askep kelg.remaja

12
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH TUMBANG REMAJA I. PENGKAJIAN 1.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada waktu yang telah ditentukan dengan teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan. Pengumpulan data keluarga dengan anggota keluarga didalamnya ada anak remaja , meliputi data sbb : 1.1.1 Stuktur dan sifat keluarga a. Identitas KK : nama, jenis kelamin, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan alamat. b. Susunan anggota kelg : nama, umur, sex, hubungan dengan KK, pendidikan, dan pekerjaan. c. Genogram : menggambarkan satu rumpun keluarga dari tiga turunan. d. Pengambilan keputusan : otoriter, demokratis, dan bebas. e. Hubungan dalam keluarga : hubungan orang tua dengan anak remaja dipengaruhi dan ditentukan oleh sikap orang tua itu terhadap remaja (internal) dan keadaan eksternal keluarga, misalnya : sikap orang tua yang ..... selalu menguasai anaknya. selalu memanjakan dan menurutkan kehendak anaknya. acuh takacuh terhadap anaknya. suka mencemooh anak remaja atas kelemahannya. didasarkan oleh rasa persahabatan yang sewajarnya. Kesediaan menerima keterbukaan merupakan ciri dari hubungan yang akrab antara orang tua dan anaknya. ambisius. Dan sikap remaja terhadap keikut sertaannya dalam kegiatan dilingkungan sosialnya. Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002

Upload: cak-sidik

Post on 31-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Kelg.remaja

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGADENGAN

MASALAH TUMBANG REMAJA

I. PENGKAJIAN

1.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada waktu yang telah ditentukan dengan teknik

wawancara, observasi dan pemeriksaan. Pengumpulan data keluarga dengan

anggota keluarga didalamnya ada anak remaja , meliputi data sbb :

1.1.1 Stuktur dan sifat keluarga

a. Identitas KK : nama, jenis kelamin, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan

alamat.

b. Susunan anggota kelg : nama, umur, sex, hubungan dengan KK, pendidikan,

dan pekerjaan.

c. Genogram : menggambarkan satu rumpun keluarga dari tiga turunan.

d. Pengambilan keputusan : otoriter, demokratis, dan bebas.

e. Hubungan dalam keluarga : hubungan orang tua dengan anak remaja

dipengaruhi dan ditentukan oleh sikap orang tua itu terhadap remaja (internal)

dan keadaan eksternal keluarga, misalnya : sikap orang tua yang .....

selalu menguasai anaknya.

selalu memanjakan dan menurutkan kehendak anaknya.

acuh takacuh terhadap anaknya.

suka mencemooh anak remaja atas kelemahannya.

didasarkan oleh rasa persahabatan yang sewajarnya. Kesediaan menerima

keterbukaan merupakan ciri dari hubungan yang akrab antara orang tua dan

anaknya.

ambisius.

Dan sikap remaja terhadap keikut sertaannya dalam kegiatan dilingkungan

sosialnya.

1.1.2 Kebutuhan hidup sehari-hari

a. Nutrisi : pengadaan makanan sehari-hari, komposisi jenis makanan, cara

menyimpan dan penyajian makanan keluarga, serta kebiasaan makan dalam

keluarga.

b. Istirahat dan tidur ; lama tidur, kamar tidur, dan kebiasaan tidur.

Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002

Page 2: Askep Kelg.remaja

c. Gerak tubuh : remaja mempunyai kebiasaan olah raga relatif tidak sama

antara satu dengan yang lain seta antara pria dan wanita.

d. Kebersihan diri : remaja mempunyai kebiasaan bersolek dan merias diri di

depan cermin yang berlebihan.

e. Rekreasi : remaja mempunyai persepsi terhadap rekreasi antara lain

merupakan tempat melepas stres, tempat untuk membicarakan hal yang perlu

didepan teman intim dan untuk kegiatan yang bersifat kelompok.

f. Reproduksi : Para remaja akhir, kebutuhan seksual yaitu dengan haid, adanya

minat terhadap lawan jenis serta pola kencan yang lebih serius.

