askep gout.docx

22

Click here to load reader

Upload: ligapurnamasari

Post on 06-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP GOUT.docx

ASKEP GOUT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan tentang asuhan keperawatan muskuloskeletal makin dibutuhkan

mahasiswa ataupun perawat selaku pemberi pelayanan kesehatan. Pergeseran tingkat

pendidikan pada dunia keperawatan di Indonesia menuju era profesionalisasi menjadikan

asuhan keperawatan pada pola asuhan per sistem. Perkembangan asuhan keperawatan sistem

muskoskeletal sendiri sejak lama tidak lepas dari bedah ortopedi, suatu disiplin ilmu dari

bagian medis yang di Indonesia sekarang ini masih belum dikenal luas oleh masyarakat. Hal

ini disebabkan oleh keadaan masih adanya pereanan yang cukup besar dari ahli urut tulang

(khususnya di daerah), yaitu lebih dari 25% klien berobat ke ahli urut tulang/dukun patah

tanpa memnadang derajat sosial dan pendidikan dan umumnya datang ke rumah sakit setelah

timbul penyulit atau penyakit sudah dalam stadium lanjut. Untuk mengantisipasi masalah

tersebut, salah satu fungsi dari peranan perawat adalah mensosialisasikan pada masyarakat

umum guna mencegah/menghindari hal-hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Oleh karena itu, kami menyusun makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada

Klien dengan Gangguan Muskuloskeletal: “ Gout “. Dengan harapan sebagai perawat kita

mampu memahami konsep penyakit yang dialami klien dengan gangguan sistem

Muskuloskeletal, khususnya Gout, sehingga kita pun mampu memberi asuhan keperawatan

yang tepat dan konprahensif, yang meliputi pengenalan konsep anatomi fisiologi, dan

patofisiologi sistem muskuloskeletal, pengkajian untuk menegakkan masalah keperawatan,

perencanaan dan tindakan keperawatan, sampai mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada

masalah sistem muskuloskeletal.

Page 2: ASKEP GOUT.docx

1.2  Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami bahas adalah sebagai berikut :

1.      Apa definisi dari Gout?

2.      Apa  saja ethiologi terjadinya Gout?

3.      Apa saja manifestasi klinis yang muncul pada Gout?

4.      Bagaimana patofisiologi terjadinya Gout?

5.      Apa saja komplikasi yang terjadi akibat Gout?

6.      Bagaimana proses tatalaksana pada pasien Gout?

7.      Bagaimana proses asuhan keperawatan pada pasien Gout?

1.3  Tujuan Penulisan

A.    Tujuan Umum

Makalah Asuhan Keperawatan ini dibuat sebagai pedoman atau acuan kami dalam

membandingkan antara teori dan praktik dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap

pasien dengan Gout (Asam Urat ), serta untuk mengetahui informasi-informasi mengenai

Gout lebih dalam.

B.     Tujuan Khusus

1.      Mengetahui pengertian Gout

2.      Mengetahui ethiologi dari Gout

3.      Mengetahui manifestasi klinis Gout

4.      Mengetahui bagaimana patofisiologi dari Gout

5.      Mengetahui komplikasi dari Gout

6.      Mengetahui bagimana tatalaksana pada pasien Gout

7.      Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan Gout

Page 3: ASKEP GOUT.docx

1.4  Manfaat Penulisan

a.       Bagi Penulis

Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit Gout agar

terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.

b.      Bagi Pembaca

Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang Gout lebih dalam sehingga dapat

mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit Gout.

c.       Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan Gout sehingga dapat

meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik

d.      Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah informasi tentang Gout sehingga tercipta proses belajar mengajar yang

efektif.

Page 4: ASKEP GOUT.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi

Arthritis pirai atau gout adalah arthritis akut dan atau kronis pada sendi yang disebabkan

oleh gangguan pembentukan asam urat ( Tucker et al, 1998 )

Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi

(Pusdiknakes, 1995 )

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri

pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki

bagian tengah. ( Merkie, Carrie. 2005 ).

