askep kebutuhan seksualitas

36
Asuhan Keperawatan Dengan Pemenuhan Kebutuhan Seksual Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebutuhan dasar manusia Dosen pembimbing: Enok Nurliawati, M.Kep. Disusun oleh kelompok I: Asep Ahmad Subur N Indra Setiadi Mohammad Kemal O Neneng Nuraeni Yoga Permana

Upload: kemal-osmani

Post on 24-Apr-2015

1.774 views

Category:

Documents


171 download

DESCRIPTION

adddhh..

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

Asuhan Keperawatan Dengan

Pemenuhan Kebutuhan SeksualDi ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebutuhan dasar manusia

Dosen pembimbing:

Enok Nurliawati, M.Kep.

Disusun oleh kelompok I:

Asep Ahmad Subur N

Indra Setiadi

Mohammad Kemal O

Neneng Nuraeni

Yoga Permana

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Jl.Cilolohan No.36, tlp (0265)334740, Tasikmalaya 46115

Page 2: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini

yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Asuhan keperawatan

dengan pemenuhan kebutuhan seksual “

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan

demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Tasikmalaya 06 November 2011

Page 3: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................... 1

B. Tujuan....................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................... 3

A. Pengertian................................................................................. 3

B. Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi................................. 4

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemenuhan

Kebutuhan Seksual................................................................... 7

D. Manfaat Hubungan Seks Bagi Wanita Dan Pria...................... 7

E. Penyakit Menular Seksual Karena Bakteri............................... 7

F. Bentuk Abnormalitas Seksual Akibat Dorongan Seksual

Abnormal................................................................................. 8

G. Siklus Respons Seksual........................................................... 10

H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masalah Seksual........... 11

BAB III RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PERUBAHAN POLA SEKSUALITAS...................................... 12

A. Pengkajian............................................................................. 12

B. Diagnosa................................................................................ 12

C. Tujuan dan kriteria hasil........................................................ 14

D. Intervensi Generik................................................................. 14

E. Intervensi Pada Anak............................................................ 16

F. Intervensi Pada Lansia.......................................................... 17

G. Intervensi Pada Maternal...................................................... 18

BAB IV PENUTUP........................................................................ .... 20

A. Simpulan........................................................................... 20

B. Saran..................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA................................................................ .... 21

Page 4: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab,

intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan

ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual. Karena itu pengertian dari

seksualitas merupakan sesuatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks

yang merupakan kegiatan fisik hubungan seksual. Seksualitas merupakan aspek

yang sering di bicarakan dari bagian personalitas total manusia, dan berkembang

terus dari mulai lahir sampai kematian. Banyak elemen-elemen yang terkait

dengan keseimbangan seks dan seksualitas. Elemen-elemen tersebut termasuk

elemen biologis; yang terkait dengan identitas dan peran gender berdasarkan ciri

seks sekundernya dipandang dari aspek biologis. Elemen sosiokultural, yang

terkait dengan pandangan masyarakat akibat pengaruh kultur terhadap peran dan

kegiatan seksualitas yang dilakukan individu. Sedangkan elemen yang terakhir

adalah elemen perkembangan psikososial laki-laki dan perempuan. Hal ini

dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang kaitannya antara

identitas dan peran gender dari aspek psikososial. Termasuk tahapan

perkembangan psikososial yang harus dilalui oleh oleh individu berdasarkan

gendernya.

Perkembangan seks manusia berbeda dengan binatang dan bersifat

kompleks. Jika pada binatang seks hanya untuk kepentingan mempertahankan

generasi atau keturunan dan dilakukan pada musim tertentu dan berdasarkan

dorongan insting. Pada manusia seksual berkaitan dengan biologis, fisiologis,

psikologis, sosial dan norma yang berlaku. Hubungan seks manusia dapat

dikatakan bersifat sacral dan mulia sehingga secara wajar hanya dibenarkan dalam

ikatan perkawinan. Jika hubungan seks binatang dapat dilakukan di sembarang

tempat, tidak demikian halnya manusia, karena dalam melakukan hubungan seks

diperlukan tempat yang layak, sesuai dengan norma tertentu dan didahului oleh

satu permainan yang mengasyikkan. Pertumbuhan dan perkembangan seks

Page 5: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

manusia sesuai dengan makin bertambahnya umur dan dimulai sejenak

kelahirannya.

