askeb kompre imunisasi

Upload: ribka21

Post on 07-Jan-2016

80 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

imunisasi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap penyakit dengan memasukan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahay bagi seseorang. Penyakit banyak terjadi pada lingkungan tempat kita tinggal. Lingkungan tempat tinggal kita dapat menjadi agen infeksi seperti virus, jamur, parasit dengan ukuran dan sifat-sifat yang berbeda- beda. Banyak dari agen ini dapat menyebabkan kerusakan patologis dan akhirnya membunuh hopes jika penyebaran tidak di hambat. Berbagai jenis imunisasi telah di buat dan di rancang untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit-penyakit tersebut. Imunisasi tersebut kemudian di bagi menjadi imunisasi dasar dan imunisasi anjuran.Program imunisasi negara-negara berkembang sudah terorganisir sejak tahun 1956 untuk mencegah terjadinya penyakit cacar. Dewasa ini angka kesakitan dan kematian bayi dan anak cukup tinggi akibat serangan menular, padahal penyakit-penyakit ini dapat di cegah dengan pemberian imunisasi. Sehingga angka cakupan imunisasi dasar berkisar 75% ( WHO, 2005). Cakupan imunisasi di indonesia, khususnya di pulau jawa untuk imunisasi dasar berkisar 60%. Di jawa timur khususnya memiliki prevalensi 1.3% termasuk hepatitis, campak, polio, diare dll. Banyak hal yang dapat terjadi jika bayi/anak tidak di berikan imunisasi. Bayi dapat tertular dan mengidap penyakit seperti TBC, hepatitis B, difteri, campak, polio dan penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada bayi/anak. Melihat berbagai masalah di atas, maka pemberian imunisasi sangat efektif dalam memberantas infeksi serta mengingat agen infeksi tertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit di kemudian hari. Oleh karena itu, di harapkan kepada dinas kesehatan untuk selalu memperhatikan masalah-masalah yang menyangkut imunisasi ( Dinas kesehatan 2007 ) .

Dan khususnya di harapkan pada petugas kesehatan untuk selalu memperhatikan masalah imunisasi, karena imunisasi selalu di lakukan oleh tenaga kesehatan di lapangan khususnya bidan.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan umum

Mahasiswa akademi kebidanan STIKES William Booth Surabaya dapat memberikan asuhankebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi BCG + Polio 1 dengan pendekatan manajemen kebidanan H. Varney.

1.2.2 Tujuan khusus

1.2.1 Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada bayi sehat dengan imunisasi BCG + polio 1.

1.2.2 Agar mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada bayi sehat dengan imunisasi BCG + polio 1.1.2.3 Agar mahasiwa mampu megidentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada bayi sehat dengan imunisasi BCG + polio 1.

1.2.4 Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi sehat dengan imunisasi BCG+ polio1.1.2.5 Agar mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan pada bayi sehat dengan imunisasi BCG + polio 1.

1.2.6 A gar mahasiswa mampu mengimplementasikan asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi BCG + polio 1.

1.2.6 Agar mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan yang telah di berikan.

1.3 MANFAAT PENULISANAdapun manfaat dalam penulisan laporan pendahuluan ini yaitu, penulis dapat mengimplementasikan hasil praktik kedalam laporan pendahuluan ini. Adapun manfaat lain dalam penulisan laporan pendahuluan dan asuhan kebidanan ini yaitu untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori dan praktik pada penatalaksanaan asuhan kebidanan imunisasi pada bayi.

1.4 METODE PENULISAN

Metode Penulisan Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis menggunakan metode penulisan secara deskriptif dengan pendekatan studi kasus melalui teknik sebagai berikut:1. Anamnesa / wawancara

Yaitu mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pasien dan keluarganya juga kepada petugas kesehatan setempat.

2. Studi Kepustakaan

Mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan judul makalah di atas yaitu nifas normal.

3. Observasi

Melakukan pengamatan dalam melakukan asuhan kebidanan secara langsung kepada pasien.

4. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari sehingga dapat dijadikan pendukung selama menganalisa data.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Imunisasi2.1.1 Pengertian Vaksin berasal dari kata vacsinsia atau vasca berarti sapi dalam bahasa latin. Sebutan vaksin di berikan oleh Louis Partelas yang semula menggunakan istilah varialation atau memberikan virus variola sapi atau cocus sapi dengan tujuan memperoleh kekebalan atau imunitas, maka di sebut juga sebagai imunisasi ( Widjaja, 2005). Vaksin adalah suatu produk biologik yang terbuat dari kuman ( bakteri maupun virus), komponen kuman racun kuman yang telah dilemahkan atau di matikan atau tiruan kuman yang telah di lemahkan atau berguna untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh seseorang ( Depkes 2000). Imunisasi adalah upaya memberikan bahan untuk merangsang produksi daya tahan tubuh ( Manuaba, 2000) Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan tubuh pada bayi dan anak serta ibu hamil terhadap penyakit tertentu ().

2.1.2 Tujuan Imunisasi

1. Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat membahayakan bagi ibu dan anak.

2. Memberikan kekebalan pada tubuh bayi terhadap penyakit seperti : hepatitis, difteri, polio, TBC, tetanus, pertusis, campak dll.2.1.3 Prinsip Dasar Imunisasi

1. Pada dasarnya, tubuh akan menolak antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun) jika memasuki tubuh akan menolak dan membuat antibodi atau antitoksin.

2. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat dan

lemah, sehingga tidak cukup kuat melawan antigen.

3. Pada reaksi berikutnya tubuh sudah mengenali jenis antigen tersebut.

4. Imunisasi diberikan dalam rangka mengenalkan berbagai antigen, agar cepat direspon oleh tubuh, sehingga tubuh sudah mengenal betul zat antigen yang harus dilawan.

5. Sesudah beberapa lama, pemberian imunisasi zat anti untuk melawan antigen akan menurun atau hilang.

6. Zat anti dibuat dihati, limfa, kelenjar ismus dan kelenjar getah bening. (Widjaja, 2005).

2.1.4 Macam-macam Imunisasi

a. Imunisasi Aktif

Adalah kekebalan yang dibentuk anak secara aktif dimana tubuh itu sendiri ikut menyelenggarakan pembentukan antibody, imunisasi aktif dibagi dua yaitu :

1) Alami : Kekebalan yang terbentuk setelah tubuh mengalami

penyakit menular tertentu, misalnya : campak.

2)Buatan :Kekebalan yang terbentuk setelah dengan sengaja

memasukkan vaksinasi ke dalam tubuh, misalnya:

Hepatitis B, DPT, Polio.

b. Imunisasi pasif

Adalah kekebalan yang terbentuk setelah tubuh menerima zat antibody dari luar, imunisasi pasif dibagi 2 macam, yaitu :1. Alami

2. Buatan 2.1.5 Tujuh penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi

Beberapa penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi adalah :

1. Poliomyelitis ( kelumpuhan)

2. Campak ( measles)

3. Difteri ( indrak)

4. Pertusis ( batuk rejan, batuk seratus hari)

5. Tetanus

6. Tuberculosis

7. Hepatitis B

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi

1. Sistem pendinginYaitu penyimpanan dan distribusi vaksin sebagai vaksin dapat memenuhi syarat secara kontinue dari produsen sampai tepat pelaksanaan imunisasi/vaksinasi.2. Penyimpanan vaksin

Dalam lemari es dan kamar pendingin yang harus diperhatikan jika vaksin di simpan di lemari es adalah :

Vaksin di letakan pada rak paling dalan sehingga pengaruh udara luar dapat di minimalkan.

Vaksin jangan di letakkan pada lemari es, karena suhunya tinggi.

Termometer harus tetap diletakkan pada lemari es, untuk mengoreksi suhunya.

3. Pengiriman vaksin

Yang lazim digunakan pada waktu pengiriman vaksin adalah termos cold box dan pengangkutan dalam jumlah besar pada cold truck dengan volume paling sedikit 1/3 dari volumenya.

4. Panas merusak jenis vaksin

Contohnya suhu tinggi dan sinar matahari. Sinar matahari terutama merusak vaksn hepatitis B, campak dan polio. Pembekuan dapat merusak vaksin yang terbuat dari toxoid.

2.1.7 Persyaratan pemberian vaksin

1. pada bayi dan anak yang sehat, tidak boleh di berikan pada mereka yang :

Sedang sakit.

Keadaan fisik yang lemah.

Mendapat pengobatan dengan kontrasepsi.

