askep anak dengan arj.pdf

Upload: noer-kholifah

Post on 08-Jul-2018

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    1/27

    Nur Kholifah Page 1

    ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

    DENGAN ARTHRITIS REUMATOID JUVENIL

    Pengampu : Remilda A.V, S.Kep., Ns., M.Kep

    Di susun oleh :

    Nur Kholifah 0520011712

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS PEKALONGAN

    2015

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    2/27

    Nur Kholifah Page 2

    DAFTAR ISI

    Sampul………………………………………………….........................................1 

    DaftarIsi…………………………………………………......................................2 

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah…………………………………………………...3 

    B.  Tujuan Penulisan…………………………………………………………..3 

    C.  Sistematika Penulisan……………………………………………………...4

    BAB II PEMBAHASAN

    A.  Pengertian………………………………………………………………….5 

    B.  Etiologi…………………………………………………………………….5 

    C.  Klasifikasi…………………………………………………………………5 

    D.  Patofisiologi……………………………………………………………….6 

    E.  Pathways Keperawatan……………………………………………………8 

    F.  Manifestasi Klinik…………………………………………………………9 

    G.  Pengkajian…………………………………………………………………9 

    H.  Diagnosa Keperawatan…………………………………………………...11 

    I.  Intervensi dan Rasional…………………………………………………..12 

    BAB III PENUTUP

    A.  Simpulan…………………………………………………………………23 

    B.  Saran……………………………………………………………………...23 

    C.  Resume jurnal…………………………………………………………….24 

    DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………26

    LAMPIRAN……………………………………………………………………...27 

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    3/27

    Nur Kholifah Page 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. 

    Latar Belakang

    Rheumatoid Arthritis Juvenil (RAJ) bukan merupakan penyakit yang jarang

     pada anak-anak dan jauh melebihi perkiraan prevalensi ketika kriteria objektif

    yang digunakan dan pemeriksaan dilakukan oleh anak-anak yang berpengalaman

    rheumatologis. Dari 34 studi epidemiologi menunjukkan bahwa 0,07-4,01 per

    1.000 anak di seluruh dunia yang mengenaskan. Substansial geografis dan etnis,

     perbedaan yang hadir berkaitan dengan usia saat onset, frekuensi relative, jenis

    onset dan imunologi.  Juvenile Rheumatoid Arthritis  (JRA) biasanya muncul

    sebelum usia 16 tahun. Namun onset penyakit juga dapat terjadi lebih awal,

    dengan frekuensi tertinggi antara usia 1-3 tahun. Perempuan lebih sering terkena

    dari pada laki-laki (Naz Samia dkk, 2013).

    Insiden JRA adalah sekitar 13,9/100.0000 anak/tahun diantara anak-anak 15

    tahun atau lebih muda, dengan prevalensi keseluruhan sekitar 113/100.000 anak-

    anak. Ada kebutuhan untuk peningkatan identifikasi dan rujukan anak-anak

    dengan arthritis untuk anak pusat pengobatan reumatologi. Berbagai ras dan

    kelompok etnis tampaknya memiliki berbagai frekuensi dari subtype JRA. Satu

    studi melaporkan bahwa anak-anak Amerika dengan JRA lebih tinggi pada

     presentasi dan kurang cenderung memiliki antibodi antinuclear tinggi (ANA)

    titer atau uveitis (Naz Samia dkk, 2013).

    Angka kematian pada penderita JRA sedikit lebih tinggi dari pada anak

    normal.Angka kematian tertinggi terjadi pada JRA sistemik.  Juvenile

     Rheumatoid Arthritis  (JRA) juga dapat berkembang menjadi penyakit lain,seperti Systemic Lupus Erythematosus  (SLE) atau skleroderma, yang memiliki

    angka kematian yang lebih tinggi daripada JRA pausiartikular atau

     poliartikular.Kejadian yang tepat dan prevalensi penyakit ini pada anak-anak

    tidak tersedia dari Pakistan. Di Asia dalam literature Barat, yang sering

    dilaporkan usia onset 1-3 tahun dan lebih sering terjadi pada wanita dibanding

    dengan laki-laki (Naz Samia dkk, 2013).

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    4/27

    Nur Kholifah Page 4

    B.  Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menambah

     pengetahuan penulis khususnya mengenai Asuhan Keperawatan anak dengan

    Arthritis Reumatoid Juvenil(ARJ) dan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah

    KeperawatanAnak II dan untuk mengetahui dan memahami tentang penyakit

    ARJ sehingga mampu menegakkan diagnosis pasien dengan ARJ.

