askep hipertensi.doc

23
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI KONSEP DASAR PENYAKIT. I. PENGERTIAN Tekanan mempunyai dua komponen, yaitu kekuatan pendorong (disebut tekanan sistolik), yang berpengaruh pada darah karena kontraksi otot jantung. Dan kekuatan penahan atau ketegangan (disebut tekanan diastolik). Tekanan darah adalah ukuran dari kedua kekuatan ini. Tekanan sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan diastolik, dan tekanan darah naik atau turun sejalan dengan detak jantung masing-masing. Tekanan darah normal adalah refleksi dari cor dengan resistensi peripheral. Tingginya tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg). Pada orang dewasa biasanya tingginya 130–140 sistolik, 70-90 diastolik. Pada anak-anak biasanya agak lebih rendah, biasanya sekitar 90/60 mmHg. Tekanan darah tinggi diakibatkan perubahan dalam mekanisme tekanan darah normal, yaitu: Jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka sistolik. Apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan.

Upload: putra-fendy

Post on 01-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: askep hipertensi.doc

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

HIPERTENSI

KONSEP DASAR PENYAKIT.

I. PENGERTIAN

Tekanan mempunyai dua komponen, yaitu kekuatan pendorong

(disebut tekanan sistolik), yang berpengaruh pada darah karena

kontraksi otot jantung. Dan kekuatan penahan atau ketegangan

(disebut tekanan diastolik). Tekanan darah adalah ukuran dari kedua

kekuatan ini. Tekanan sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan

diastolik, dan tekanan darah naik atau turun sejalan dengan detak

jantung masing-masing.

Tekanan darah normal adalah refleksi dari cor dengan resistensi

peripheral. Tingginya tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa

(mmHg). Pada orang dewasa biasanya tingginya 130–140 sistolik, 70-

90 diastolik. Pada anak-anak biasanya agak lebih rendah, biasanya

sekitar 90/60 mmHg.

Tekanan darah tinggi diakibatkan perubahan dalam mekanisme

tekanan darah normal, yaitu:

Jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka

sistolik.

Apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal,

sehingga memperbesar tahanan.

Terhadap aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan

tekanan diastolik. Dalam kasus tekanan darah tinggi, biasanya kedua

tekanan itu naik secara keseluruhan. Suatu peningkatan dalam tekanan

diastolik jauh lebih sering daripada suatu peningkatan tekanan sistolik.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat diartikan peningkatan dari

sistolik tekanan standar yang dihubungkan dengan usia. Ada dua tipe

hipertensi

هللا

Page 2: askep hipertensi.doc

1. Primary (essensial) hypertension. Adalah hipertensi paling umum

dan termasuk 25-29 % individu menderita penyakit ini. Hipertensi

primer, terbagi atas :

Benigna hipertensi : serangan secara berangsur-angsur dan

waktunya lama

Maligna hipertensi : serangan secara tiba-tiba dan cepat

2. Secondary hypertension. Adalah atribut dari kondisi yang patologi,

jika pengobatan akan menyebabkan tekanan darah kembali normal

dan terhitung 5-15 % nya dari populasi jenis ini. Tipe ini timbul dari

suatu penyakit sistem kardiovaskular, sistem ginjal atau sistem

neurologis.

II. ETIOLOGI.

Hipertensi adalah penyakit dari tengah mas dewasa.

Diperkirakan satu dalam enam individu mempunyai tekanan darah

tinggi. Jarang terjadi pada anak-anak. Faktor-faktor penyebab antara

lain:

1. Age (usia)

Paling sering/tinggi pada usia 30-40 tahun

2. Jenis kelamin

Komplikasi hipertensi meningkat pada laki-laki

3. Riwayat keluarga

75% klien menderita hipertensi mempunyai riwayat keluarga

hipertensi

4. Obesitas

Meningkatnya berat badan pada masa anak-anak atau usia

pertengahan, resiko hipertensi meningkat.

5. Serum lipid

Meningkatnya trygliserida atau cholesterol meningkatkan resiko

hipertensi

هللا

Page 3: askep hipertensi.doc

6. Diet

Meningkatnya resiko hipertensi pada diet tinggi sodium, tinggi

lemak dan tinggi kalori.

