askep konjugtivitis tambahan

11
Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan edema dan iritasi konjungtiva ditandai dengan peningkatan eksudasi, fotofobia lakrimasi dan rasa nyeri. 2. Gangguan sensori-persepsi; penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera. 3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. 4. Resiko tinggi penularan penyakit pada mata yang lain atau pada orang lain yang berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan klien tentang penyakit. 5. Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan penurunan lapang pandang. No Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Intervensi Rasional 1 Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan edema dan iritasi konjungtiva ditandai dengan peningkatan eksudasi, 1. Melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri/fotofobia/ek sudasi. 2. Menunjukkan perbaikan keluhan. 1. Kompres tepi palpebral (mata dalam keadaan tertutup) dengan larutan salin selama kurang lebih 3 menit. 2. Usap eksudat secara 1. Melepaskan eksudat yang lengket pada tepi palpebra. 2. Membersihkan palpebral dan eksudat tanpa menimbulkan nyeri

Upload: fira-riandini

Post on 29-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

askep konjungtivitis

TRANSCRIPT

Diagnosa Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan edema dan iritasi konjungtiva ditandai dengan peningkatan eksudasi, fotofobia lakrimasi dan rasa nyeri.2. Gangguan sensori-persepsi; penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera.3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.4. Resiko tinggi penularan penyakit pada mata yang lain atau pada orang lain yang berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan klien tentang penyakit.5. Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan penurunan lapang pandang.

NoDiagnosa KeperawatanPerencanaan

TujuanIntervensiRasional

1Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan edema dan iritasi konjungtiva ditandai dengan peningkatan eksudasi, fotofobia lakrimasi dan rasa nyeri.1. Melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri/fotofobia/eksudasi.2. Menunjukkan perbaikan keluhan.1. Kompres tepi palpebral (mata dalam keadaan tertutup) dengan larutan salin selama kurang lebih 3 menit.2. Usap eksudat secara perlahan dengan kapas yang sudah dibasahi salin dan setiap pengusap hanya dipakai satu kali.3. Beritahu klien agar tidak menutup mata yang sakit.

4. Anjurkan klien menggunakan kacamata (gelap).

5. Anjurkan pada klien wanita dengan konjungtivitisalergi agar menghindari atau mengurangi penggunaan tatarias hingga semua gejala konjungtivitis hilang. Bantu klien mengidentifikasi sumber allergen yang lain. Tekankan pentingnya kacamata pelindung bagi klien yang bekerjadengan bahan kimia iritan.6. Kaji kemampuan klien menggunakan obat mata dan ajarkan klien cara menggunakan obat tetes mata atau salep mata.7. Kolaborasi dalam pemberian : Antibiotik. Analgesik ringan seperti asetaminofen. Vasokonstriktor seperti nafazolin. Antihistamin oral.1. Melepaskan eksudat yang lengket pada tepi palpebra.2. Membersihkan palpebral dan eksudat tanpa menimbulkan nyeri dan meminimalkan penyebaran mikroorganisme.

3. Mata yang tertutup merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.4. Pada klien fotofobi, kacamata gelap dapat menurunkan cahaya yang masuk pada mata sehingga sensitivitas terhadap cahaya menurun. Pada konjungtivitis alergi, kacamata dapat mengurangi expose terhadap allergen atau mencegah iritasi lingkungan.5. Mengurangi expose allergen atau iritan.

6. Mengurangi risiko kesalahan penggunaan obat mata.

7. Antibiotik mempercepatpenyembuhan pada konjungtivitis infektif dan mencegah infeksi sekunder pada konjuntivitas viral. Tetes mata diberikan pada siang hari dan salep mata diberikan pada malam hari untuk mengurangi lengketnya kelopak mata pada pagi hari. Analgesik ringan mengurangi nyeri seperti nyeri periorbital pada konjuntivitis viral. Vasokonstriktor mengurangi dilatasi pembuluh darah pada konjungtivitis alergi.

2

3.

.

4.Gangguan sensori-persepsi; penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indera.

Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Resiko tinggi penularan penyakit pada mata yang lain atau pada orang lain yang berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan klien tentang penyakit.1. Klien tidak mengalami gangguan penglihatan dengan kriteria hasil klien dapat mempertahankan ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.

1. Klien tidak mengalami kecemasan dengan kriteria hasil : klien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat diatasi, klien menunjukan keterampilan pemecahan masalah.

1. Mempunyai pengetahuan yang adekuat tentang tindakan pencegahan penularan.2. Melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit.3. Tidak terjadi penularanpenyakit pada mata yang lain atau orang lain.1. Kaji derajat/tipe kehilangan penglihatan

2. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan tentang kehilangan/kemungkinan kehilangan penglihatan.3. Ajarkan klien untuk pemberian tetes mata (jumlah tetesan, jadwal, dosis).4. Kolaborasi untuk memberikan obat sesuai indikasi.

1. Kaji tingkat ancietas, derajat pengalaman infeksi/timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.2. Berikan informasi yang akurat dan jujur, diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dapat mencegah kehilangan pengelihatan tambahan.3. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.4. Identifikasi sumber yang menolong

1. Beritahu klien untuk mencegah pertukaran sapu tangan, handuk dan bantal dengan anggota keluarga lain. Klien sebaiknya menggunakan tisu, bukan saputangan dan tissue ini harus dibuang setelah pemakaian satu kali saja.2. Ingatkan klien untuk tidak menggosok mata yang sakit atau kontak sembarangan dengan mata.3. Beritahu klien teknik cuci tangan yang tepat. Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pengobatan dan gunakan saputangan atau handuk bersih. Beritahu klien untuk menggunakan tetes atau salep mata dengan benar tanpa menyentuhkan ujung botol pada mata/bulu mata klien.4. Bersihkan alat yang digunakan untuk memeriksa klien.1. Menentukan pilihan intervensi selanjutnya.2. Meskipun kehilangan penglihatan yang telah terjadi tidak dapat diobati akan tetapi kehilangan lebih lanjut dapat dicegah.3. Mengontrol TIO dan mencegah kehilangan penglihatan lanjut.4. Membantu mempercepat proses penglihatan dan mencegah kehilangan penglihatan lanjutan.

1. Fungsi ini mempengaruhi persepsi pada pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus ancietas2. Menurunkan ancietas sehubungan dengan ketidak tahuan/harapan yang akan datang

3. Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata,mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah4. Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendirian dalam menghadapi masalah.

1. Meminimalkan risiko penyebaran infeksi.

2. Menghindari penyebaran infeksi pada mata yang lain dan pada orang lain.

3. Prinsip higienis perlu ditekankan pada klien untuk mencegah replikasi kuman sehingga penyebaran infeksi dapat dicegah.

4. Mencegah infeksi silang pada klien yang lain.

5.Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan penurunan lapang pandang.1. Bersihkan secret mata dengan cara yang benar.

2. Perhatikan keluhan penglihatan kabur yang dapat terjadi setelah penggunaaan tetes mata dan salep mata.3. Gunakan kacamata gelap.1. Sekret mata akan membuat pandangan kabur.2. Memberikan informasi pada klien agar tidak melakukan aktivitas berbahaya sesaat setelah penggunaan obat mata.3. Mengurangi fotofobia yang dapat mengganggu penglihatan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, dkk, 1999,Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.