B. Tujuan Penulisan

Maksud makalah ini adalah dalam rangka sebagai bahan masukan untuk

substansi materi muatan kebutuhan dasar manusia. Penyusunan makalah ini

bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keperawatan secara umum,

mencakup pengertian dasar, ilmu keperawatan, kebutuhan seksual, masalah terkait

dengan keperawatan. Diharapkan, makalah ini dapat memberikan penjelasan

terutama tentang kebutuhan dasar manusia di dalam kebutuhan seksual.

Page 6: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian kebutuhan seksual

Seksualitas sulit untuk di definisikan karena seksualitas memiliki banyak

aspek kehidupan kita dan diekspresikan melalui beragam perilaku. Seksualitas

bukan semata-mata bagian intrinsik dari seseorang tetapi juga meluas sampai

berhubungan dengan orang lain. Keintiman dan kebersamaan fisik merupakan

kebutuhan sosial dan biologis sepanjang kehidupan. Kesehatan seksual telah

didefinisikan sebagai perintregrasian aspek somatik emosional intelektual dan

social dari kehidupan seksual dengan cara yang positif memperkaya dan

meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta. Banyak orang salah berpikir

tentang seksualitas hanya dalam istilah seks. Seksualitas dan seks bagaimanapun

adalah sesuatu hal yang berbeda seks sering digunakan dalam 2 cara. Paling

umum seks digunakan untuk mengacu pada bagian fisik dari berhubungan, yaitu

aktivitas seksual genital. Seks juga digunakan untuk member lebel jender, baik

sesorang itu pria atau wanita. Seksualitas dilain pihak adalah istilah yang lebih

luas seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu

dari jenis kelamin yang berbeda dan atau sama dan mencakup pikiran,

pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Seksualitas berhubungan

dengan bagaimana seorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka

mengomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang

dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan senggama seksual dan

perilaku yang lebih halus, seperti isyarat gerak tubuh, etiket berpakaian, dan

perbendaharaan kata. Seksualitas mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

pengalaman hidup ini sering berbeda antara pria dan wanita (Denney dan

Quadagno, 1992; Zawid, 1994)

Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekpresi pada dua

orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memperhatikan,

menyayangi, sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua tersebut.

Page 7: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

B. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Manusia

1. Pria

a. Testis

Terletak di dalam skrotum.Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan

sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).

b. Saluran

1) Epididimis Fungsinya mengumpulkan sperma dari testis dan

menyediakan ruang serta lingkungan untuk proses pematangan

sperma.

2) Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari

epididimis.

3) Uretra punya 2 fungsi: Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan

air.

4) Kemih dari kandung kemih Bagian dari sistem reproduksi yang

mengalirkan semen.

5) Vesicula Seminalis adalah sepasang kantong yang memproduksi

60% cairan air mani dimana air sperma diangkut, cairan ini

digunakan untuk menyediakan nutrisi bagi sperma.

c. Kelenjar

Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan

bagi sperma. Kelenjar Cowper menghasilkan cairan berwarna bening

menuju saluran kencing saat rangsangan seksual sebelum ejakulasi dan

orgasme.

d. Organ Genitalia eksterna

Organ Genitalia eksterna terdiri atas :

1) Penis terdiri dari:

a) Akar (menempel pada didnding perut)

b) Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

c) Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti

kerucut).Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air

kemih) terdapat di umung glans penis.

Page 8: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

2) 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus,

terletak bersebelahan.

3) Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi

uretra.Jika terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan

tegak (mengalami ereksi).

4) Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan

melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol

suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis

harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan

suhu tubuh.

2. Sistem reproduksi wanita

a. Eksternal

Mons pubis berfungsi melindungi organ seksual bagian dalam.

