askep dhf.doc

Upload: reiza-indra

Post on 03-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

KONSEP DASAR

KONSEP DASAR

DENGUE HEMORRHAGIE FEVER (DHF)

1. Pengertian

DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Cristantie Effendy. 1995, hal : 1).

2. Etiologi

Virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.

3. Klasifikasi DHF

a) Derajat I

Demam disertai gejala, demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, tanpa perdarahan spontan. Uji turniquet (, trombositopenia dan hemokonsentrasi.

b) Derajat II

Derajat I disertai perdarahan spontan pada kulit.

c) Derajat III

Kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (Tanda-tanda dini renjatan).

d) Derajat IV

Derajat III disertai renjatan berat dengan nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur, kemudian terdapat efusi pleura atau asites, peningkatan hematokrit 20 % atau lebih, terjadi hipoksia jaringan, asitesis metabolik.

4. Patofisiologi

Virus dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi dalam sirkulasi dan akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi akan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi merupakan faktor terjadinya perdarahan hebat. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinema serta efusi dan renjatan. Hemokonsentrasi (Peningkatan hematokrit >20 %) menunjukkan kebocoran plasma dan klien mengalami hipovolemik apabila tidak diatasi bisa terjadi asidosis metabolik, anoksia jaringan dan kematian.

5. Manifestasi Klinik

Demam tinggi selama 5-7 hari.

Perdarahan terutama dibawah kulit atau pethecia (bintik-bintik merah pada kulit)

Mual muntah, tidak ada nafsu makan, diare konstipasi.

Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.

Sakit kepala, pembesaran hati, limfa dan kelenjar getah bening.

Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah nadi cepat dan lemah).

6. Penatalaksanaan

Tirah baring atau istirahat baring

Diet makanan yang lunak

Minum banyak 2-2,5 liter/ 24 jam dengan air teh, gula atau susu.

Antipiretik jika demam.

Antikonvulsan jika terdapat kejang.

Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika klien mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit meningkat.

Monitor tanda-tanda vital setiap tiga jam, jika kondisi klien memburuk observasi setiap jam.

Periksa Hb, Ht, dan trombosit setiap hari

Pemberian antibiotik bila terdapat kekahawatiran infeksi sekunder

Monitar tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

DEMAM BERDARAH (DBD)

I. PENGKAJIAN

A. Identitas

Biasanya sering menyerang pada anak sekolah, pubertas dan dewasa.

B. Keluhan Utama

Panas, manifestasi perdarahan (kulit, gusi, hidung)

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Demam terjadi mendadak (akut) tinggi, terus menerus selama 2-7 hari. Demam menurun hari ketiga-keempat, kemudian meningkat lagi hari kelima dan keenam menunjukkan grafik suhu badan seperti plana kuda kemudian timbul perdarahan ptekie, echimosis, pustura, hematoma, epitaksis, gusi, hematomisis, melena, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi.D. Riwayat penyakit dahulu

E. Riwayat penyakit keluarga

Sebelumnya anggota keluaga atau lingkungan sekitarnya, teman sekolah, pernah menderita demam berdarah.

F. Riwayat psikososial

Klien tingga dilingkungan dimana ada yang pernah terkena demam berdarah (Ortu banyak bertanya, stress, melihat anaknya lemah dan perdarahan hidung, gusi, melena).

G. Pola fungsi kesehatan

a. Pola respirasi dan pemeliharaan kesehatan

Timbulnya oleh karena terinfeksi virus dengue lewat gigitan nyamuk aides agypti, maka ditanyakan lingkungan sekitar apakah ada sarang nyamuk aides dan apakah ada penderita DHF dilingkungan sekitarnya.

b. Pola metabolisme makanan

Anoreksi, mual, muntah

c. Pola istirahat tidur

Terlihat atau kurang tidur

d. Pola peran hubungan

Anggota keluarga atau anggota lingkungan sekitar, temam sekolah/ bermain ada yang pernah menderita demam berdarah, gangguan sosialisasi dengan teman.

e. Pola eliminasi

Konstipasi, kencing sedikit ( anuria

f. Pola koping terhadap stress

g. Pola aktiitas

Terdapat letargi (kelesuan), islesness (tanpa gejala)

h. Pola kognitif dan perceptual

Gangguan gambaran diri, anxietas

II. PEMERIKSAAN FISIK

A. Tanda-tanda vital

Suhu meningkat 40,5oC secara akut.

Respirasi bila syok : napas dangkal

denyut nadi cepat dan lemah / kecil serta penurunan tekanan nadi, bila syok tidak teraba.

