askep marasmus.docx

22
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MARASMUS Anak A usia 18 bulan BB 9 kg Tb 80 cm, dirawat di rumah sakit dengan keluhan lemas. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data , mata cowong, badan tampak kurus hingga costae menonjol, perut cekung, jaringan lemak sub kutan minimal, kulit kering dan rambut tipis. Orang tua mengatakan anaknya sering rewel dan beberapa hari sebelum MRS berak cair 6x sehari. An A hanya mendapatkan ASI sampai usia 3 bulan karena ASInya tidak berproduksi. Hasil pemeriksaan Lab : Hb 8 gr/ dl, dokter menginstruksikan untuk memberi terapi cairan dan kolaborasi dengan dietition. ASUHAN KEPERAWATAN I. PENGKAJIAN A. Identitas klien Nama : Anak A No. Regristasi : Usia : 18 bulan Tanggal Masuk : Jenis Kelamin : - Tanggal Masuk : Alamat : - Sumber Informasi: orang tua Nama Orang Tua : - Pekerjaan : - Pendidikan : - Agama : - Suku : - B. Status kesehatan sekarang

Upload: devi-cezkadia

Post on 10-Aug-2015

87 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

h

TRANSCRIPT

Page 1: askep marasmus.docx

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MARASMUS

Anak A usia 18 bulan BB 9 kg Tb 80 cm, dirawat di rumah sakit dengan keluhan

lemas. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data , mata cowong, badan tampak kurus

hingga costae menonjol, perut cekung, jaringan lemak sub kutan minimal, kulit

kering dan rambut tipis. Orang tua mengatakan anaknya sering rewel dan beberapa

hari sebelum MRS berak cair 6x sehari. An A hanya mendapatkan ASI sampai usia

3 bulan karena ASInya tidak berproduksi. Hasil pemeriksaan Lab : Hb 8 gr/ dl, dokter

menginstruksikan untuk memberi terapi cairan dan kolaborasi dengan dietition.

ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

A. Identitas klien

Nama : Anak A No. Regristasi :

Usia : 18 bulan Tanggal Masuk :

Jenis Kelamin : - Tanggal Masuk :

Alamat : - Sumber Informasi: orang tua

Nama Orang Tua : -

Pekerjaan : -

Pendidikan : -

Agama : -

Suku : -

B. Status kesehatan sekarang

1. Keluhan utama : Mengeluh lemas

2. Lama keluhan : -

3. Kualitas keluhan : -

4. Factor pencetus : An A hanya mendapatkan ASI sampai usia 3

bulan karena ASI tidak berproduksi

5. Factor pemberat :-

6. Upaya yang telah dilakukan:

Membawa anak A ke rumah sakit

7. Diagnose medis :

Marasmus

Page 2: askep marasmus.docx

C. Riwayat kesehatan saat ini

Mengeluh lemas, hasil pemeriksaan fisik di dapatkan data mata cowong,

badan tampak kurus hingga costea menonjol , perut cekung, jaringan lemak

subkutan minimal, kulit kering dan rambut tipis. Orang tua mengatakan

anakanya sering rewel dan beberapa ahri sblm MRS berak cair 6x sehari.

