8. bab iii melanoma maligna

23
BAB IV MELANOMA MALIGNA A.Definisi Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan).Melanoma merupakan jenis kanker kulit yang paling mematikan dan menyebabkan sekitar 2% dari seluruh kematian karena kanker. (Brunner & Suddarth, 2002: 1891) Melanoma maligna adalah salah satu kanker kulit terganas, yang berasal dari sel-sel penghasil pigmen di kulit. (Kompasiana, 09 Mei 2010). Melanoma adalah suatu tumor agresif sel-sel penghasil melanin di dasar epidermis. (Buku Saku Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin, Edisi 3 Revisi, 2007. EGC). Jadi, Melanoma maligna atau biasa juga disebut sebagai melanoma adalah keganasan yang terjadi pada melanosit, sel penghasil melaninyang terletak di kulit, ditemukan pada mata, telinga, membrane mukosa oral, saluran pencernaan dan kelamin. B.Etiologi Etiologi tidak diketahui, tetapi sinar ultraviolet paling dicurigai sebagai penyebab melanoma maligna. Umumnya resiko tertinggi dihadapi oleh orang berkulit putih/cerah, bermata biru, berambut merah atau pirang dengan bercak- Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 1

Upload: dessyana-paulus

Post on 26-Dec-2015

73 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: 8. BAB III Melanoma Maligna

BAB IV

MELANOMA MALIGNA

A. Definisi

Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit

(sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel

subkutan).Melanoma merupakan jenis kanker kulit yang paling mematikan dan

menyebabkan sekitar 2% dari seluruh kematian karena kanker. (Brunner & Suddarth,

2002: 1891)

Melanoma maligna adalah salah satu kanker kulit terganas, yang berasal dari sel-sel

penghasil pigmen di kulit. (Kompasiana, 09 Mei 2010).

Melanoma adalah suatu tumor agresif sel-sel penghasil melanin di dasar epidermis.

(Buku Saku Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin, Edisi 3 Revisi, 2007. EGC).

Jadi, Melanoma maligna atau biasa juga disebut sebagai melanoma adalah

keganasan yang terjadi pada melanosit, sel penghasil melaninyang terletak di kulit,

ditemukan pada mata, telinga, membrane mukosa oral, saluran pencernaan dan kelamin.

B. Etiologi

Etiologi tidak diketahui, tetapi sinar ultraviolet paling dicurigai sebagai penyebab

melanoma maligna. Umumnya resiko tertinggi dihadapi oleh orang berkulit putih/cerah,

bermata biru, berambut merah atau pirang dengan bercak-bercak kecoklatan pada

kulitnya. Orang-orang ini mensintesis melanin lebih lambat.

Faktor Risiko :

1. Tahi lalat (Nevus)

2. Faktor Keluarga 

3. Pajanan Terhadap Radiasi Sinar UV yang Berlebihan

4. Usia

5. Riwayat Terkena Melanoma

6. Corak kulit kuning langsat, mata biru, rambut pirang / merah

7.  Bekerja diluar ruangan

8.  Lansia dengan kulit rusak karena matahari

9. Riwayat tindakan sinar-x terjadi kordis kulit

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 1

Page 2: 8. BAB III Melanoma Maligna

10. Pemajanan pada agens kimia tertentu (arsenik, nitrat, tar dan ter, minyak dan

parafin) 

11. Jaringan parut luka bakar, kerusakan kulit pada area osteomielitis kronis, lubang

fistula

12.  Terapi imunosupresi jangka panjang

13. Kerentanan genetik

14. Infeksi terhadap patogen. 

C. Klasifikasi

Secara Klinis, melanoma maligna ada 4 macam tipe, yaitu:

1. Superficial Spreading Melanoma

Merupakan tipe melanoma yang sering terjadi di Amerika Serikat, yaitu sekitar

70% dari kasus yang didiagnosa sebagai melanoma. Dapat terjadi pada semua umur

namun lebih sering pada usia 30-50 tahun, sering pada wanita dibanding pria dan

merupakan penyebab kematian akibat kanker tertinggi pada dewasa muda.

