askep goiter

24
1 BAB I PENDAHULUAN Istilah Goiter berarti terjadinya pembesaran pada kelenjar tiroid, yang dikenal dengan goiter non toxik atau simpel goiter atau struma endemik, dengan dampak yang ditimbulkannya hanya bersifat local yaitu sejauh mana pembesaran tersebut mempengaruhi organ disekitarnya seperti pengaruhnya pada trachea dan esophagus. Goiter adalah salah satu cara mekanisme kompensasi tubuh terhadap kurangnya unsure yodium dalam makanan dan minuman. Asupan yodium dapat diperiksa secara langsung yaitu dengan cara menganalisis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu yang mengidap goiter, sedangkan pemeriksaan secara tidak langsung dipakai berbagai cara antara lain : pemeriksaan kadar yodium dalam urine dan dengan studi kinetik yodium. Berdasarkan kejadiannya atau penyebarannya ada yang disebut struma endemis dan sporadik. Secara sporadik dimana kasus-kasus struma ini dijumpai menyebar diberbagai tempat atau daerah. Bila dihubungkan dengan penyebab maka struma sporadik banyak disebabkan oleh faktor goitrogenik, anomali, penggunaan obat-obat anti tiroid, peradangan dan neoplasma, secara endemis, dimana kasus-kasus struma ini dijumpai pada sekelompok orang didaerah tertentu, sdihubungkan dengan penyakit defisiensi yodium. Pada umumnya goiter sering dijumpai pada daerah pegunungan, namun ada juga yang ditemukan di dataran rendah dan ditepi pantai.

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 12-Jul-2015

1.160 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep goiter

1

BAB I

PENDAHULUAN

Istilah Goiter berarti terjadinya pembesaran pada kelenjar tiroid, yang

dikenal dengan goiter non toxik atau simpel goiter atau struma endemik, dengan

dampak yang ditimbulkannya hanya bersifat local yaitu sejauh mana pembesaran

tersebut mempengaruhi organ disekitarnya seperti pengaruhnya pada trachea dan

esophagus.

Goiter adalah salah satu cara mekanisme kompensasi tubuh terhadap

kurangnya unsure yodium dalam makanan dan minuman. Asupan yodium dapat

diperiksa secara langsung yaitu dengan cara menganalisis makanan yang

dikonsumsi oleh masyarakat tertentu yang mengidap goiter, sedangkan

pemeriksaan secara tidak langsung dipakai berbagai cara antara lain :

pemeriksaan kadar yodium dalam urine dan dengan studi kinetik yodium.

Berdasarkan kejadiannya atau penyebarannya ada yang disebut struma

endemis dan sporadik. Secara sporadik dimana kasus-kasus struma ini dijumpai

menyebar diberbagai tempat atau daerah. Bila dihubungkan dengan penyebab

maka struma sporadik banyak disebabkan oleh faktor goitrogenik, anomali,

penggunaan obat-obat anti tiroid, peradangan dan neoplasma, secara endemis,

dimana kasus-kasus struma ini dijumpai pada sekelompok orang didaerah tertentu,

sdihubungkan dengan penyakit defisiensi yodium. Pada umumnya goiter sering

dijumpai pada daerah pegunungan, namun ada juga yang ditemukan di dataran

rendah dan ditepi pantai.

Page 2: Askep goiter

2

BAB II

KONSEP MEDIS

A. DEFENISI

Goiter merupakan pembesaran kelenjar tiroid sebagai akibat pertambahan

ukuran sel/jaringan.

Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid, pembesaran ini dapat

memiliki fungsi kelenjar yang normal (eutirodisme), pasien tyroid

(hipotirotdisme) atau kelebihan produksi hormon (hipetroidisme).

B. ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid terdiri dari 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari

trakea di ikat bersama dengan oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea

disebelah depan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher

bagian bawah melekat pada dinding laring.

Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid berukuran kecil, dengan berat

hanya 2-4 gram posisinya dileher depan bagian tengah dan tidak teraba. Sehingga

pada leher orang normal tidak tampak tonjolan atau massa yang mengganggu

pemandangan seperti apa yang kita lihat pada penderita gondok.

Fungsi kelenjar tiroid yaitu mengatur metabolisme tubuh, sehingga segala

sesuatunya berjalan lancar dan normal didalam tubuh seseorang. Maka dikenal

beberapa istilah seperti : eutiroid, hipertiroid dan hipotiroid.