Klitoris (kelentit) adalah organ yang paling peka terhadap rangsangan,

Labia mayora adalah dua lipatan elastis dari kulit, berfungsi dan menutup dan

melindungi struktur alat kelamin.

Labia minora adalah dua lipatan kulit sebelah dalam, yang Labia minora

letaknya di sebelah dalam dari labia mayora dan lebih tipis, yang dapat menegang

bila ada rangsangan seksual.

Perineum adalah jaringan otot yang berbeda di antara vagina dan anus

yang menopang rongga panggul dan membantu menjaga organ panggul tetap pada

tempatnya.

b. Internal

Kelenjar Bartholin memproduksi cairan seperti lendir saat adanya

rangsangan seksual yang memberikan lubrikasi atau pelumasan pada vagina.

G-spot (Grafenberg spot) adalah sebuah area kecil sekitar 1-2 sentimeter dari

pintu depan dinding vagina (dekat dengan saluran kencing), kira-kira di

pertengahan antara tulang panggul dan serviks.

Serviks (leher rahim) berfungsi saat senggama, sentuhan dengan bagian ini

memberikan kenikmatan seksual.

Page 9: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

Uterus (rahim) adalah tempat di mana tertanam dan berkembangnya

ovum (sel telur) yang sudah dibuahi,  Tuba fallopii (saluran telur) di mana ovum

(sel telur) berenang dari ovarium menuju uterus dan di tempat ini pembuahan

terjadi.

Ovarium (indung telur) Berfungsi menghasilkan ovum (sel telur) yang

dikeluarkan setiap bulannya mulai dari pubertas hingga menopouse.

Endometrium. Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal

tempat implantasi hasil konsepsi.

Hormon – hormone reproduksi  GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone).

untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH /

LH ).FSH (Follicle Stimulating Hormone). Berfungsi memicu pertumbuhan dan

pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu

pematangan sperma di testis). LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell

Stimulating Hormone). Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan

folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya

ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge).

c. Siklus Menstruasi

Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil,

setiap bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.

1) Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari

rahim dan adanya pendarahan selama 4hr.

2) Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses

terbentuknya endometrium secara bertahap selama 4hr.

3) Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan

kelenjar tumbuhnya lebih cepat.

4) Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya

penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.

Page 10: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemenuhan Kebutuhan

Seksual

1. Faktor Fisik (Aktivitas seksual dapat menyebabkan nyeri dan

ketidaknyamanan. Bahkan hanya membayangkan bahwa seks dapat

menyakitkan sudah menurunkan keinginan seks).

2. Faktor Hubungan (Masalah dalam berhubungan dapat mengalihkan

perhatian seseorang dari keinginan seks.Tingkat seberapa jauh

hubungan mereka dapat mempengaruhi hubungan seks)

3. Faktor Gaya Hidup (contoh, penggunaan atau penyalahgunaan alkohol

atau tidak punya waktu untuk mencurahkan perasaan keinginan

seksual dalam berhubungan mempengaruhi keinginan seksual)

4. Faktor Harga Diri (Tingkat harga diri-klien dapat menyebabkan

konflik yang melibatkan seks).

D. Manfaat Hubungan Seks Bagi Wanita Dan Pria

Manfaat hubungan seksual yang khusus bagi wanita adalah sebagai

peredam rasa sakit, beberapa penelitian menunjukkan ambang batas rasa sakit

pada wanita meningkat secara substansial ketika orgasme.l dan bagi pria adalah

memperpanjang usia.Menurut penelitian Cardiff University di Wales, pria yang

mencapai orgasme dua kali atau lebih dalam seminggu cenderung hidup lebih

lama ketimbang pria yang cuma satu kali orgasme atau tidak sama sekali.

Secara umum, manfaat berhubungan seks adalah : Redakan stres,

Tingkatkan daya tahan tubuh, Seks membakar kalori, Sehatkan jantung dan

pembuluh darah, Tingkatkan kepercayan diri, Memperbaiki keintiman,

Mengurangi rasa sakit, Tekan risiko kanker prostat, Memperkuat otot dasar

panggul, Memperbaiki kualitas tidur.

