuk memperkecil terjadinya

    misdiagnosa.

    Gambar20. Excision Biopsy

    Hasil yang dapat ditemukan pada pemeriksaan histologi ini bergantung pada jenis

    melanoma. Superficial Spreading melanoma memiliki fase pertumbuhan secara radial

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    29/44

    atau fase in situ yang digambarkan dengan peningkatan jumlah melanosit intraepitel

    yang bersifat (1) atipik dan besar, (2) tersusun tidak teratur di dermal-epidermal

    junction, (3) adanya migrasi ke atas (pagetoid), (4) kurang memiliki potensi biologi

    sel untuk bermetastasis.Lentigo melanoma dan acral lentiginous melanoma memiliki

    gambaran yang mirip, dengan dominasi pertumbuhan secara in situ pad dermal-

    epidermal juntion dan dengan tendensi yang kecil untuk pertumbuhan sel secara

    pagetoid.

    Ketebalan tumor, merupakan determinan prognosis terpenting dan diukur secara

    vertikal dalam milimeter dari atas lapisan granular hingga titik terdalam tumor.

    Semakin tebal tumor dapat diasosiasikan dengan potensi metastase yang lebih tinggi

    dengan prognosa yang lebih jelek.

    2.8 Penatalaksanaan

    a. Pembedahan

    Pembedahan merupakan terapi utama dari melanoma maligna, yang hampir 100% efektif pada

    masa-masa awal tumor. Pembedahan ini, dilakukan dengan cara eksisi luas dan dalam dengan

    pinggir sayatan yang direkomendasikan sesuai tabel berikut:

    tabel 3. Penatalaksanaan melanoma dengan eksisi berdasar ketebalan tumor

    Termasuk dalam penatalaksanaan pembedahan melanoma maligna ini adalahElective

    Lymphonode dissection (ELND), yaitu deseksi kelenjar limfonodi tanpa dilakukan biopsi

    sebelumnya. Diseksi ini dilakukan untuk tumor dengan kedalaman 1-4 mm dan tidak pada

    Management of Melanoma Patients

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    30/44

    melanoma stage I. Hal ini disebabkan karena sebanyak 40% kasus pada pasien melanoma dengan

    ketebalan 1-4 mm memiliki kelainan limfe yang tidak tampak dan sebanyak 10% kasus dengan

    metastase jauh. Sedangkan pasien dengan lesi lebih besar dari 4 mm, hampir 70% kasus dengan

    metastase jauh dan 60% memiliki kelainan limfe yang tersembunyi. Namun pada kenyataannya

    tindakan tersebut tidak memperbaikisurvival ratedan hingga sekarang masih dalam perdebatan.

    Pada penelitian yang dilakukan WHO, angka metastasis sekitar 48% pada penderita yang

    dilakukan ELND.Sedangkan pada penelitian lain yang dilakukan oleh The International Group

    Melanoma Surgical trialmenunjukkan adanya perbaikan survival ratepada pasien dengan usia

    kurang dari 60 tahun dengan ketebalan tumor antara 1-4 mm.

    Sentinel Lymph Node Dissection merupakan bentuk penatalaksanaan pembedahan

    yang lain. Pada pembedahan ini, diseksi dilakukan pada kelenjar limfe yang merupakan tempat

    utama melanoma untuk drainase. Adanya diseksi ini dikatakan dapat mengidentifikasi mereka

    yang mempunyai resiko tinggi metastase dan mereka yang mungkin mendapatkan keuntungan

    dengan diseksi lengkap kelenjar limfe atau dengan terapi adjuvan.

    Gambar 21. Sentinel node theory

    Pemetaan lymfatik dan sentinel node biopsy merupakan solusi efektif untuk dilakukannya

    lymphadenectomy pada pasien dengan melanoma yang tipis dan secara klinis kelenjar tidak

    teraba. Teknik ini dikembangkan pada awal tahun 1990an dengan pemberian zat warna patentblue V atau isosulfan blue secara intradermal diats tumor saat dilakukan eksisi luas. Pada

    eksplorasi kelenjar getah bening akan ditemukan saluran-saluran getah bening yang berwarna

    biru, yang menuju kesuatu kelenjar yang berwarna biru pula, lebih dari 80% kelenjar ini dapat

    ditemukan. Kelenjar getah bening diangkat dan dilakukan frozen section, jika positif

    mengandung metastasis sel tumor baru akan diseksi. Pada penelitian Reintgen menemukan