7. Merokok

Resiko dihubungkan dengan jumlah rokok, lamanya merokok

III. PATOFISIOLOGI.

Baroreseptor mengontrol peregangan dinding arteri dengan

menghalang-halangi pusat vasokonstriksi medulla. Hipotesa ini

berpengaruh dengan mekanisme untuk meningkatkan tekanan darah.

Patofisiologi hipertensi lain dapat diakibatkan faktor:

Ketidakcocokan sekresi renin

Pengaruh ginjal

Peranan vasokonstriksi subtance, prostaglandin dan kalikrein

IV. TANDA DAN GEJALA

1. Tekanan darah systole di atas 140 mmHg dan diastole di atas 90

mmHg.

2. Pada mata, pembuluh darah retina menjadi tipis, licin atau bisa

hemorragi (pada pemeriksaan opthalmoskop)

3. Sakit kepala, nause, vomitus pada pagi hari

4. Terdapat sesak nafas pada klien yang mengalami gagal jantung

5. Oedema perifer jika terdapat pada gagal jantung kanan

6. Pasien mengeluh palpitasi

7. Pasien menjadi pelupa dan lekas marah

8. Bisa terjadi epistaksis, akibat penambahan tekanan pada sistem

sirkulasi

V. PEMBERIAN TERAPI OBAT.

1. Obat yang bekerja cepat

هللا

Page 4: askep hipertensi.doc

a. Natrium Nitroprusid. 6-200 mg/menit dengan infus IV. Tujuannya

menurunkan tekanan darah diastole sampai 110 mmHg dalam 1

jam

b. Diazoksid (hiperstat). 75-300 mg IV. Dipakai pada preeklamsi atau

hipertensi kehamilan.

c. Trimetafan (Arfonad). Yaitu obat penghambat ganglion, 1 amp 500

mg dalam 1 dextrose 5% dan air diberi IV dengan kecepatan 1-4

ml/menit

2. Obat yang bekerja cukup berat

a. Reserpik 1-2,5 mg IM tiap 8 jam

b. Hidralazin (apresolin) 5-20 mg IM setiap 2-4 jam

c. Metildopa (aldomet) 500 mg IV setiap 2-4 jam. Efeknya

lambat, berlangsung selama 8-12 jam. Bila tekanan darah

terkontrol, minoksidit + diuretik diberikan per oral dan obat

anti hipertensi oral lain ditambah bila perlu. Obat parenteral

diturunkan secara perlahan-perlahan dalam periode 2-3 hari.

VI. KOMPLIKASI PENYAKIT

Peningkatan tekanan arterial dapat menyebabkan hal-hal berikut ini:

1. Kegagalan jantung sekunder terhadap peningkatan kerja jantung

dan isufisiensi koroner relatif atau absolut.

2. Timbulnya atheroma, terutama di dalam arteri serebral atau

koroner dengan sindrom-sindrom yang diakibatkan oleh oklusi

vaskuler.

3. Nekrosis vaskuler akut yang diakibatkan oleh peninggian tekanan

diastolik yang cepat dan terus-menerus (biasanya lebih dari 130

mmHg) dapat menimbulkan komplikasi yang disebut sebagai fase

maligna dengan perdarahan, eksudat dan oedema papil didalam

fundus, gangguan visual dan gejala-gejala sistem saraf pusat dan

ensephalopati hipertensif (gagal ginjal)

4. Stroke hemorragik.

5. Dissecting aorta.

هللا

Page 5: askep hipertensi.doc

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

Hipertensi:

Didefinisikan oleh Joint National Committee On Detection,

Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan

yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat

keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi

sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai

primer/essensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder sebagai

akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat

diperbaiki.

DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN

1. Aktivitas /istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

takipnea.

2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

koroner/katup dan penyakit serebrovaskuler, episode

palpitasi, perspirasi.

Tanda : Kenaikan TD (pengukuran serial dari pengukuran tekanan

darah diperlukan).

Nadi: Denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, untuk

menegakkan diagnosis). Hipotensi postural (mungkin

berhubungan dengan regimen obat). Perbedaan denyut,

seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi

denyutan radialis atau brachialis. Denyut popliteal, tibialis

posterior, pedalis tidak teraba atau lemah.

Denyut apikal: PMI kemungkinan bergeser dan/atau sangat

kuat.

هللا

Page 6: askep hipertensi.doc

Frekuensi irama: Takikardi, berbagai disritmia

Bunyi jantung: Terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF dini), S4

(pengerasan ventrikel kiri/hipertropi ventrikel).