Eutiroid adalah keadaan dimana besar dan fungsi kelenjar gondok dalam

keadaan normal. Hipertiroid, berarti kelenjar gondok bekerja melebihi kerja

normal sehingga biasanya kelenjar gondok membesar dan juga akan didapatkan

hasil laboratorium untuk hormon TSH, T3 dan T4 yang berada diatas ambang

normal. Hipotiroid kebalikan dari hipertiroid, disini kelenjar gondok bekerja

dibawah normal, sehingga ketiga hormon tadi kadarnya didalam serum dibawah

angka normal. Apa gejala dan dampak dari kelainan kelenjar gondok ini ?

Page 3: Askep goiter

3

Gejala hipertiroid biasanya : si penderita hiperaktif, tidak bisa diam. Badan

berkeringat berlebihan, suhu tubuh hangat, jantung berdebar-debar, tangan sering

gemetar, bola mata agak menonjol. Banyak bicara susah diam, makan banyak

akan tetapi badan tetap kurus dan seterusnya.

Penderita hipotiroid umumnya badan suhunya dingin, lembab. Orangnya

rada obese, malas bergerak dan malas bicara. Biasanya lidahnya tampak besar dan

tebal. Makan tidak banyak, akan tetapi tubuhnya tambun. Semuanya kebalikan

dari gejala hipertiroid.

Pada hipertiroid , peradangan kelenjar tiroid maupun adanya neoplasma

atau tumor kelenjar gondok, maka kelenjar itu akan membesar, berupa benjolan

atau massa yang bisa diraba pada leher tengah bagian depan. Ciri khasnya :

benjolan itu akan turut bergerak saat penderita melakukan gerakan menelan.

Artinya bila penderita disuruh melakukan gerakan menelan, maka si benjolan tadi

bergerak keatas dan kebawah, sesuai dan mengikuti irama gerakan menelan si

penderita.

Adapun struktur tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel – vesikel yang

dibatasi oleh epytelium silinder disatukan oleh jaringan ikat sel – selnya

mengeluarkan sera.adapun fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari :

1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi

2. Mengatur penggunaan oksidasi

3. Mengatur pengeluaran karbon dioksida

4. Metabolic dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.

5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

C. KLASIFIKASI GOITER

a) Klasifikasi goiter menurut Jasj :

1. Goiter kongenital

Hampir selalu ada pada bayi hipertiroid kongenital, biasanya tidak

besar dan sering terjadi pada ibu yang memiliki riwayat penyakit

graves.

Page 4: Askep goiter

4

2. Goiter endemik dan kretinisme

Biasa terjadi pada daerah geografis dimana defisiensi yodium berat,

dekompensasi dan kipotiroidisme dapat timbul karenanya, goiter

endemik ini jarang terjadi pada populasi yang tinggal disepanjang

laut.

3. Goiter sporadis

Goiter yang terjadi oleh berbagai sebab diantaranya tiroiditis fositik

yang terjadi lazim pada saudara kandung, di mulai pada awal

kehidupan dan kemungkinan bersama dengan hiperrvoidisme yang

merupakan petunjuk penting untuk diagnosa. Digolongkan menjadi

3 (tiga) bagian yaitu :

Goiter yodium

Goiter akibat pemberian yodium biasanyakeras dan

membesar secara difus, dan pada beberapa keadaan,

hipotirodisme dapat berkembang.

Goiter sederhana (Goiter koloid)

Yang tidak diketahui asal-muasalnya. Pada pasien bistokgis

tirord tampak normal atau menunjukan berbagai ukuran

follikel, koloid dan efitel pipih.

Goiter multinodular

Goiter keras dengan permukaan berlobulasi dan tunggal

atau bsnyak nodulus yang dapat diraba, mungkin terjadi

perdarahan, perubahan kistik dan fibrosis.

4. Goiter intra trakea

Tiroid intralumen terletak dibawah mokusa trakhea dan sering

berlanjut dengan tiroid extratrakea yang terletak secara normal.

b) Klasifikasi Goiter menurut WHO :

Stadium O – A : tidak ada Goiter.

Stadium O – B : Goiter terdeteksi dari Palpasi tetapi tidak terlihat

walaupun leher terekstensi penuh.

Page 5: Askep goiter

5

Stadium I : Goiter Palpasi dan terlihat hanya jika leher tereks

tensi peenuh.