Pada stadium awal, tipe ini bisa berupa bintik yang datar yang kemudian

pigmentasi dari lesi mungkin menjadi lebih gelap atau mungkin abu-abu, batasnya

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 2

Page 3: 8. BAB III Melanoma Maligna

tidak tegas, dan terdapat area inflamasi pada lesi.Area di sekitar lesi dapat menjadi

gatal.Kadang-kadang pigmentasi lesi berkurang sebagai reaksi imun seseorang

untuk menghancurkannya.Tipe ini berkembang sangat cepat.Diameter pada

umumnya lebih dari 6mm. Lokasi pada wanita di tungkai bawah, sedangkan laki-

laki di badan dan leher. 

Gambaran histologis Superficial Spreading Melanoma, pada epidermis

didapatkan melanosit berbentuk epiteloid, dapat tersusun sendiri – sendiri atau

berkelompok, pada umumnya sel – sel tersebut tidak tampak pleomorfik. Pada

dermisterlihat sarang – sarang tumor yang padat dan dengan melanosit berbentuk

epiteloid yang besar serta berkromatin yang atipik, di dalam sel – sel tersebut

terdapat butir – butir kromatin, kadang – kadang dapat di temukan melanosit

berbentuk kumparan dan sel – sel radang.

2. Nodular Melanoma

Merupakan tipe melanoma yang paling agresif.Pertumbuhannya sangat cepat

dan berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan.Sebanyak 15%-30% kasus

melanoma yang terdiagnosa sebagai melanoma merupakan nodular melanoma.Dapat

terjadi pada semua umur, namun lebih sering pada individu berusia 60 tahun ke

atas.Tempat predileksinya adalah tungkai dan tubuh.

Melanoma ini bermanifestasi sebagai papul coklat kemerahan atau biru hingga

kehitaman, atau nodul berbentuk kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau

polopoid dan aksofitik yang dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan

trauma minor, timbul lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau tidak

berpigmen.Fase perkembangannya tidak dapat dilihat dengan mudah, dan sulit di

identifikasi dengan deteksi ABCDE.

Gambaran histologis Nodular melanoma pada epidermis didapatkan melanosit

berbentuk epiteloid, dan kumparan atau campuran, dapat ditemukan pada daerah

dermo – epidermal. Gambaran dermis terlihat sel – sel melanoma menginvasi ke

lapisan retikuler dermis, pembuluh darah dan subcutis.

3. Lentigo Maligna Melanoma

Sebanyak 4-10 % kasus melanoma merupakan tipe Lentigo Maligna

melanoma.Terjadi pada kulit yang rusak akibat terpapar sinar matahari pada usia

pertengahan dan lebih tua, khususnya pada wajah, leher dan lengan. Melanoma tipe

ini pada tahap dini terdiagnosa sebagai bercak akibat umur atau terpapar

matahari.Karena mudah sekali terjadi salah diagnosa maka tipe ini dapat tidak

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 3

Page 4: 8. BAB III Melanoma Maligna

terdeteksi selama bertahun-tahun dan cukup berbahaya.Pertumbuhan tipe ini sangat

lambat yaitu sekitar 5-20 tahun.

Pada tahap in situ lesinya luas (>3cm) dan telah ada selama bertahun-

tahun.Karakteristik invasinya ke kulit berupa macula hiperpigmentasi coklat tua

sampai hitam atau timbul nodul yang biru kehitaman.Pada permukaan dijumpai

bercak-bercak warna gelap (warna biru) tersebar tidak teratur, dapat menjadi nodul

biru kehitaman invasive agak hiperkeratonik.