D. Riwayat kesehatan sehat terdahulu

1. Penyakit yang pernah dialami

a. Kecelakaan (jenis & waktu) : -

b. Operasi (jenis & waktu) : -

c. Penyakit

Kronis : -

Akut : -

2. Alergi

-

E. Riwayat kehamilan dan persalinan

1. Prenatal

2. Natal

3. Postnatal

4. Imunisasi

F. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

1. Pertumbuhan

2. Perkembangan

G. Riwayat keluarga

H. Lingkungan rumah

I. Pola aktivitas

Page 3: askep marasmus.docx

Jenis Rumah Rumah sakit

Makan/minum - -

Berpakaian - -

Toileting - -

Mobilitas ditempat tidur - -

Berpindah dan berjalan - -

Mandi - -

J. Pola nutrisi

Jenis Rumah Rumah sakit

Jenis makanan ASI sampai usia 3 bulan -

Frekuensi makan - -

Porsi yang dihabiskan - -

Komposisi menu - -

Pantangan - -

Nafsu makan - -

Jenis minuman ASI sampai usia 3 bulan -

Frekuensi minum - -

Jumlah minuman - -

K. Pola eleminasi

1. BAB

Jenis Rumah Rumah sakit

Frekuensi 6x sehari -

Konsistensi Cair -

Warna/bau - -

Kesulitan - -

Upaya menangani Tidak ada -

2. BAK

Jenis Rumah Rumah sakit

Frekuensi - -

Warna/bau - -

Kesulitan - -

Upaya menangani - -

Page 4: askep marasmus.docx

L. Pola istirahat tidur

1. Tidur siang

Jenis Rumah Rumah sakit

Lama tidur - -

Kenyaman setelah tidur - -

2. Tidur malam

Jenis Rumah Rumah sakit

Lama tidur - -

Kenyaman setelah tidur - -

Kebiasaan sebelum

tidur

- -

Kesulitan - -

Upaya mengatasi - -

M. Pola kebersihan diri

Jenis Rumah Rumah sakit

Mandi

Frekuensi

Menggunakan sabun

- -

Keramas

Frekuensi

Penggunaan shampoo

- -

Menggosok gigi

Frekuensi

Penggunaan pasta gigi

- -

Frekuensi ganti baju - -

Frekuensi memotong

kaku

- -

Kesulitan - -

Upaya untuk mengatasi - -

Page 5: askep marasmus.docx

N. Pola koping keluarga

1. Pengambilan keputusan :

2. Masalah terkait dengan anak diRS atau penyakit

3. Yang biasa dilakukan keluarga apabila mengalami masalah

4. Harapan setelah anak menjalani perawatan

5. Perubahan yang dirasakan setelah anak sakit

O. Konsep diri

1. Gambaran diri

2. Ideal diri

3. Harga diri

4. Peran

5. Identitas diri

P. Pola peran dan hubungan

1. Peran dalam keluarga

2. System pendukung keluarga

3. Kesulitan dalam keluarga

4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan

anak dirumah sakit:

5. Upaya yang dilakukan

Q. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

Kesadaran : sadar, tampak lemas dan rewel

Tanda-tanda vital :

Tekanan darah :-

Nadi :-

Suhu :-

RR :-

Tinggi badan : 80 cm berat badan: 9 kg

2. Kepala dan leher

a. Kepala : Rambut tipis

Page 6: askep marasmus.docx

b. Mata : Mata tampak cowong

c. Hidung :

d. Mulut dan tenggorokan :

e. Telinga : -

f. Leher :-

3. Thorak dan dada

Jantung : -

Paru : -

4. Payudara dan ketiak

-

5. Punggung dan tulang belakang

-

6. Abdomen

Inspeksi : badan tampak kurus hingga costae menonjol, perut

cekung

Palpasi : -

Perkusi : -

Auskultasi : -

7. Genetelia dan anus

Inspeksi : -

Palpasi : -

8. Ekstremitas

Atas : -

Bawah : -

9. System neurologi

-

10.Kulit dan kuku

Kulit : kulit kering, jaringan lemak sub kutan minimal

Kuku : -

R. Hasil pemeriksaan penunjang

Hasil pemeriksaan Lab : Hb 8 gr/ dl,

Page 7: askep marasmus.docx

S. Terapi

memberi terapi cairan

kolaborasi dengan dietitian untuk pemenuhan asupan makanan

II. ANALISA DATA

No Data EtiologiMasalah

keperawatan

1 Ds :

1. Keluahan lemas

2. Orang tua mengatakan

anaknya sering rewel

dan beberapa hari

sebelum MRS berak cair

6x sehari.