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    31/44

    bahwa sel melanoma maligna menjalar lebih teratur dan jelas dibandingkan dengan tumor padat

    lainnya. Jika pada sentinel node ini tidak ditemukan metastasis maka kelenjar lain juga

    diasumsikan tidak mengandung metastasis. Cara ini dipermudah dengan menggunakan

    lymphoscintigraphy dengan penyuntikan Technitiun (TC99m) ke dalam tumor 1 hari sebelum

    operasi. Dengan alat pelacak isotop akan dapat ditentukan tempat insisi kulit di daerah kelenjar

    getah bening regional tumor tersebut. Pada penelitian dari 612 pasien pada stage I/II tidak

    didapatkan angka recurrent sebesar 60%.,

    b. Terapi Adjuvant

    Karena pengobatan definitive dari melanoma kulit adalah dengan pembedahan, maka

    terapi medikamentosa diberikan sebagai terapi tambahan dan penatalaksanaan pada pasien

    melanoma stadium lanjut. Pasien yang memiliki melanoma dengan tebal lebih dari 4 mm atau

    metastase ke limfonodi dengan pemberian terapi adjuvant dapat meningkatkan angka ketahanan

    hidup. Studi di berbagai center kesehatan menunjukkan pemberian interferon alpha 2b (IFN)

    menambah lamanya ketahanan hidup dan ketahanan terhadap terjadinya rekurensi Melanoma,

    sehingga oleh Food and Drug Administration (FDA) mengajurkan IFN sebagai terapi tambahan

    setelah eksisi pada pasien dengan resiko recurrent.IFN dilaporkan tidak efektif pada fase I atau

    II dari melanoma yang bermetastase, namun potensi IFN yang merupakan mediator pembunuh

    alami Limfosit T sitotoksik, sebuah pengaktivasi makrofag, dn HLA klas II ekspresi antigen,

    merupakan hal yang tak dapat diabaikan.

    Interleukin-2 (IL-2) pada penelitian terakhir, dalam dosis tinggi baik diberikan sendiri

    maupun dengan kombinasi bersama sel lymphokine activated killermenghasilkan respon pada

    pasien sebesar 15% sampai 20%, dengan respon lengkap sebesar 4-6%.

    Terapi adjuvan lain selain IFN yaitu Kemoterapi dengan macamnya yaitu:

    Dacarbazine (DTIC), baik diberikan sendiri maupun kombinasi bersama Carmustine

    (BCNU) dan Cisplastin.

    Cisplastin, vinblastin, dan DTIC

    Temozolomide merupakan obat baru yang mekanisme kerjanya mirip DTIC, tetapi bisa

    diberikan per oral.

    Melphalan juga dapat diberikan pada melanoma dengan prosedur tertentu.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    32/44

    Terapi-terapi adjuvan yang lainnya diantaranya yaitu dengan biokemoterapi, yaitu

    merupakan kombinasi terapi antara kemoterapi dan imunoterapi, imunoterapi sendiri dan gen

    terapi.

    Dalam kepustakaan lain disebutkan juga adanya terapi radiasi pada melanoma yang

    merupakan terapi paliatif.Radioterapi sering digunakan setelah pembedahan pada pasien dengan

    lokal atau regional melanoma atau untuk pasien dengan unresectable dengan metastasis jauh.

    Terapi ini dapat mengurangi recurence lokal tetapi tidak memperbaiki prolong survival.

    Radioimunoterapi pada metastase melanoma masih dalam penelitian, pada penelitian

    yang dilakukan National Cancer Institute (NCI) terapi ini menunjukkan kesuksesan. Terapi ini

    dengan memberikan auotologous lymphocytes yang kemudian mengkode T cell receptors

    (TCRs) pada lymphosit pasien, kemudian telah terbentuk manipulasi lymphosit yang melekat

    pada molekul di permukaan sel melanoma yangf kemudian membunuh sel melanoma tersebut.

    2.9 Pencegahan

    Pada prinsipnya, pencegahan dilakukan dengan cara menghindari pajanan sinar matahari

    secara intens. Sehingga pencegahan dapat dilakukan dengan jalan:

    a. Membatasi pajanan sinar Ultraviolet terhadap kulit. Hal ini bisa dilakukan dengan jalan

    mencari tempat yang teduh jika berada di luar gedung, memakai baju panjang untuk

    mengurangi banyaknya kulit yang terpajan matahari, dan menggunakan lotion sunscreen

    dengan SPF 15 atau lebih pada kulit yang terpajan sinar matahari, serta menggunakan

    kacamata hitam untuk perlindungan mata.

    b. Menghindari sumber-sumber sinar UV lainnya, seperti tempat tidur yang digunakan untuk

    mencoklatkan kulit di salon-salon kecantikan.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    33/44

    2.10 Deteksi Dini Melanoma

    Sama seperti halnya deteksi kanker payudara, deteksi dini melanoma maligna juga dapat

    dilakukan baik oleh diri sendiri dan juga oleh petugas kesehatan. Tujuan utama dari deteksi dini

    ini adalah untuk mengenali melanoma maligna sedini mungkin ketika masih datar dan dapat

    disembuhkan.