Pada epidermis di dapatkan Melanositik atipik sepanjang membrane basalis,

berbentuk pleomorfik dengan inti yang atipik.Sel – sel yang di jumpai berbentuk

kumparan.Sedangkan pada dermisnya terdapat Infiltrasi limfosit dan makrofag yang

mengandung melanin.

4. Acral Lentigineous Melanoma

Tipe ini paling sering menyerang kulit hitam dan Asia yaitu sebanyak 29-72%

dari kasus melanoma dan karena sering terlambat terdiagnosis maka prognosisnya

buruk.Sering disebut sebagai ”hidden melanoma” karena lesi ini terdapat pada

daerah yang sukar untuk dilihat atau sering diabaikan, yaitu terdapat pada telapak

tangan, telapak kaki, tumit, ibu jari tangan, atau dibawah kuku.

Melanoma subungual bisa terlihat sebagai diskolorasi difus dari kuku atau pita

longitudinal berpigmen di dasar kuku. Melanoma ini memiliki bentukan yang sama

dengan benign junctional melanotic nevus. Pigmen akan berkembang dari arah

proksimal menuju ke arah laterla kuku yang disebut sebagai tanda Hutchinson,

sebuah tanda yang khusus untuk melanoma akral. Pada permukaan timbul papul,

nodul, ulcerasi, kadang-kadang lesi

tidak mengandung pigmen. 

Gambaran yang paling khas

paling baik di lihat pada daerah

macula berpigmen.Tampak adanya

gambaran proliferasi melanosit

atipikal sepanjang lapisan basal.

Klasifikasi menurut kedalaman

(ketebalan) Tumor menurut

Breslow:

1. Golongan I: Kedalaman

(ketebalan) tumor <0,76 mm

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 4

Page 5: 8. BAB III Melanoma Maligna

2. Golongan II: Kedalaman (ketebalan) tumor 0,76-1,5 mm

3. Golongan III: Kedalaman (ketebalan) tumor >1,5 mm 

Klasifikasi yang lain yaitu klasifikasi tingkat invasi menurut Clark :

1. Tingkat I : sel melanoma terletak di atas membrane basalis epidermis(melanoma

in situ/ intra epidermal)

2. Tingkat II:invasi sel melanoma samapi dengan lapisan papilaris dermis (dermis

superfisial), tetapi tidak mengisi papila dermis.

3. Tingkat III:Sel melanoma mengisi papila dermis dan meluas sampai taut dermis

papiler dan retikuler. 

4. Tingkat IV: Invasi sel melanoma sampai dengan lapisan retikularis dermis.

5. Tingkat V:Invasi sel melanoma sampai dengan jaringan subkutan

Sedangkan National Comprehensive Cancer Network menggunakan klasifikasi

yang merupakan variasi dari sistem TNM.

1. Stage 0: melanoma in situ,yang berarti hanya melibatkan lapisan epidermis dan

belum menyebar ke dermis. Dalam klasifikasi menurut Clark tingkat I.

2. Stage 1: melanoma memiliki ketebalan kurang dari 1 mm atau sekitar 1/25 inch.

Dalam klasifikasi Clark, sesuai dengan tingkat II atau III.

3. Stage 2 : melanoma memiliki ketebalan antara 1-4 mm atau menurut klasifikasi

Clark sesuai dengan tingkat IV dengan ketebalan berapapun. Tingkat ini masih

terlokalisasi di kulit dan belum ditemukan penyebaran pada kelenjar limfe atau

organ lain yang jauh.

4. Stage 3 : melanoma sangat tebal,

lebih dari 4 mm, atau jika dalam

klasifikasi Clark, sesuai dengan

tingkat V dan atau nodul

melanoma ditemukan dalam 2 cm

dari tumor utama. Atau melanoma

telah menyebar ke kelenjar limfe

terdekat, tapi masih belum ada

penyebaran jauh.

5. Stage IV: melanoma telah

menyebar luas disamping ke regio sekitarnya, seperti ke paru-paru, hati, otak,dll.

