askep kelg.remaja
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGADENGAN
MASALAH TUMBANG REMAJA
I. PENGKAJIAN
1.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada waktu yang telah ditentukan dengan teknik
wawancara, observasi dan pemeriksaan. Pengumpulan data keluarga dengan
anggota keluarga didalamnya ada anak remaja , meliputi data sbb :
1.1.1 Stuktur dan sifat keluarga
a. Identitas KK : nama, jenis kelamin, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat.
b. Susunan anggota kelg : nama, umur, sex, hubungan dengan KK, pendidikan,
dan pekerjaan.
c. Genogram : menggambarkan satu rumpun keluarga dari tiga turunan.
d. Pengambilan keputusan : otoriter, demokratis, dan bebas.
e. Hubungan dalam keluarga : hubungan orang tua dengan anak remaja
dipengaruhi dan ditentukan oleh sikap orang tua itu terhadap remaja (internal)
dan keadaan eksternal keluarga, misalnya : sikap orang tua yang .....
selalu menguasai anaknya.
selalu memanjakan dan menurutkan kehendak anaknya.
acuh takacuh terhadap anaknya.
suka mencemooh anak remaja atas kelemahannya.
didasarkan oleh rasa persahabatan yang sewajarnya. Kesediaan menerima
keterbukaan merupakan ciri dari hubungan yang akrab antara orang tua dan
anaknya.
ambisius.
Dan sikap remaja terhadap keikut sertaannya dalam kegiatan dilingkungan
sosialnya.
1.1.2 Kebutuhan hidup sehari-hari
a. Nutrisi : pengadaan makanan sehari-hari, komposisi jenis makanan, cara
menyimpan dan penyajian makanan keluarga, serta kebiasaan makan dalam
keluarga.
b. Istirahat dan tidur ; lama tidur, kamar tidur, dan kebiasaan tidur.
Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002
c. Gerak tubuh : remaja mempunyai kebiasaan olah raga relatif tidak sama
antara satu dengan yang lain seta antara pria dan wanita.
d. Kebersihan diri : remaja mempunyai kebiasaan bersolek dan merias diri di
depan cermin yang berlebihan.
e. Rekreasi : remaja mempunyai persepsi terhadap rekreasi antara lain
merupakan tempat melepas stres, tempat untuk membicarakan hal yang perlu
didepan teman intim dan untuk kegiatan yang bersifat kelompok.
f. Reproduksi : Para remaja akhir, kebutuhan seksual yaitu dengan haid, adanya
minat terhadap lawan jenis serta pola kencan yang lebih serius.
1.1.3 Faktor sosio budaya ekonomi
a. Peghasilan dan pengeluaran.
b. Pendidikan : pada remaja, pendidikan yang perlu dikaji yaitu tentang jenis
pendidikan, motivasi belajar, kebiasaan belajar, kemampuan/prestasi balajar.
c. Sistem nilai : pandangan remaja tyerhadap kebiasaan buruk atau hal yang
kurang/merusak kesehatan. Dan kebiasaan remaja melakukan kegiatan agama.
d. Hubungan dg masyarakat : Remaja biasanya membentuk kelompok dengan
teman sebaya.
1.1.4 Faktor lingkungan : para remaja biasanya tidak betah dirumah, bila
keadaan rumah sangat sempit dan tampak tidak teratur.
1.1.5 Psikologis keluarga
a. Status emosi : remaja awal mempunyai bentuk emosional yang sering
nampak yaitu marah, cemas, iri hati, sedih, gembira, kasih sayang, dan rasa
ingin tahu. Pada remaja akhir yaitu adanya sikap yang kuat untuk tertutup
untuk orang dewasa dan terbuka pada teman sebayanya. Ketidakmatangan
emosional orang tua mengakibatkan perlakuan orang tua yang tidak mendidik
yaitu sangat melindungi, memanjakan, menguasai secara otokratis,
mengkhawatirkan tentang masa depan secara demonstratif dihadapan remaja.
b.Konsep diri :
Bagaimana keluarga merespon konsep diri remaja.
Bagaimana remaja beradaptasi tehadap perubahan pada dirinya yang
mengarah pada kematangan jiwanya (gambaran diri, ideal diri, harga diri,
peran, identitas dirinya).
Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002
c. Pola interaksi :
Interaksi remaja terjadi yaitu dengan adanya hubungan timbal balik antara
remaja dengan ayah, ibu, dan anggota keluarga yang lain.
Konflik keluarga dalam hal interaksi dapat terjadi apabila anggota keluarga
lainnya kurang memahami siapa remaja itu.
d. Pola komunikasi : keluarga setidaknya menyadari adnya komunikasi remaja
yang hany khusus pada teman/anggota keluarga yang sangat dipercaya.
e. Pola pertahanan: keluarga menciptakan suasana yang tenang, harmonis,
terbuka, dan menghargai pad anak remaja.