Gout merupakan penyakit  metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang

menyebabkan nyeri pada sendi. ( Moreau, David. 2005 ; 407) .

Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek

genetic  pada metabolism purin atau hiperuricemia. ( Brunner & Suddarth. 2001 ; 1810 ).

Jadi, Gout atau  sering disebut “asam urat” adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh

tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan

rasa nyeri pada tulang dan sendi. (Kesimpulan Kelompok).

2.2  Insiden

95% penderita Gout ditemukan pada pria. Gout sering menyerang wanita post menopouse

usia 50 – 60 tahun. Juga dapat menyerang laki-laki usia pubertas dan atau usia di atas 30

tahun. Penyakit ini paling sering mengenai sendi metatrsofalangeal, ibu jari kaki, sendi lutut

dan pergelangan kaki.

2.3  Etiologi

Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam

urat yang kurang dari ginjal yang menyebabkan hyperuricemia. Hyperuricemia dalam hal ini

disebabkan oleh :

Page 5: ASKEP GOUT.docx

  Hiperproduksi asam urat yang berlebihan.

         Gout primer metabolic disebabkan distensi langsung yang bertambah.

         Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena penyakit lain.

Seperti leukemia.

  Hiposekresi asam urat yang biasanya dikarenakan gangguan fungsi ginjal

2.4  Manifestasi Klinis

Gout berkembang dalam 4 tahap :

1.      Tahap Asimptomatik : Pada tahap ini kadar asam urat dalam darah meningkat, tidak

menimbulkan gejala.

2.      Tahap Akut : Serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat memuncak, umumnya terjadi

pada tengah malam atau menjelang pagi. Serangan ini berupa rasa nyeri yang hebat pada

sendi yang terkena, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan perlahan-lahan akan

sembuh spontan dan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 14 hari.

3.      Tahap Interkritikal : Pada tahap ini penderita dapat kembali bergerak normal serta

melakukan berbagai aktivitas olahraga tanpa merasa sakit sama sekali. Kalau rasa nyeri pada

serangan pertama itu hilang bukan berarti penyakit sembuh total, biasanya beberapa tahun

kemudian akan ada serangan kedua. Namun ada juga serangan yang terjadi hanya sekali

sepanjang hidup, semua ini tergantung bagaimana sipenderita mengatasinya.

4.      Tahap Kronik : Tahap ini akan terjadi bila penyakit diabaikan sehingga menjadi akut.

Frekuensi serangan akan meningkat 4-5 kali setahun tanpa disertai masa bebas serangan.

Masa sakit menjadi lebih panjang bahkan kadang rasa nyerinya berlangsung terus-menerus

disertai bengkak dan kaku pada sendi yang sakit.

Tanda yang mungkin muncul:

  Tampak deformitas dan tofus subkutan

  Terjadi penimbunan Kristal  urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal

  Terjadi ureni akibat penimbunan urat pada ginjal

  Mikroskopik tampak Kristal-kristal urat di sekitar daerah nekrosis

Page 6: ASKEP GOUT.docx

2.5 Patofisiologi

Page 7: ASKEP GOUT.docx

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

1.      Pemeriksaan laboratorium

Page 8: ASKEP GOUT.docx

Kadar asam urat yang tinggi dalam darah (>6 mg%). Kadar asam urat normal dalam serum

pria 8 mg% dan wanita 7 mg%. kadar asama urat dalam urin juga tinggi ( 500 mg%/liter per

24 jam )

2.      Pemeriksaan cairan tofi

3.      Pemeriksaan cairan sendi = Gold Standard, ditemukan kristal yang mengendap pada sendi

4.      Rontgen, adanya tofus pada tulang dan juga persendian

2.7 Komplikasi

  Ginjal

o   Batu ginjal

o   Gagal ginjal akut / kronis

  Kardiovaskuler

o   Hipertensi

o   Payah jantung

  Penyakit metabolik lain

o   Diabetes

o   Hiperlipidemia

2.8  Penatalaksanaan

  Penatalaksanaan non medik

1.      Pola diet

         Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :

Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis, kerang, sardin, herring,

ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng

         Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :

Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam,

asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung

         Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :

Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan

2.      Bahan makanan yang diperbolehkan :

         Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah terbatas)

         Semua jenis buah-buahan

         Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol

Page 9: ASKEP GOUT.docx

         Semua macam bumbu

3.      Tirah baring

Merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang.