D.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 5

Page 6: 8. BAB III Melanoma Maligna

E. Manifestasi Klinis

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 6

Page 7: 8. BAB III Melanoma Maligna

Gejala atau tanda yang patut di curigai sebagai tanda keganasan suatu lesi adalah

perubahan warna seperti lebih terang atau lebih gelap, gatal, perubahan bentuk menjadi

tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal, pertumbuhan horizontal

dan vertikal, permukaan tidak rata, dan akhirnya pembentukan tukak. Pendarahan

menandakan proses sudah sangat lanjut.

1. Asymmetry : Jika kita melipat lesi menjadi dua, maka tiap-tiap bagian tidak sesuai.

2. Border : Batasnya tidak tegas atau kabur.

3. Color : Ciri melanoma tidak memiliki satu warna yang solid melainkan campuran

yang terdiri dari coklat kekuningan, coklat dan hitam, juga bisa tampak merah, biru

atau putih.

4. Diameter : Meskipun melanoma biasanya lebih besar dari 6 mm, ketika dilakukan

pemeriksaan mereka bisa lebih kecil dari seharusnya. Sehingga harus diperhatikan

perubahan tahi lalat dibanding yang lainnya atau berubah menjadi gatal atau

berdarah ketika diameternya lebih kecil dari 6 mm.

5. Evolving : Setiap perubahan

dalam ukuran, bentuk,

warna, tingginya atau cirri-

ciri lain atau ada gejala baru

seperti mudah berdarah,

gatal dan berkrusta harus

dicurigai keganasan. 

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 7

Page 8: 8. BAB III Melanoma Maligna

Tanda dan gejala sesuai klasifikasi

melanoma maligna ialah :

1. Melanoma Dengan Penyebaran Superfisial

Terjadi pada setiap

bagian tubuh dan

merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan.Biasanya jenis

melanoma ini mengenai orang yang berusia pertengahan dan paling sering terjadi

pada batang tubuh serta ektrimitas`bawah.

Lesi cenderung sirkuler dengan bagian luar tidak teratur. Tepi lesi bias datar atau

menonjol dan dapat diraba. Tipe melanoma ini dapat dijumpai dengan kombinasi

berbagai macam warna : coklat kekuningan, coklat tua dan hitam yang bercampur

dengan warna kelabu, hitam kebiruan atau putih. Kadang-kadang terdapat warna

bunga mawar pada daerah yang kecil dalam lesi.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 8

Page 9: 8. BAB III Melanoma Maligna

2. Melanoma Lentigo-Maligna

Merupakan lesi berpigmen yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang

terbuka, khususnya permukaan dorsal tangan, kepala, dan leher pada orang berusia

lanjut.Kerap kali lesi sudah terdapat selama bertahun-tahun sebelum diperiksa oleh

dokter.Mula-mula melanoma ini terlihat sebagai lesi yang datar, berwarna coklat

kekuningan dan kadang-kadang mengalami perubahan serta warna serta ukuran.

3. Melanoma Noduler

Yaitu tipe melanoma paling sering kedua, merupakan nodul yang berbentuk

sferis dan menyerupai blueberry dengan permukaan yang relative licin serta

berwarna biru-hitam yang seragam.Melanoma ini bisa berbentuk kubah dengan

permukaan yang licin. Bayangan warna yang lain seperti merah, kelabu atau ungu

bisa terdapat. Kadang-kadang melanoma noduler tampak sebagai plak yang

berbentuk ireguler.Pasien mungkin menjelaskan kelainan ini sebagai bullae berisi

darah yang tidak mau hilang. Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam

lapisan dermis di dekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki

prognosis yang lebih buruk.