    C.  Sistematika Penulisan

    Sampul 

    Daftar Isi

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  LatarBelakang Masalah

    B.  Tujuan Penulisan

    C.  Sistematika Penulisan

    BAB II PEMBAHASAN

    A.  Pengertian

    B.  Etiologi

    C.  Klasifikasi

    D.  Patofisiologi

    E.  Pathways Keperawatan

    F.  Manifestasi Klinik

    G.  Pengkajian

    H.  Diagnosa Keperawata

    I.  Intervensi dan Rasional

    BAB III PENUTUPA.  Simpulan

    B.  Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    5/27

    Nur Kholifah Page 5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.  Pengertian

    Arthritis Rheumatoid Juvenile (ARJ) adalah penyakit rematik yang palingumum dari anak-anak dan salah satu penyakit kronis yang paling umum dari

    masa kanak-kanak (Cassidy & Petty, 1995; Lovell & Walco, 1989).

    Arthritis Rheumatoid Juvenile (ARJ) tidaklah merujuk pada satu penyakit,

    karena kelainan ini merupakan sindrom dengan berbagai etiologi, dengan

    serangkaian respon imun tubuh yang saling berkaitan, dan secara karakteristik

    terlihat sebagai arthritis perifer idiopatik. Patogenesisnya ditandai oleh

    imunoinflamasi yang diduga diaktifkan oleh antigen eksternal. Selain itu ARJ

     juga mempunyai predisposisi imunogenetik (Pediatri Sari, 2003).

    B.  Etiologi

    Hingga kini penyebab Rheumatoid Artritis Juvenile (RAJ) tidak diketahui,

    tetapi beberapa hipotesa menunjukan bahwa RAJ dipengaruhi oleh faktor-

    faktor:

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    6/27

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    7/27

    Nur Kholifah Page 7

    menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi

    yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot

    akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot

    dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare, 2002).

    Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti

    vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan,

    sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.

    Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi

    kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat

    karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.Kartilago

    menjadi nekrosis (Smeltzer & Bare, 2002).

    Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.

    Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan

    sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan

    kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa

    menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub

    chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat (Smeltzer & Bare, 2002).

    Lamanya Reumatoid Arthritis Juvenile berbeda pada setiap orang ditandai

    dengan adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang

    yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.Namun

     pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan

    kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Long,

    1996).

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    8/27

    Nur Kholifah Page 8

    E.  Pathways Keperwatan

    Sumber:http://.www.Pathway Artritis Rematoid Juvenil.html

    Reaksi faktor R dengan antibodi, faktor metabolic, infeksi dengan

    kecenderun an virus

    Tendon dan ligament melemah

     pannus nodus

    Synovial menebal

    Kurang

    pengetahuan

    Reaksi eradan annyeri

    Kurang informasi

    tentang proses

    en akit

    Infiltrasi ke dalam

    Os.subcondria

    Gang

    guan

    body

    image

    Deformita

    s sendi

    Ankilosis fibrosis

    Adhesi pada permukaan sendi

    Erosi kartilago

    Kartilago nekrosis

    Kerusakan kartilago dan tulang Hambatan nutrisi pada kartilago artikularis

    Ankilosis tulang

    Kekakuan sendi

    Gangguan mobilitas Terbatasnya gerakan sendi

    Deficit self

    Mudah luksasi

    dan subluksasi

    Hilangnya

    kekuatan otot

    Resiko cidera

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    9/27

    Nur Kholifah Page 9

    F.  Manifestasi Klinis 

    Menurut (Field Tifany, 1995) tanda dan gejela adalah :

    1.  Usia onset kurang dari 16 tahun

    2.  ARJ pada satu sendi atau lebih yang ditandai oleh bengkak atau efusi

    sendi, atau lebih dari dua dari gejala kelainan sendi berikut: gerakan

    sendi terbatas, nyeri atau sakit pada gerakan sendi, dan peningkatan

    suhu pada daerah sendi.