Goat dapat kampuh bila terlalu cepat bergerak.

  Penatalaksanaan medik

a.    Fase akut

b.   Obat yang digunakan:

1.   Colchisin

2.   Phenilbutazone

3.   Indomethacin

c.    Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi

1.      Gol. Urikosurik

            Proberasid : menurunkan asam urat dalam serum

            Sulfinpirazon : merupakan dirivat pirazolon

            Azapropazon : mempunyai efek antiinflamasi

            Bensbromaron : menurunkan kadar asam urat menghambat penyerapan kembalinasam urat

pada bagian tubulus renalis.

2.      Inhibitor  xantin (aloporinol)

Suatu inhibitor  oksidase poten ,bekerja mencegah konversi

Hipoxantin menjadi xantin, dan korversi xantin menjadi asam urat.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1.      Identitas

Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,

golongan darah, nomor register, tanggal MRS dan diagnose medis.

2.      Keluhan utama

Umumnya pada kasus Gout nyeri pada sendi ibu jari kaki.

3.      Riwayat penyakit sekarang

Pengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencakup gejala.

4.      Riwayat penyakit dahulu

Page 10: ASKEP GOUT.docx

Pada pengkajian ini ditanyakan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout,

pernahkan klien dirawat dengan kasus yang sama, kaji adanya pemakaian alcohol yang

berlebihan dan penggunaan obat diuretic.

5.      Riwayat penyakit keluarga

Kaji adanya  keluarga yang mempunyai riwayat keluhan yang sama dan riwayat penyakit

yang lainnya.

6.      Riwayat psikososial

Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan peran klien dalam keluarga dan

masyarakat.

3.2  Pemeriksaan Fisik

1.      B1 (Breathing)

  Inspeksi : biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, tidak sesak napas dan tidak

menggunakan alat bantu napas

  Palpasi : traktil fremitus seimbang kanan dan kiri

  Perkusi : suara resonan pada seluruh lapang paru

  Auskultasi : suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit. Biasanya mendapatkan

suara ronkhi atau mengi

2.      B2 (Blood)

CRT < 1 detik, keringat dingin, pusing karena nyeri,suara S1 dan S2 tunggal

3.      B3 ( Brain)

Adanya sianosis, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis

4.      B4 (Bladder)

Produksi urin dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system perkemihan kecuali

penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat dan

gagal ginjal kronik

5.      B5 (Bowel)

Kebutuhan eliminasi tidak terganggu tetapi perlu dikaji karakteristik dari feses. Klien

biasanya mual, mengalami nyeri lambung dan tidak nafsu makan pada klien yang memakan

obat analgesic dan anthiperurisemia.

6.      B6 (Bone)

Adanya nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak, hambatan gerak sendi biasanya

tambah berat

Page 11: ASKEP GOUT.docx

3.3 Diagnosa Keperawatan

1.      Gangguan rasa nyaman nyeri  berhubungan dengan proses inflamasi

2.      Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi

3.      Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan proliferasi synovial

4.      Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh, tulang dan sendi

3.4 Intervensi

1.      Diagnosa I : Gangguan rasa nyaman nyeri  berhubungan dengan proses inflamasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri

berkurang

KH : klien terlihat lebih rileks, skala nyeri 0-1 atau teratasi

Intervensi :

         Kaji lokasi nyeri, intensitas tipe nyeri dan skala nyeri

R/ : untuk memudahkan melakukan pengobatan

         Ajarkan teknik relaksasi yang terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi

intensitas nyeri.

