askep anak dengan arj.pdf
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
1/27
Nur Kholifah Page 1
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN ARTHRITIS REUMATOID JUVENIL
Pengampu : Remilda A.V, S.Kep., Ns., M.Kep
Di susun oleh :
Nur Kholifah 0520011712
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2015
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
2/27
Nur Kholifah Page 2
DAFTAR ISI
Sampul………………………………………………….........................................1
DaftarIsi…………………………………………………......................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...3
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………..3
C. Sistematika Penulisan……………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian………………………………………………………………….5
B. Etiologi…………………………………………………………………….5
C. Klasifikasi…………………………………………………………………5
D. Patofisiologi……………………………………………………………….6
E. Pathways Keperawatan……………………………………………………8
F. Manifestasi Klinik…………………………………………………………9
G. Pengkajian…………………………………………………………………9
H. Diagnosa Keperawatan…………………………………………………...11
I. Intervensi dan Rasional…………………………………………………..12
BAB III PENUTUP
A. Simpulan…………………………………………………………………23
B. Saran……………………………………………………………………...23
C. Resume jurnal…………………………………………………………….24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………26
LAMPIRAN……………………………………………………………………...27
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
3/27
Nur Kholifah Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rheumatoid Arthritis Juvenil (RAJ) bukan merupakan penyakit yang jarang
pada anak-anak dan jauh melebihi perkiraan prevalensi ketika kriteria objektif
yang digunakan dan pemeriksaan dilakukan oleh anak-anak yang berpengalaman
rheumatologis. Dari 34 studi epidemiologi menunjukkan bahwa 0,07-4,01 per
1.000 anak di seluruh dunia yang mengenaskan. Substansial geografis dan etnis,
perbedaan yang hadir berkaitan dengan usia saat onset, frekuensi relative, jenis
onset dan imunologi. Juvenile Rheumatoid Arthritis (JRA) biasanya muncul
sebelum usia 16 tahun. Namun onset penyakit juga dapat terjadi lebih awal,
dengan frekuensi tertinggi antara usia 1-3 tahun. Perempuan lebih sering terkena
dari pada laki-laki (Naz Samia dkk, 2013).
Insiden JRA adalah sekitar 13,9/100.0000 anak/tahun diantara anak-anak 15
tahun atau lebih muda, dengan prevalensi keseluruhan sekitar 113/100.000 anak-
anak. Ada kebutuhan untuk peningkatan identifikasi dan rujukan anak-anak
dengan arthritis untuk anak pusat pengobatan reumatologi. Berbagai ras dan
kelompok etnis tampaknya memiliki berbagai frekuensi dari subtype JRA. Satu
studi melaporkan bahwa anak-anak Amerika dengan JRA lebih tinggi pada
presentasi dan kurang cenderung memiliki antibodi antinuclear tinggi (ANA)
titer atau uveitis (Naz Samia dkk, 2013).
Angka kematian pada penderita JRA sedikit lebih tinggi dari pada anak
normal.Angka kematian tertinggi terjadi pada JRA sistemik. Juvenile
Rheumatoid Arthritis (JRA) juga dapat berkembang menjadi penyakit lain,seperti Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau skleroderma, yang memiliki
angka kematian yang lebih tinggi daripada JRA pausiartikular atau
poliartikular.Kejadian yang tepat dan prevalensi penyakit ini pada anak-anak
tidak tersedia dari Pakistan. Di Asia dalam literature Barat, yang sering
dilaporkan usia onset 1-3 tahun dan lebih sering terjadi pada wanita dibanding
dengan laki-laki (Naz Samia dkk, 2013).
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
4/27
Nur Kholifah Page 4
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan penulis khususnya mengenai Asuhan Keperawatan anak dengan
Arthritis Reumatoid Juvenil(ARJ) dan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
KeperawatanAnak II dan untuk mengetahui dan memahami tentang penyakit
ARJ sehingga mampu menegakkan diagnosis pasien dengan ARJ.
C. Sistematika Penulisan
Sampul
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi
E. Pathways Keperawatan
F. Manifestasi Klinik
G. Pengkajian
H. Diagnosa Keperawata
I. Intervensi dan Rasional
BAB III PENUTUPA. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
5/27
Nur Kholifah Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Arthritis Rheumatoid Juvenile (ARJ) adalah penyakit rematik yang palingumum dari anak-anak dan salah satu penyakit kronis yang paling umum dari
masa kanak-kanak (Cassidy & Petty, 1995; Lovell & Walco, 1989).