Murmur stenosis valvular.

Desiran vaskuler terdengar di atas karotis, femoralis, atau

epigastrium (stenosis arteri).

DVJ (distensi vena jugularis), kongesti vena.

Ekstremitas: Perubahan warna kulit, suhu dingin

(vasokontriksi perifer), pengisian kapiler mungkin

lambat/tertunda (vasokontriksi)

Kulit: Pucat, sianosis dan diaforesis (kongesti, hipoksemia),

kemerahan (feokromositoma).

3. Integritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euforia

atau marah kronis (dapat mengindikasikan kerusakan

serebral). Faktor-faktor stress multipel (hubungan,

keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).

Tanda : Letupan sesuai hati, gelisah, penyempitan kontinu

perhatian, tangisan yang meledak, gerak tangan empati,

otot muka tegang (khususnya sekitar mata), gerakan fisik

cepat, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

4. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti

infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu).

5. Makanan/cairan

Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan

tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti

makanan yang digoreng, keju, telur), gula-gula yang

berwarna hitam, kandungan tinggi kalori. Mual muntah,

perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/turun).

Riwayat penggunaan diuretik.

هللا

Page 7: askep hipertensi.doc

Tanda : Berat badan normal/obesitas. Adanya edema (mungkin

umum atau tertentu); kongesti vena, DVJ, glikosuria

(hampir 10% pasien hipertensi adalah diabetik)

6. Neuro Sensori

Gejala : Keluhan pening/pusing. Berdenyut, sakit kepala oksipital

(terjadi pada saat bangun dan menghilang secara spontan

setelah beberapa jam). Episode bebas dan/atau kelemahan

pada salah satu sisi tubuh. Gangguan penglihatan

(diplopia, penglihatan kabur). Episode epistaksis.

Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi

bicara, afek, proses fikir, atau memori (ingatan). Respon

motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan dan/atau

refleks tendon dalam. Perubahan-perubahan retina optik:

dari sklerosis/ penyempitan arteri ringan sampai berat dan

perubahan sklerotik dengan edema atau papil edema.

Eksudat dan hemoragi tergantung pada berat/lamanya

hipertensi.

7. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : Angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung). Nyeri

hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi

arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah). Sakit

kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi

sebelumnya. Nyeri abdomen/masa (feokromositoma).

8. Pernafasan

(Secara umum berhubungan dengan efek kardiopulmonal tahap lanjut

dari hipertensi menetap/berat).

Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja. Takhipnea,

orthopnea, dispnea nocturnal paroximal. Batuk dengan/

tanpa pembentukan sputum. Riwayat merokok.

هللا

Page 8: askep hipertensi.doc

Tanda : Distress respirasi penggunaan otot aksesori pernafasan,

bunyi nafas tambahan (krekles/mengi) sianosis.

9. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan. Episoder parestesia

unilateral transien hipotensi postural.

10.Pembelajaran/penyuluhan

Gejala : Faktor-faktor resiko keluarga: hipertensi, atherosklerosis,

penyakit jantung, DM, penyakit serebro vaskuler/ginjal.

Faktor-faktor resiko etnik, seperti orang Afrika, Amerika,

Asia Tenggara. Penggunaan pil KB atau hormon lain,

penggunaan obat/alkohol.

11.Pertimbangan rencana pemulangan

DRG menunjukkan rata lamanya di rawat 4-12 hari. Bantu dengan

pemanatauan diri terhadap perubahan dalam terapi obat.

12.Pemeriksaan diagnostik

Hemoglobin/hematokrit

Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap

volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor

resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.

BUN/kreatinin

Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

Glukosa

Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan

hipertensi).

Kalsium serum

Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik

Kolesterol dan trigliserida serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya

pembetukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).

هللا

Page 9: askep hipertensi.doc

Pemeriksaan tyroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.

Kadar aldosteron urine/ serum

Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).

Urinalisa

Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau

adanya DM

VMA urine (metabolit katekolamin)

Kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokromositoma bila

hipertensi hilang timbul

Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya

hipertensi

Steroid urine

Kenaikan dapat di mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma

atau disfungsi pituitary, sindrom Cushing’s, kadar renin dapat juga

meningkat.

IVP: Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit

parenkim ginjal, batu ginjal/ureter.