    1. Oleh Diri Sendiri (Self Examination)

    Dilakukan dengan pemeriksaan rutin terhadap diri sendiri. Saat pertama kali

    dilakukan, pemeriksaan ini mungkin akan memakan waktu yang lama dan terlihat

    merepotkan, namun bila telah dilakukan berkali-kali maka akan semakin terlatih dan hal itu

    berarti waktu yang digunakan akan semakin pendek.

    Pemeriksaan ini, harus dilakukan langkah demi langkah seperti yang akan

    ditunjukkan dalam gambar berikut dan dilakukan dalam keadaan tidak mengenakan baju.

    Untuk lokasi-lokasi tertentu yang sulit dilakuakn evaluasi sendiri, maka pertolongan keluarga

    atau teman dekat sangat membantu. Pasien harus berkonsultasi secepatnya pada dokter

    umum atau dokter spesialis jika menemukan adanya perubahan yang signifikan pada lesi-lesi

    tertentu di tubuh mereka.

    2. Petugas Kesehatan (Dokter, Perawat)

    Baik deteksi dini yang dilakukan oleh diri sendiri dan petugas kesehatan, yang perlu

    diperhatikan dalam hal ini adalah tanda dan gejala melanoma tersebut yang dapat dilakukan

    dengan mengevaluasi ABCDE sistem ( Asymmetry, Border, Colour, Diameter, Envolving).

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    34/44

    2.11 Diferential Diagnosa

    2.12 Komplikasi

    1. Metastasis dapat terjadi pada local (di dalam atau sekitar lesi primer), pada limfonodi,

    atau pada:

    Kulit yang jauh dari lesi primer

    Limfonodi yang jauh

    Organ-organ dalam

    Tulang

    CNS.

    2. Metastasis dapat berlangsung cepat secara hematogen maupun limfogen.

    3. Ulkus mudah berdarah.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    35/44

    2.13 Prognosis

    Prognosis melanoma tidak ditentukan oleh satu macam faktor saja, namun multifaktor

    dan utamanya bergantung pada: (1) ketebalan tumor, (2) ada tidaknya ulserasi secara histologi,

    dan (3) adanya metastase pada kelenjar limfe.

    Pada Cutaneus Melanoma stage I dan I I :

    Bila ketebalan tumor 1mm diasosiasikan dengan angka ketahanan hidup antara 91-

    95% tergantung ada tidaknya ulserasi secara histologi dan klasifikasi Clark lebih besar

    dari tingkat III.

    Ketebalan tumor 1-4 mm, diasosiasikan dengan angka ketahan hidup antara 63-89%

    bergantung pada ulserasi dan ketebalan dari tumor primer.

    Tebal tumor >4 mm memiliki angka ketahanan hidup 67% tanpa ulserasi, dan 45%

    dengan adanya ulserasi primer.

    Adanya ulserasi akan menurunkan angka ketahanan hidup pada setiap tingkat tumor.

    Stage III

    Metastase pada kelenjar limfe regional diasosiasikan dengan angka ketahanan hidup 5

    tahun sebesar 13-69%, tergantung pada jumlah kelenjar limfe yang telah terkena, secara

    mikroskopik maupun makroskopik, dan adanya ulserasi pada tumor primer.

    Stage IV

    Prognosis untuk melanoma yang telah bermetastase jauh sangatlah buruk, dengan angka

    ketahanan hidup median hanya 6-9 bulan dan 5 tahun sebesar 7-19%, tergantung pada

    tempat yang terkena metastase. Umumnya, metastase pada jaringan lunak, kelnjar, dan

    paru-paru memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan adanya metastase ke

    organ-organ dalam, seperti hati.

    Pada tahun 2002, The American Joint Committee of Cancermelaporkan dalam journalnya

    yang berjudul:Final version of the American Joint Committee on Cancer Staging System for cutaneous melanoma bahwa

    terdapat perbedaan prognostic yang signifikan di pada tiap grup dari masing-masing stage melanoma, seperti yang terlihat pada

    gambar 22.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    36/44

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    37/44

    BAB 111. ASUHAN KEPERAWATAN MELANOMA MALIGNA

    3.1 Pengkajian

    Anamneses

    Dari anamnesa yang dilakukan, diharapkan diketahui informasi tentang keluhanumum pasien, dan riwayat perjalanan keluhan umum tersebut. Perubahan sifat dari nevus

    merupakan keluhan umum yang paling sering ditemukan pada pasien dengan melanoma,

    dan hal ini merupakan peringatan awal melanoma.