E. Penyakit Menular Seksual Karena Bakteri

1. Gonorrhea & Chlamydia

Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa

minggu setelah hubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini

Page 11: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan

pria. Buang air kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat

atau tidak terasa sama sekali.

Gejala-gejala gonorrhea pada wanita biasanya sangat ringan atau tidak

terasa sama sekali, tetapi kalau tidak diobati penyakit ini dapat menjadi

parah dan menyebabkan kemandulan.

2. Syphilis

Disebabkan oleh bakteria. Lesi muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan

setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini. Luka terlihat

seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya

tidak terasa sakit. Luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus

akan menetap pada tubuh dan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet

pada seluruh tubuh Lecet-lecet ini akan hilang juga, dan virus akan

menyerang bagiantubuh lain

3. Aids (Acquired Immune Deficiency Syndrome)/Hiv Disease

Penyakit akibat hubungan intim yang paling serius, menyebabkan tidak

bekerjanya sistim kekebalan tubuh. Tidak ada gejala yang nyata tanpa

penelitian darah. Dapat menyebabkan kematian setelah sepuluh tahun

setelah terinfeksi virus HIV, tetapi pengobatan telah ditemukan.

Disebarkan melalui hubungan intim dan pemakaian jarum suntik secara

bersamaan.

F. Bentuk Abnormalitas Seksual Akibat Dorongan Seksual Abnormal

Banyak dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan

terganggunya fungsi seksual atau terjadinya abnormalitas seksual. Beberapa

bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal antara lain:

1. Prostitusi

Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang tidak

wajar dan tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks

bersifat impersonal, tanpa adanya afeksi dan emosi yang berlangsung

cepat, dan tanpa adanya orgasme pada wanita. Kejadian ini dapat terjadi

pada laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki, prostitusi disebabkan

Page 12: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

karena keinginan mencari variasi dalam seks, iseng, dan ingin

menyalurkan kebutuhan seksual. Pada wanita, kejadian ini dapat

disebabkan oleh faktor ekonomi, adanya disorganisasi kehidupan keluarga,

dan adanya nafsu seks yang abnormal.

2. Perzinahan

Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan suami

atau istri. Perzinahan pada wanita baru mengarah kehubungan seksual

dengan laki-laki lain setelah adanya relasi emosional atau afeksional yang

sangat kuat. Pada pria, perzinahan biasanya disebabkan oleh rasa iseng

atau dorongan untuk memuaskan seks secara sesaat.

3. Frigiditas

Merupakan ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau

orgasme selama senggama. Frigiditas ditandai dengan berkurangnya atau

ketidaktertarikan sama sekali pada hubungan seksual atau tidak mampu

menghayati orgasme dalam koitus (hubungan intim). Beberapa faktor yang

menyebabkan frigiditas adalah kelainan dalam rahim atau vagina, adanya

hubungan yang tidak baik dengan suami, rasa cemas, bersalah, atau takut.

4. Impotensi

Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau senggama

atau ketidakmampuan pria dalam mencapai atau mempertahankan ereksi.

Gangguan ini banyak disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kecemasan

atau ketakutan, pengalaman buruk masa lalu, dan persepsi seks yang salah.

5. Ejakulasi Prematur

Merupakan kondisi dimana terjadinya pembuangan sperma yang

terlalu dini sebelum zakar melakukan penetrasi dalam liang senggama atau

berlangsung ejakulasi beberapa detik sesudah penetrasi. Masalah ini

umumnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri serta kegagalan

dalam membangun hubungan suami istri.

6. Vaginismus

Peristiwa yang ditandai dengan kejang yang berupa penegangan atau

pengerasan yang sangat menyakitkan pada vagina atau kontraksi yang

Page 13: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

sangat kuat sehingga penis terjepit dan tidak bisa keluar. Hal ini dapat

disebabkan oleh kelainan organis dan psikologis (ketakutan).

7. Dispareunia

Keadaan yang ditandai dengan timbulnya kesulitan dalam melakukan

senggama atau perasaan sakit pada saat koitus. Kejadian ini dapat terjadi

pada saat sperma keluar, karena kurangnya cairan vagina, dan lain-lain.