Foto dada: Dapat menunjukan obstruksi kalsifikasi pada area katup;

deposit pada dan/atau takik aorta; pembesaran jantung.

CT Skan: Mengkaji tumor serebral, CSF, ensefalopati atau

feokromositoma.

EKG: Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regang, konduksi.

Catatan: Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini

penyakit jantung hipertensi

هللا

Page 10: askep hipertensi.doc

Diagnosa Keperawatan Yang Lazim Muncul

1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung, berhubungan

dengan:

Peningkatan after load, vasokonstriksi

Iskemia miokard

Hipertropi/rigiditas (kekakuan) ventrikular.

Kriteria evaluasi:

Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/beban

kerja jantung

Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima

Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang

normal pasien

TINDAKAN / INTERVENSI

Mandiri

1. Pantau TD, ukur pada

kedua tangan untuk evaluasi

awal.

2. Catat keberadaan, kualitas

denyutan sentral dan perifer.

3. Amati warna kulit,

kelembaban, suhu dan masa

RASIONAL

1. Perbandingan dari tekanan

memberikan gambaran yang le-

bih lengkap tentang

keterlibatan / bidang masalah

vaskular.

2. Denyutan karotis, juguralis,

femoralis dan radialis mungkin

teramati/terpalpasi. Denyutan

pada tungkai mungkin

menurun, mencerminkan efek

dari vaso-konstriksi

(peningkatan SVR) dan

kongesti vena.

3. Adanya pucat, dingin kulit

lembab dan masa pengisian

هللا

Page 11: askep hipertensi.doc

pengisian kapiler.

4. Catat edema

umum/tertentu.

5. Berikan lingkungan yang

tenang, nyaman, kurangi

aktivitas /keributan lingkungan.

Batasi jumlah pengunjung dan

lamanya tinggal.

6. Pertahankan pembatasan

aktivi-tas, seperti istirahat di

tempat tidur; jadwal periode

istirahat tanpa gangguan;

Bantu klien melakukan aktivitas

perawatan diri sesuai

kebutuhan.

7. Anjurkan teknik relaksasi,

panduan imajinasi, aktivitas

pengalihan.

8. Pantau respon terhadap

obat untuk mengontrol TD.

kapiler lambat mungkin ber-

kaitan dengan vasokonstriksi

atau mencerminkan dekompen-

sasi /penurunan curah jantung.

4. Dapat mengindikasikan

gagal jantung, kerusakan ginjal

dan vaskuler.

5. Membantu untuk

menurunkan rangsang

simpatis; meningkat-kan

relaksasi.

6. Menurunkan stress dan

ketegangan yang mempenga-

ruhi tekanan darah dan

perjalanan penyakit hipertensi.

7. Dapat menurunkan

rangsangan yang menimbulkan

stress, membuat efek tenang,

sehingga akan menurunkan

TD.

8. Respon terhadap terapi

obat “stepped” (yang terdiri

atas diuretik, inhibitor simpatis

dan vasodilator) tergantung

pada individu dan efek sinergis

obat. Karena efek samping

هللا

Page 12: askep hipertensi.doc

Kolaborasi

Kolaborasi dalam pemberian :

1. Diuretik, inhibitor simpatis,

vasodilator, bloker neuron

adrenergik.

2. Berikan pembatasan cairan

dan diit natrium sesuai indikasi.

tersebut, maka penting untuk

menggu-nakan obat dalam

jumlah paling sedikit dan dosis

paling rendah.

1. Diuretik memperkuat agen-

agen anti hipertensif lain

dengan membatasi retensi air.

Inhibitor simpatis secara umum

menurunkan TD melalui efek

konbinasi penurunan tahanan

total ferifer, menurunkan curah

jantung, menghambat aktivitas

simpatis dan menekan pelepa-

san renin. Vasodilator mengaki-

batkan vasodilatasi vaskuler

jan-tung sehat dan

meningkatkan aliran darah

koroner. Bloker neuron

adrenergik menurunkan

aktivitas konstriksi arteri dan

vena pada ujung saraf simpatis.

