askep-cedera-kepala4g

Upload: zestian

Post on 10-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 askep-cedera-kepala4g

    1/10

    Sumber : http://stikep.blogspot.com

    Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

    CEDERA KEPALA

    DISUSUN

    OLEH:

    D E F A A R I S A N D I, A.Md.Kep

    SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH

    PONTIANAK

    2008

  • 8/8/2019 askep-cedera-kepala4g

    2/10

    Sumber : http://stikep.blogspot.com

    Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

    Pengertian

    Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak

    atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung padakepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001)

    KlasifikasiKlasifikasi trauma kepala berdasarkan Nilai Skala Glasgow (SKG):

    1. Minor

    SKG 13 15

    Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.

    Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.

    1. Sedang

    SKG 9 12

    Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam.

    Dapat mengalami fraktur tengkorak.

    1. Berat

    SKG 3 8

    Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.

    Juga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.

    Etiologi

    Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.

    Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan. Cedera akibat kekerasan.

    PatofisiologisCedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya

    konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi) terjadi

    jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibatpukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan

    (deselerasi) adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak,

    seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan

    bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bilaposisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan

    pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan robekan

    pada substansi alba dan batang otak.

  • 8/8/2019 askep-cedera-kepala4g

    3/10

    Sumber : http://stikep.blogspot.com

    Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

    Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada

    permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. Sebagai akibat,

    cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atautak ada pada area cedera. Konsekuensinya meliputi hiperemi (peningkatan volume darah)

    pada area peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua

    menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan intrakranial(TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi

    hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi.

    Genneralli dan kawan-kawan memperkenalkan cedera kepala fokal dan menyebar

    sebagai kategori cedera kepala berat pada upaya untuk menggambarkan hasil yang lebihkhusus. Cedera fokal diakibatkan dari kerusakan fokal yang meliputi kontusio serebral

    dan hematom intraserebral, serta kerusakan otak sekunder yang disebabkan oleh

    perluasan massa lesi, pergeseran otak atau hernia. Cedera otak menyebar dikaitkandengan kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu:

    cedera akson menyebar, kerusakan otak hipoksia, pembengkakan otak menyebar,

    hemoragi kecil multipel pada seluruh otak. Jenis cedera ini menyebabkan koma bukan

    karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera menyebar pada hemisfer serebral,batang otak, atau dua-duanya.

    Manifestasi Klinis Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih

    Kebungungan

    Iritabel Pucat

    Mual dan muntah

    Pusing kepala Terdapat hematoma

    Kecemasan

    Sukar untuk dibangunkan Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung (rhinorrohea)

    dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.

    Komplikasi Hemorrhagie

    Infeksi

    Edema Herniasi

    Pemeriksaan Penunjang Laboratorium: darah lengkap (hemoglobin, leukosit, CT, BT)

    Rotgen Foto

    CT Scan

    MRI

    Penatalaksanaan

    Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien dengan trauma kepala adalah sebagai

  • 8/8/2019 askep-cedera-kepala4g

    4/10

    Sumber : http://stikep.blogspot.com

    Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

    berikut:

    1.Observasi 24 jam

    2.

    Jika pasien masih muntah sementara dipuasakan terlebih dahulu.3.

    Berikan terapi intravena bila ada indikasi.

    4.

    Anak diistirahatkan atau tirah baring.5.

    Profilaksis diberikan bila ada indikasi.

    6.Pemberian obat-obat untuk vaskulasisasi.

    7.

    Pemberian obat-obat analgetik.

    8.Pembedahan bila ada indikasi.

    Rencana Pemulangan

    1.Jelaskan tentang kondisi anak yang memerlukan perawatan dan pengobatan.

    2.

    Ajarkan orang tua untuk mengenal komplikasi, termasuk menurunnya kesadaran,perubahan gaya berjalan, demam, kejang, sering muntah, dan perubahan bicara.

    3.

    Jelaskan tentang maksud dan tujuan pengobatan, efek samping, dan reaksi dari pemberianobat.

    4.

    Ajarkan orang tua untuk menghindari injuri bila kejang: penggunaan sudip lidah,

    mempertahankan jalan nafas selama kejang.5.

    Jelaskan dan ajarkan bagaimana memberikan stimulasi untuk aktivitas sehari-hari di

    rumah, kebutuhan kebersihan personal, makan-minum. Aktivitas bermain, dan latihanROM bila anak mengalami gangguan mobilitas fisik.