1.1.3 Faktor sosio budaya ekonomi

a. Peghasilan dan pengeluaran.

b. Pendidikan : pada remaja, pendidikan yang perlu dikaji yaitu tentang jenis

pendidikan, motivasi belajar, kebiasaan belajar, kemampuan/prestasi balajar.

c. Sistem nilai : pandangan remaja tyerhadap kebiasaan buruk atau hal yang

kurang/merusak kesehatan. Dan kebiasaan remaja melakukan kegiatan agama.

d. Hubungan dg masyarakat : Remaja biasanya membentuk kelompok dengan

teman sebaya.

1.1.4 Faktor lingkungan : para remaja biasanya tidak betah dirumah, bila

keadaan rumah sangat sempit dan tampak tidak teratur.

1.1.5 Psikologis keluarga

a. Status emosi : remaja awal mempunyai bentuk emosional yang sering

nampak yaitu marah, cemas, iri hati, sedih, gembira, kasih sayang, dan rasa

ingin tahu. Pada remaja akhir yaitu adanya sikap yang kuat untuk tertutup

untuk orang dewasa dan terbuka pada teman sebayanya. Ketidakmatangan

emosional orang tua mengakibatkan perlakuan orang tua yang tidak mendidik

yaitu sangat melindungi, memanjakan, menguasai secara otokratis,

mengkhawatirkan tentang masa depan secara demonstratif dihadapan remaja.

b.Konsep diri :

Bagaimana keluarga merespon konsep diri remaja.

Bagaimana remaja beradaptasi tehadap perubahan pada dirinya yang

mengarah pada kematangan jiwanya (gambaran diri, ideal diri, harga diri,

peran, identitas dirinya).

Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002

Page 3: Askep Kelg.remaja

c. Pola interaksi :

Interaksi remaja terjadi yaitu dengan adanya hubungan timbal balik antara

remaja dengan ayah, ibu, dan anggota keluarga yang lain.

Konflik keluarga dalam hal interaksi dapat terjadi apabila anggota keluarga

lainnya kurang memahami siapa remaja itu.

d. Pola komunikasi : keluarga setidaknya menyadari adnya komunikasi remaja

yang hany khusus pada teman/anggota keluarga yang sangat dipercaya.

e. Pola pertahanan: keluarga menciptakan suasana yang tenang, harmonis,

terbuka, dan menghargai pad anak remaja.

1.1.6 Derajat kesehatan keluarga

Kejadian keluarga : riwayat kesehatan dan perilaku keluarga dalam

penanggulangan sakit.

1.2 Analisa Data

Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat

perkembangan kesehatan keluarga, yang mempunyai anak remaja yaitu :

1.2.1 Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga

termasuk remaja, meliputi :

a. Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial remaja.

b. Keadaan pertumbuhan dan perkembangan remaja.

c. Keadaan gizi remaja.

d. Kehamilan dan keluarga berencana.

1.2.2 Keadaan rumah, temasuk kerapihan dan luas rumah dibandingkan dengan

jumlah anggota keluarga.

1.2.3 Karakteristik keluarga, meliputi :

a. Sifat keluarga.

b. Dinamika dalam keluarga.

c. Komunikasi dalam keluarga.

d. Interaksi antar anggota keluarga.

e. Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga

termasuk remaja.

f. Kebiasaan dan nilai yang berlaku dalam keluarga.

1.3 Penentuan Masalah Kesehatan Keluarga

Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002

Page 4: Askep Kelg.remaja

Masalah kesehatan keluarga yang mempunyai anak remaja, biasanya timbul,

menurut intensitasnya dapat dibedakan, meliputi :

a. Masalah perilaku sehubungan adaptasi dengan tumbuh kembang

(tumbang) remaja, yaitu :

1) Konsep diri remaja.

Manifestasi perilaku remaja antara lain selalu bersolek, sering didepan cermin,

perasaan dan sikap apatis karena kegagalannya dalam mengerjakan sesuatu,

sikap pandangan diri terhadap nilai ideal dengan kenyataan. Pergaulan dengan

teman sebaya agar diterima, populer dan menunjukkankemampuan dalam

kelompok. Pergaulan dengan lawan jenis yang menarik perhatian, menghilangkan

rasa malu, memikirkan cara bertingkah laku yang baik dalam kencan. Peranan diri

sebagai wanita/pria yaitu apakah sebagai wanita terlalu terbuka, atau sebagai pria

tak terlalu cengeng, serta pasangan hidupnya nanti sebaiknya seperti siapa.