2. Pembatasan ini dapat

mena-ngani retensi cairan

dengan res-pon hipertensif,

dengan demiki-an menurunkan

beban kerja jantung

2. Intoleran aktivitas, berhubungan dengan :

Kelemahan umum

هللا

Page 13: askep hipertensi.doc

Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Kriteria evaluasi:

Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan

Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur

Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis

TINDAKAN/INTERVENSI

Mandiri

1. Kaji respon klien terhadap

aktivitas, perhatikan frekuensi

nadi lebih dari 20 kali per menit

di atas frekuensi istirahat;

peningkatan TD yang nyata

selama/sesudah aktivitas

(tekanan sistolik meningkat 40

mmHg atau tekanan diastolik

meningkat 20 mmHg); dispnea

atau nyeri dada; keletihan dan

kelemahan yang berlebihan;

diaforesis; pusing atau pingsan.

2. Instruksikan klien tentang

teknik penghematan energi,

misalnya menggunakan kursi

saat mandi, duduk saat

menyisir rambut atau menyikat

gigi, melakukan aktivitas

dengan perlahan.

3. Berikan dorongan untuk

melakukan aktivitas/perawatan

RASIONAL

1. Menyebutkan parameter

mem-bantu dalam mengkaji

respon fisiologi terhadap stress

aktivitas dan bila ada

merupakan indikator dari

kelebihan kerja yang berkaitan

dengan tingkat aktivitas.

2. Teknik menghemat energi

mengurangi penggunaan

energi, juga membantu

keseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen.

3. Kemajuan aktivitas bertahap

mencegah peningkatan kerja

jantung tiba-tiba. Memberikan

bantuan hanya sebatas kebu-

هللا

Page 14: askep hipertensi.doc

diri bertahap jika dapat di

toleransi. Berikan bantuan

sesuai kebutuhan.

tuhan akan mendorong keman-

dirian dalam me-lakukan akti-

vitas.

3. Nyeri (akut), sakit kepala, berhubungan dengan :

Peningkatan tekanan vaskular serebral

Kriteria evaluasi

Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol

Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan

Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan

TINDAKAN/INTERVENSI

Mandiri

1. Mempertahankan tirah

baring selama fase akut

2. Berikan tindakan non

farmakologi untuk menghilang-

kan rasa sakit kepala; misal:

kompres dingin pada dahi,

pijatan punggung dan leher,

tenang, redupkan lampu kamar,

teknik relaksasi (panduan imaji-

nasi, distraksi) dan aktivitas

waktu senggang

3. Hilangkan / minimalkan

aktivitas vasokonstriksi yang

dapat meningkatkan sakit

kepala. Mis: mengejan saat

BAB, batuk panjang, mem-

RASIONAL

1. Meminimalkan stimulasi /

me-ningkatkan relaksasi

2. Tindakan yang menurunkan

tekanan vaskuler serebral dan

yang memperlambat/ memblok

respon simpatis efektif dalam

menghilang-kan sakit kepala

dan komplikasinya.

3. Aktivitas yang

meningkatkan vasokonstriksi

menyebabkan sakit kepala

pada adanya peningkatan

tekanan vaskular serebral.

4. Pusing dan penglihatan

هللا

Page 15: askep hipertensi.doc

bungkuk.

4. Bantu klien dalam ambulasi

sesuai kebutuhan.

5. Berikan cairan, makanan

lunak, perawatan mulut yang

teratur bila terjadi perdarahan

hidung atau kompres hidung

telah dilakukan untuk

menghentikan perdarahan.

Kolaborasi

1. Berikan sesuai indikasi:

analgetik, antiansietas

kabur sering berhubungan

dengan sa-kit kepala. Pasien

juga dapat mengalami episode

hipotensi postural.

5. Meningkatkan kenyamanan

umum. Kompres hidung dapat

mengganggu menelan atau

membutuhkan nafas dengan

mulut, menimbulkan stagnasi

sekresi oral dan mengeringkan

membran mukosa.

1. Analgetik menurunkan /

mengontrol nyeri dan

menurunkan rangsang sistem

saraf simpatis. Antiansietas

dapat mengurangi ketegangan

dan ketidaknyamanan yang

diperberat oleh stress.

Daftar Pustaka:

- Doenges, Marlynn E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC,

2000, Jakarta

- Siauw, Soen L, Hipertensi, Cet. I, Debora Publishers, 1994, Jakarta

- Smith, Tom, Dr, Tekanan Darah Tinggi, Arcan, 1991, Jakarta

- Watts, David H, Terapi Medik, Edisi 17, EGC, 1984, Jakarta.

هللا

Page 16: askep hipertensi.doc

هللا