askep intoleran1

Upload: iwell

Post on 03-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 ASKEP INTOLERAN1

    1/7

    ASKEP INTOLERAN AKTIVITAS (KDM)

    ASUHAN KEPERAWATAN INTOLERANSI AKTIVITAS

    DefinisiSuatu keadaan ketidakcukupan energi secara fisiologis atau psikologis pada seseorang untukbertahan aau menyelesaikan aktivitas sehri-hari yang dibutuhkan atau diinginkan

    Batasan karakteristik

    Secara verbal melaporkan keletihan atau kelemahan

    denyut jantung atau tekanan darah yang tidak normal terhadap aktivitas

    Rasa tidak nyaman dispneu setelah beraktivitas

    Perubahan elektrokardiogravis yang menunjukkan adanya disritmia atau iskemia

    Faktor-faktor yang berhubungan

    Tirah baring dan imobilitas

    Kelemahan secara umum Gaya hidup yang kurang gerak

    Ketidakseimbanag antara suplai oksigen dan kebutuhan

    Faktor-faktor Internal

    Berbagai factor internal dalam imobilisasi tubuh atau bagian tubuh antara lain;

    Penurunan fungsimuskuloskeletal

    Perubahan fungsi neurologist

    Nyeri

    Defisit perceptual

    Berkurangnya kemampuan kognitif

    Jatuh

    Perubahan hubungan social

    Aspek psikologis

    Faktor-faktor eksternal

    Factor tersebut termasuk;

    Program terapeutik

    Karakteristik penghuni institusi

    Karakteristik staf

    Sistem pemberian asuhan keperawatan

    Hambatan-hambatan Kebijakan-kebijakan institusi

    Dampak masalah pada lansia

    Lansia sangt renan erhadap konsekuensi fisiologis dn psikologis dari imobilitas. Perub ahan yang

    berhubungan dengan usia disertai dengan penyakit kronis menjadi predisposisi bagi lansia untuk

    mengalami komplikasi-komplikasi ini. Secara fisiologis, tubuh bereaksi terjhadap imobilitasdengan perubahan-perubahan yang hamper sama dengan proses penuaan, oleh karena itu

    memperberat efek ini.

  • 8/12/2019 ASKEP INTOLERAN1

    2/7

    Suatu pemahman tentang dampak imobilitas dapat diperoleh dari interaksi kompetensi fisik,

    ancaman terhadap imobilitas, dan interpretasi pada kejadian.

    MANIFESTSI KLINIS

    Dampak fisiologis dari imobilitas dan ketidak efektifan

    Efek Hasil Penurunan konsumsi oksigen

    maksimum

    Penurunan fungsi ventrikel kiri

    Penurunan volume sekuncup

    Perlambatan fungsi usus

    Pengurangan miksi

    Gangguan tidur

    Intoleransi ortostatik

    Peningkatan denyut jantung, sinkop

    Penurunan kapasitas kebugaran

    Konstipasi

    Penurunan evakuasi kandung kemih

    Bermimpi pada siang hari, halusinasi

    PENATALAKSANAAN

    1. Pencegahan primer

    Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsug sepanjang kehidupan dan episodic.

    Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang kehidupan, moblilitas dan aktivitas tergantung

    pada fungsi system musculoskeletal, kardiovaskuler, pulmonal. Sebagai suatu proses episodicpencegahan primer diarahkan pada pencegahan masalah-masalah yang dapat tmbul akibat

    imoblitas atau ketidak aktifan.

    Hambatan terhadap latihan

    Berbagai hambatan mempengaruhi partisipasi lansia dalam latihan secara teratur. Bahaya-bahayainterpersonal termasuk isolasi social yang terjadi ketika teman-teman dan keluarga telah

    meninggal, perilaku gaya hidup tertentu (misalnya merokok dan kebiasaan diet yang buruk)

    depresi gangguan tidur, kurangnya transportasi dan kurangnya dukungan. Hambatan lingkungantermasuk kurangnya tempat yang aman untuk latihan dan kondisi iklim yang tidak mendukung.

    Pengembangan program latihan

    Program latihan yang sukses sangat individual, diseimbangkan, dan mengalami peningkatan.

    Program tersebut disusun untuk memberikn kesempatan pada klien untuk mengembangkan suatukebiasaan yang teratur dalam melakukan bentuk aktif dari rekreasi santai yang dapat

    memberikan efek latihan.