Stadium II : Goiter terlihat pada leher dalam Potersi.

Stadium III : Goiter yang besar terlihat dari Darun.

D. ETIOLOGI

Berbagai faktor diidentifikasikan sebagai penyebab terjadinya hipertropi

kelenjar tiroid antara lain :

Defisiensi yodium

Goitrogenik glikosida agent (zat atau bahan ini dapat mensekresi hormon

tiroid) seperti ubi kayu, jagung, lobak, kangkung, kubis bila dikonsumsi

secara berlebihan.

Anomali

Peradangan dan tumor neoplasma

Peningkatan sekresi hormone tirotropik kelenjar pitritari dalam responya

terhadap penurunan kadar hormone tiroid dalam sirkulasi.

Proses infiltratif yang dapat berupa radang atau neoplastik

Goiter kongensial:pemberian obat – obat anti tiroid atau yodium selama

kehamilan pengobatan tiroktoksikosik

Tiroiditis rumfositik

Pemberian lithium karbonat dan gotordarum

Rangsangan goitrogenikrin ringan berlangsung lama

E. MANIFESTASI KLINIS

Sesak nafas

Kelainan fisik (pembengkakan leher depan )

Sulit menelan

Suara serak atau parau

Pada palpasi kelenjar tiroid, nodul tunggal atau ganda dengan konsistensi

keras atau tidak.

Page 6: Askep goiter

6

Tes TSH serum meningkat

Biasanya tanpa rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan didaerah nodul.

pada umumnya tidak terasa sakit akan tetapi membesar bertahap sejalan

dengan bertambahnya umur.

dapat disertai hipotirodisme / hipertiroidisme

F. PATOFISIOLOGI

Penyebab gondok yang tersering adalah akibat kekurangan yodium, selain

itu juga akibat agen goitrogenik. Kekurangan yodium mencegah produksi

hormon tiroksin dan triiodotironin, akibatnya tidak tersedia hormon yang dapat

dipakai untuk menghambat produksi TSH oleh hhipofisis anterior; hal ini

menyebabkan kelenjar hipofisis menyekresi banyak sekali TSH. Selanjutnya

TSH merangsang sel-sel tiroid menyekresi banyak sekali koloid tiroglobulin ke

dalam folikel, dan kelenjarnya tumbuh semakin besar. Tetapi oleh karena

yodiumnya berkurang, produksi tiroksin dan triiodotironin tidak meningkat

dalam molekul tiroglobulin, dan oleh karena itu tidak ada penekanan secara

normal pada produksi TSH oleh kelenjar hipofisis. Ukuran folikeln ya menjadi

sangat besar, dan kelenjra tiroidnya dapat membesar 10 sampai 20 kali ukuran

normal.

Factor pencetus (mis :kurang yodium) Kapasitas kelenjar tiroid terganggu

Peningkatan kadar TSH Hipertropi dan hiperplasia folikel – folikel tiroid

Fibrosis dan nodula yang mengandung folikel – folikel kelenjar tiroid

tumbuh goiter .

G. KOMPLIKASI

Komplikasi Goiter antara lain dapat menimbulkan kompresi trakea dan

daerah lain di sekitar leher, jika kelenjar tiroid mengganas dapat menimbulkan

kanker tiroid. Neoplasma jinak biasanya jenis struma adenomatosa dan adenoma

folikuler tiroid. Sedangkan neoplasma ganas umumnya yang tersering adalah

karsinoma tiroid papilliferum.

Page 7: Askep goiter

7

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pengukuran T3 dan T4 sorum.

Scintiscan yodium radio aktif dengan teknetium porkeknera, untuk melihat

medulanya.

Sidik ultra saaoud untuk mendeteksi perubahan-perubahan kistik pada

modula tiroid.

Foto pulas leher dan dada atau berguna untuk menunjukan pergeseran trakea

dan eso fagus.

Eso fagogran untuk menunjukan goiter sebagai penyebab dispalgia.

I. PENATALAKSANAAN

Edukasi

Program ini bertujuan merubah prilaku masyarakat, dalam hal pola makan

dan memasyarakatkan pemakaian garam beriodium.

Untuk menekan aktivitas kelenjar hipofisis yang menstimulasi tiroid diberi

preparat supplement yodium, seperti larutan jenuh kalium yodida, terutama

bagi penduduk di daerah endemik sedang dan berat.