8. Anorgasme

Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks selama bersenggama,

biasanya bersifat psikis, ditandai dengan pengeluaran sperma tanpa

mengalami puncak kepuasan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor psikis

atau adanya faktor organik seperti ketidakmampuan penetrasi untuk

memberi rangsangan atau vagina yang longgar.

9. Kesukaran Koitus Pertama

Keadaan dimana terjadi kesulitan dalam melakukan koitus pertama

dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan diantara pasangan, adanya

ketakutan atau rasa cemas dalam berhubungan seks, dan lain-lain.

G. Siklus Respons Seksual

Siklus respons seksual terdiri atas beberapa tahap berikut:

1. Tahap Suka Cita

Merupakan tahap awal dalam respons seksual pada wanita ditandai

dengan banyaknya lendir pada daerah vagina, dinding vagina mengalami

ekspansi atau menebal, meningkatnya sensitivitas klitoris, puting susu

menegang, dan ukuran buah dada meningkat. Pada laki-laki ditandai

dengan ketegangan atau ereksi pada penis dan penebalan atau elevasi pada

skrotum.

2. Tahap Kestabilan

Pada tahap ini wanita mengalami retraksi di bawah klitoris, adanya

lendir yang banyak dari vagina dan labia mayora, elevasi dari serviks dan

uterus, serta meningkatnya otot-otot pernapasan. Pada laki-laki ditandai

dengan meningkatnya ukuran gland penis dan tekanan otot pernapasan.

Page 14: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

3. Tahap Orgasme (Puncak)

Tahap puncak dalam siklus seksual pada wanita ditandai adanya

kontraksi yang tidak disengaja dari uterus, rectal dan spinchter, uretra, dan

otot-otot lainnya, terjadi hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi.

Pada laki-laki ditandai dengan relaksasi pada spinchter kandung kencing,

hiperventilasi, dan meningkatnya denyut nadi.

4. Tahap Resolusi (Peredaan)

Merupakan tahap terakhir dalam siklus respons seksual, pada wanita

ditandai adanya relaksasi dari dinding vagina secara berangsur-angsur,

perubahan warna dari labia mayora, pernapasan, nadi, tekanan darah, otot-

otot berangsur-angsur kembali normal. Pada laki-laki ditandai dengan

menurunnya denyut pernapasan dan denyut nadi serta melemasnya penis.

H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masalah Seksual

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gangguan dalam

fungsi seksual, diantaranya:

1. Tidak adanya panutan (role model).

2. Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti adanya trauma, obat,

kehamilan atau abnormalitas anatomi genitalia.

3. Kurang pengetahuan atau informasi yang salah mengenai masalah

seksual.

4. Penganiayaan secara fisik.

5. Adanya penyimpangan psikoseksual.

6. Konflik terhadap nilai.

7. Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian

Page 15: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

BAB III

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERUBAHAN

POLA SEKSUALITAS

Keadaan Dimana Individu mengalami atau beresiko mengalami suatu

perubahan dal kesehatan seksual. Kesehatan seksual merupakan integrasi aspek

somatik, emosional intelektual dan sosial dari seksualitas dengan cara mencapai

dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta.

Rencana Asuhan Keperawatan Pada Perubahan Pola Seksualitas terdiri dari 3

aspek, Yaitu:

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keperawatan

3. Intervensi

A. Pengkajian

Pengkajian terdiri dari data objektif dan data subjektif yang bersandar dari

batasan-batasan karakteristik. Data subjektif adalah data yang diperoleh dari

keluhan pasien dan wawancara pasien atau keluarga pasien. Data objektif berasal

dari Pemeriksaan Fisik yang dilakukan perawat terhadap pasien.

Batasan Karakteristik

Mayor (harus terdapat)

Perubahan aktual atau yang antisipasi dalam fungsi seksual atau indentitas

seksual.

Minor (Mungkin Terdapat)

Ekspresi perhatian mengenai fungsi seksual atau identitas seksual.