Arthritis Rheumatoid Juvenile (ARJ) tidaklah merujuk pada satu penyakit,
karena kelainan ini merupakan sindrom dengan berbagai etiologi, dengan
serangkaian respon imun tubuh yang saling berkaitan, dan secara karakteristik
terlihat sebagai arthritis perifer idiopatik. Patogenesisnya ditandai oleh
imunoinflamasi yang diduga diaktifkan oleh antigen eksternal. Selain itu ARJ
juga mempunyai predisposisi imunogenetik (Pediatri Sari, 2003).
B. Etiologi
Hingga kini penyebab Rheumatoid Artritis Juvenile (RAJ) tidak diketahui,
tetapi beberapa hipotesa menunjukan bahwa RAJ dipengaruhi oleh faktor-
faktor:
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
6/27
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
7/27
Nur Kholifah Page 7
menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi
yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot
akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot
dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan,
sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.
Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi
kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat
karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.Kartilago
menjadi nekrosis (Smeltzer & Bare, 2002).
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.
Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan
sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan
kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa
menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub
chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat (Smeltzer & Bare, 2002).
Lamanya Reumatoid Arthritis Juvenile berbeda pada setiap orang ditandai
dengan adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang
yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.Namun
pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan
kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Long,
1996).
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
8/27
Nur Kholifah Page 8
E. Pathways Keperwatan
Sumber:http://.www.Pathway Artritis Rematoid Juvenil.html
Reaksi faktor R dengan antibodi, faktor metabolic, infeksi dengan
kecenderun an virus
Tendon dan ligament melemah
pannus nodus
Synovial menebal
Kurang
pengetahuan
Reaksi eradan annyeri
Kurang informasi
tentang proses
en akit
Infiltrasi ke dalam
Os.subcondria
Gang
guan
body
image
Deformita
s sendi
Ankilosis fibrosis
Adhesi pada permukaan sendi
Erosi kartilago
Kartilago nekrosis
Kerusakan kartilago dan tulang Hambatan nutrisi pada kartilago artikularis
Ankilosis tulang
Kekakuan sendi
Gangguan mobilitas Terbatasnya gerakan sendi
Deficit self
Mudah luksasi
dan subluksasi
Hilangnya
kekuatan otot
Resiko cidera
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
9/27
Nur Kholifah Page 9
F. Manifestasi Klinis
Menurut (Field Tifany, 1995) tanda dan gejela adalah :
1. Usia onset kurang dari 16 tahun
2. ARJ pada satu sendi atau lebih yang ditandai oleh bengkak atau efusi
sendi, atau lebih dari dua dari gejala kelainan sendi berikut: gerakan
sendi terbatas, nyeri atau sakit pada gerakan sendi, dan peningkatan
suhu pada daerah sendi.
3. Lama sakit lebih dari 6 minggu
4. Jenis onset penyakit dalam 6 bulan pertama diklasifikasikan sebagai:
a. Pausiartikular (oligoartritis): 4 sendi atau kurang.
b. Poliartritis: 5 sendi atau lebih
c. Penyakit sistemik: arthritis disertai demam intermiten
5. Penyakit arthritis juvenile lain yang dapt disingkirkan.
G. Pengkajian
Menurut (Doengoes Marilynn. E, 1999) pengkajian untuk pasien ARJ
adalah:
a.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),
amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi synovial:
a. Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
b. Catat bila ada krepitasi
c. Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilaterala. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
b. Ukur kekuatan otot
c. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
d. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
10/27
Nur Kholifah Page 10
b. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan ARJ mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup
tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi
karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan
merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan
pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga
diri klien.
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan
organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan
misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-
bentuk arthritis lainnya. Pengkajian 11 Pola Gordon:
1. Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan Kesehatan
a. Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi?
b. Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya?
c. Riwayat keluarga dengan RA
d. Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
e. Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
2. Pola Nutrisi Metabolik
a. Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang
banyak mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)
b. Riwayat gangguan metabolic
3. Pola Eliminasi
a. Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a.
Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit b. Jenis aktivitas yang dilakukan
c. Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
d. Tidak mampu melakukan aktifitas berat
5. Pola Istirahat dan Tidur
a. Apakah ada gangguan tidur?
b. Kebiasaan tidur sehari
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
11/27
Nur Kholifah Page 11
c. Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
d. Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
6. Pola Persepsi Kognitif
a. Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
a. Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
b. Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?
8. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
a. Bagaimana hubungan dengan keluarga?
b. Apakah ada perubahan peran pada klien?
9. Pola Reproduksi Seksualitas
a. Adakah gangguan seksualitas?
10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
a. Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
11. Pola Sistem Kepercayaan
a. Agama yang dianut?
b. Adakah gangguan beribadah?
c. Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan
H. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Wilkinson dkk, 2011) diagnosa yang muncul pada kasus ARJ
adalah:
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh
akumulasi cairan berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi.
2.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan, kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan
dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
12/27
Nur Kholifah Page 12
5. Kebutuhan pembelajaran mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat,
kesalahan interpretasi informasi.
I. Intervensi dan rasional (Wilkinson dkk, 2011)
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Nyeri berhubungan
dengan agen
pencedera, distensi
jaringan oleh
akumulasi cairan/ proses inflamasi,
destruksi sendi.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan tidak ada Keluhan
nyeri, dengan kriteria :
a. Menunjukkan nyeri hilangatau terkontrol.
b. Terlihat rileks, dapat tidur/
beristirahat dan
berpartisipasi dalam
aktivitas sesuai
kemampuan.
c. Terlihat rileks, dapat tidur/
beristirahat dan
berpartisipasi dalam
aktivitas sesuai
kemampuan.
d. Mengikuti program
farmakologis yang
diresepkan
e. Menggabungkan
keterampilan relaksasi dan
aktivitas hiburan ke dalam
program kontrol nyeri.
a. Kaji keluhan nyeri,
catat lokasi dan
intensitas (skala 0-
10).
b. Catat faktor-faktoryang mempercepat
dan tanda-tanda rasa
sakit non verbal
c. Berikan matras/ kasur
keras, bantal kecil.
Tinggikan linen
tempat tidur sesuai
kebutuhan
d. Tempatkan/pantau
penggunaan bantal,
karung pasir,
gulungan trokhanter,
bebat, brace.
e. Dorong untuk sering
mengubah posisi.
Bantu untuk bergerak
di tempat tidur,
sokong sendi yang
sakit di atas dan bawah, hindari
gerakan yang
menyentak.
f. Anjurkan pasien
untuk mandi air
hangat atau mandi
pancuran pada waktu
a. Membantu
dalam
menentukan
kebutuhan
manajemennyeri dan
keefektifan
program
b. Matras yang
lembut/
empuk, bantal
yang besar
akan
mencegah
pemeliharaan
kesejajaran
tubuh yang
tepat,
menempatkan
stress pada
sendi yang
sakit.
Peninggian
linen tempattidur
menurunkan
tekanan pada
sendi yang
terinflamasi/n
yeri
c. Mengistirahat
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
13/27
Nur Kholifah Page 13
bangun dan/atau pada
waktu tidur. Sediakan
waslap hangat untuk
mengompres sendi-
sendi yang sakit
beberapa kali sehari.
Pantau suhu air
kompres, air mandi,
dan sebagainya.
g. Berikan masase yang
lembut
h. Ajarkan teknik non
farmakologi
(relaksasi, distraksi,relaksasi progresif)
i. Beri obat sebelum
aktivitas/ latihan
yang direncanakan
sesuai petunjuk.
j. Kolaborasi: Berikan
obat-obatan sesuai
petunjuk (mis: asetil
salisilat)k. Berikan kompres
dingin jika
dibutuhkan
kan sendi-
sendi yang
sakit dan
mempertahan
kan posisi
netral.
Penggunaan
brace dapat
menurunkan
nyeri dan
dapat
mengurangi
kerusakan
pada sendid. Mencegah
terjadinya
kelelahan
umum dan
kekakuan
sendi.
e. Menstabilkan
sendi,
mengurangigerakan/ rasa
sakit pada
sendi
f. Panas
meningkatka
n relaksasi
otot, dan
mobilitas,
menurunkan
rasa sakit dan
melepaskan
kekakuan di
pagi hari.