Penyuntikan lipidol

Sasaran penyuntikan lipidol adalah penduduk yang tinggal di daerah

endemik diberi suntikan 40 % tiga tahun sekali dengan dosis untuk orang

dewasa dan anak di atas enam tahun 1 cc, sedang kurang dari enam tahun

diberi 0,2 cc – 0,8 cc.

Dilakukan tindakan operatif

Komplikasi pasca operasi dapat dikurangi dengan menciptakan keadaan

eutiroid praoperatif yang ditimbulkan oleh pengobatan dengan preparat

antitiroid dan pemberian senyawa yodida praoperatif untuk mengurangi

ukuran serta vaskularisasi goiter tersebut.

Page 8: Askep goiter

8

J. PENCEGAHAN

Penyakit goiter dapat dicegah dengan pemberian senyawa yodium pada

anak-anak dikawasan yang kandungan yodiumnya buruk.

Hipertropi terjadi karena asupan rerata yodium kurang dari 40 mg/hari,

WHO menganjurkan yodiosasi garam hingga mencapai konsentrasi satu

bagian dalam 100.000 yang sudah cukup untuk pencegahan goiter.

Pengenalan garam beryodium merupakan satu-satunya cara yang paling

efektif untuk mencegah Penyakit goiter dalam masyarakat yang rentan.

Menggontrol konsumsi agen goitrogenik secara berlebihan yang dapat

menyebabkan gangguan absorbsi yodium dalam tubuh.

Menurut Chapman goitrogenik alami ada dalam jenis pangan seperti

kelompok Sianida (daun dan umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun

ketela, kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ;

kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis,

belimbing wuluh dan cuka).

Page 9: Askep goiter

9

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan langkah awal dari dasar dalam proses keperawatan

secara keseluruhan guna mendapat data atau informasi yang dibutuhkan

untuk menentukan masalah kesehatan yang dihadapi pasien melalui

wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik meliputi :

Aktivitas/istirahat ; insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan

berat, atrofi otot.

Eliminasi ; urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.

Integritas ego ; mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik,

emosi labil, depresi.

Makanan/cairan ; kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan

meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah,

pembesaran tyroid, goiter.

Rasa nyeri/kenyamanan ; nyeri orbital, fotofobia.

Pernafasan ; frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema

paru (pada krisis tirotoksikosis).

Keamanan ; tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan,

alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu

meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan,

rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi pada

konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial)

yang menjadi sangat parah.

Page 10: Askep goiter

10

Seksualitas ; libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali,

impotensi.

1. Kaji Riwayat Penyakit :

Sudah sejak kapan keluhan dirasakan klien ?

Apakah ada anggota keluarga yang berpenyakit sama ?

2. Tempat tinggal sekarang dan pada masa balita

3. Usia dan jenis kelamin

4. Kebiasaan makan : bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan

adanya faktor goitrogenik ?

5. Penggunaan obat-obatan :

Kaji jenis-jenis obat yang sedang digunakan dalam 3 bulan

terakhir.

Sudah berapa lama digunakan

Tujuan pemberian obat

6. Keluhan klien :

Sesak nafas, apakah bertambah sesak bila beraktivitas.

Sulit menelan

Leher bartambah besar

Suara serak / parau

Merasa malu dengan leher yang besar dan tidak simetris.

7. Pemeriksaan fisik :

Palpasi kelenjar tiroid, nodul tunggal atau ganda, konsistensi

dan simetris tidaknya, apakah terasa nyeri pada saat dipalpasi.

Inspeksi bentuk leher simetris tidaknya.

Auskultasi bunyi pada arteri tyroidea

Nilai kualitas suara

Palpasi apakah terjadi deviasi trachea

8. Pemeriksaan diagnostik :

Pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum

Test TSH serum

Page 11: Askep goiter

11

9. Lakukan pengkajian lengkap dampak perubahan patologis diatas

terhadap kemungkinan adanya gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi,

cairan dan elektrolit serta gangguan rasa aman dan perubahan konsep

diri seperti :

Status pernafasan : frekwensi, pola dan teratur tidaknya, dan

apakah klien menggunakan otot pernapasan tambahan seperti

retraksi sternal dan cuping hidung.

Warna kulit apakah nampak pucat atau cianosis.