1.1.6 Derajat kesehatan keluarga
Kejadian keluarga : riwayat kesehatan dan perilaku keluarga dalam
penanggulangan sakit.
1.2 Analisa Data
Didalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga, yang mempunyai anak remaja yaitu :
1.2.1 Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
termasuk remaja, meliputi :
a. Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial remaja.
b. Keadaan pertumbuhan dan perkembangan remaja.
c. Keadaan gizi remaja.
d. Kehamilan dan keluarga berencana.
1.2.2 Keadaan rumah, temasuk kerapihan dan luas rumah dibandingkan dengan
jumlah anggota keluarga.
1.2.3 Karakteristik keluarga, meliputi :
a. Sifat keluarga.
b. Dinamika dalam keluarga.
c. Komunikasi dalam keluarga.
d. Interaksi antar anggota keluarga.
e. Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga
termasuk remaja.
f. Kebiasaan dan nilai yang berlaku dalam keluarga.
1.3 Penentuan Masalah Kesehatan Keluarga
Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002
Masalah kesehatan keluarga yang mempunyai anak remaja, biasanya timbul,
menurut intensitasnya dapat dibedakan, meliputi :
a. Masalah perilaku sehubungan adaptasi dengan tumbuh kembang
(tumbang) remaja, yaitu :
1) Konsep diri remaja.
Manifestasi perilaku remaja antara lain selalu bersolek, sering didepan cermin,
perasaan dan sikap apatis karena kegagalannya dalam mengerjakan sesuatu,
sikap pandangan diri terhadap nilai ideal dengan kenyataan. Pergaulan dengan
teman sebaya agar diterima, populer dan menunjukkankemampuan dalam
kelompok. Pergaulan dengan lawan jenis yang menarik perhatian, menghilangkan
rasa malu, memikirkan cara bertingkah laku yang baik dalam kencan. Peranan diri
sebagai wanita/pria yaitu apakah sebagai wanita terlalu terbuka, atau sebagai pria
tak terlalu cengeng, serta pasangan hidupnya nanti sebaiknya seperti siapa.
Keinginan ketidak tergantungan pada orang tua, baik secara ekonomi, emosional,
karena ingin diakui sebagai orang dewasa. Pergaulan sehari-hari dengan
masyarakat luas dan persiapan dalam masa depan.
b. Masalah perilaku sehubungan “adaptasi” dengan tumbuh kembang
remaja, yaitu :
1) Perilaku pasif-agresif serta menarik diri.
Manifestasinya antara lain yaitu untuk agresif seperti bertindak kasar sehingga
menyakitkan orang lain, suka sekali berkelahi, membuat kegaduhan dalam
masyarakat, mengolok-olok secara berlebihan, mengabaikan perintah, melanggar
peraturan, sangat mementingkan diri sendiri, suka menyakiti hatti anak kecil,
pendendam, suka melanggar kehormatan seks lawan jenis.
Perilaku pasif dan withdrawal yaitu adanya kecenderungan putus asa dan merasa
tidak aman sehingga menarik diri, takut memperlihatkan usahanya, cenderung
tertarik pada kesenangan yang bersifat menyendiri, apatis, perasaannya sangat
peka dan mudah terluka, cepat tersinggung, membesar-besarkan kekurangannya
sendiri, rasa khawatir terhadap dirinya sendiri, bingung dan banyak menggunakan
waktunya untuk melamun keadaan dirinya. Dalam taraf intensitas yang berat
cenderung menjadi peminum, penghisap candu, narkotik, dan bunuh diri.
Dengan menggunakan typologi masalah kesehatan keluarga, maka masalah
tersebut dikelompokkan sebagai berikut :
- Tidak sehat : Kegagalan dalam tumbang remaja, yaitu gangguan perilaku.
- Situasi krisis : Adaptasi terhadap tumbang remaja yaitu tentang konsep diri
remaja.
Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002
1.4. Menentukan prioritas masalah kesehatan
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga, didasarkan kepada
beberapa kriteria, yaitu sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah,
potensi masalah untuk dicegah dan menonjolnya masalah.
1.5. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga dari masalah kesehatan :
Situasi krisis : adaptasi tumbang remaja yaitu tentang konsep diri remaja yang
mengacu pada lima tugas keluarga adalah :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal konsep diri remaja sehubungan
kurangnya pengetahuan tentang tumbang remaja.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk tindakan
terhadap adaptasi konsep diri remaja sehubungan kurangnya pengetahuan
tentang dampak yang ditimbulkan tumbang remaja.
c. Ketidakmampuan keluarga menolong remaja yang mengalami adaptasi konsep
diri sehubungan kurangnya pengetahuan terhadap upaya perawatan
penyesuaian tumbang remaja.
d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan situasi yang dapat meningkatkan
adaptasi konsep diri sehubungan kurang dapat menggunakan fasilitas yang
ada di rumah.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan untuk konsultasi
tentang tumbang remaja sehubungan kurang mengetahui keuntungan yang
diperoleh dari fasilitas kesehatan.