    6.

    Ajarkan bagaimana untuk mencegah injuri, seperti gangguan alat pengaman.7.

    Tekankan pentingnya kontrol ulang sesuai dengan jadual.

    8.

    Ajarkan pada orang tua bagaimana mengurangi peningkatan tekanan intrakranial.

    ASUHAN KEPERAWATAN

  • 8/8/2019 askep-cedera-kepala4g

    5/10

    Sumber : http://stikep.blogspot.com

    Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

    A. Pengkajian

    Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, statuskesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah kejadian.

    Pemeriksaan fisik

    Sistem respirasi : suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene stokes, biot, hiperventilasi,ataksik)

    Kardiovaskuler : pengaruh perdarahan organ atau pengaruh PTIK

    Sistem saraf :

    Kesadaran GCS. Fungsi saraf kranial trauma yang mengenai/meluas ke batang otak akan melibatkan

    penurunan fungsi saraf kranial.

    Fungsi sensori-motor adakah kelumpuhan, rasa baal, nyeri, gangguan diskriminasisuhu, anestesi, hipestesia, hiperalgesia, riwayat kejang.

    Sistem pencernaan

    Bagaimana sensori adanya makanan di mulut, refleks menelan, kemampuan

    mengunyah, adanya refleks batuk, mudah tersedak. Jika pasien sadar tanyakan polamakan?

    Waspadai fungsi ADH, aldosteron : retensi natrium dan cairan.

    Retensi urine, konstipasi, inkontinensia. Kemampuan bergerak : kerusakan area motorik hemiparesis/plegia, gangguan gerak

    volunter, ROM, kekuatan otot.

    Kemampuan komunikasi : kerusakan pada hemisfer dominan disfagia atau afasiaakibat kerusakan saraf hipoglosus dan saraf fasialis.

    Psikososial data ini penting untuk mengetahui dukungan yang didapat pasien dari

    keluarga.

    B. Diagnosa

    Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah:

    1.

    Resiko tidak efektifnya bersihan jalan nafas dan tidak efektifnya pola nafas berhubungan

    dengan gagal nafas, adanya sekresi, gangguan fungsi pergerakan, dan meningkatnyatekanan intrakranial.

    2.

    Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral dan peningkatantekanan intrakranial.

    3.

    Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran.4.

    Resiko kurangnya volume cairan berhubungan mual dan muntah.

    5.

    Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau meningkatnya tekananintrakranial.

    6.

    Nyeri berhubungan dengan trauma kepala.

  • 8/8/2019 askep-cedera-kepala4g

    6/10

    Sumber : http://stikep.blogspot.com

    Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

    7.

    Resiko infeksi berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.

    8.Kecemasan orang tua-anak berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.

    9.

    Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.

    Intervensi Keperawatan

    Resiko tidak efektifnya jalan nafas dan tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengangagal nafas, adanya sekresi, gangguan fungsi pergerakan, dan meningkatnya tekanan

    intrakranial.

    Tujuan : Pola nafas dan bersihan jalan nafas efektif yang ditandai dengan tidak ada sesakatau kesukaran bernafas, jalan nafas bersih, dan pernafasan dalam batas normal.

    Intervensi :

    Kaji Airway, Breathing, Circulasi.

    Kaji anak, apakah ada fraktur cervical dan vertebra. Bila ada hindari memposisikankepala ekstensi dan hati-hati dalam mengatur posisi bila ada cedera vertebra.

    Pastikan jalan nafas tetap terbuka dan kaji adanya sekret. Bila ada sekret segera lakukan

    pengisapan lendir. Kaji status pernafasan kedalamannya, usaha dalam bernafas.

    Bila tidak ada fraktur servikal berikan posisi kepala sedikit ekstensi dan tinggikan 15

    30 derajat. Pemberian oksigen sesuai program.

    Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral danpeningkatan tekanan intrakranial.

    Tujuan : Perfusi jaringan serebral adekuat yang ditandai dengan tidak ada pusing hebat,

    kesadaran tidak menurun, dan tidak terdapat tanda-tanda peningkatan tekananintrakranial.

    Intervensi :

    Tinggikan posisi kepala 15 30 derajat dengan posisi midline untuk menurunkan

    tekanan vena jugularis. Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya

    peningkatan tekanan intrakranial: fleksi atau hiperekstensi pada leher, rotasi kepala,

    valsava meneuver, rangsangan nyeri, prosedur (peningkatan lendir atau suction, perkusi). tekanan pada vena leher.

    pembalikan posisi dari samping ke samping (dapat menyebabkan kompresi pada vena

    leher). Bila akan memiringkan anak, harus menghindari adanya tekukan pada anggota badan,

    fleksi (harus bersamaan).