Sensitivitas
pada panas
dapat
dihilangkan
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
14/27
Nur Kholifah Page 14
dan luka
dermal dapat
disembuhkan
g. Meningkatka
n relaksasi/
mengurangi
nyeri
h. Meningkatka
n realaksasi,
mengurangi
tegangan
otot/ spasme,
memudahkan
untuk ikutserta dalam
terapi
i. Sebagai anti
inflamasi dan
efek
analgesik
ringan dalam
mengurangi
kekakuan danmeningkatka
n mobilitas.
j. Rasa dingin
dapat
menghilangk
an nyeri dan
bengkak
selama
periode akut
Gangguan mobilitas
fisik berhubungan
dengan deformitas
skeletal, nyeri,
penurunan,
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan mobilitas fisik baik
dengan kriteria :
a. Mempertahankan fungsi
a. Evaluasi/ lanjutkan
pemantauan tingkat
inflamasi/ rasa sakit
pada sendi
b. Pertahankan istirahat
tirah baring/ duduk
jika diperlukan
jadwal aktivitas
a. Tingkat
aktivitas/latih
an tergantung
dari
perkembanga
n/resolusi
dari proses
inflamasi
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
15/27
Nur Kholifah Page 15
kekuatan otot. posisi dengan tidak
hadirnya/ pembatasan
kontraktur.
b. Mempertahankan ataupun
meningkatkan kekuatan
dan fungsi dari dan/ atau
kompensasi bagian tubuh
c. Mendemonstrasikan
tehnik/perilaku yang
memungkinkan melakukan
aktivitas
untuk memberikan
periode istirahat yang
terus menerus dan
tidur malam hari
yang tidakterganmggu.
c. Bantu dengan
rentang gerak
aktif/pasif,
demikiqan juga
latihan resistif dan
isometris jika
memungkinkan
d. Ubah posisi dengan
sering dengan
jumlah personelcukup.
Demonstrasikan/
bantu tehnik
pemindahan dan
penggunaan bantuan
mobilitas, mis,
trapeze
e. Posisikan dengan
bantal, kantung
pasir, gulungan
trokanter, bebat,
brace
f. Gunakan bantal
kecil/tipis di bawah
leher.
g. Dorong pasien
mempertahankan
postur tegak dan
duduk tinggi,
berdiri, dan berjalan
h.
Berikan lingkunganyang aman,
misalnya menaikkan
kursi, menggunakan
pegangan tangga
pada toilet,
penggunaan kursi
roda.
i. Kolaborasi: konsul
dengan fisoterapi.
b. Istirahat
sistemik
dianjurkan
selama
eksaserbasiakut dan
seluruh fase
penyakit
yang penting
untuk
mencegah
kelelahan
mempertahan
kan kekuatan
c. Mempertaha
nkan/meningkatka
n fungsi
sendi,
kekuatan otot
dan stamina
umum.
Catatan :
latihan tidak
adekuat
menimbulkan
kekakuan
sendi,
karenanya
aktivitas
yang
berlebihan
dapat
merusak
sendi
d. Menghila
ngkantekanan
pada
jaringan
dan
meningka
tkan
sirkulasi
e. Memper
mudah
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
16/27
Nur Kholifah Page 16
j. Kolaborasi: Berikan
matras busa/
pengubah tekanan.
k. Kolaborasi: berikan
obat-obatan sesuaiindikasi (steroid).
perawata
n diri dan
kemandiri
an pasien.
Tehnik pemindah
an yang
tepat
dapat
mencegah
robekan
abrasi
kulit
f. Meningka
tkan
stabilitas(mengura
ngi resiko
cidera)
dan
memerpta
hankan
posisi
sendi
yang
diperluka
n dan
kesejajara
n tubuh,
menguran
gi
kontrakto
r
g. Mencega
h fleksi
leher
h.
Memaksimalkan fungsi
sendi dan
mempertahan
kan mobilitas
i. Menghindari
cidera akibat
kecelakaan/
jatuh
j. Berguna
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
17/27
Nur Kholifah Page 17
dalam
memformula
sikan
program
latihan/aktivitas
yang
berdasarkan
pada
kebutuhan
individual
dan dalam
mengidentifi
kasikan alat
k. Menurunkan
tekanan pada jaringan yang
mudah pecah
untuk
mengurangi
risiko
imobilitas
l. Mungkin
dibutuhkan
untuk
menekan
sistem
inflamasi
akut
Gangguan Citra
Tubuh / Perubahan
Penampilan Peran
berhubungan
dengan perubahan
kemampuan untukmelaksanakan
tugas-tugas umum,
peningkatan
penggunaan energi,
ketidakseimbangan
mobilitas.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan gangguan citra
tubuh berkurang dengan
kriteria:
a.