    3.  Lama sakit lebih dari 6 minggu

    4.  Jenis onset penyakit dalam 6 bulan pertama diklasifikasikan sebagai:

    a.  Pausiartikular (oligoartritis): 4 sendi atau kurang.

     b.  Poliartritis: 5 sendi atau lebih

    c.  Penyakit sistemik: arthritis disertai demam intermiten

    5.  Penyakit arthritis juvenile lain yang dapt disingkirkan.

    G.  Pengkajian

    Menurut (Doengoes Marilynn. E, 1999) pengkajian untuk pasien ARJ

    adalah:

    a. 

    Pemeriksaan Fisik

      Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral),

    amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan. 

      Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi synovial: 

    a.  Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)

     b.  Catat bila ada krepitasi

    c.  Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

      Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilaterala.  Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang

     b.  Ukur kekuatan otot

    c.  Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya

    d.  Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    10/27

    Nur Kholifah Page 10

    b.  Riwayat Psiko Sosial

    Pasien dengan ARJ mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup

    tinggi apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi

    karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan

    merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan

     pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga

    diri klien.

    Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan

    organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan

    misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-

     bentuk arthritis lainnya. Pengkajian 11 Pola Gordon:

    1. Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan Kesehatan

    a.  Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi?

     b.  Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya?

    c.  Riwayat keluarga dengan RA

    d.  Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun

    e.  Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll

    2. Pola Nutrisi Metabolik

    a.  Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang

     banyak mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)

     b.  Riwayat gangguan metabolic

    3. Pola Eliminasi

    a.  Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?

    4. Pola Aktivitas dan Latihan

    a. 

    Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit b.  Jenis aktivitas yang dilakukan

    c.  Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas

    d.  Tidak mampu melakukan aktifitas berat

    5. Pola Istirahat dan Tidur

    a.  Apakah ada gangguan tidur?

     b.  Kebiasaan tidur sehari

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    11/27

    Nur Kholifah Page 11

    c.  Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur

    d.  Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?

    6. Pola Persepsi Kognitif

    a.  Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?

    7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

    a.  Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?

     b.  Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?

    8. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama

    a.  Bagaimana hubungan dengan keluarga?

     b.  Apakah ada perubahan peran pada klien?

    9. Pola Reproduksi Seksualitas

    a.  Adakah gangguan seksualitas?

    10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress

    a.  Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?

    11. Pola Sistem Kepercayaan

    a.  Agama yang dianut?

     b.  Adakah gangguan beribadah?

    c.  Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan

    H.  Diagnosa Keperawatan

    Menurut (Wilkinson dkk, 2011) diagnosa yang muncul pada kasus ARJ

    adalah: 

    1.   Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh

    akumulasi cairan berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi.

    2. 

    Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan, kekuatan otot.

    3.  Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan

    dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,

     peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

    4.  Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,

     penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    12/27

    Nur Kholifah Page 12

    5.  Kebutuhan pembelajaran mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan

     pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat,

    kesalahan interpretasi informasi.

    I.  Intervensi dan rasional (Wilkinson dkk, 2011) 

    DIAGNOSA

    KEPERAWATAN

    TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

     Nyeri berhubungan

    dengan agen

     pencedera, distensi

     jaringan oleh

    akumulasi cairan/ proses inflamasi,

    destruksi sendi.

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3x24 jam

    diharapkan tidak ada Keluhan

    nyeri, dengan kriteria :

    a.  Menunjukkan nyeri hilangatau terkontrol.

     b.  Terlihat rileks, dapat tidur/

     beristirahat dan

     berpartisipasi dalam

    aktivitas sesuai

    kemampuan.

    c.  Terlihat rileks, dapat tidur/

     beristirahat dan

     berpartisipasi dalam

    aktivitas sesuai

    kemampuan.

    d.  Mengikuti program

    farmakologis yang

    diresepkan

    e.  Menggabungkan

    keterampilan relaksasi dan

    aktivitas hiburan ke dalam

     program kontrol nyeri.

    a. Kaji keluhan nyeri,

    catat lokasi dan

    intensitas (skala 0-

    10).

     b.  Catat faktor-faktoryang mempercepat

    dan tanda-tanda rasa

    sakit non verbal

    c.  Berikan matras/ kasur

    keras, bantal kecil.

    Tinggikan linen

    tempat tidur sesuai

    kebutuhan

    d.  Tempatkan/pantau

     penggunaan bantal,

    karung pasir,

    gulungan trokhanter,

     bebat, brace.

    e.  Dorong untuk sering

    mengubah posisi.