    Ketika klien telah memiliki evaluasi fisik secara seksama, pengkajian tentang factor-faktorpengganggu berikut ini akan membantu untuk memastikan keterikatan dan meningkatkan

    pengalaman;

    - Aktivitas sat ini dan respon fisiologis denyut nadsi sebelum, selama dan setelah aktivitas

    diberikan)- Kecenderungan alami (predisposisi atau penngkatan kearah latihan khusus)

    - Kesulitan yang dirasakan

    - Tujuan dan pentingnya lathan yang dirasakan

    - Efisiensi latihan untuk dirisendiri (derajat keyakinan bahwa seseorang akan berhasil)

    Keamanan

  • 8/12/2019 ASKEP INTOLERAN1

    3/7

    Ketika program latihan spesifik telah diformulasikan dan diterima oleh klien, instruksi tentang

    latihan yang aman harus dilakukan. Mengajarkan klien untuk mengenali tanda-tanda intoleransi

    atau latihan yang terlalu keras sama pentingnya dengan memilih aktivitas yang tepat.

    1. Pencegahan Sekunder

    Spiral menurun yang terjadi akibat aksaserbasi akut dari imobilitas dapat dkurangi atau dicegah

    dengan intervensi keperawatan. Keberhasilan intervensi berasal dri suatu pengertian tentangberbagai factor yang menyebabkan atau turut berperan terhadap imobilitas dan penuaan.Pencegahan sekunder memfokuskan pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi.

    Diagnosis keperawaqtan dihubungkan dengan poencegahan sekunder adalah gangguan mobilitas

    fisik

    PENGKAJIAN

    Kemunduran musculoskeletal

    Indikator primer dari keparahan imobilitas pada system musculoskeletal adalah penurunan tonus,

    kekuatan, ukuran, dan ketahanan otot; rentang gerak sendi; dan kekuatan skeletal. Pengkajian

    fungsi secara periodik dapat digunakan untuk memantau perubahan dan keefektifan intervensi.

    Kemunduran kardiovaskulerTanda dan gejala kardivaskuler tidak memberikan bukti langsung atau meyaknkan tentang

    perkembangan komplikasi imobilitas. Hanya sedikit petunjuk diagnostic yang dapat diandalkan

    pada pembentukan trombosis. Tanda-tanda tromboflebitis meliputi eritema, edema, nyeri tekandan tanda homans positif. Intoleransi ortostatik dapat menunjukkan suatu gerakan untuk berdiri

    tegak seperti gejala peningkatan denyut jantung, penurunan tekanan darah, pucat, tremor tangan,

    berkeringat, kesulitandalam mengikuti perintah dan sinkop

    Kemunduran Respirasi

    Indikasi kemunduran respirasi dibuktikan dari tanda dan gejala atelektasis dan pneumonia.

    Tanda-tanda awal meliputi peningkatan temperature dan denyut jantung. Perubahan-perubahan

    dalam pergerakan dada, perkusi, bunyi napas, dan gas arteri mengindikasikan adanaya perluasan

    dan beratnya kondisi yang terjadi.

    Perubahan-perubahan integument

    Indikator cedera iskemia terhadap jaringan yang pertama adalah reaksi inflamasi. Perubahan

    awal terlihat pada permukaan kulit sebagai daerah eritema yang tidak teratur dan didefinisikansangat buruk di atas tonjolan tulang yang tidak hilang dalam waktu 3 menit setelah tekanan

    dihilangkan

    Perubahan-perubahan fungsi urinaria

    Bukti dari perubahan-perubahan fungsi urinaria termasuk tanda-tanda fisik berupa berkemihsedikit dan sering, distensi abdomen bagian bawah, dan batas kandung kemih yang dapat diraba.

    Gejala-gejala kesulitan miksi termasuk pernyataan ketidakmampuan untuk berkemih dan tekanan

    atau nyeri pada abdomen bagian bawah Perubahan-perubahan Gastrointestinal

    Sensasi subjektif dari konstipasi termasuk rasa tidak nyaman pada abdomen bagian bawah, rasa

    penuh, tekanan. Pengosonganh rectum yang tidak sempurna, anoreksia, mual gelisah, depresi

    mental, iritabilitas, kelemahan, dan sakit kepala.

    Faktor-faktor lingkungan

    Lingkungan tempat tinggal klien memberikan bukti untuk intervensi. Di dalam rumah, kamar

    mandi tanpa pegangan, karpet yang lepas, penerangan yang tidak adekuat, tangga yang tinggi,

  • 8/12/2019 ASKEP INTOLERAN1

    4/7

    lantai licin, dan tempat duduk toilet yang rendah dapat menurunkan mobilitas klien. Hambatan-

    hambatan institusional terhadap mobilitas termasuk jalan koridor yang terhalang, tempat tidudan

    posisi yang tinggi, dan cairan pada lantai. Identifikasi dan penghilangan hambatan-hambatanyang potensial dapat meningkatakan mobilitas