Mengungkapkan peningkatan rasa percaya
diri dalam kemampuan
untuk menghadapi
penyakit, perubahan pada
gaya hidup, dan
kemungkinan keterbatasan
b. Menyusun rencana realistis
untuk masa depan.
a. Dorong
pengungkapan
mengenai masalah
tentang proses
penyakit, harapan
masa depan. b. Diskusikan arti dari
kehilangan/
perubahan pada
pasien/orang
terdekat.
Memastikan
bagaimana
pandangaqn pribadi
pasien dalam
a. Berikan
kesempatan
untuk
mengidentifi
kasi rasa
takut/kesalahan
konsep dan
menghadapin
ya secara
langsun
b. Mengidentifi
kasi
bagaimana
penyakit
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
18/27
Nur Kholifah Page 18
memfungsikan gaya
hidup sehari-hari,
termasuk aspek-
aspek seksual.
c. Diskusikan persepsi pasienmengenai
bagaimana orang
terdekat menerima
keterbatasan.
d. Akui dan terima
perasaan berduka,
bermusuhan,
ketergantungan.
e. Perhatikan perilaku
menarik diri,
penggunaanmenyangkal atau
terlalu
memperhatikan
perubahan
f. Susun batasan pada
perilaku mal adaptif.
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
perilaku positif yang
dapat membantu
koping
g. Ikut sertakan pasien
dalam
merencanakan
perawatan dan
membuat jadwal
aktivitas
h. Bantu dalam
kebutuhan
perawatan yang
diperlukani. Berikan bantuan
positif bila perlu.
j. Kolaborasi: Rujuk
pada konseling
psikiatri, mis:
perawat spesialis
psikiatri, psikolog.
k. Kolaborasi: Berikan
obat-obatan sesuai
mempengaru
hi persepsi
diri dan
interaksi
dengan oranglain akan
menentukan
kebutuhan
terhadap
intervensi/
konseling
lebih lanjut
c. Isyarat
verbal/non
verbal orang
terdekatdapat
mempunyai
pengaruh
mayor pada
bagaimana
pasien
memandang
dirinya
sendiri
d. Nyeri
konstan akan
melelahkan,
dan perasaan
marah dan
bermusuhan
umum terjadi
e. Dapat
menunjukkan
emosional
ataupun
metodekoping
maladaptive,
membutuhka
n intervensi
lebih lanjut
f. Membantu
pasien untuk
mempertahan
kan kontrol
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
19/27
Nur Kholifah Page 19
petunjuk, mis; anti
ansietas dan obat-
obatan peningkat
alam perasaan.
diri, yang
dapat
meningkatka
n perasaan
harga dirig. Meningkatka
n perasaan
harga diri,
mendorong
kemandirian,
dan
mendorong
berpartisipasi
dalam terapi
h. Mempertaha
nkan penampilan
yang dapat
meningkatka
n citra diri
i. Memungkink
an pasien
untuk merasa
senang
terhadap
dirinya
sendiri.
Menguatkan
perilaku
positif.
Meningkatka
n rasa
percaya diri
j. Pasien/orang
terdekat
mungkin
membutuhkan dukungan
selama
berhadapan
dengan
proses jangka
panjang/
ketidakmamp
uan
k. Mungkin
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
20/27
Nur Kholifah Page 20
dibutuhkan
pada sat
munculnya
depresi hebat
sampai pasien
mengembang
kan
kemapuan
koping yang
lebih efektif
Defisit perawatan
diri berhubungan
dengan kerusakanmusculoskeletal,
penurunan
kekuatan, daya
tahan, nyeri pada
waktu bergerak,
depresi.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan klien dapatmengatur kegiatan sehari-hari,
dengan criteria hasil:
Melaksanakan aktivitas
perawatan diri pada tingkat
yang konsisten dengan
kemampuan individual
Mendemonstrasikan perubahan
teknik/ gaya hidup untuk
memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas
yang dapat memenuhi
kebutuhan perawatan diri.
a. Diskusikan tingkat
fungsi umum (0-4)
sebelum timbulawitan/ eksaserbasi
penyakit dan
potensial perubahan
yang sekarang
diantisipasi.