    Bantu untuk bergerak

    di tempat tidur,

    sokong sendi yang

    sakit di atas dan bawah, hindari

    gerakan yang

    menyentak.

    f.  Anjurkan pasien

    untuk mandi air

    hangat atau mandi

     pancuran pada waktu

    a.  Membantu

    dalam

    menentukan

    kebutuhan

    manajemennyeri dan

    keefektifan

     program

     b.  Matras yang

    lembut/

    empuk, bantal

    yang besar

    akan

    mencegah

     pemeliharaan

    kesejajaran

    tubuh yang

    tepat,

    menempatkan

    stress pada

    sendi yang

    sakit.

    Peninggian

    linen tempattidur

    menurunkan

    tekanan pada

    sendi yang

    terinflamasi/n

    yeri

    c.  Mengistirahat

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    13/27

    Nur Kholifah Page 13

     bangun dan/atau pada

    waktu tidur. Sediakan

    waslap hangat untuk

    mengompres sendi-

    sendi yang sakit

     beberapa kali sehari.

    Pantau suhu air

    kompres, air mandi,

    dan sebagainya.

    g.  Berikan masase yang

    lembut

    h.  Ajarkan teknik non

    farmakologi

    (relaksasi, distraksi,relaksasi progresif)

    i.  Beri obat sebelum

    aktivitas/ latihan

    yang direncanakan

    sesuai petunjuk.

     j.  Kolaborasi: Berikan

    obat-obatan sesuai

     petunjuk (mis: asetil

    salisilat)k.  Berikan kompres

    dingin jika

    dibutuhkan

    kan sendi-

    sendi yang

    sakit dan

    mempertahan

    kan posisi

    netral.

    Penggunaan

     brace dapat

    menurunkan

    nyeri dan

    dapat

    mengurangi

    kerusakan

     pada sendid.  Mencegah

    terjadinya

    kelelahan

    umum dan

    kekakuan

    sendi.

    e.  Menstabilkan

    sendi,

    mengurangigerakan/ rasa

    sakit pada

    sendi

    f.  Panas

    meningkatka

    n relaksasi

    otot, dan

    mobilitas,

    menurunkan

    rasa sakit dan

    melepaskan

    kekakuan di

     pagi hari.

    Sensitivitas

     pada panas

    dapat

    dihilangkan

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    14/27

    Nur Kholifah Page 14

    dan luka

    dermal dapat

    disembuhkan

    g.  Meningkatka

    n relaksasi/

    mengurangi

    nyeri

    h.  Meningkatka

    n realaksasi,

    mengurangi

    tegangan

    otot/ spasme,

    memudahkan

    untuk ikutserta dalam

    terapi

    i.  Sebagai anti

    inflamasi dan

    efek

    analgesik

    ringan dalam

    mengurangi

    kekakuan danmeningkatka

    n mobilitas.

     j.  Rasa dingin

    dapat

    menghilangk 

    an nyeri dan

     bengkak

    selama

     periode akut

    Gangguan mobilitas

    fisik berhubungan

    dengan deformitas

    skeletal, nyeri,

     penurunan,

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3x24 jam

    diharapkan mobilitas fisik baik

    dengan kriteria :

    a.  Mempertahankan fungsi

    a.  Evaluasi/ lanjutkan

     pemantauan tingkat

    inflamasi/ rasa sakit

     pada sendi

     b.  Pertahankan istirahat

    tirah baring/ duduk

     jika diperlukan

     jadwal aktivitas

    a.  Tingkat

    aktivitas/latih

    an tergantung

    dari

     perkembanga

    n/resolusi

    dari proses

    inflamasi

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    15/27

    Nur Kholifah Page 15

    kekuatan otot.   posisi dengan tidak

    hadirnya/ pembatasan

    kontraktur.

     b.  Mempertahankan ataupun

    meningkatkan kekuatan

    dan fungsi dari dan/ atau

    kompensasi bagian tubuh

    c.  Mendemonstrasikan

    tehnik/perilaku yang

    memungkinkan melakukan

    aktivitas

    untuk memberikan

     periode istirahat yang

    terus menerus dan

    tidur malam hari

    yang tidakterganmggu.

    c.  Bantu dengan

    rentang gerak

    aktif/pasif,

    demikiqan juga

    latihan resistif dan

    isometris jika

    memungkinkan

    d.  Ubah posisi dengan

    sering dengan

     jumlah personelcukup.