Tidak sesuainya prilaku seksual verbal atau nonverbal.

Perubahan dalam karakteristik seksual primer atau sekunder.

B. Diagnosa Keperawatan

Perubahan pola seksual dapat terjadi sebagai respons terhadap berbagai

masalah kesehatan, situasi, dan konflik.

Rumus Diagnosa keperawatan:

Page 16: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

P(bd)+E+(dd)S

P= Masalah

E= Etiologi

S= Symtom

bd= Berhubungan dengan

dd= ditandai dengan

Masalah(P): Perubahan Pola Seksualitas

Symptom: suatu tanda/gejala yang berhubungan DS DO

Etiologi(E): Merupakan penyebab terjadinya perubahan pola seksualitas tersebut,

yang berhubungan dengan berbagai faktor:

Faktor-Faktor yang berhubungan :

1. Berhubungan dengan efek-efek biokimia pada energi, libido sekunder

akibat:

2. Berhubungan dengan ketakutan terhadap. (penyakit-penyakit

hubungan seksual)

3. Berhubungan dengan efek Alkohol pada kinerja

4. Berhubungan dengan penurunan lubrikasi Vaginal sekunder

5. Berhubungan dengan ketakutan terhadap ejakulasi prematur/tertunda

6. Berhubungan dengan fobio misalkan kehamilan, kanker atau penyakit

kelamin

7. Berhubungan dengan efek-efek biokimia pada energi, libido sekunder

akibat:

8. Berhubungan dengan ketakutan terhadap. (penyakit-penyakit

hubungan seksual)

9. Berhubungan dengan efek Alkohol pada kinerja

10. Berhubungan dengan penurunan lubrikasi Vaginal sekunder

11. Berhubungan dengan ketakutan terhadap ejakulasi prematur/tertunda

12. Berhubungan dengan fobio misalkan kehamilan, kanker atau penyakit

kelamin

Page 17: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

C. Tujuan dan kriteria hasil

Pola seksualitas pasien dapat teratasi dalam waktu 4 x 24 jam.

Kriteria  hasil Individu akan:

1. Menceritakan kepedulian atau masalah mengenai fungsi seksual

2. Mengespresikan peningkatan kepuasan dengan pola seksual

3. Mengidentifikasi stresor dalam kehidupan

4. Melanjutkan aktivitas seksual sebelumnya

5. Melaporkan suatu keinginan untuk melanjutkan aktivitas seksual

D. Intervensi Generik

1. Dapatkan riwayat seksual:

a. Pola seksual biasanya

b. Kepuasan (individu, pasangan)

c. Pengetahuan seksual

d. Masalah (seksual, kesehatan)

e. Harapan

f. Suasana hati, tingkat energi

2. Berikan dorongan untuk bertanya tentang seksualitas atau fungsi

seksual yang mungkin mengganggu pasien.

3. Gali hubungna pasien dengan pasangannya

4. Jika stresor atau gaya hidup yang penuh stresor berdampak negatif

terhadap fungsi :

a. Bantu individu dalam memodifikasi gaya hidup untuk

mengurangi stres.

b. Dorong identifikasi stresor yang ada dalam kehidupan ;

kelompokan menurut individu sebagai dapat mengontrol dan

tidak dapat mengontrol :

1) Dapat mengontrol

Keterbelakangan pribadi

Keterlibatan dalam aktifitas komunitas

2) Tidak dapat mengontrol

Mengeluh

Page 18: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

Lakukan program latihan teratur untuk reduksi stres. Lihat

prilaku mencari bantuan kesehatan untuk intervensi.

5. Indentifikasi pilihan metode untuk mengaktifkan energi seksual bila

pasangan tidak ada atau jika ada keinginan:

a. Gunakan masturbasi, jika dapat diterima individu

b. Ajarkan keuntungan fisik dan psikologis tentang aktifitas fisik

teratur ( sedikitnya 3x seminggu selama 30 menit).

c. jika pasangan meninggal, gali kesempatan untuk bertemu dan

bersosialisasi dengan orang lain (sekolah malam,club janda atau

duda, kerja komunitas).