4. Melanoma Akral-Lentiginosa

Merupakan bentuk melanoma yang

terdapat di daerah yang tidak terlalu

terpajan sinar matahari dan tidak

terdapat folikel rambut.Jenis melanoma

ini ditemukan pada telapak tangan,

telapak kaki, dasar kuku dan membrane

mukosa orang yang berkulit gelap. Melanoma akral-lentiginosa tampak sebagai

macula berpigmen yang ireguler dan kemudian menjadi nodul.Jenis ini bisa menjadi

invasive secara dini.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 9

Page 10: 8. BAB III Melanoma Maligna

F. Komplikasi

Melanoma maligna merupakan jenis kanker kulit yang ganas dapat menyebar ke

bagian tubuh lainnya seperti kanker limfa.

G. Pemeriksaan Penunjang

Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan menentukan

keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan melanoma dapat metastase

pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh, dilakukan macam-macam tes.

Tes laboratorium termasuk seperti dibawah ini:

1. Tes Fungsi Liver :untuk menentukan keadaan tumor yang telah metastasis pada

liver. Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline phosphatase, dan SGOT mempengaruhi

liver.

2. Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan abnormalitas

hematologi

3. Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit mineral yang

abnormal).

Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:

1. Biopsi Lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan melanoma.

Eksisi biopsy adalah prosedur diagnostik dari pilihan karena dibawah ini lebih

komplit histologic evaluasi dan tingkat mikroskop. Biopsi tidak harus dilakukan jika

terduga melanoma, karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak dapat di kaji, membuat

keputusan tentang prognosis dan pengobatan sangat sulit.

2. CT–scan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan menentukan luasnya

metastasis dari hati lebih akurat.

3. X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis, dimana rangsangan

paru-paru menjadi metastasis.

4. Scan tulang  dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak dapat menentukan

nyeri tulang.

5. CT scan atau  MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari metastasis jika klien

sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.

6. Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain dilakukan untuk

mengidentifikasi metastasis.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 10

Page 11: 8. BAB III Melanoma Maligna

H. Penatalaksanaan

1. Pembedahan

Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor.Eksisi dengan menyertakan fasia

profunda tidak mempengaruhi prognosis, demikian juga di seksi getah bening

regional pada tumor yang belum menunjukkan tanda metastasis jauh.

Jenis-jenis pembedahan :

a. Pembedahan Mikroskopik Moh

Cara pembedahan adalah dengan mengangkat selapis demi selapis lapisan

kulit. Lapisan yang pertama diangkat mencakup semua jaringan tumor yang

terlihat jelas dan sedikit bagian tepi  jaringan yang normal, kemudian

dibekudinginkan dan dianalisa apakah semua tumor sudah terangkat, jika belum

kemudian a lapisan dibawahnya diangkat.

Keuntungan:

- evaluasi histopatologi pada tepi irisan mendekati 100% dibandingkan dengan

teknik seksi vertikal tradisional

- dengan analisa tepi irisan yang lengkap dapat diketahui dan ditelusuri semua

fokus-fokus kanker yang masih tertinggal.

- Reseksi hanya pada daerah kanker, sehingga dapat menghemat jaringan

ataumeminimalkan jaringan yang hilang.

Kerugian:

- memerlukan dokter dan petugas laboratorium histopatologi yang terlatih.

- Biayanya mahal.

b. Bedah Elektro

Merupakan tehnik penghancuran jaringan tumor dengan menggunakan energi

listrik. Arus listrik diubah menjadi energi panas yang disalurkan melalui

elektroda. Sebelumnya didahului dengan kuretase bagian permukaan memakai

alat kuret. Berguna untuk lesi yang kecil.

c. Bedah Beku

Menghancurkan tumor dengan deep freezing. Alat jarum ditusukkan kedal kulit,

kemudian Nitrogen cair di arahkan ke pusat tumor sampai mencapai suhu -40-60

derajat. Jaringan tumor dibekudinginkan, dibiarkan melunajk dan

dibekudinginkan kembali. Lokasi yang menjalani bedah beku akan melunak

secara alami dan sembuh dalam waktu 4-6 minggu.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 11

Page 12: 8. BAB III Melanoma Maligna

Keuntungan :

- tekniknya cepat.