Tekanan darah, bila grade III Hypertensi, sebelumnya diastolik naik kemudian.

Syok berat : tensi tak teratur.

B. Kepala

Wajah : kemerahan (flushing)

Hidung : Epitaksis

Bibir / mulut : perdarahan gusi, bibir kering, hematomisis.

C. Dada

Paru : perkusi terdengar pekak dan bila ada efusi pleura

Jantung : denyut jantung lebih cepat

D. Abdomen : nyeri tekak pada epigastrium, pada palpasi ada pembesaran hati dan limpe, bila ada acites palpasi terdengar dulness.E. Extremitas : dingin, sianosis perifer, tampak bintik merah pada kulit (ptekie), uji turniquet positif, eliminasi fusfura. F. Genetalia : BAK sedikit-sedikit.G. Anus : melenaIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Laboratorium

1. Trombosit (100.000/mm)

2. HB dan PVC (20 %)

3. Leokaponia (normal/leukositosis)

4. Hemostatik

Trombocitopenia

Bleoding Time memanjang

Clotting time memanjang

Protticombin Time memanjang

Hipofibanemia

B. Radiologi

Foto thorak = plaura efusi

C. USG = Hepatomegali dan SplenomegaliIV. Diagnosa Keperawatan

A. Analisa Data

Pengelompokan

DataKemungkinan PenyebabMasalah

Suhu tubuh tinggi ( 40o C /lebih.

Badan berkeringat

Mukosa lebih kering

Menggigil

Wajah kemerahan

Labosacatium leugositosis

Veremia Peningkatan suhu tubuh

Nyeri tekan pada daerah epigastrium

Nyeri pada otot dan sendi

Pegal-pegal pada seluruh tubuh

Prilaku distraksi (meringis, menangis)

Veremia Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Nadi cepat dan kecil

Penurunan tekanan

Thembosit ( 100.000, mm3

HB dan PVC ( 20%

Hipoprotein

Palpasi perut dulness

Perkusi dada pekak / redup

Epitaxis, perdarahan gusi, hematomesis, nyeri perut

Kenang sedikit (anoria)

Plasma leukage Kegagalan sirkulasi darah

Hospitalisasi

Lefargi, lis perness

Perdarahan hidung, gusi, malena

Nyeri ulu hati, otot sendi

Anoreksia

Ortu sering menanyakan penyakit anaknya.

Kondisi klien memburuk Kecemasan

B. Diagnosa Keperawatan

1. Kegagalan sirkulasi darah s/d proses terjadinya plasma leogage

2. Peningkatan suhu tubuh s/d viremia (Infeksi virus dengue)

3. Gangguan rasa nyaman s/d kondisi klien yang hospitalisasi

4. Kecemasan orang tua s/d kondisi klien yang hospitalisasi kurang pengetahuan tentang penyakit anaknya.

V. RENCANA KEPERAWATAN

A. Intervensi

1. Lakukan pengawasan dari observasi tanda-tanda vital sign) TC, N, R, ,S) tiap jam.

2. Pantau tanda-tanda perdarahan

3. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang tanda-tanda perdarahan pcessyock.

4. Kolaborasi tentang pemberian cairan infus

5. Observasi tanda-tanda vital

6. Jelaskan tentang timbulnya demam.

7. Berikan kompres air biasa / hangat pada daerah kelipatan.

8. Berikan posisi yang nyaman, ruangan yang tenang, suasana yang gembira.

9. Kembangkan hubungan saling percaya.

10. Mengkaji tingkat lokasi, tipe durasi, frekuensi nyeri serta intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0 5 ( tingkat nyeri, dan 5 nyeri berat.

11. Beri dukungan emosional dan tenangkan keluarga klien.

12. Tunjukkan

B. Kriteria Hasil

Tidak terkaji syockhipovolomik

TD 110/70 mmHg

Nadi 84-94 x/menit besar teratur

K/u baik, okral hangat.

Klien bebas demam

Suhu normal (36o C 37o C)

Mukosa bibir tidak kering

Muka tidak merah

Nyeri berkurang sampai hilang

Klien tampak rileks

Kebutuhan tidur terpenuhi 8-10 jam

Melakukan aktifitas ringan,tampa keluhan nyeri.

Tidak ada prilaku ditraksi (menangis wajah tegang)

Kecemasan berkurang

Secara verbal ortu bisa mengungkapkan penyakit anaknya dengan reaksi.

C. Implementasi

Sesuai dengan rencana.