    Berikan pelembek tinja untuk mencegah adanya valsava maneuver.

    Hindari tangisan pada anak, ciptakan lingkungan yang tenang, gunakan sentuhantherapeutic, hindari percakapan yang emosional.

    Pemberian obat-obatan untuk mengurangi edema atau tekanan intrakranial sesuai

    program.

  • 8/8/2019 askep-cedera-kepala4g

    7/10

    Sumber : http://stikep.blogspot.com

    Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

    Pemberian terapi cairan intravena dan antisipasi kelebihan cairan karena dapat

    meningkatkan edema serebral.

    Monitor intake dan out put. Lakukan kateterisasi bila ada indikasi.

    Lakukan pemasangan NGT bila indikasi untuk mencegah aspirasi dan pemenuhan

    nutrisi. Libatkan orang tua dalam perawatan anak dan jelaskan hal-hal yang dapat

    meningkatkan tekanan intrakranial.

    Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnya kesadaran.Tujuan : Kebutuhan sehari-hari anak terpenuhi yang ditandai dengan berat badan stabil

    atau tidak menunjukkan penurunan berat badan, tempat tidur bersih, tubuh anak bersih,

    tidak ada iritasi pada kulit, buang air besar dan kecil dapat dibantu.Intervensi :

    Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan aktivitas, makan minum, mengenakan

    pakaian, BAK dan BAB, membersihkan tempat tidur, dan kebersihan perseorangan.

    Berikan makanan via parenteral bila ada indikasi. Perawatan kateter bila terpasang.

    Kaji adanya konstipasi, bila perlu pemakaian pelembek tinja untuk memudahkan BAB.

    Libatkan orang tua dalam perawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dandemonstrasikan, seperti bagaimana cara memandikan anak.

    Resiko kurangnnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.Tujuan : Tidak ditemukan tanda-tanda kekurangan volume cayran atau dehidrasi yang

    ditandai dengan membran mukosa lembab, integritas kulit baik, dan nilai elektrolit dalam

    batas normal.

    Intervensi :

    Kaji intake dan out put. Kaji tanda-tanda dehidrasi: turgor kulit, membran mukosa, dan ubun-ubun atau mata

    cekung dan out put urine.

    Berikan cairan intra vena sesuai program.

    Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau meningkatnya tekanan

    intrakranial.

    Tujuan : Anak terbebas dari injuri.Intervensi :

    Kaji status neurologis anak: perubahan kesadaran, kurangnya respon terhadap nyeri,

    menurunnya refleks, perubahan pupil, aktivitas pergerakan menurun, dan kejang. Kaji tingkat kesadaran dengan GCS

    Monitor tanda-tanda vital anak setiap jam atau sesuai dengan protokol.

    Berikan istirahat antara intervensi atau pengobatan.

    Berikan analgetik sesuai program.

    Nyeri berhubungan dengan trauma kepala.

    Tujuan : Anak akan merasa nyaman yang ditandai dengan anak tidak mengeluh nyeri,

  • 8/8/2019 askep-cedera-kepala4g

    8/10

    Sumber : http://stikep.blogspot.com

    Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

    dan tanda-tanda vital dalam batas normal.

    Intervensi :

    Kaji keluhan nyeri dengan menggunakan skala nyeri, catat lokasi nyeri, lamanya,serangannya, peningkatan nadi, nafas cepat atau lambat, berkeringat dingin.

    Mengatur posisi sesuai kebutuhan anak untuk mengurangi nyeri.

    Kurangi rangsangan. Pemberian obat analgetik sesuai dengan program.

    Ciptakan lingkungan yang nyaman termasuk tempat tidur.

    Berikan sentuhan terapeutik, lakukan distraksi dan relaksasi.

    Resiko infeksi berhubungan dengan adanya injuri.Tujuan : Anak akan terbebas dari infeksi yang ditandai dengan tidak ditemukan tanda-

    tanda infeksi: suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada pus dari luka, leukosit dalam

    batas normal.Intervensi :

    Kaji adanya drainage pada area luka.

    Monitor tanda-tanda vital: suhu tubuh.