b. Pertahankan
mobilitas, kontrol
terhadap nyeri dan
program latihan.
c. Kaji hambatan
terhadap partisipasidalam perawatan
diri. Identifikasi
/rencana untuk
modifikasi
lingkungan
d. Kolaborasi: Konsul
dengan ahli terapi
okupasi.
e. Kolaborasi: Atur
evaluasi kesehatan
di rumah sebelum pemulangan dengan
evaluasi setelahnya.
f. Kolaborasi : atur
konsul dengan
lembaga lainnya,
mis: pelayanan
perawatan rumah,
ahli nutrisi.
a. Mungkin
dapat
melanjutkanaktivitas
umum
dengan
melakukan
adaptasi yang
diperlukan
pada
keterbatasan
saat ini
b. Mendukung
kemandirianfisik/emosion
al
c. Menyiapkan
untuk
meningkatka
n
kemandirian,
yang akan
meningkatka
n harga diri
d. Bergunauntuk
menentukan
alat bantu
untuk
memenuhi
kebutuhan
individual.
Mis;
memasang
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
21/27
Nur Kholifah Page 21
kancing,
menggunaka
n alat bantu
memakai
sepatu,menggantung
kan pegangan
untuk mandi
pancura
e. Mengidentifi
kasi masalah-
masalah yang
mungkin
dihadapi
karena
tingkatkemampuan
actual
f. Mungkin
membutuhka
n berbagai
bantuan
tambahan
untuk
persiapan
situasi di
rumah
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
22/27
Nur Kholifah Page 22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arthritis Rheumatoid Juvenile pada anak dapat disebabkan oleh berbagai
penyakit yang mempunyai spectrum sangat luas, yang secara sederhana dapat
dikelompokkan menjadi 1).Penyakit reumatik dan kondisi yang berhubungan,
2).Arthritis infeksi, 3).Gangguan musculoskeletal congenital, 4).Gangguan
musculoskeletal didapat non-reumatik, 5) penyakit keganasan, 6). Penyakit lain
seperti penyakit sickle cell, hemophilia dan koagulopati lainnya, hipotiroidisme,
sarkoidosis (Samia Naz dkk.2013)
B. Saran
Pada kasus yang berat, Artritis Reumatoid Juvenile dapat mengganggu
pertumbuhan.Pembengkakan pada mata bisa menjadi serius dan menyebabkan
gangguan penglihatan.Jika anak memperlihatkan gejala atau tanda arttritis
reumatoid juvenile, pastikan untuk membawa anak ke dokter.
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
23/27
Nur Kholifah Page 23
EVIDANCE BASED
Resume Jurnal
Pengambilan Jurnal ilmiah ini diambil dari Database yaitu Google
(http://.google.co.id) Jurnal dengan judul “ Juvenile Rheumatoid Arthritis”.
Nama peneliti Samia Naz, Asma Mushtaq, Saira Rehman, Attia Bari, Amnah
Maqsud, Muhammad Zeeshan Khan, and Tahir Masood Ahmad.
Penelaah / Reviewer, dengan judul jurnal“ Juvenile Rheumatoid
Arthritis”. Oleh Nur Kholifah (0520011712), Prodi Keperawatan, Universitas
Pekalongan.
Adapun tujuan menelaah jurnal ini adalah untuk menambah pengetahuan
penelaah atau riviewer khususnya mengenai Juvenile Rheumatoid Arthritis.
Peneliti mengemukakan bahwa:
Juvenile Rheumatoid arthritis (JRA) ditandai dengan sinovitis kronis
sendi perifer mewujukan sebagai pembengkakan jaringan lunak dan efusi. Ini
hampir pasti terdiri dari sejumlah entitas ditandai oleh arthritis dari apendiks
sendi, masing-masing yang memiliki mode yang berbeda dari presentasi dan
mungkin memiliki sama atau berbeda penyebabnya. Insiden JRA sekitar
13,9/100.000 anak/tahun diantara anak-anak 15 tahun atau lebih muda, dengan
prevalensi keseluruhan sekitar 113/100.000 anak.
Adapun kebutuhan untuk peningkatan identifikasi dan rujukan anak-anak
dengan arthritis untuk anak pusat pengobatan reumatologi. Berbagai ras dan
kelompok etnis tampaknya memiliki berbagai frekuensi dari subtype JRA. Satu
studi melaporkan bahwa anak-anak hitam Amerika dengan JRA lebih banyak pada presentasi dan cenderung kurang memiliki antibody antinuclear tinggi
(ANA) titer atau uveitis.