II. PERENCANAAN ASKEP KELUARGA DENGAN MASALAH KONSEP DIRI
REMAJA
A. Rencana ke 1 :
1. Diagnosa keperawatan ke 1 : Ketidakmampuan keluarga mengenal konsep
diri remaja sehubungan kurangnya pengetahuan tentang tumbang remaja.
2. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan, kelularga mampu mengenal konsep
diri remaja.
3. Tujuan: Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang tumbang remaja,
keluarga mampu :
a. Menyebutkan arti konsep diri remaja
b. Menyebutkan komponen konsep diri remaja
c. Menyebutkan manifestasi perilaku remaja tentang konsep diri
4. Evaluasi
Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002
a. Kriteria : adanya respon verbal positif dari kelularga
b. Standart : jawaban yang tepat tentang :
Arti konsep diri remaja yaitu semua keyakinan dan pendirian remaja
tentang dirinya dan mempengaruhi remaja dlm berhubungan dengan
orang lain serta pada keluarganya.
Komponen konsep diri remaja: gambaran diri,Ideal diri,harga diri, peran,
identitas diri
Manifestasi perilaku remaja tentang konsep diri yaitu misalnya suka
bersolek dan bercermin, menyebutkan cita-citanya, peran sebagai wanita
dengan memasak, dibutuhkan kelompok sebaya.
5. Intervensi : Laksanakan diskusi bersama keluarga tentang :
a. Pengertian konsep diri remaja
b. Komponen konsep diri remaja
c. Manifestasi perilaku remaja tentang konsep diri
B. Rencana ke 2 :
1. Diagnosa keperawatan ke 2 : Ketidakmampuan keluarga mengambil
keputusan yang tepat untuk tindakan terhadap adaptasi koknsep diri remaja
sehubungan kurangnya pengetahuan tentang dampak yang ditimbulkan
tumbang remaja.
2. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan, keluarga mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk tindakan adaptasi konsep diri remaja.
3. Tujuan : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang penyesuaian konsep
diri remaja, keluarga mampu menyebutkan 3 pola asuh keluarga terhadap
anak yang mempengaruhi konsep diri remaja.
4. Evaluasi
a. Kriteria : adanya respon verbal positif dari keluarga
b. Standar : jawaban yang tepat tentang 3 pola asuh keluarga terhadap anak
yang mempengaruhi konsep diri remaja yaitu :
1) Memberi kesempatan menyelesaikan masalah secara mandiri sesuai
aturan dan disiplin. misalnya :
Berdiskusi dengan remaja tentang perilaku yang diharapkan orang
tua
Menghargai upaya remaja dalam melakukan perilaku yang
diharapkan
Memberi batasan perilaku yang dapat diterima remaja
Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002
2) Memaksakan anak untuk patuh dan hormat antara lain menghukum
anak jika tidak patuh pada tatakrama yang telah ditetapkan
3) Memberi pengarahan yang minimal pada anak antara lain :
Selalu mendekte, menyalahkan dan melarang anak
Sering menggunakan alasan terhadap perilaku
Jarang menghukum digunakan untuk sosialisasi
5. Intervensi : Laksanakan diskusi bersama keluarga tentang 3 pola asuh
keluarga terhadap anak yang mempengaruhi konsep diri :
a. Memberi kesempatan menyelesaikan masalah scr mandiri sesuai dg aturan
dan disiplin.
b. Memaksakan anak untuk patuh dan hormat
c. Memberi pengarahan yang minimal pada anak
C. Rencana ke 3
1. Diagnosa keperawatan keluarga ke 3 : Ketidakmampuan keluarga
menolong remaja yang mengalami adaptasi konsep diri sehubungan kurangnya
pengetahuan terhadap upaya perawatan penyesuaian tumbang remaja.
2. Sasaran : Setelah diadakan keperawatan, keluarga mampu menolong remaja
yang mengalami adaptasi konsep diri dalam keluarga.
3. Tujuan : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang penyesuaian konsep
diri remaja, keluarga mampu :
a. Membantu memperluas kesadaran diri remaja.
b. Membantu remaja dalam mengevaluasi diri.
c. Membantu remaja dalam menyelidiki diri maupun mengenalkan dirinya.