- peralatan yang dibutuhkan sederhana.

- tidak mempengruhi syaraf pembuluh darah besar, tulang rawan, dan system

- saluran air mata.

Kerugian

- rasa nyeri dan edema.

- dapat terjadi hipopigmentasi.

2. Perfusi

Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi untuk

pembertian sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah yang agak besar

sebab ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran darah sehingga harus di

kerjakan dengan pompa pengatur suhu dan oksigenator ( mesin jantung paru).

3. Imunologi

Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di duga

berdasarkan pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai terapi seperti vaksin

bcg kadang menyebabkan regresi parsial untuk waktu terbatas tetapi tidak

mempengaruhi prignosis. Setelah pembedahan perlu ditekankan pentingnya

pengawasan berkala karena walaupun di temukan pada derajat satu, kemungkinan

kambuh cukup besar.

4. Kemoterapi

Kemoterapi tumor yang secara aktif melawan antigen spesifik pada melanoma

maligna digunakan pada pasien tertentu.

5. Bioterapi

Rekombinan interleukin-2 dosis tinggitelah digunakan sebagai terapi metastasis

dengan keberhasilan yang cukup baik. BCG (Bacil Calmette Guerin) menyebabkan

regresi tumor jika diberikan secara intralesi.

6. Radioterapi.

Sinaran tenaga tinggi digunakan untuk merusakkan sel-sel kanker dan

menghentikanpertumbuhan.

Keuntungan :

- bermanfaat pada daerah anatomis yang sulit diterapi dengan metode

pembedahan.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 12

Page 13: 8. BAB III Melanoma Maligna

- bermanfaat bagi penderita dengan lesi yang luas memungkinkan dilakukan

anestesi umum.

Kerugian:

- memerlukan peralatan yang mahal

- memerlukan kunjungan yang berulang kali.

- memberikan efek samping yang signifikan.

7. Kuretase dan elektrodesikasi.

Cara ini biasanya digunakan untuk membuang pertumbuhan sel kanker. Kanker

diambil dengan kurette, satu alat yang berbentuk sudu tajam dan seterusnya

dialirkan arus elektrik dari suatu mesin khas untuk mengawal pendarahan dan

membunuh sel kanker yang tinggal di sekitar bagian itu.

Keuntungan :

- Teknik sederhana

- Meninggalkan luka yang teratur dan kering.

Kerugian :

- Tidak efektif, hanya bisa di lakukan pada jenis kanker karsioma sel basal.

- tidak didapat konfirmasi pada batas tepi pembuangan jaringan yang

adekuat.

I. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Melanoma Maligna

1. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif1. Klien mengatakan nyeri pada daerah

punggung dengan kulit yang sudah kehitaman.

2. Klien mengatakan memiliki hobi berjemur di pantai.

3. Klien mengatakan saat ini ia berusia 35 tahun

1. Klien tampak meringis kesakitan2. Klien berkulit putih3. Kulit daerah punggung tampak

kehitaman4. Prognosis penyakit belum bermetastase

2. Data Tambahan

Data Subjektif Data Objektif1. Klien mengeluh sudah lama mengalami

nyeri2. Klien kurang mengetahui akibat dari

sering berjemur di bawah sinar matahari

1. Kemungkinan adanya lesi yang datar atau menonjol

2. Perilaku berjaga-jaga

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 13

Page 14: 8. BAB III Melanoma Maligna

3. Anlisa Data

Data Masalah EtiologiDS : Klien mengatakan nyeri pada daerah punggung dengan kulit yang sudah kehitaman.

DO: 1. Klien tampak meringis

kesakitan2. Klien tampak melindungi

bagian tubuh yang sakit3. Klien tampak gelisah

Nyeri Kerusakan saraf perifer

DS :1. Klien mengatakan

memiliki hobi berjemur di pantai.