Keinginan ketidak tergantungan pada orang tua, baik secara ekonomi, emosional,

karena ingin diakui sebagai orang dewasa. Pergaulan sehari-hari dengan

masyarakat luas dan persiapan dalam masa depan.

b. Masalah perilaku sehubungan “adaptasi” dengan tumbuh kembang

remaja, yaitu :

1) Perilaku pasif-agresif serta menarik diri.

Manifestasinya antara lain yaitu untuk agresif seperti bertindak kasar sehingga

menyakitkan orang lain, suka sekali berkelahi, membuat kegaduhan dalam

masyarakat, mengolok-olok secara berlebihan, mengabaikan perintah, melanggar

peraturan, sangat mementingkan diri sendiri, suka menyakiti hatti anak kecil,

pendendam, suka melanggar kehormatan seks lawan jenis.

Perilaku pasif dan withdrawal yaitu adanya kecenderungan putus asa dan merasa

tidak aman sehingga menarik diri, takut memperlihatkan usahanya, cenderung

tertarik pada kesenangan yang bersifat menyendiri, apatis, perasaannya sangat

peka dan mudah terluka, cepat tersinggung, membesar-besarkan kekurangannya

sendiri, rasa khawatir terhadap dirinya sendiri, bingung dan banyak menggunakan

waktunya untuk melamun keadaan dirinya. Dalam taraf intensitas yang berat

cenderung menjadi peminum, penghisap candu, narkotik, dan bunuh diri.

Dengan menggunakan typologi masalah kesehatan keluarga, maka masalah

tersebut dikelompokkan sebagai berikut :

- Tidak sehat : Kegagalan dalam tumbang remaja, yaitu gangguan perilaku.

- Situasi krisis : Adaptasi terhadap tumbang remaja yaitu tentang konsep diri

remaja.

Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002

Page 5: Askep Kelg.remaja

1.4. Menentukan prioritas masalah kesehatan

Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga, didasarkan kepada

beberapa kriteria, yaitu sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah,

potensi masalah untuk dicegah dan menonjolnya masalah.

1.5. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga dari masalah kesehatan :

Situasi krisis : adaptasi tumbang remaja yaitu tentang konsep diri remaja yang

mengacu pada lima tugas keluarga adalah :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal konsep diri remaja sehubungan

kurangnya pengetahuan tentang tumbang remaja.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk tindakan

terhadap adaptasi konsep diri remaja sehubungan kurangnya pengetahuan

tentang dampak yang ditimbulkan tumbang remaja.

c. Ketidakmampuan keluarga menolong remaja yang mengalami adaptasi konsep

diri sehubungan kurangnya pengetahuan terhadap upaya perawatan

penyesuaian tumbang remaja.

d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan situasi yang dapat meningkatkan

adaptasi konsep diri sehubungan kurang dapat menggunakan fasilitas yang

ada di rumah.

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan untuk konsultasi

tentang tumbang remaja sehubungan kurang mengetahui keuntungan yang

diperoleh dari fasilitas kesehatan.

II. PERENCANAAN ASKEP KELUARGA DENGAN MASALAH KONSEP DIRI

REMAJA

A. Rencana ke 1 :

1. Diagnosa keperawatan ke 1 : Ketidakmampuan keluarga mengenal konsep

diri remaja sehubungan kurangnya pengetahuan tentang tumbang remaja.

2. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan, kelularga mampu mengenal konsep

diri remaja.

3. Tujuan: Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang tumbang remaja,

keluarga mampu :

a. Menyebutkan arti konsep diri remaja

b. Menyebutkan komponen konsep diri remaja

c. Menyebutkan manifestasi perilaku remaja tentang konsep diri

4. Evaluasi

Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002

Page 6: Askep Kelg.remaja

a. Kriteria : adanya respon verbal positif dari kelularga

b. Standart : jawaban yang tepat tentang :

Arti konsep diri remaja yaitu semua keyakinan dan pendirian remaja

tentang dirinya dan mempengaruhi remaja dlm berhubungan dengan

orang lain serta pada keluarganya.