    Demonstrasikan/

     bantu tehnik

     pemindahan dan

     penggunaan bantuan

    mobilitas, mis,

    trapeze

    e.  Posisikan dengan

     bantal, kantung

     pasir, gulungan

    trokanter, bebat,

     brace

    f.  Gunakan bantal

    kecil/tipis di bawah

    leher.

    g.  Dorong pasien

    mempertahankan

     postur tegak dan

    duduk tinggi,

     berdiri, dan berjalan

    h. 

    Berikan lingkunganyang aman,

    misalnya menaikkan

    kursi, menggunakan

     pegangan tangga

     pada toilet,

     penggunaan kursi

    roda.

    i.  Kolaborasi: konsul

    dengan fisoterapi.

     b.  Istirahat

    sistemik

    dianjurkan

    selama

    eksaserbasiakut dan

    seluruh fase

     penyakit

    yang penting

    untuk

    mencegah

    kelelahan

    mempertahan

    kan kekuatan

    c.  Mempertaha

    nkan/meningkatka

    n fungsi

    sendi,

    kekuatan otot

    dan stamina

    umum.

    Catatan :

    latihan tidak

    adekuat

    menimbulkan

    kekakuan

    sendi,

    karenanya

    aktivitas

    yang

     berlebihan

    dapat

    merusak

    sendi

    d.  Menghila

    ngkantekanan

     pada

     jaringan

    dan

    meningka

    tkan

    sirkulasi

    e.  Memper 

    mudah

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    16/27

    Nur Kholifah Page 16

     j.  Kolaborasi: Berikan

    matras busa/

     pengubah tekanan.

    k.  Kolaborasi: berikan

    obat-obatan sesuaiindikasi (steroid).

     perawata

    n diri dan

    kemandiri

    an pasien.

    Tehnik pemindah

    an yang

    tepat

    dapat

    mencegah

    robekan

    abrasi

    kulit

    f.  Meningka

    tkan

    stabilitas(mengura

    ngi resiko

    cidera)

    dan

    memerpta

    hankan

     posisi

    sendi

    yang

    diperluka

    n dan

    kesejajara

    n tubuh,

    menguran

    gi

    kontrakto

    r

    g.  Mencega

    h fleksi

    leher

    h. 

    Memaksimalkan fungsi

    sendi dan

    mempertahan

    kan mobilitas

    i.  Menghindari

    cidera akibat

    kecelakaan/

     jatuh

     j.  Berguna

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    17/27

    Nur Kholifah Page 17

    dalam

    memformula

    sikan

     program

    latihan/aktivitas

    yang

     berdasarkan

     pada

    kebutuhan

    individual

    dan dalam

    mengidentifi

    kasikan alat

    k.  Menurunkan

    tekanan pada jaringan yang

    mudah pecah

    untuk

    mengurangi

    risiko

    imobilitas

    l.  Mungkin

    dibutuhkan

    untuk

    menekan

    sistem

    inflamasi

    akut

    Gangguan Citra

    Tubuh / Perubahan

    Penampilan Peran

     berhubungan

    dengan perubahan

    kemampuan untukmelaksanakan

    tugas-tugas umum,

     peningkatan

     penggunaan energi,

    ketidakseimbangan

    mobilitas.

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3x24 jam

    diharapkan gangguan citra

    tubuh berkurang dengan

    kriteria:

    a. 

    Mengungkapkan peningkatan rasa percaya

    diri dalam kemampuan

    untuk menghadapi

     penyakit, perubahan pada

    gaya hidup, dan

    kemungkinan keterbatasan

     b.  Menyusun rencana realistis

    untuk masa depan.

    a.  Dorong

     pengungkapan

    mengenai masalah

    tentang proses

     penyakit, harapan

    masa depan. b.  Diskusikan arti dari

    kehilangan/

     perubahan pada

     pasien/orang

    terdekat.

    Memastikan

     bagaimana

     pandangaqn pribadi

     pasien dalam

    a.  Berikan

    kesempatan

    untuk

    mengidentifi

    kasi rasa

    takut/kesalahan

    konsep dan

    menghadapin

    ya secara

    langsun

     b.  Mengidentifi

    kasi

     bagaimana

     penyakit

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    18/27

    Nur Kholifah Page 18

    memfungsikan gaya

    hidup sehari-hari,

    termasuk aspek-

    aspek seksual.

    c.  Diskusikan persepsi pasienmengenai

     bagaimana orang

    terdekat menerima

    keterbatasan.

    d.  Akui dan terima

     perasaan berduka,

     bermusuhan,

    ketergantungan.

    e.  Perhatikan perilaku

    menarik diri,

     penggunaanmenyangkal atau

    terlalu

    memperhatikan

     perubahan

    f.  Susun batasan pada

     perilaku mal adaptif.