DO:1. Klien tampak berkulit

putih2. Kulit daerah punggung

tampak kehitaman3. Kulit Klien tampak

mengalami perubahan pigmentasi

Kerusakan integritas kulit

Kerusakan lapisan kulit

DS:1. Klien kurang mengetahui

akibat dari sering berjemur di bawah sinar matahari

DO: 1. Kurangnya informasi

yang didapat klien2. Kulit daerah punggung

tampak kehitaman

Kurang pengetahuanKurang terpajannya

informasi

4. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan saraf perifer

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan lapisan kulit

c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajannya informasi

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 14

Page 15: 8. BAB III Melanoma Maligna

5. Intervensi

a. Diagnose keperawatan : Nyeri berhubungan dengan kerusakan saraf perifer

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan nyeri

berkurang, Kriteria hasil : klien tampak tenang, postur tubuh rileks

Intervensi

Mandiri

1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi,/karakter dan intensitas (skala 0-10)

R : perubahan lokasi/karakter/intensitas nyeri dapat mengindikasikan

terjadinya komplikasi

2) Pertahankan lingkungan nyaman

R : klien merasa rileks

3) Libatkan pasien dalam penentuan jadwal aktivitas, pengobatan, pemberian

obat

R : meningkatkan rasa control pasien dan kekuatan mekanisme koping

4) Jelaskan prosedur/berikan informasi seiring dengan tepat

R : dukungan empati dapat membantu menghilangkan nyeri/meningkatkan

rileksasi

5) Dorong penggunaan teknik manajemen stress

R : memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi

Kolaborasi

Berikan analgesic sesuai indikasi

R : mengurangi nyeri

b. Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

kerusakan lapisan kulit

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan

integritas kulit membaik secara optimal

Kriteria Hasil : Pertumbuhan jaringan membaik

Intervensi :

Mandiri

1) Kaji karakteristik keruskan jaringan kulit

R : mencegah terjadinya komplikasi

2) Tinggikan area graft bila mungkin/tepat. Pertahankan posisi yang diinginkan

dan imobilisasi area bila diindikasikan

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 15

Page 16: 8. BAB III Melanoma Maligna

R : menurunkan pembengkakan/membatasi resiko pemisahan graft. Gerakan

jaringan di bawah graft dapat mengubah posisi yang mempengaruhi

penyembuhan optimal.

3) Pengawasan kulit (NIC) :Ajarkan anggota keluarga tentang tanda kerusakan

kulit

Kolaborasi

1) Konsultasikan pada ahli gizi tentang makanan tinggi protein, mineral, kalori,

dan vitamin

2) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik

Rasional : pemberian antibiotik untuk mengurangi infeksi

c. Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang

terpajan

Tujuan : dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan klien paham

dengan kondisi, prognosis, dan pengobatan

Kriteria Hasil : klien melakukan perubahan pola hidup tertentu dan partisipasi

dalam pengobatan

Intervensi

1) Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan datang

R : memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan

berdasarkan informasi

2) Dorong kesinambungan program latihan dan jadwalkan periode istirahat

R : mempertahankan mobilitas, menurunkan komplikasi, dan mencegah

kelelahan

3) Tekankan pentingnya melanjutkan pemasukan diet tinggi protein

kalori/protein

R : nutrisi optimal meningkatkan regenerasi jaringan dan penyembuhan

umum kesehatan

4) Kaji ulang pengobatan, termasuk tujuan, dosis, rute, dan efek samping yang

diharapkan/dapat dilaporkan

R : pengulangan memungkinkan kesempatan untuk bertanya dan

meyakinkan pemahaman yang akurat.

5) Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medic

R : deteksi dini terjadinya komplikasi, dapat mencegah berlanjut lebih

serius/situasi mengancam hidup.

Kelompok 4, S1 Keperawatan, UPNVJ 16