3. An A hanya

mendapatkan ASI

sampai usia 3 bulan

karena ASInya tidak

berproduksi.

Do :

a. Anak A usia 18 bulan

BB 9 kg Tb 80 cm

b. Hasil pemeriksaan fisik

di dapatkan data , mata

cowong, badan tampak

kurus hingga costae

menonjol, perut cekung,

jaringan lemak sub

kutan minimal, kulit

kering dan rambut tipis

- Tidak adekuatnya intake

makanan, tidak adekuatnya

sanitasi lingkungan,

- Penyakit kronis, sperti

penyakit hati dan GI

memberikan dampak yang

merugikan pada status nutrisi

oleh karena gangguan pada

fungsi cerna

Ketidak seimbangan antara

asupan nutrient dan kalori dengan

kebutuhan tubuh untuk

pertumbuhan, pemeliharaan dan

fungsi-fungsi spesifik

malnutrisi ( marasmus )

ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

2. Ds :

1. Keluhan lemas

2. Orang tua mengatakan

anaknya sering rewel

- Tidak adekuatnya intake

makanan, tidak adekuatnya

sanitasi lingkungan,

- Penyakit kronis, sperti

Kekurangan

volume cairan

Page 8: askep marasmus.docx

dan beberapa hari

sebelum MRS berak cair

6x sehari

Do :

a. Hasil pemeriksaan fisik

di dapatkan data , mata

cowong, kering dan

rambut tipis

penyakit hati dan GI

memberikan dampak yang

merugikan pada status nutrisi

oleh karena gangguan pada

fungsi cerna

Ketidak seimbangan antara

asupan nutrient dan kalori dengan

kebutuhan tubuh untuk

pertumbuhan, pemeliharaan dan

fungsi-fungsi spesifik

Malnutrisi (marasmus)

peningkatan terjadi resiko infeksi

pada gastrointestinal diare

resiko ketidakseimbangan cairan

kekurangan volume cairan

3. Ds :

1. Orang tua mengatakan

anaknya sering rewel

dan beberapa hari

sebelum MRS berak

cair 6x sehari.

2. An A hanya

mendapatkan ASI

sampai usia 3 bulan

karena ASInya tidak

berproduksi.

Do :

a. Hasil pemeriksaan fisik

di dapatkan data , mata

cowong, badan tampak

kurus hingga costae

menonjol, perut

cekung, jaringan lemak

- Tidak adekuatnya intake

makanan, tidak adekuatnya

sanitasi lingkungan,

- Penyakit kronis, sperti

penyakit hati dan GI

memberikan dampak yang

merugikan pada status nutrisi

oleh karena gangguan pada

fungsi cerna

Ketidak seimbangan antara

asupan nutrient dan kalori dengan

kebutuhan tubuh untuk

pertumbuhan, pemeliharaan dan

fungsi-fungsi spesifik

Malnutrisi (marasmus)

gangguan elastisitas kulit,

gangguan sirkulasi integritas kulit,

keterlambatan penyembuhan luka

Resiko gangguan

integritas jaringan

kulit

Page 9: askep marasmus.docx

sub kutan minimal, kulit

kering dan rambut tipis

dan iritasi integritas akibat frekuensi

diare yang meningkat resiko

gangguan integritas kulit.

4. Ds :

1. An A hanya

mendapatkan ASI

sampai usia 3 bulan

karena ASInya tidak

berproduksi.

Do :

a. Anak A usia 18 bulan

BB 9 kg Tb 80 cm

b. Hasil pemeriksaan fisik

di dapatkan data ,

mata cowong, badan

tampak kurus hingga

costae menonjol, perut

cekung, jaringan

lemak sub kutan

minimal, kulit kering

dan rambut tipis

- Tidak adekuatnya intake

makanan, tidak adekuatnya

sanitasi lingkungan,

- Penyakit kronis, sperti

penyakit hati dan GI

memberikan dampak yang

merugikan pada status nutrisi

oleh karena gangguan pada

fungsi cerna

Ketidak seimbangan antara

asupan nutrient dan kalori dengan

kebutuhan tubuh untuk

pertumbuhan, pemeliharaan dan

fungsi-fungsi spesifik

Malnutrisi (marasmus)

kekurangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh gangguan

pertumbuhan dan perkembangan.