Kejadian yang tepat dan prevalensi penyakit ini pada anak-anak tidak ada
dari Pakistan. Berbagai penelitian dari India dijelaskan profil agak berbeda di
benua ini dibandingkan dengan Barat. Tiga sampai enam penelitian ini
dilakukan untuk mengevaluasi spectrum klinis, parameter laboratorium dan
http://.google.co.id/http://.google.co.id/
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
24/27
Nur Kholifah Page 24
terapi obat yang diperlukan pada pasien dengan JRA dilihat pada perawatan
tersier didedikasikan rumah sakit anak-anak.
Metodologi
Desain penelitian menggunakan cross-sectional ini dilakukan di Rumah
Sakit Anak dan Institusi Kesehatan anak., Lahore, selama 3 tahun dari Oktober
2008 sampai Oktober 2011. Semua pasien yang berturut-turut yang memenuhi
American College of Rheumatology (ACR) kriteria JRA yang terdaftar dalam
penelitian ini. Kriteria ACR termasuk usia 16 tahun, tanda-tanda arthritis dalam
satu atau lebih sendi, durasi penyakit 6 minggu atau lebih, jeis onset
didefinisikan dalam 6 bulan pertama. Polyarthritis: ketika 5 atau lebih sendi
meradang. Oligoarthritis: bila kurang dari 5 sendi dan penyakit onset sistemik
arthritis dengan demam karakteristik dan mengesampingkan bentuk-bentuk
arthritis.
Data yang dikumpulkan pada kunjungan klinis pertama termasuk usia, jenis
kelamin, jumlah keterlibatan bersama, sistemmik terkait seperti kekakuan pagi,
demam, ruam, lymphadenolimpati atau hepatosplenomegali. Jenis arthritis
sesuai dengan kriteria ACR.Uveitis klinis didiagnosa dengna pemeriksaaan
lampu celah oleh dokter special mata. Data laboratorium yang relevan tercatat
termasuk haemoglobin (Hb), jumlah total leukosit (TLC), jumlah trombosit
(PLT) laju endap darah (LED), C-reaktif protein (CRP) dan adanya faktor
rheumatoid (RF) dan antibody nuclear (ANA). Pasien dirawat dengan obat anti
inflamasi non steroid (NSAID), steroid dan metotreksat sesuai protocol dan tentu
saja penyakit mereka di rawat jalan.
Pembahasan
Pengobatan jangka panjang anak-anak dengan JRA dimulai dengandimodifikasi sesuai dengan pennyakit subtype, beratnya penyakit, manifestasi
tertentu dari penyakit dan respon terhadap penyakit.Tujuan pengobatan adalah
untuk menjaga anak dalam pola adaptasi yang senormal mungkin dan untuk
mencapai tujuan ini dengan resiko minimal efek samping. Non-steroid anti-
inflammatory drugs (NSAIDs) adalah andalan pengobatan pada semua jenis JRA
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
25/27
Nur Kholifah Page 25
dalam hal ini dan dalam berbagai studi. Naproxen dan Ibuprofen adalah obat
digunakan dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Polyarticular JRA merupakan jenis JRA yang paling umum diderita anak
anak. Pengobatan menurut sub-jenis dan induksi agen terapi baru dalam
pengelolaan JRA akan mencegah morbiditas.
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
26/27
Nur Kholifah Page 26
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes Marilynn. E et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta
: EGC
Field Tiffany dkk.1995. Juvenile Rheumatoid Arthritis: Benefits from Massage
Therapy.Journal ofPediatric Psychology.University of Miami
School of Medicine.
Samia Naz dkk.2013. Juvenile Rheumatoid Arthritis.Journal of the College of
Physicians and Surgeons Pakistan.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah.Jakarta : EGC.
Wilkinson, M, Judith & Ahern, R, Nancy.2011. Buku saku diagnosa keperawatan,
edisi 9.Jakarta:EGC.
http://www. Juvenile Rheumatoid Arthritis, diakses pada tanggal 28 Februari
2015, pukul 19.00 WIB.
http://www/http://www/
-
8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf
27/27
LAMPIRAN-LAMPIRAN