Suhu kulit khususnya daerah akral.

KU / kesadaran, apakah klien tampak gelisah atau tidak

berdaya

Berat badan dan tinggi badan.

Kadar Hb

Kelembaban kulit dan teksturnya

Porsi makan yang dihabiskan

Turgor

Jumlah dan jenis cairan proral yang dikonsumsi

Kondisi mukosa mulut

Kualitas suara

Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan gaya

berinteraksi klien dengan orang disekitarnya.

Bagaimana klien memandang dirinya sebagai seorang pribadi.

Page 12: Askep goiter

12

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan kelenjar tiroid

terhadap trachea ditandai dengan kesulitan bernapas.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

asupan nutrien kurang akibat kompresi/penekanan esophagus ditandai

dengan kesulitan menelan makanan (disfagia).

3. Gangguan konsep diri ; citra tubuh/body image berhubungan dengan

perubahan/pembesaran bentuk leher ditandai dengan pasien malu dengan

kondisi penyakitnya.

4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan

gelisah dan khawatir.

5. Resti gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penekanan pita

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai

dengan dengan pasien menayakan kondisi/keadaan penyakitnya.

Page 13: Askep goiter

13

C. INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan & Kriteria

Hasil

Intervensi

1 Pola nafas tidak

efektif berhubungan

dengan penekanan

kelenjar tiroid

terhadap trachea

ditandai dengan

kesulitan bernapas.

Tujuan :

Selama dalam

perawatan, pola

napas klien efektif

kembali

Kriteria hasil :

Frekwensi

pernapasan 16-

20 x/menit dan

pola teratur

Akral hangat

Kulit tidak pucat

atau cianosis

Keadan klien

tenang / tidak

gelisah

1. Batasi aktivitas,

hindarkan aktivitas yang

melelahkan.

R/ : dapat mengurangi

pemakaian/konsumsi

oksigen sehingga dapat

menghemat energi bagi

pasien untuk aktivitas

lain.

2. Posisi tidur setengah

duduk dengan kepala

ekstensi bila diperlukan.

R/ : dapat melancarkan

aliran udara pernapasan

dan membuat ekspansi

paru lebih baik .

3. Bantu aktivitas klien di

tempat tidur.

R/ : mengurangi

konsumsi oksigen dan

menghemat pemakaian

tenaga/energi oleh

pasien.

4. Observasi keadaan klien

secara teratur.

R/ : sebagai petunjuk

perkembangan terapi

yang telah dilakukan,

Page 14: Askep goiter

14

terutama keadaan

frekuensi

pernapasan/kebebasan

jalan napas.

5. Hindarkan klien dari

kondisi yang menuntut

penggunaan oksigen

lebih banyak seperti

ketegangan, lingkungan

yang panas atau yang

terlalu dingin.

R/ : kondisi yang

menuntut pemakaian

oksegen yang berlebihan

dapat meningkatkan

asupan oksigen yang

berlebihan dan dapat

memperburuk keadaan.

6. Kolaborasi pemberian

obat-obatan seperti

dexamethason.

R/ : deksametason

merupakan

glukokrtikoid sintetik

dengan aktivitas

antiinflamasi, mencegah

respon jaringan terhadap

proses inflamasi.

Diberikan pada goiter

akibat reaksi peradangan

(Tiroiditis rumfositik ).

Page 15: Askep goiter

15

7. Bila dengan konservatif

gejala tidak hilang,

kolaborasi tindakan

operatif.

R/ : tindakan operatif

untuk mengangkat

nodul-nodul pembesaran

kelenjar tiroid dan

mencegah keparahan

kondisi yang lebih

lanjut.

2 Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kompresi/penekanan

esophagus ditandai

dengan kesulitan

menelan makanan

(disfagia).

Tujuan :

Nutrisi klien dapat

terpenuhi dalam

waktu 1-2 minggu

Kriteria hasil :

Berat badan

bertambah

Hb 12 - 14 mg%

(untuk laki-laki.

Tekstur kulit baik

1. Beri makan lunak atau

cair sesuai kondisi klien.

R/ : makanan lunak

dapat mengurangi

kontraksi esophafgus

dalam mendorong

makanan ke lambung,

sehingga meningkatkan

asupan nutrisi.

2. Pantau masukan

makanan setiap hari. Dan

timbang berat badan

setiap hari serta laporkan

adanya penurunan

R/ : memberikan

informasi tentang

keefektifan program

terapi yang telah

dilakukan.