Gangguan

pertumbuhan dan

perkembangan

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2. Kekurangan volume cairan

3. Resiko gangguan integritas jaringan kulit

4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

IV. RENCANA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan : Dalam waktu 2 x 24 jam setelah di berikan tindakan

keperawatan status nutrisi pasien terpenuhi

Kriteria Hasil :

a. status nutrisi adekuat

Page 10: askep marasmus.docx

b. pernyataan motivasi kuat dari keluarga untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi

c. meningkatkan masukan oral,peningkatan berat badan.

d. Nafsu makan meningkat

e. Tanda-tanda marasmus berkurang/ hilang

Intervensi Rasional

a. Kaji status nutrisi, turgor kulit, BB,

derajat penurunan BB, integritas

mukosa oral, kemampuan menelan,

riwayat mual dan muntah dan diare

Memvalidasi dan menetapkan derjat masah

untuk menetapkan pilihan intervensi yang

tepat

b. Evaluasi adanya alergi makanan dan

kontraindikasi makanan

Beberapa asien mungkin menglami alergi

terhadap beberapa komponen makanan

tertentu

c. Fasilitasi pasien memperoleh diet

biasa yang di suka pasien/ sesuai

indikasi

Memperhitungkan keinginan individu dapat

memperbaiki intake nutrisi

d. Berikan diet secara rutin Pemberian diet sedikit tapi sering merupakan

intervensi yang jarang dilakukan karena tidak

efektif dan tidak efisien dalam mengatur pola

pemberian dan persiapan makanan,

makanan pun juga sudah dingin sehingga

membuat selera makan klien menjadi

kurang.

Pemberian diet 3 kali sehari, material

makanan masih dalam keadaan hangat,

Hal lain yang peru diperhatikan yakni diet

makanan secara rutin akan memberikan

kondisi normal terhadap fungsi

gastrointestinal dalam melakukan aktivitas

rutin selama dirawat dan stelah pasien

pulang dari rumah sakit.

e. Pantau intake dan output, anjurkan

untuk timbang berat badan secara

Berguna untuk mengukur keefektifan nutrisi

dan dukungan cairan. Makan dan cairan

Page 11: askep marasmus.docx

periodic (sekali dalam seminggu) tidak diizinkan melalui mulut selama

beberapa jam atau beberapa hari sampai

gejal akut berkurang. Bila makanan di

berikan, adanya gejala menunjukkan

berulangnya episode gastritis maka harus

dievaluasi dan di laporkan

f. Jelaskan kepada keluarga tentang

penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi

pemulihan . susuanan menu dan

pengolahan makanan sehat

seimbang, tunjukkan contoh jenis

sumber makanan ekonomis sesuai

status ekonomi pasien

Meningatkan pemahaman keluarga tentang

penyebab dan kebutuhan nutrisi untuk

pemulian pasien sehingga dapat

meneruskan upaya terapi dietetic yang

diberikan selama hospitalisasi

g. Apabila anak mendapat intake

makanan melalui jalur sonde /NGT,

beri kesempatan keluarga untuk

melakukannya sendiri

Meningkatkan partisipasi keluarga dalam

pemenuhan nutrisi pasien, mempertegas

peran keluarga dalam upaya pemulihan

status nutrisi pasien.

h. Kolaborasi dengan ahli diet untuk

menetapkan komposisi dan jenis diet

yang tepat

Merencanakan diet dengan kandungan

nutrisi yang adekuat untuk memenuhi

peningkatan kebutuhan energy dan kalori

sehubungan dengan status hipometabolik

pasien

i. Kolaborasi dengan tim medis untuk

pemeberian :