4. Evaluasi.
a. Kriteria : adanya respon prilaku positif keluarga.
b. Standart : keluarga menunjukkan tingkah laku dalam menolong remaja yang
sedang :
o Memperluas kesadaran dirinya.
o Mengevaluasi dirinya.
o Menyelidiki diri maupun mengenal dirinya.
5. Intervensi : Laksanakan diskusi bersama keluarga dalam menolong remaja
yang sedang beradaptasi terhadap konsep dirinya, yaitu :
a. Memperluas kesadaran diri :
Meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya.
Bekerja dengan anak remaja pada tingkat kemampuan yang dimilikinya.
b. Mengevaluasi diri :
Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002
Membantu remaja untuk menetapkan masalahnya secara jelas.
Meneliti koping remaja yang adaptif terhadap masalah yang dihadapi.
Memaksimalkan peran serta remaja dalam hubungan serasi dan
harmonis.
c. Menyelidiki diri dan mengenal dirinya :
Membantu remaja untuk menerima perasaan dan pikirannya.
Menolong anak remaja untuk menjelaskan konsep dirinya.
D. Rencana ke 4 :
1. Diagnosa keperawatan keluarga ke 4. : Ketidakmampuan keluarga
menciptakan situasi yang dapat meningkatkan adaptasi konsep diri
sehubungan kurang dapat menggunakan fasilitas yang ada dirumah.
2. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan, keluarga mampu menciptakan
situasi yang dapat meningkatkan adaptasi remaja.
3. Tujuan : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang rasa menciptakan
situasi yang dapat meningkatkan adaptasi remaja, keluarga mampu :
a. Menyediakan fasilitas untuk kegiatan hidup sehari-hari yang dibutuhkan
remaja di rumah.
b. Berkomunikasi dan berinteraksi kepada remaja dengan suasana yang
harmonis, demokratis dan terbuka.
4. Evaluasi.
a. Kriteria : adanya respon perilaku positif keluarga.
b. Standart : keluarga menunjukkan perilaku dalam menciptakan situasi
adaptif
Menata rumah yang rapi dan serasi.
Menyediakan kamar pribadi untuk remaja.
Menyediakan tempat merias untuk remaja.
Menyediakan tempat belajar yang khusus untuk ramaja.
Memberiakan kepercayaan pada remaja dalam kegiatan hidup
sehari-hari di rumah.
Mengajak remaja untuk ikut berpartisipasi menyelesaikan
masalah rumah tangga.
5. Intervensi : Laksanakan diskusi bersama keluarga dalam menciptakan situasi
adaptif :
a. Menyediakan fasilitas untuk kegiatan hidup sehari-hari yang dibutuhkan
remaja dirumah.
Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002
b. Mengadakan komunikasi dan interaksi kepada remaja yang penuh dengan
suasana harmonis, demokratis dan terbuka.
E. Rencana ke 5 :
1. Diagnosa keperawatan keluarga ke 5 : Ketidakmampuan keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan untuk konsultasi tentang tumbang remaja
sehubungan kurang mengetahui keuntungan yang diperoleh dari fasilitas
kesehatan.
2. Sasaran : Setelah tindakan keperawatan, keluarga mampu menggunakan
fasilitas/tempat/lembaga kesehatan untuk konsultasi tentang tumbuh kembang
remaja.
3. Tujuan : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, keluarga mampu :
a. Menyebutkan lembaga kesehatan untuk konsultasi tentang tumbuh
kembang remaja.
b. Menyebutkan keuntungan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
4. Evaluasi.
a. Kriteria : adanya respon verbal positif keluarga.
b. Standart : jawaban yang tepat :
Puskesmas, dokter spesialis anak, psikiater dan lembaga lain yang
terkait.
Keuntungan fasilitas kesehatan adalah membantu keluarga dalam
pencegahan, dan pemeliharaan remaja agar tetap tumbuh dan
berkembang yang wajar sesuai tahap perkembangan (normal).
5. Intervensi : Laksanakan diskusi bersama keluarga tentang :
a. Lembaga konsultasi untuk tumbang remaja.
b. Keuntungan menggunakan fasilitas kesehatan.
III. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana
yang telah disusun. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan yaitu sumber
daya keluarga, tingkat pendidikan, adat yang berlaku, respon dan penerimaan
serta sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
IV. EVALUASI KEPERAWATAN
Penilaian dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan tindakan yang dapat
ditinjau dari tujuan yang telah dibuat. Faktor penyebap kegagalan dalam
pencapaian tujuan yaitu adanya yang tidak realistik, tindakan yang tidak tepat,
dan adanya faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.
Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002
V. KEGIATAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN :
Kegiatan mencangkup pencatatan, penyimpanan dan pelaporan dari keluarga.
Labotarorium IPTEK Keperawatan Komunitas Jurusan keperawatan Blitar, 2002