askep

10
B. ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaan fisik adalah : 1. Identitas klien. Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya . 2. Riwayat keperawatan. a. Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare. b. Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang,

Upload: putriaristya

Post on 17-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anak

TRANSCRIPT

B. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan

penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi,

pemeriksaan fisik adalah :

1. Identitas klien.

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama

kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan

kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan

penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau

lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus

asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya

infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan

perawatannya .

2. Riwayat keperawatan.

a. Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia

kemudian timbul diare.

b. Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan

elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun

besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir

kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.

3. Riwayat kesehatan masa lalu.

Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.

4. Riwayat psikososial keluarga.

Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,

kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,

setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa

bersalah.

5. Kebutuhan dasar.

a) Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,

BAK sedikit atau jarang.

b) Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan

berat badan pasien.

c) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang

akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

d) Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

e) Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri

akibat distensi abdomen.

6. Pemerikasaan fisik.

a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis

sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.

 b. Pemeriksaan sistematik :

1. Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir

kering, berat badan menurun, anus kemerahan.

2. Perkusi : adanya distensi abdomen.

3. Palpasi : Turgor kulit kurang elastis

4. Auskultasi : terdengarnya bising usus.

c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.

d.Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi  sehingga berat

badan menurun

e. Pemeriksaan penunjang.

f. Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui

penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah

serta intake terbatas (mual).

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan

peningkatan peristaltik usus.

3. Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

4. Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya

5. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d

pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan

kognitif.

6. Kecemasan anak b.d perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang baru

C. Intervensi dan Rasional

Dx I : Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan

muntah serta intake terbatas (mual)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda

dehidrasi

Intervensi dan Rasional :

1. Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi sebagai upaya

rehidrasi untuk mengganti cairan.

2. Pantau intake dan output. yang keluar bersama feses.

3. Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan kebutuhan

cairan pengganti.

4. Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium

Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa

5. Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif

Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui

Dx II : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi

nutrien dan peningkatan peristaltik usus.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat badan

Intervensi dan Rasional :

1. Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.

2. Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai

pemberian makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan Pembatasan diet per

oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan peristaltik sehingga

terjadi kekurangan nutrisi. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah

keadaan klinis klien memungkinkan.

3. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet Memenuhi

kebutuhan nutrisi klien

4. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi Mengistirahatkan kerja

gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi lebih lanju

Dx III : Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri

berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal

Intervensi dan Rasional :

1. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.

Rasional : Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri

2. Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase

punggung dan kompres hangat abdomen.

Rasional : Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian klien dan

meningkatkan kemampuan koping

3. Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan

perawatan kulit.

Rasional : Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi

4. Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi.

Rasional : Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan

spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis

5. Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik

nyeri, petunjuk verbal dan non verbal.

Rasional : Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi

selanjutnya

Dx IV : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan keluarga

mengungkapkan kecemasan berkurang.

Intervensi dan Rasional :

1. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik

tentang mekanisme koping yang tepat.

Rasional : Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif

pemecahan masalah

2. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien

yang anaknya mengalami masalah yang sama.

Rasional : Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-

satunya orang yang mengalami masalah yang demikian

3. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam

membantu klien.

Rasional : Mengurangi rangsang 5eksternal yang dapat memicu peningkatan

kecemasan

Dx V : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau

keterbatasan kognitif.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan keluarga

akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta mampu

mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.

Intervensi dan Rasional :

1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang

penyakit dan perawatan anaknya.

Rasional :Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta

latar belakang pengetahuan sebelumnya.

2. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap

gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.

Rasional : Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi

keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien

3. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta

efek samping yang mungkin timbul

Rasional : Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam

pengobatan.

4. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi

Rasional : Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan

perawatan diri anaknya

Dx VI : Kecemasan anak b.d Perpisahan dengan orang tua, lingkugan yang baru

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

kecemasan anak berkurang dengan kriteria memperlihatkan tanda-tanda kenyamanan

Intervensi dan Rasional :

1. Anjurkan pada keluarga untuk selalu mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam

perawatn yang dilakukan

Rasional : Mencegah stres yang berhubungan dengan perpisahan

2. Berikan sentuhan dan berbicara pada anak sesering mungkin

Rasional :Memberikan rasa nyaman dan mengurangi stress

3. Lakukan stimulasi sensory atau terapi bermain sesuai dengan ingkat perkembangan

klien

Rasional : Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan secara optimum

D. Implementasi

Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah

direncanakan sebelumnya.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila

ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana,

kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam

evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan

tercapai.