    PENATALAKSANAAN TERAPEUTIKPengobatan terapeutik ditujukan kearah perawatan penyakit atau kesakitan yang dihasilkan atau

    yang turut berperan terhadap masalah imobilitis dan penanganan konsekuensi aktual atau

    potensial dari imobilitas. Contoh-contoh pendekatan terhadap penanganan imobilitas meliputiterapi fisik untuk mempertahankan mobilitas dan kekuatan otot, kompresi pneumatik intermiten

    dan kekuatan otot, kompresi pneumatik intermiten atau stoking kompresi gradien untuk

    meningkatkan aliran darah vena dan mencegah tromboembolisme, spirometri insesif untukhiperinflasi alveoli, dan tirah baring, kecuali untuk eliminasi

    INTERVENSI

    Limatujuan mengarahkan intervensi keperawatan untuk mencegah atau meniadakan

    sekuelafisiologis dari imobilitas. Tujuan pertama meliputi pemeliharaan kekuatan dan ketahanan

    sistem muskuloskeletal, yang termasuk pengondisian program latihan harian baik kontraksi ototisometrik dan isotonik, aktivitas penguatan aerobik, nutrisi untuk meningkatkan anabolisme

    protein dan pembentukan tulang, dan sikap komitmen terhadap latihan. Kedua, pemeliharaan

    fleksibilitas sendi yan terlibat dalam latihan rentang gerak, posisi yang tepat, dan aktivitaskehidupan sehari-hari. Ketiga, pemeliharaan ventilasi yang normal meliputi hiperinflasi dan

    mobilisasi serta menghilangkan sekresi. Keempat, pemeliharaan sirkulasi yang adekuat meliputi

    tindakan-tindakan pendukung untuk mempertahankan tonus vaskuler (termasuk mengubah posisidalam hubungannya dengan gravitasi), stoking kompresi untuk memberikan tekanan eksternal

    pada tungkai, dan asupan cairan yang adekuat untuk mencegah efek dehidrasi pada volume

    darah. Pergerakan aktif memengaruhi toleransi ortostatik. Terakhir, pemeliharaan fungsi urinaria

    dan usus yang normal bergantung pada dukungan nutrisi dan struktur lingkungan serta rutinitas-rutinitas untuk memfasilitasi eliminasi. Pembahasan tentang intervensi disajikan di sini.

    KONTRAKSI OTOT ISOMETRIK

    Kontraksi otot isometrik meningkatkan tegangan otot tanpa mengubah panjang otot yang

    menggerakkan sendi. Kontraksi-kontraksi ini digunakan untuk mempertahankan kekuatan ototdan mobilitas dalam keadaan berdiri (misalnya otot-otot kuadrisep, abdominal dan gluteal) dan

    untuk memberikan tekanan pada tulang bagi orang-orang dengan dan tanpa penyakit

    kardiovaskuler. Kontraksi isometrik dilakukan dengan cara bergantian mengencangkan dan

    merelaksasikan kelompok otot.

    KONTRAKSI OTOT ISOTONIK

    Kontraksi otot yang berlawanan atau isotnik berguna untk mempertahankan kekuatan otot-ototdan tulang. Kontraksi ini mengubah panjang otot tanpa mengubah tegangan. Karena otot-otot

    memendek dan memanjang, kerja dapat dicapai. Kontraksi isotonik dapat dicapai pada saat

    berada di tempat tidur, dengan tungkai menggantung di sisi tempat tidur, atau pada saat duduk dikursi dengan cara mendorong atau menarik suatu objek yang tidak dapat bergerak. Ketika tangan

    atau kaki dilatih baik otot-otot fleksor dan ekstensor harus dilibatkan.

    LATIHAN KEKUATAN

  • 8/12/2019 ASKEP INTOLERAN1

    5/7

    Aktivitas penguatan adalah latihan pertahanan yang progresif. Kekuatan otot harus menghasilkan

    peningkatan setelah beberapa waktu. Latihan angkat berat dengan meningkatkan pengulangan

    dan berat adalah aktivitas pengondisian kekuatan. Latihan ini meningkatkan kekuatan dan massaotot serta mencegah kehilangan densitas tulang dan kandungan mineral total dalam tubuh.

    LATIHAN AEROBIKLatihan aerobik adalah aktivitas yang menghasilkan peningkatan denyut jantung 60 sampai 90%

    dari denyut jantung maksimal dihitung dengan (220-usia seseorang) x 0,7

    Aktivitas aerobik yang dipilih harus menggunakan kelompok otot besar dan harus kontinu,berirama, dan dapat dinikmati. Contohnya termasuk berjalan, berenang, bersepeda, dan berdansa.