6. Jika suatu perubahan atau kehilangan bagian tubuh mempunyai

dampak negatif terhadap fungsi;

a. Kaji tahapan adaptasi dari individu dan pasangan terhadap

kehilangan ( mengingkari, depresi, marah, resolusi, berduka)

b. Jelaskan kenormalan dari respon kelanjutan dari kehilangan.

c. Jelaskan kebutuhan untuk membagi perhatian dengan pasangan:

gambaran respon dari pasangan, ketakutan terhadap penolakan,

ketakutan terhadap kehilangan yang akan datang dan ketakutan

secara fisik melalui pasangan.

d. Dorong pasangan untuk mendiskusikan kekuatan hubangan

mereka dan untuk mengkaji pengaruh dari kehilangan pada

kekuatan mereka.

e. Anjurkan individu untuk mengambil aktifitas seksual sedemikian

rupa mendeteksi pola sebelumnya jika mungkin.

7. Identifikasi penghambat untuk memuaskan fungsi seksual

8. Ajarkan teknik untuk :

a. Mengurangi konsumsi oksigen

1) Gunakan oksigen selama aktifitas seksual jika di indikasikan.

2) Lakukan aktifitas seksual setelah penatalaksanaan pernapasan

tekanan positif intermitent.

3) Rencanakan aktifitas seksual untuk individu pada saat yang

paling segar.

Page 19: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

4) Gunakan posisi berhungan intim yang nyaman dan biarkan

nafas tidak dibatasi.

b. Kurangi beban kerja dari jantung (pasien jantung harus

menghindari aktifitas seksual)

1) Dalam suhu ekstrim

2) Langsung setelah makan dan minum

3) Saat intoksitasi

4) Saat lelah

5) Dengan pasangan yang tidak dikenal

6) Istirahat sebelum aktifitas seksual (pagi hari paling baik)

7) pasien jantung harus mengakhiri aktifitas seksual jika dada

tidak nyaman atau terjadi dispnea.

c. Kurangi atau hilangkan nyeri :

1) Jika pelumasan vagina menurun gunakan pelumas cair

2) Gunakan pengobatan untuk nyeri sebelum aktifitas seksual

3) Gunakan apa saja yang mereklasasikan individu sebelum

aktifitas seksual (kantung panas, mani pancuran panas)

9. Lakukan penyuluhan kesehatan dan rujukan sesuai indikasi.

E. Intervensi Pada Anak

1. Perjelas kerahasian dari diskusi.

2. Usahakan bersikap terbuka, hangat, objektif, tidak memalukan dan

menyenangkan.

3. Gali perasaan dan pengalaman seksual.

4. Diskusikan bagimana bakteri di pindahkan secara vaginal,anal, dan

oral.

5. Untuk wanita muda, jelaskan hubungan penyakit menular seksual.

6. Tunjukan diagram struktur reproduktif.

7. Tekankan bahwa kebanyakan penyakit menular seksual tidak

mempunyai gejala pada awalnya.

8. Diskusikan pantangan dari persepektif seksual.

9. Bedakan metode kontraseptif yang tersedia.

Page 20: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

10. Jelaskan dan berikan intruksi tertulis untuk metode yang di pilih.

F. Intervensi Pada Lansia

1. Jelaskan bahwa proses penuaan normal mempengaruhi kemempuan

reproduksi tetapi mempunyai sedikit efek pada fungs seksual.

2. Gali minat, aktivitas, sikap, dan pengetahuan mengenai fungsi seksual.

3. Bila berhubungan, diskusikan efek-efek penyakit kronis dan fungsi.

4. Jelaskan efek obat tertentu pada fungsi seksual ( mis, kardiovaskular,

antidepresan, antihistamin, gasrointentital, sedatif, alkohol)

5. Bila disfungsi seksual dihubungkan dengan obat, gali alternatifnya

(mis, ganti obat, penurunan dosis)

6. Dengan pihak wanita, diskusikan kualitas pelumas vagina dan

ketersediaan pelumas larut air.