    Lakukan perawatan luka dengan steril dan hati-hati. Kaji tanda dan gejala adanya meningitis, termasuk kaku kuduk, iritabel, sakit kepala,

    demam, muntah dan kenjang.

    Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.

    Tujuan : Anak dan orang tua akan menunjukkan rasa cemas berkurang yang ditandai

    dengan tidak gelisah dan orang tua dapat mengekspresikan perasaan tentang kondisi danaktif dalam perawatan anak.

    Intervensi :

    Jelaskan pada anak dan orang tua tentang prosedur yang akan dilakukan, dan tujuannya. Anjurkan orang tua untuk selalu berada di samping anak.

    Ajarkan anak dan orang tua untuk mengekspresikan perasaan.

    Gunakan komunikasi terapeutik.

    Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.

    Tujuan : Tidak ditemukan tanda-tanda gangguan integritas kulit yang ditandai dengan

    kulit tetap utuh.Intervensi :

    Lakukan latihan pergerakan (ROM).

    Pertahankan posisi postur tubuh yang sesuai. Rubah posisi setiap 2 jam sekali atau sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak.

    Kaji area kulit: adanya lecet.

    Lakukan back rub setelah mandi di area yang potensial menimbulkan lecet dan pelan-pelan agar tidak menimbulkan nyeri.

    KESIMPULAN

    Trauma kepala terdiri dari trauma kulit kepala, tulang kranial dan otak. Klasifikasi cedera

    kepala meliputi trauma kepala tertutup dan trauma kepala terbuka yang diakibatkan oleh

  • 8/8/2019 askep-cedera-kepala4g

    9/10

    Sumber : http://stikep.blogspot.com

    Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

    mekanisme cedera yaitu cedera percepatan (aselerasi) dan cedera perlambatan

    (deselerasi).

    Cedera kepala primer pada trauma kepala menyebabkan edema serebral, laserasi atauhemorragi. Sedangkan cedera kepala sekunder pada trauma kepala menyebabkan

    berkurangnya kemampuan autoregulasi pang pada akhirnya menyebabkan terjadinya

    hiperemia (peningkatan volume darah dan PTIK). Selain itu juga dapat menyebabkanterjadinya cedera fokal serta cedera otak menyebar yang berkaitan dengan kerusakan otak

    menyeluruh.

    Komplikasi dari trauma kepala adalah hemorragi, infeksi, odema dan herniasi.

    Penatalaksanaan pada pasien dengan trauma kepala adalah dilakukan observasi dalam 24jam, tirah baring, jika pasien muntah harus dipuasakan terlebih dahulu dan kolaborasi

    untuk pemberian program terapi serta tindakan pembedahan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Suriadi & Rita Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak , Edisi I. Jakarta: CV SagungSeto; 2001.

    Hudak & Gallo. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik , Volume II. Jakarta: EGC;

    1996. Cecily LB & Linda AS. Buku Saku Keperawatan Pediatrik . Edisi 3. Jakarta: EGC;

    2000.

    Suzanne CS & Brenda GB. Buku Ajar Medikal Bedah . Edisi 8. Volume 3. Jakarta:EGC; 1999.

  • 8/8/2019 askep-cedera-kepala4g

    10/10

    Sumber : http://stikep.blogspot.com

    Design by Defa Arisandi, A.Md.Kep

    KUNJUNGI BERBAGAI ARTIKEL

    MENARIK SEPUTAR KEHIDUPAN ANDA

    Konsultasi Via EmailDefa Arisandi : [email protected] Rizal : [email protected] Ismail : [email protected]

    Khasiat Tanaman Disekitar Kita http://www.apotik-online.blogspot.comKumpulan Asuhan Keperawatan http://www.stikep.blogspot.comJenis Penyakit dan Penanganannya http://www.info-medis.blogspot.comKhasanah Sejarah Khatulistiwa http://www.pontianak.web.id

    Website dengan Harga Murah http://design.pontianak.web.idKumpulan Sastra Nusantara http://www.bangfad.comHanya Sebatas Coretan http://www.fadlie.web.idBudidaya Tanaman http://www.cerianet-agricultur.blogspot.comKehidupan Kaum Adam http://warkop.wordpress.comKehidupan Kaum Hawa http://fadlie.blogdetik.com

    Silakan Menyalin atau Mengcopy Isi dalam Situs Diatas untuk keperluan pendidikan denganMencantumkan Sumbernya, Copyright hanya milik ALLAH SWT.