- Pemakaian penghambat H2

(cimetidin, ranitidin)

Cimetidn penghambat histamine H2

menurunkan produksi asam gaster,

meningkatkan PH gaster dan menurunkan

iritasi pada mukosa gaster, penting untuk

penyembuhan dan meningkatkan rasa

nyaman

j. Antiemetic Meningkatkan rasa nyaman gastrointestinal,

kemampuan asupan nutrisi dan cairan via

oral

2. Kekurangan volume cairan

Page 12: askep marasmus.docx

Tujuan : Dakam waktu 1 x 24 jam terjadi perbaikan volume cairan dan

elektrolit

Kriteria Hasil :

a. Pasien tidak mengeluh lemas

b. TTV normal, Membrane mukosa lembab, mata tidak cowong

dan turgor kulit normal

Intervensi Rasional

a. Monitoring status cairan (turgor kulit,

membrane mukosa, urin output)

Jumlah dan tipe pengganti ditentukan dari

keadaan status cairan. Penurunan volume

cairan mengakibakan menurunnya produksi

urin, monitoring yang ketat pada produksi

haluaran urin. (uri < 600ml/hari merupakan

tnada syok hipovolemik)

b. Pemeriksaan tekanan darah Hipotensi dapat terjadi pada hipovolemik

yang memberikan manifestasi sudah

terlibatnya sisitem kardiovaskular untuk

melakukan kompenasi mempertahankan

tekanan darah.

c. Kaji warna kulit, suhu sianosis, nadi

perifer dan diaphoresis secara teratur

Mengetahui adanya pengaruh peningkatan

tahanan perifer

d. Lakukan/observasi pemebrian cairan

perinfus/oral sesuai dengan program

rehidrasi

Upaya rehidrasi perlu dilakukan untuk

mengatasi masalah kekurangan volume

cairan

e. Jelaskan kepada keluarga tentang

upaya rehidrasi dan partisipan yang

diharapkan dari keluarga dalam

pemeliharaan patensi pemberian

infuse

Meningkatkan pemahaman keluarga

tentang upaya rehidrasi dan peran keluarga

dalam pelaksanaan terapi rehidrasi

f. Pantau pemeriksaan laboratorium rutin

(Kadar elektrolit, hematokrit, dan

kereatinin)

Untuk mendeteksi adanya keterlibatan

organ sistemik

g. Kolaborasi:

Pertahankan pemberian cairan secara Jalur yang paten untuk pemberian cairan

Page 13: askep marasmus.docx

intravena

Cairan yang dapat di berikan Ringer

Lactat Dextrose 5%, cairan deberikan

sebanyak 200 mk/kgBB/hari. Mula di

berikan 60 ml/kgBB pada 4-8 jam

pertama, kemudian sisanya 140 ml

diberikan 16-20 jam berikutnyas

dan memudahkan perawat dalam melkukan

kontrol intake dan output cairan

3. Resiko gangguan integritas jaringan kulit

Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi gangguan integritas

jariangan kulit.

Kriteria Hasil :

a. Tidak terjadi lesi skibst gsnggusn integritas kulit

b. Terjadi peningkatan turgor kulit, kulit tidak kering dan

elastisitas normal

Intervensi Rasional

a. Monitor jika di jumpai area kemerahan/

pucat / ekskrosi

Mendeteksi adanya gangguan pada system

integumentyang rentan mengalami

gangguan akibat adanya kondisi malnutrisi

b. Beriakan alas tempat tidur yang

lembut, ganti sgera pakaian yang

lembab adatau basah, hindari

penggunaan sabun yang dapat

mengiritasi kulit

Menurukan stimulus kerusakan integritas

kulit

c. Dorong mandi 2x sehari dan gunakan

lotion setelah mandi

Meningkatkan higenis kulit untuk mencgah

peningkatan spora kulit, lotion yang di

berikan pada kulit dievaluasi mulai dari ada

tidaknya laergi, lotion di beriakn dengan

tujuan untuk meningkatkan elastisitas kulit.