7. Dorong pertanyaan. Bila diperlukan, rujuk pada ahli urologi atau

spesialis lain.

G. Intervensi Pada Maternal

1. Diskusikan perubahan tubuh selama kehamilan. Dorong pasangan

untuk mengungkapkan perasaan mereka.

2. Tenangkan bawa kecuali ada masalah (persalinan preterm, kehilangan

ayi sebelumnya, perdarahan atau ruput membrane). Koitus diisinkan

sampai mulainya persalinan.

3. Orgasme akibat berhubungan intim atau masturbasi tidak dianjurkan

jika ada bercak atau terjadi pendarahan, ketuban pecah dini atau jika

ada riwayat keguguran berulang.

4. Anjurkan pergantian posisi seksual untuk kehamilan selanjutnya untuk

mencegah tekanan abdominal (mis. Miring, wanita berlutut, wanita di

atas). Berikan penenangan tentang perubahan pascapartum. Tenangkan

bahwa ini adalah keadaan sementara dan akan teratasi dalam 2 sampai

3 bulan.

5. Tenangkan bahwa perubahan sikap seksual selama kehamilan dari

perasaan sangat menginginkan seks sampai hanya ingin dimanja.

Page 21: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

6. Dorong komunikasi jujur dengan pasangan mengenai keinginan atau

perubahan dalam minat.

7. Akui keletihan, khusunya selama trimester persama, bulan terakhir,

dan pascapartum.

8. Dorongan individu menyediakan waktu untuk hubungannya, dalam

seksua dan konteks lain.

9. Ajarkan pasangan untuk berpantang untuk hubungan seks atau koitus

dan mencari bantuan dari pemberi perawatan kesehatan mereka bila

ada situasi berikut (May & Malmeister, 1994). Perdarahan vagina dan

Dilatasi premature.

Page 22: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seksualitas merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kebutuhan

seksual yang dialami oleh orang dewasa merupakan kebutuhan seks yang

mengalami penurunan fungsi organ reproduksi mengakibatkan kecanggungan

dalam hubungan pasangan suami istri.

Masalah keperawatan yang terjadi pada kebutuhan seksual adalah pola seksual

dan perubahan disfungsi seksual. Pola seksual mengandung arti bahwa suatu

kondisi seorang individu mengalami atau beresiko mengalami perubahan

kesehatan seksual

Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau

beresiko mengalami perubahan fungsi seksual yang negatif yang di pandang

sebagai tidak berharga dan tidak memadainya fungsi seksual.

B. Saran

Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab,

intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan

ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual. Oleh karena itu seksualitas pada

orang dewasa sangat dibutuhkan dalam keharmonisan keluarga.

Page 23: ASKEP Kebutuhan Seksualitas

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A.A. 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: salemba

medika.

Potter dan perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses,

dan praktik. Edisi 4 Jakarta: EGC.

Stevens, P.J.M, Bordui,F dan Van der Weyde, JAG. 1999. Ilmu keperawatan.

Jilid 2 Jakarta: EGC.

Anonim,.2010. Pengertian seksualitas. http://blog.re.or.id/seksualitas.htm. Di

akses pada 2 januari 2011.

Anonim,2010. anatomi dan fisiologi sistem reproduksi. http://www.masrie.co.cc.

Di akses pada 2 januari 2011.

Anonim,.2010. Aspek Seksualitas dalam Keperawatan untuk orang dewasa.

http://muallimat.blogspot.com. Di akses pada 2 januari 2011.

Anonim, 2010. seksualitas. seksualitasblog.blogspot.com/…/proses-keperawatan-

seksualitas.html. Di akses pada 2 januari 2011.

Anonim,2008. abnormalitas seksual.. http://muallimat.blogspot.com/2008/11. di

akses pada 2 januari 2011.

Anonim, 2008. rencana-asuhan-keperawatan.

http://gwanakbstikes.blogspot.com. Di akses pada 2 januari 2011.

Anonim, 2010. Alat genital pria dan wanita. http://id.wikipedia.7val.com/wiki/.

Di akses pada januari 2011.