    Perubahan tersebut diantaranya

    peningkatan dalam hal diameter, tinggi atau batas yang asimetris pada suatu lesi

    berpigmen memberikan data 80% pada pasien saat melanoma ditegakkan.Dari perjalanan

    penyakit tersebut juga ditanyakan awal mulanya lesi pada kulit tersebut muncul, dan

    kapan terjadi perubahan pada lesi tersebut.Tentang tanda dan gejala melanoma, seperti

    adanya perdarahan, gatal, ulserasi dan nyeri pada lesi.Pada anamnesa tersebut juga

    ditanyakan tentang adanya faktor-faktor resiko pada pasien.,

    Pemeriksaan fisik

    Yang perlu dilakukan saat pemeriksaan fisik ini yaitu memperhatikan lebih detail

    dengan inspeksi, palpasi dan bila perlu inspeksi dengan bantuan kaca pembesar. Hal ini

    dilakukan untuk mengetahui ukuran, bentuk, warna dan tekstur dari nevus tersangka dan

    mencari adanya perdarahan atau ulserasi. Pemeriksaan terhadap kelenjar limfe yang

    berada dekat dengan lesi juga perlu dilakukan. Adanya pembengkakan atau biasa disebut

    dengan limfadenopati menunjukkan kemungkinan adanya penyebaran melanoma.

    Pemeriksaan ditempat tubuh yang lain dapat dilakukan jika terdapat kecurigaan

    atau untuk evaluasi dari pemeriksaan yang lalu pada individu dengan faktor resiko. Di

    luar negeri, evaluasi terhadap seluruh tubuh sudah dilakukan, yaitu dengan cara

    mendokumentasikan nevus-nevus yang ada di seluruh tubuh.

    Dengan demikian,

    perubahan akan lebih cepat terdeteksi dengan membandingkannya dengan dokumentasi

    terdahulu.Pemeriksaan di tempat yang menjadi predileksi pada macam-macam bentuk klinis

    melanoma juga perlu dilakukan. Misalnya pada melanoma superfisial dan melanoma

    nodular yang biasanya berada di trunkus tubuh dan tungkai, sedangkan melanoma

    maligna bentuk lentigo lebih banyak muncul di telapak tangan, telapak kaki dan dibawah

    kuku.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    38/44

    Aktivitas IstirahatTanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin

    segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).

    SirkulasiHipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas),

    takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luaryang tidak teratur

    NeurosensoriTanda : penurunan reflex tendon dalam pada cedera ekstermitas.

    Nyeri/KenyamananGejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada

    area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)

    KeamananTanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna

    nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat

    meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan

    berulselasi. Penyuluhan /Pembelajaran

    Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas

    pemeliharaan/perawatan rumah.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    39/44

    3.3. Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa yang mungkin timbul pada melanoma maligna adalah:

    1. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Keruskan Permukaan

    Kulit Karena Destruksi Lapisan Kulit

    2. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan Jaringan Kulit

    3. Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan Kerusakan Perlindungan

    Kulit

    4. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan Krisis Situasi, Kecacatan

    5. Gangguan konsep diri atau harga diri rendah berhubungan dengan

    pembentukan ulserasi atau tumor

    6. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan penyakit

    7.