    Bantu pasien untuk

    mengidentifikasi

     perilaku positif yang

    dapat membantu

    koping

    g.  Ikut sertakan pasien

    dalam

    merencanakan

     perawatan dan

    membuat jadwal

    aktivitas

    h.  Bantu dalam

    kebutuhan

     perawatan yang

    diperlukani.  Berikan bantuan

     positif bila perlu.

     j.  Kolaborasi: Rujuk

     pada konseling

     psikiatri, mis:

     perawat spesialis

     psikiatri, psikolog.

    k.  Kolaborasi: Berikan

    obat-obatan sesuai

    mempengaru

    hi persepsi

    diri dan

    interaksi

    dengan oranglain akan

    menentukan

    kebutuhan

    terhadap

    intervensi/

    konseling

    lebih lanjut

    c.  Isyarat

    verbal/non

    verbal orang

    terdekatdapat

    mempunyai

     pengaruh

    mayor pada

     bagaimana

     pasien

    memandang

    dirinya

    sendiri

    d.   Nyeri

    konstan akan

    melelahkan,

    dan perasaan

    marah dan

     bermusuhan

    umum terjadi

    e.  Dapat

    menunjukkan

    emosional

    ataupun

    metodekoping

    maladaptive,

    membutuhka

    n intervensi

    lebih lanjut

    f.  Membantu

     pasien untuk

    mempertahan

    kan kontrol

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    19/27

    Nur Kholifah Page 19

     petunjuk, mis; anti

    ansietas dan obat-

    obatan peningkat

    alam perasaan.

    diri, yang

    dapat

    meningkatka

    n perasaan

    harga dirig.  Meningkatka

    n perasaan

    harga diri,

    mendorong

    kemandirian,

    dan

    mendorong

     berpartisipasi

    dalam terapi

    h.  Mempertaha

    nkan penampilan

    yang dapat

    meningkatka

    n citra diri

    i.  Memungkink 

    an pasien

    untuk merasa

    senang

    terhadap

    dirinya

    sendiri.

    Menguatkan

     perilaku

     positif.

    Meningkatka

    n rasa

     percaya diri

     j.  Pasien/orang

    terdekat

    mungkin

    membutuhkan dukungan

    selama

     berhadapan

    dengan

     proses jangka

     panjang/

    ketidakmamp

    uan

    k.  Mungkin

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    20/27

    Nur Kholifah Page 20

    dibutuhkan

     pada sat

    munculnya

    depresi hebat

    sampai pasien

    mengembang

    kan

    kemapuan

    koping yang

    lebih efektif

    Defisit perawatan

    diri berhubungan

    dengan kerusakanmusculoskeletal,

     penurunan

    kekuatan, daya

    tahan, nyeri pada

    waktu bergerak,

    depresi.

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3x24 jam

    diharapkan klien dapatmengatur kegiatan sehari-hari,

    dengan criteria hasil:

    Melaksanakan aktivitas

     perawatan diri pada tingkat

    yang konsisten dengan

    kemampuan individual

    Mendemonstrasikan perubahan

    teknik/ gaya hidup untuk

    memenuhi kebutuhan

     perawatan diri.

    Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas

    yang dapat memenuhi

    kebutuhan perawatan diri.

    a.  Diskusikan tingkat

    fungsi umum (0-4)

    sebelum timbulawitan/ eksaserbasi

     penyakit dan

     potensial perubahan

    yang sekarang

    diantisipasi.

     b.  Pertahankan

    mobilitas, kontrol

    terhadap nyeri dan

     program latihan.

    c.  Kaji hambatan

    terhadap partisipasidalam perawatan

    diri. Identifikasi

    /rencana untuk

    modifikasi

    lingkungan

    d.  Kolaborasi: Konsul

    dengan ahli terapi

    okupasi.

    e.  Kolaborasi: Atur

    evaluasi kesehatan

    di rumah sebelum pemulangan dengan

    evaluasi setelahnya.

    f.  Kolaborasi : atur

    konsul dengan

    lembaga lainnya,

    mis: pelayanan

     perawatan rumah,

    ahli nutrisi.

    a.  Mungkin

    dapat

    melanjutkanaktivitas

    umum

    dengan

    melakukan

    adaptasi yang

    diperlukan

     pada

    keterbatasan

    saat ini

     b.  Mendukung

    kemandirianfisik/emosion

    al

    c.  Menyiapkan

    untuk

    meningkatka

    n

    kemandirian,

    yang akan

    meningkatka

    n harga diri

    d.  Bergunauntuk

    menentukan

    alat bantu

    untuk

    memenuhi

    kebutuhan

    individual.