Komponen konsep diri remaja: gambaran diri,Ideal diri,harga diri, peran,

identitas diri

Manifestasi perilaku remaja tentang konsep diri yaitu misalnya suka

bersolek dan bercermin, menyebutkan cita-citanya, peran sebagai wanita

dengan memasak, dibutuhkan kelompok sebaya.

5. Intervensi : Laksanakan diskusi bersama keluarga tentang :

a. Pengertian konsep diri remaja

b. Komponen konsep diri remaja

c. Manifestasi perilaku remaja tentang konsep diri

B. Rencana ke 2 :

1. Diagnosa keperawatan ke 2 : Ketidakmampuan keluarga mengambil

keputusan yang tepat untuk tindakan terhadap adaptasi koknsep diri remaja

sehubungan kurangnya pengetahuan tentang dampak yang ditimbulkan

tumbang remaja.

2. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan, keluarga mampu mengambil

keputusan yang tepat untuk tindakan adaptasi konsep diri remaja.

3. Tujuan : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang penyesuaian konsep

diri remaja, keluarga mampu menyebutkan 3 pola asuh keluarga terhadap

anak yang mempengaruhi konsep diri remaja.

4. Evaluasi

a. Kriteria : adanya respon verbal positif dari keluarga

b. Standar : jawaban yang tepat tentang 3 pola asuh keluarga terhadap anak

yang mempengaruhi konsep diri remaja yaitu :

1) Memberi kesempatan menyelesaikan masalah secara mandiri sesuai

aturan dan disiplin. misalnya :

Berdiskusi dengan remaja tentang perilaku yang diharapkan orang

tua

Menghargai upaya remaja dalam melakukan perilaku yang

diharapkan

Memberi batasan perilaku yang dapat diterima remaja

Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002

Page 7: Askep Kelg.remaja

2) Memaksakan anak untuk patuh dan hormat antara lain menghukum

anak jika tidak patuh pada tatakrama yang telah ditetapkan

3) Memberi pengarahan yang minimal pada anak antara lain :

Selalu mendekte, menyalahkan dan melarang anak

Sering menggunakan alasan terhadap perilaku

Jarang menghukum digunakan untuk sosialisasi

5. Intervensi : Laksanakan diskusi bersama keluarga tentang 3 pola asuh

keluarga terhadap anak yang mempengaruhi konsep diri :

a. Memberi kesempatan menyelesaikan masalah scr mandiri sesuai dg aturan

dan disiplin.

b. Memaksakan anak untuk patuh dan hormat

c. Memberi pengarahan yang minimal pada anak

C. Rencana ke 3

1. Diagnosa keperawatan keluarga ke 3 : Ketidakmampuan keluarga

menolong remaja yang mengalami adaptasi konsep diri sehubungan kurangnya

pengetahuan terhadap upaya perawatan penyesuaian tumbang remaja.

2. Sasaran : Setelah diadakan keperawatan, keluarga mampu menolong remaja

yang mengalami adaptasi konsep diri dalam keluarga.

3. Tujuan : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang penyesuaian konsep

diri remaja, keluarga mampu :

a. Membantu memperluas kesadaran diri remaja.

b. Membantu remaja dalam mengevaluasi diri.

c. Membantu remaja dalam menyelidiki diri maupun mengenalkan dirinya.

4. Evaluasi.

a. Kriteria : adanya respon prilaku positif keluarga.

b. Standart : keluarga menunjukkan tingkah laku dalam menolong remaja yang

sedang :

o Memperluas kesadaran dirinya.

o Mengevaluasi dirinya.

o Menyelidiki diri maupun mengenal dirinya.

5. Intervensi : Laksanakan diskusi bersama keluarga dalam menolong remaja

yang sedang beradaptasi terhadap konsep dirinya, yaitu :

a. Memperluas kesadaran diri :

Meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya.

Bekerja dengan anak remaja pada tingkat kemampuan yang dimilikinya.

b. Mengevaluasi diri :

Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002

Page 8: Askep Kelg.remaja

Membantu remaja untuk menetapkan masalahnya secara jelas.