d. Masase kulit khususnya di area

penonjolan tulang

Pemberian stimulus sentuhan dengan

masase dpat meningkatkan sirkulasi local

pada kulit dan memebriakan efek pada

suplai darah yag optimal ada kulit sehingga

Page 14: askep marasmus.docx

meningkatkan integritas kulit serta

membantu kulit melakukan pemulihan

segera setelah mengalami penurunan fungsi

akibat kurangnya suplai darah dan nutrisi

kekulit

e. Lakukan perubahan posisi baring Posisi baring yang berkelanjutan

meningkatkan resiko ulkus tekan, peran

perawat menganjurka krluarga ikut serta

mempertahankan perubahan posisi

4. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Tujuan : dalam waktu 7 x 24 jam pasien akan mencpai pertumbuhan

dan perkembangan yang adekuat

Kriteria Hasil :

a. Adanya perbaikan status pertumbuhan dan perkembangan

anak

b. Ada peningkatan BB dan TB anak sesuai usia

c. Keluarga mengetahui pertumbuhan fisik (ukuran

antropometri) seusai standart usia dan mampu

mengidentifikasi perkembangan anak sesuai standart usia

Intervensi Rasional

a. Ajarkan kepada orang tua terhadap

standart pertumbuhan fisik dan tugas-

tugas perkembangan sesuai usia anak

Meningkatkan pengetahuan kelurga tentang

keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan

b. Kaji kebutuhan diet dan jawab

pertanyaan sesuai indikasi

Kebutuhan nutrisi bersifat individual.

Perawat melakukan kolaborasi dengan ahli

gizi dalam merencanakan pemenuhan

nutrisi sesuai dengan pasien.

c. Kaji kebutuhan diet dan jawab semua

ppertaynyaan sesuai indikasi

Kebutuhan nutrisi bersifat individual.

Perawat melakukan kolaborasi dengan ahli

gizi dalam merencanakan pemenuhan

nutrisi yang sesuai dengan pasien

d. Lakukan pemberian makanan/ Diet khusus untuk pemulihan nutrisi

Page 15: askep marasmus.docx

minuman sesuai program terapi diet diprogramkan secara bertahap sesuai

dengan kebutuhan anak dan kemampuan

toleransi sistem pencernaan

e. Dorong konsumsi makanantinggi serat

dan intake cairan adekuat

Motivasi perawat pada keluarga dapat

menurunkan kesalahan informasi tentang

pemenuhan nutrisi tubuh. Perawat apat

melakukan motivasi agar persepsi keluarga

akan peningkatan kesehatan pada anak

merupakan hal yang penting bagi tumbuh

dan kembang nya

f. Lakukan stimulasi tingkat per

kembangan sesuai dengan usia

pasien

Stimulasi diperlukan untuk mengejar

ketrlambatan perkembangan anak dalam

aspek motorik bahasa dan personal/sosial

g. Beri dukungan psikologi Bentuk dukungan psikologi dapat

mempererat hubungan perawat dan pasien

dengan permaslahan yang sedang di hadapi

h. Anjurkan untuk melakukan

pengukuran antropometri secara

berkala

Menilai perkembangan masalah kesehatan

i. Lakukan rujukan ke lembaga stimulasi

perkembangan dan pertumbuhan

(puskesmas/ posyandu)

Mempertahankan kesinambungan program

stimulasi pertumbuhan dan perkembangan

anak dengan memperdayakan sistem

pendukung yang ada

V. DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran,ed.3 jilid 2. Jakarta.: Media

Ausculapius

Muttaqin arief. 2011. Ganggguan gastrointestinal. Jakatra: Salmeba medika

Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat .

Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Jilid II. Jakarta :

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007.

NANDA Internasional. Diaagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2009 –

2011. Jakarta : EGC

Page 16: askep marasmus.docx