    Mis;

    memasang

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    21/27

    Nur Kholifah Page 21

    kancing,

    menggunaka

    n alat bantu

    memakai

    sepatu,menggantung

    kan pegangan

    untuk mandi

     pancura

    e.  Mengidentifi

    kasi masalah-

    masalah yang

    mungkin

    dihadapi

    karena

    tingkatkemampuan

    actual

    f.  Mungkin

    membutuhka

    n berbagai

     bantuan

    tambahan

    untuk

     persiapan

    situasi di

    rumah

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    22/27

    Nur Kholifah Page 22

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Arthritis Rheumatoid Juvenile pada anak dapat disebabkan oleh berbagai

     penyakit yang mempunyai spectrum sangat luas, yang secara sederhana dapat

    dikelompokkan menjadi 1).Penyakit reumatik dan kondisi yang berhubungan,

    2).Arthritis infeksi, 3).Gangguan musculoskeletal congenital, 4).Gangguan

    musculoskeletal didapat non-reumatik, 5) penyakit keganasan, 6). Penyakit lain

    seperti penyakit sickle cell, hemophilia dan koagulopati lainnya, hipotiroidisme,

    sarkoidosis (Samia Naz dkk.2013)

    B. Saran

    Pada kasus yang berat, Artritis Reumatoid Juvenile dapat mengganggu

     pertumbuhan.Pembengkakan pada mata bisa menjadi serius dan menyebabkan

    gangguan penglihatan.Jika anak memperlihatkan gejala atau tanda arttritis

    reumatoid juvenile, pastikan untuk membawa anak ke dokter. 

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    23/27

    Nur Kholifah Page 23

    EVIDANCE BASED

    Resume Jurnal

    Pengambilan Jurnal ilmiah ini diambil dari Database yaitu Google

    (http://.google.co.id)  Jurnal dengan judul “ Juvenile Rheumatoid Arthritis”. 

     Nama peneliti Samia Naz, Asma Mushtaq, Saira Rehman, Attia Bari, Amnah

    Maqsud, Muhammad Zeeshan Khan, and Tahir Masood Ahmad.

    Penelaah / Reviewer, dengan judul jurnal“ Juvenile Rheumatoid

     Arthritis”. Oleh Nur Kholifah (0520011712), Prodi Keperawatan, Universitas

    Pekalongan.

    Adapun tujuan menelaah jurnal ini adalah untuk menambah pengetahuan

     penelaah atau riviewer khususnya mengenai Juvenile Rheumatoid Arthritis.

    Peneliti mengemukakan bahwa:

    Juvenile Rheumatoid arthritis (JRA) ditandai dengan sinovitis kronis

    sendi perifer mewujukan sebagai pembengkakan jaringan lunak dan efusi. Ini

    hampir pasti terdiri dari sejumlah entitas ditandai oleh arthritis dari apendiks

    sendi, masing-masing yang memiliki mode yang berbeda dari presentasi dan

    mungkin memiliki sama atau berbeda penyebabnya. Insiden JRA sekitar

    13,9/100.000 anak/tahun diantara anak-anak 15 tahun atau lebih muda, dengan

     prevalensi keseluruhan sekitar 113/100.000 anak.

    Adapun kebutuhan untuk peningkatan identifikasi dan rujukan anak-anak

    dengan arthritis untuk anak pusat pengobatan reumatologi. Berbagai ras dan

    kelompok etnis tampaknya memiliki berbagai frekuensi dari subtype JRA. Satu

    studi melaporkan bahwa anak-anak hitam Amerika dengan JRA lebih banyak pada presentasi dan cenderung kurang memiliki antibody antinuclear tinggi

    (ANA) titer atau uveitis.