3. Beri makanan tambahan

diantara jam makan

Page 16: Askep goiter

16

R/ : meningkatkan

frekuensi asupan nutrisi

untuk menyediakan

energi yang cukup bagi

pasien.

4. Ciptakan lingkungan

yang menyenangkan

menjelang jam makan.

R/ : linkungan yang

menyenangkan dapat

menciptakan suasana

kenyamanan saat makan

dan meningkatkan

asupan nutrisi.

5. Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk memeberikan

diet tinggi kalori,

protein, karbohidrat, dan

vitamin

R/ : Mungkin

memerlukan bantuan

untuk menjamin

pemasukan zat-zat

makanan yang adekuat,

dan megidentifikasi

makanan pengganti yang

paling sesuai.

Meningkatkan aktivitas

metabolik dan

menurunkan simpanan

glikogen.

Page 17: Askep goiter

17

3 Gangguan konsep

diri ; citra tubuh

berhubungan dengan

perubahan/pembesar

an bentuk leher

ditandai dengan

pasien malu dengan

kondisi penyakitnya.

Tujuan :

Setelah menjalan

perawatan, klien

memiliki gambaran

diri yang positif

kembali

Kriteria hasil :

Klien

menyenangi

kembali

tubuhnya.

Klien dapat

melakukan

upaya-upaya

untuk

mengurangi

dampak negatif

pembesaran pada

leher.

Klien dapat

melakukan

aktivitas fisik dan

social sehari-hari.

1. Dorong klien

mengungkapkan pikiran

dan perasaannya tentang

bentuk leher yang

berubah.

R/ : Ekspresi emosi

membantu pasien mulai

menerima kenyataan

pembesaran leher..

2. Diskusikan upaya-upaya

yang dapat dilakukan

klien untuk mengurangi

perasaan malu seperti

menggunakan baju yang

berkerah tertutup.

R/ : penggunaan baju

yang berkerah tertutup

dapat menutupi

pembesaran leher,

sehingga dapat

mengurangi penurunan

citra tubuh pasien saat

bersosialisasi.

3. Beri pujian bila klien

dapat melakukan upaya-

upaya positif untuk

meningkatkan

penampilan diri.

R/ : pujian yang

diberikan dapat

menguatkan rasa positif

dan percaya diri bagi

Page 18: Askep goiter

18

klien terhadap perubahan

tubuh yang dialami

dalam melakukan

sosialisasi dengan orang

lain.

4. Jelaskan penyebab

terjadinya perubahan

bentuk leher dan jalan

keluar yang dapat

dilakukan seperti

tindakan operasi.

R/ : informasi yang

diberikan mengenai

prjalanan penyakit dan

cara-cara pencegahan,

membuat klien

mengetahui kondisi

penyakit yang

sebenarnya dan dapat

menerima perubahan

yang terjadi peda dirinya

sehingga membuat

pandangan positif

terhadapa diri sendiri.

5. Fasilitasi klien untuk

bertemu teman-teman

dan sebagainya.

R/ : pertemuan dengan

teman-teman pasien

dapat menigkatkan rasa

percaya diri dan harga

diri positif dalam

Page 19: Askep goiter

19

bersosialisasi .

4 Ansietas

berhubungan dengan

perubahan status

kesehatan ditandai

dengan gelisah dan

khawatir.

Tujuan :

Klien dapat

menyadari dan

menerima

keadaannya serta

dapat

mengekspresikan

perasaannya

Kriteria hasil :

Klien nampak

rileks.

Klien

melaporkan

ansietasnya

berkurang

sampai tingkat

dapat diatasi.

Klien mampu

mengidentifikasi

cara hidup yang

sehat untuk

membagikan

perasaannya.

Klien dapat

melakukan

aktivitas sehari-

hari dengan baik.

1. Observasi tingkah laku

yang menunjukan

tingkat ansietas.

R/ : tingkah laku yang

mengindikasikan

ansietas sebagai

petunjuk tingkat

kecemasan yang dialami

oleh pasien.mis; gelisah,

khawatir, dll.

2. Tinggal bersama klien,

mempertahankan sikap

yang tenang, mengakui

atau menjawab

kekuatirnnya dan

mengijinkan perilaku

klien yang umum.