    SIKAP

    Variabel utama yang dapat mengganggu keberhasilan intervensi pada individu yang mengalami

    imobilisasi adalah sikap perawat dan klien tentang pentingnya latihan dan aktivitas dalam

    rutinitas sehari-hari. Sikap perawat tidak hanya memengaruhi komitmen untuk memasukkanlatihan sebagai komponen rutin sehari-hariyang berkelanjutan, tetapi juga integrasi aktif dari

    latihan sebagai intervensi bagi lansia di berbagai lingkungan; komunitas, rumah sakit, dan

    fasilitas jangka panjang. Demikian pula halnya sikap klien dapat mempengaruhi kualitas dankuantitas latihan.

    LATIHAN RENTANG GERAK

    Latihan rentang gerak aktif dan pasif memberikan keuntungan-keuntungan yang berbeda.

    Latihan aktif membantu mempertahankan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot sertameningkatkan penampilan kognitif. Sebaliknya, gerakan pasif, yaitu menggerakkan sendi

    seseorang melalui rentang geraknya oleh orang lain, hanya membantu mempertahankan

    fleksibilitas.

    MENGATUR POSISI

    Mengatur posisi juga digunakan untuk meningkatkan tekanan darah balk vena. Jika seseorang

    diposisikan dengan tungkai tergantung, pengumpulan dan penurunan tekanan darah balik vena

    akan terjadi. Posisi duduk di kursi secara normal dengan tungkai tergantung secara potensial

    berbahaya untuk seseorang yang beresiko mengalami pengembangan trombosis vena. Mengaturposisi tungkai dengan ketergantungan minimal (misalnya meninggikan tungkai diatas dudukan

    kaki) mencegah pengumpulan darah pada ekstremitas bawah.

    RENCANA PERAWATAN

    Rencana asuhan keperawatan untuk imobilitas betujuan mempertahankan kemampuan dan

    fungsi, serta mencegah gangguan.

    Diagnosa keperawatan; Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan intoleransi aktivitas,

    resiko tinggi sindrom dissue

    Hasil yang diharapkan Intervensi keperawatan

    Klien mampertahankan kekuatan dan

    ketahanan sistem muskuloskeletal dan

    fleksibilitas sendi-sendi

    Observasi tanda dan gejala penurunan

    mobilitas sendi, dan kehilangan ketahanan

    Observasi status respirasi dan fungsi

    antung pasien

  • 8/12/2019 ASKEP INTOLERAN1

    6/7

    Observasi

    lingkungan terhadap

    bahaya-bahaya

    keamanan yangpotensialUbah

    lingkungan untuk

    menurunkan bahaya-

    bahaya keamanan Ajarkan tentang tujuan dan

    pentingnya latihan

    Ajarkan penggunaan alat-alat bantu

    yang tepat

    DOKUMENTASI YANG ESENSIAL

    Dokumentasi untuk setiap sistem meliputi hal-hal berikut;

    Untuk muskuloskeletal ; kekuatan otot, ukuran, tonus, dan ketahanan; mobilitas sendi,

    termasuk rentang gerak sendi dan pengkajian fungsional mengenai kemampuan; penggunaan dan

    penyalahgunaan alat bantu; masalah-masalah mobilitas; dan adanya nyeri

    Untuk Kardiovaskular; perubahan ortostatik dalam tekanan darah dan denyut nadi

    Untuk respirasi; pengkajian paru

    Untuk Integumen; karakteristik kulit diatas tonjolan tulang

    Untuk urinaria; frekuensi dan jumlah berkemih

    Untuk gastrointestinal; karakter dan pola feses dan alat bantu yang biasa digunakan untukmemfasilitasi eliminasi.

    1. Pencegahan tersier

    Upaya-upaya rehabilitasi untuk memaksimalkan mobilitas bagi lansia melibatkan upaya

    multidisiplin yang terdiri dari perawat, dokter, ahli fisioterapi, dan terapi okupasi, seorang ahligizi, aktivitas sosial, dan keluarga serta teman-teman

    BAB III PENUTUP

    Gangguan mobilitas fisik merupakan suatu keadaan keterbatasan kemampuan pergerakan fisik

    secara mandiri yang dialami seseorangIntoleransi aktifitas merupakan suatu keadaan ketidakcukupan energi secara fisiologis ataupsikologis pada seseorang untuk bertahan aau menyelesaikan aktivitas sehri-hari yang

    dibutuhkan atau diinginkan.

    Upaya-upaya rehabilitasi untuk memaksimalkan mobilitas bagi lansia melibatkan upayamultidisiplin yang terdiri dari perawat, dokter, ahli fisioterapi, dan terapi okupasi, seorang ahli

    gizi, aktivitas sosial, dan keluarga serta teman-teman

  • 8/12/2019 ASKEP INTOLERAN1

    7/7

    DAFTAR PUSTAKA

    Stanley, Mickey. Beare, Patricia.Buku Ajar Keperawaan Gerontik ed. 2

    Jakarta EGC ; 2006