    Kejadian yang tepat dan prevalensi penyakit ini pada anak-anak tidak ada

    dari Pakistan. Berbagai penelitian dari India dijelaskan profil agak berbeda di

     benua ini dibandingkan dengan Barat. Tiga sampai enam penelitian ini

    dilakukan untuk mengevaluasi spectrum klinis, parameter laboratorium dan

    http://.google.co.id/http://.google.co.id/

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    24/27

    Nur Kholifah Page 24

    terapi obat yang diperlukan pada pasien dengan JRA dilihat pada perawatan

    tersier didedikasikan rumah sakit anak-anak.

    Metodologi

    Desain penelitian menggunakan cross-sectional ini dilakukan di Rumah

    Sakit Anak dan Institusi Kesehatan anak., Lahore, selama 3 tahun dari Oktober

    2008 sampai Oktober 2011. Semua pasien yang berturut-turut yang memenuhi

    American College of Rheumatology (ACR) kriteria JRA yang terdaftar dalam

     penelitian ini. Kriteria ACR termasuk usia 16 tahun, tanda-tanda arthritis dalam

    satu atau lebih sendi, durasi penyakit 6 minggu atau lebih, jeis onset

    didefinisikan dalam 6 bulan pertama. Polyarthritis: ketika 5 atau lebih sendi

    meradang. Oligoarthritis: bila kurang dari 5 sendi dan penyakit onset sistemik

    arthritis dengan demam karakteristik dan mengesampingkan bentuk-bentuk

    arthritis.

    Data yang dikumpulkan pada kunjungan klinis pertama termasuk usia, jenis

    kelamin, jumlah keterlibatan bersama, sistemmik terkait seperti kekakuan pagi,

    demam, ruam, lymphadenolimpati atau hepatosplenomegali. Jenis arthritis

    sesuai dengan kriteria ACR.Uveitis klinis didiagnosa dengna pemeriksaaan

    lampu celah oleh dokter special mata. Data laboratorium yang relevan tercatat

    termasuk haemoglobin (Hb), jumlah total leukosit (TLC), jumlah trombosit

    (PLT) laju endap darah (LED), C-reaktif protein (CRP) dan adanya faktor

    rheumatoid (RF) dan antibody nuclear (ANA). Pasien dirawat dengan obat anti

    inflamasi non steroid (NSAID), steroid dan metotreksat sesuai protocol dan tentu

    saja penyakit mereka di rawat jalan.

    Pembahasan

    Pengobatan jangka panjang anak-anak dengan JRA dimulai dengandimodifikasi sesuai dengan pennyakit subtype, beratnya penyakit, manifestasi

    tertentu dari penyakit dan respon terhadap penyakit.Tujuan pengobatan adalah

    untuk menjaga anak dalam pola adaptasi yang senormal mungkin dan untuk

    mencapai tujuan ini dengan resiko minimal efek samping. Non-steroid anti-

    inflammatory drugs (NSAIDs) adalah andalan pengobatan pada semua jenis JRA

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    25/27

    Nur Kholifah Page 25

    dalam hal ini dan dalam berbagai studi. Naproxen dan Ibuprofen adalah obat

    digunakan dalam penelitian ini.

    Kesimpulan

    Polyarticular JRA merupakan jenis JRA yang paling umum diderita anak

    anak. Pengobatan menurut sub-jenis dan induksi agen terapi baru dalam

     pengelolaan JRA akan mencegah morbiditas.

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    26/27

    Nur Kholifah Page 26

    DAFTAR PUSTAKA

    Doengoes Marilynn. E et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta

    : EGC

    Field Tiffany dkk.1995. Juvenile Rheumatoid Arthritis: Benefits from Massage

    Therapy.Journal ofPediatric Psychology.University of Miami

    School of Medicine.

    Samia Naz dkk.2013. Juvenile Rheumatoid Arthritis.Journal of the College of

    Physicians and Surgeons Pakistan.

    Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal

    Bedah.Jakarta : EGC.

    Wilkinson, M, Judith & Ahern, R, Nancy.2011. Buku saku diagnosa keperawatan,

    edisi 9.Jakarta:EGC.

    http://www.  Juvenile Rheumatoid Arthritis, diakses pada tanggal 28 Februari

    2015, pukul 19.00 WIB.

    http://www/http://www/

  • 8/19/2019 ASKEP ANAK DENGAN ARJ.pdf

    27/27

    LAMPIRAN-LAMPIRAN