    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya metastasis

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    40/44

    3.4. Intervensi KeperawatanNo.

    DX

    Diagnosa

    Keperawatan

    Intervensi Rasional

    1 Kerusakan integritaskulit b.d kerusakan

    permukaan kulitkarena destruksi

    lapisan kulit

    1.Kaji kondisi kulit2.Berikan perawatan kulit dan control infeksi

    3.Ganti perban jika pasca operasi

    1. Memberikan data das

    2. Menyiapkan jaringan

    untuk penanaman dan

    menurunkan resiko infek

    3. Mencegah terjadinya

    infeksi2 Nyeri b.d

    Kerusakan Jaringan

    Kulit

    1.Kaji tingkat nyeri

    2. Berikan teknik nafas dalam

    3. Berikan analgetik sesuai prosedur

    1. Menentukan derajat ny

    2. Mengalihkan perhatian

    agar dapat menghilangka

    nyeri

    3.Mengurangi nyeri

    3 Resiko Tinggi

    Infeksi b.d

    Kerusakan

    Perlindungan Kulit

    1.Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang

    baik setelah kontak dengan pasien

    2.Awasi tanda-tanda vital

    3.Jauhkan pasien dari hal-hal yang dapat

    menyebabkan infeksi

    1.Mencegah kontaminasi

    silang

    2.Melihat keadaan umum

    pasien

    3.Menurunkan resiko

    infeksi

    4 Gangguan Citra

    Tubuh b.d KrisisSituasi, Kecacatan

    1. Berikan harapan dalam parameter situasi

    individu dan jangan memberikan keyakinan yang

    salah

    2. Beri penguatan positif terhadap kemajuan

    3.Bersikap realistis dan positif selama

    pengobatan

    1.Meningkatkan perilaku

    positif dan memberikan

    kesempatan untuk

    menyusun tujuan dan

    rencana untuk masa depa

    berdasarkan realitas

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    41/44

    2. Kata-kata penguatan

    dapat mendukung terjadin

    perilaku koping positif

    3. Meningkatkan

    kepercayaan dan

    mengadakan hubungan

    antara pasien dan perawa

    5 Gangguan konsepdiri atau harga diri

    rendah

    berhubungan

    denganpembentukan

    ulserasi atau tumor.

    Berikan dukungan emosi untuk pasien/orang

    terdekat selama tes diasnostik dan fase

    pengobatan.

    pada masa ini pasien

    membutuhkan dukungan

    atas efek dari penyakitny

    Kurang

    pengetahuan

    tentang pengobatandan penyakit

    Tinjau ulang dengan pasien/orang terdekat

    pemahaman diagnose khusus alternaif

    pengobatan dan sifat harapan.

    Memvaliadasi tinkat

    pemahaman saat

    ini,mengidentifikasikan

    kebutuhan belajar dan

    memberikan dasar

    pengetahuan dimana pasi

    membuat keputusan

    berdasarkan informasi

    7 Intoleransi aktivitas

    berhubungan

    dengan adanyametastasis

    Bantu atau dorong pola perawatan

    diri/kebersihan(mandi,mencukur).

    Meningkatkan kekuatan

    otak dan sirkulasi

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    42/44

    3.5 Implementasi

    Pelaksanaan asuhan keperawatan ini merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan

    yang diberikan kepada klien.

    3.5 Evaluasi

    1. Memperlihatkan integritas kulit yang baik sesuai dengan perawatan.

    2. Mengalami pengurangan rasa sakit dan gangguan rasa nyaman.kemerahan atau

    pembengkakan.

    a. Menyatakan bahwa rasa sakit atau nyeri sudah berkurang dan menghilang.

    b. Memperlihatkan kesembuhan parut bekas pembedahan tanpa bekas.

    3. Mencapai pengurangan kecemasan dan mampu menerima dirinya dengan penyakit yangsedang diderita.

    a. Mengekspresikan ketakutan dan khayalan.

    b. Mengajukan pertanyaan mengenai kondisi medis.

    c. Memohon pengulangan fakta-fakta tentang melanoma

    d. Mengenali dukungan dan kenyamanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau

    orang lain yang signifikan.

    4. Memperlihatkan pengertian terhadap cara-cara untuk mendeteksi melanoma.

    a. Memperlihatkan cara pelaksanaan pemeriksaan kulit yang mandiri sebulan setelahnya.

    b. Menggunakan pengulangan kata-kata tanda bahaya melanoma berikut ini: perubahan

    pada ukuran, warna, bentuk atau garis bentuk nevus, permukaan nevus atau kulit disekitar nevus.

    c. Mengidentifikasi tindakan untuk melindungi diri dari pajanan sinar matahari.

    5. Mampu melakukan aktivitas ringan untuk melatih tonus otot.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    43/44

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa Melanoma maligna

    adalah lesi berpigmen atau tidak yang tumbuh dengan cepat yang berasal dari jenis sel nevus

    jenis dermoepidermal.

    4.2 Saran

    Dalam penatalaksanaannya, melanoma maligna harus benar-benar memperhatikan resiko infeksiterutama pada saat melakukan pembedahan. Menghindari sinar ultraviolet untuk beberapa saat

    sangat di anjurkan.

  • 8/10/2019 ASKEP MELANOMA MALIGNA

    44/44

    DAFTAR PUSTAKA

    Elisabet Cormin. 2000.Patofisiologi. Jakarta: EGC.Price A Sylvina, Wilson M Lorraine. 2005.Patofisiologi. Jakarta: EGC.

    Muttaqin arif, Kumala Sari. 2011.Asuhan keperawatan gangguan sistem integumen.

    W Tan, Winston. 2011. http://emedicine.medscape.com/article/280245-overview. medscape.

    (diakses tanggal 16-1-2012)

    http://emedicine.medscape.com/article/280245-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/280245-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/280245-overview