R/ : akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi

dan mengurangi nyeri

         Ajarkan metode distraksi

R/ : untuk mengalihkan perhatian terhadap nyeri ke hal yang menyenangkan

         Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri

R/: membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kepatuhan klien terhadap rencana

terapeutik

         Hindarkan klien minum alcohol, cafein, dan obat diuretic

R/ : pemakaian alcohol, cafein, dan obat diuretic akan menambah peningkatan kadar asam

urat dalam serum

         Kolaborasi: pemberian alopurinol

R/: menghambat biosintesis asam urat sehingga menurunkan kadar asamurat dalam serum.

2.      Diagnosa II : Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam panas berkurang

KH : Suhu 36o cc – 37o cc, klien bebas demam

Intervnsi :

  Kaji saat timbulnya demam

R/: Identifikasi pola dan tingkat demam

Page 12: ASKEP GOUT.docx

  Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tekanan darah, tekanan darah, respiratory rate setiap 3

jam

R/: TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum klien

  Anjurkan klien untuk banyak minum ± 2,5-3 liter/hari

R/: Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan sehingga perlu diimbangi

dengan asupan cairan yang cukup

Page 13: ASKEP GOUT.docx

  Berikan kompres dingin dan anjurkan memakai pakaian tipis

R/: kompres dingin membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan membantu

meningkatkan penguapan panas tubuh

  Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat antipiretik

R/: Antipiretik yang mempunyai reseptor di hipotalamus dapat meregulasi suhu tubuh

sehingga suhu tubuh dapat di upayakan mendekati suhu normal

3.      Diagnosa III : Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan prolifersi synovial

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien mampu

melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya

KH : kekuatan otot bertambah, tidak mengalami kontraktur sendi

Intervensi :

         Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan

R/: Untuk mengetahui tingkat kemampuan dalam melakukan aktivitas

         Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit

R/: Gerakan aktif memberi masa tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung

dan pernapasan

         Bantu klien melakukan latihan ROM

R/: Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan

         Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas

R/: untuk mengkaji perkembangan klien

         Kolaborasi  dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien

R/: kemampuan mobilisasi ekstermitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim

fisioterapi

4.      Diagnosa IV : Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh, tulang dan

sendi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam klien dapat

meningkatkan percaya diri nya dan mulai menerima keadaan patologisnya

KH : Klien menyatakan penerimaan diri dalam situasi, bekerja sama dalam perubahan konsep

diri tanpa pandangan negative harga diri

Intervensi :

  Kaji respon klien terhadap penyakit yang di alami

Page 14: ASKEP GOUT.docx

R/: Mengetahui keluhan klien dan mempermudah melakukan asuhan keperawatan

selanjutnya

  Bersikap realistis dan positif selama pengobatan dan pada penyuluhan kesehatan

R/: Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat

  Berikan harapan dalam parameter situasi individu, jangan memberikan keyakinan yang salah

R/: Meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan dan

rencana untuk masa depan berdasarkan realitas

  Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikut tujuan

rehabilitasi

R/: Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif

  Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitasi

R/: Mempertahankan komunikasi dan memberikakn dukungan terus menerus pada pasien dan

keluarga

Page 15: ASKEP GOUT.docx

BAB III

PENUTUP

  Kesimpulan

 Gout  adalah cairan asam urat dalam tubuh yang mengalami peningkatan yang

disebabkan oleh hiperproduksi dan hiposekresi asam urat yang menimbulkan hyperurisemia.

Cairan asam urat tersebut terakumulasi dan membentuk Kristal-kristal yang bersifat

korosif sehingga menimbulkan peradangan, tofus dan nyeri pada tulang dan juga persendian.

Page 16: ASKEP GOUT.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anggota IKAPI. 1998. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 25. Jakarta ; EGC

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geisser. (1999). Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)Drs. H. Syaifuddin, AMK. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC

Lukman, Ningsih Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika

Arief Mansjoer,dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Ed. 3. Penerbit Media Esculapius

FKUI. Jakarta.

Price & Wilson. 2006. Patofisologi, konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC

Suratun, Heryati dkk. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeleta. Jakarta : EGC