R/ : membantu

perhatian mengarahkan

kembali dan

meningkatkan relaksasi,

meningkatkan

kemampuan koping.

3. Koordinasikan waktu

istrahat dan aktivitas saat

senggang tepat untuk

kondisi.

R : memberikan rasa

kontrol pasien untuk

menangani beberapa

aspek pengobatan .

Page 20: Askep goiter

20

4. Anjurkan pasien

melakukan tehnik relaksasi

; napas dalam, bimbingan

imajinasi, relaksasi

progresif.

R : memberikan arti

penghilangan respon

ansietas, menurunkan

perhatian, meningkatkan

relaksasi, meningkatkan

kemampuan koping.

5 Resti gangguan

komunikasi verbal

berhubungan dengan

penekanan pita

Tujuan :

Klien mampu

menciptakan metode

komunikasi dimana

kebutuhan dapat

dipahami.

1. Kaji fungsi bicara secara

periodik, anjurkan untuk

tidak bicara terus

menerus.

R/ : suara serak dan

parau akibat edema

jaringan atau

pembesaran kelenjar

tiroid (goiter) dapat

menyebabkan

terganggunya pita suara

dan penekanan pada

trakea.

2. Pertahankan komunikasi

yang sederhana, beri

pertanyaan yang hanya

memerlukan jawaban

“ya” atau “tidak”.

R/ : menurunkan

kebutuhan berespon,

Page 21: Askep goiter

21

mengurangi bicara.

3. Memberikan metode

komunikasi alternatif

yang sesuai, seperti

papan tulis, kertas

tulis/papan gambar.

R/ : memfasilitasi

ekspresi yang

dibutuhkan.

4. Antisipasi kebutuhan

sebaik mungkin,

kunjungi klien secara

teratur.

R/ : menurunkan

ansietas dan kebutuhan

pasien untuk

berkomunikasi.

5. Beritahu klien untuk

terus membatasi bicara

dan jawablah bel

panggilan dengan

segera.

R/ : mencegah pasien

bicara yang dipaksakan

untuk menciptakan

kebutuhan yang

diketahui atau

memerlukan bantuan.

6. Pertahankan lingkungan

yang tenang.

R/ : meningkatkan

kemampuan

Page 22: Askep goiter

22

mendengarkan

komunikasi perlahan dan

menurunkan kerasnya

suara yang harus

diucapkan pasien untuk

dapat didengarkan.

6 Kurang pengetahuan

berhubungan dengan

kurang informasi

ditandai dengan

pasien menanyakan

kondisi/keadaan

penyakitnya.

Tujuan:

Setelah diberikan

pendidikan

kesehatan sebanyak

2 kali, klien dapat

mengerti

Kriteria hasil :

Klien dapat

berpartisipasi

dalam proses

belajar

Klien dapat

mengidentifikasi

antara hubungan

dan gejala pada

proses Penyakit

dan hubungan

gejala dengan

faktor penyebab

Klien mau

memulai

perubahan pola

hidup yang

penting dan

berpartisipasi

1. Kaji pengetahuan klien

tentang Penyakit dan

pengobatannya,

identifikasi sumber

informasi yang diterima

klien

R/ : memberi informasi

pada klien dan prosedur

pengobatan dapat

memberi dasar

pengetahuan bagi klien

tentang panyakit yang

dideritanya.

2. Buat rancangan

pembelajaran yang

mencakup :

Jenis Penyakit dan

penyebabnya.

Upaya

penanggulangan

seperti pemberian

obat-obatan,

tindakan operasi

bila ada indikasi.

Prognosa dan

Page 23: Askep goiter

23

dalam tindakan

pengobatan.

prevalensi

Penyakit.

Kondisi-kondisi

yang dapat

menyebabkan hal

yang lebih buruk

dan kondisi yang

mempercepat

penyembuhan.

R/ : sebagai petunjuk

dalam proses terapi

penyakit dan

memudahkan dalam

pelaksanaannya. Serta

menghindari hal-hal

yang memperburuk

keadaan penyakit.

4. Laksanakan

pembelajaran bersama

dengan anggota

keluarga, perhatian

kondisi klien dan

lingkungannya.

R/ : pelaksanaan

pembelajaran bersama

anggota keluarga dapat

meningkatkan perawatan

pemulangan pasien di

rumah dan lingkungan

yang dapat

memperingan kondisi

penyakit.

Page 24: Askep goiter

24