Meneliti koping remaja yang adaptif terhadap masalah yang dihadapi.

Memaksimalkan peran serta remaja dalam hubungan serasi dan

harmonis.

c. Menyelidiki diri dan mengenal dirinya :

Membantu remaja untuk menerima perasaan dan pikirannya.

Menolong anak remaja untuk menjelaskan konsep dirinya.

D. Rencana ke 4 :

1. Diagnosa keperawatan keluarga ke 4. : Ketidakmampuan keluarga

menciptakan situasi yang dapat meningkatkan adaptasi konsep diri

sehubungan kurang dapat menggunakan fasilitas yang ada dirumah.

2. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan, keluarga mampu menciptakan

situasi yang dapat meningkatkan adaptasi remaja.

3. Tujuan : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang rasa menciptakan

situasi yang dapat meningkatkan adaptasi remaja, keluarga mampu :

a. Menyediakan fasilitas untuk kegiatan hidup sehari-hari yang dibutuhkan

remaja di rumah.

b. Berkomunikasi dan berinteraksi kepada remaja dengan suasana yang

harmonis, demokratis dan terbuka.

4. Evaluasi.

a. Kriteria : adanya respon perilaku positif keluarga.

b. Standart : keluarga menunjukkan perilaku dalam menciptakan situasi

adaptif

Menata rumah yang rapi dan serasi.

Menyediakan kamar pribadi untuk remaja.

Menyediakan tempat merias untuk remaja.

Menyediakan tempat belajar yang khusus untuk ramaja.

Memberiakan kepercayaan pada remaja dalam kegiatan hidup

sehari-hari di rumah.

Mengajak remaja untuk ikut berpartisipasi menyelesaikan

masalah rumah tangga.

5. Intervensi : Laksanakan diskusi bersama keluarga dalam menciptakan situasi

adaptif :

a. Menyediakan fasilitas untuk kegiatan hidup sehari-hari yang dibutuhkan

remaja dirumah.

Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002

Page 9: Askep Kelg.remaja

b. Mengadakan komunikasi dan interaksi kepada remaja yang penuh dengan

suasana harmonis, demokratis dan terbuka.

E. Rencana ke 5 :

1. Diagnosa keperawatan keluarga ke 5 : Ketidakmampuan keluarga

menggunakan fasilitas kesehatan untuk konsultasi tentang tumbang remaja

sehubungan kurang mengetahui keuntungan yang diperoleh dari fasilitas

kesehatan.

2. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan, keluarga mampu menggunakan

fasilitas/tempat/lembaga kesehatan untuk konsultasi tentang tumbuh kembang

remaja.

3. Tujuan : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, keluarga mampu :

a. Menyebutkan lembaga kesehatan untuk konsultasi tentang tumbuh

kembang remaja.

b. Menyebutkan keuntungan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

4. Evaluasi.

a. Kriteria : adanya respon verbal positif keluarga.

b. Standart : jawaban yang tepat :

Puskesmas, dokter spesialis anak, psikiater dan lembaga lain yang

terkait.

Keuntungan fasilitas kesehatan adalah membantu keluarga dalam

pencegahan, dan pemeliharaan remaja agar tetap tumbuh dan

berkembang yang wajar sesuai tahap perkembangan (normal).

5. Intervensi : Laksanakan diskusi bersama keluarga tentang :

a. Lembaga konsultasi untuk tumbang remaja.

b. Keuntungan menggunakan fasilitas kesehatan.

III. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana

yang telah disusun. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan yaitu sumber

daya keluarga, tingkat pendidikan, adat yang berlaku, respon dan penerimaan

serta sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

IV. EVALUASI KEPERAWATAN

Penilaian dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan tindakan yang dapat

ditinjau dari tujuan yang telah dibuat. Faktor penyebap kegagalan dalam

pencapaian tujuan yaitu adanya yang tidak realistik, tindakan yang tidak tepat,

dan adanya faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002

Page 10: Askep Kelg.remaja

V. KEGIATAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN :

Kegiatan mencangkup pencatatan, penyimpanan dan pelaporan dari keluarga.

Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002