2. Dengan teknik pemberian yang tepat.3. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa kedaluarsa.

4. Jenis vaksin yang dimaksud.

5. Mempertahankan dosis yang di berikan.

6. Mengetahui jadwal vaksinasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang tepat.

2.1.8 Cara dan teknik vaksinasi1. Hepatitis B

a. Cara pemberian: disuntik secara intramuskular

b. Dosis

: 0,5 ml

c. Lokasi

: 1/3 atas paha luar bagian kanan

2. DPT

a. Cara pemberian : disuntik secara IM

b. Dosis

: 0,5 ml

c. Lokasi

: 1/3 atas paha luar bagian kanand. Banyak pemberian: 3x

3. BCG

a. Cara pemberian: disuntik secara IM

b. Dosis

: 0.05 ml

c. Lokasi

: 1/3 atas lengan kanan bagian luar

d. Banyak pemberian: 1x

4. Polio

a. Cara pemberian: diteteskan di bawah lidah

b. Dosis

: 2 tetes

c. Lokasi

: dibawah lidah

d. Banyak pemberian: 4x

5. Campak

a. Cara pemberian: disuntikan secara IMb. Dosis

: 2 tetesc. Lokasi

: 1/3 atas lengan kiri bagian luard. Banyak pemberian : 1x2.1.9 Efek samping pemberian imunisasi1. Nyeri pada bekas penyuntikan2. Suhu badan naik pada DPT dan BCG

3. Diare pada vaksin polio

4. Timbul bisul kecil pada BCG

2.2 Konsep Dasar Imunisasi BCG+ Polio 11. Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin)

a. Indikasi

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG pada umur 0-1 bulan, aakan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi BCG melalui intra dermal.b. Kontraindikasi

Adanya penyakit kulit yang berat dan menahun seperti eksim, furunkolis, den sebagainya.

Mereka yang sedang menderita TBC.

c. Efek samping

Dapat meninggalkan indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan dan akan sembuh secara spontan dan akan meninggalkan tanda parut.

2. Imunisasi polio

a. Indikasi

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah 4x. Waktu pemberian imunisasi polio pada umur 0-11 bulan dengan pemberian interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi polio melalui oral.

b. Efek samping

Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang (0,17: 1.000.000; Bull WHO 66:1998).

c. Kontraindikasi

Pada individu yang menderita immune deficiency. Tidak ada efek yang berbahaya yang tibul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya, sedang mendrita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.

d. Cara pemberian dan dosis OPV:- Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasang pada vial vaksin.

-Diberikan secara oral, 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 X pemberian,dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.

- Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.

- Vaksin polio yang dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu , dengan ketentuan :

a.vaksin belum kadaluarsa.

b.vaksin disimpan dalam suhu 2C sampai 8C.

c.Tidak pernah terendam air.

d.sterilitasnya terjaga.

e.VVM masih dalam keadaan A dan B.

f.Untuk diposyandu vaksin yang sudah dibuka tidak boleh digunakan lagi dihari berikan. (Depkes RI.2006:12)

e. Cara penyimpanan dari kadaluarsa:- Penyimpanan dipropinsi/ kabupaten ,vaksindisimpan dalam suhu -15C sampai -25C pendistribusian dalam keadaan dingin menggunakan kotak dingin beku (cold pack) dan hindari sinar matahari secara langsung.

- Vaksin polio tidak rusak pada pembekuan.

-penyimpanan di PKM dan pelayanan RS disimpan pada suhu + 2C sampai +8C.

- Kadaluarsa 6 bulan bila disimpan pada suhu +2C sampai +8C dan 2 tahun bila disimpan pada suhu -15C sampai -25C.(Depkes RI.2005:12-13)

f. Efek samping dan KIPI:Pada umumnya tidak terjadi efek samping.efek samping,berupa paralis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (0,17 : 1.000.000) Bull WHO 66:1998.setelah vaksinasi sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala gejala pusing , diare ringan,dan sakit pada otot. Seperti kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang lain,semua gejala yang timbul setelah vaksinasi harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat. Tapi KIPI ini sangat jarang terjadi. (Ranuh IGN.2002:102 ,Depkes RI.2005:13).3. Macam macam imunisasi anjuran a. Vaksin Cacar (Varicella)

Gejalanya : demam, lemah, kemerahan dikulit, kemudian timbul vesikel atau bentol-bentol berisi cairan yang apabila tersentuh mudah pecah dan apabila mengering disebut crust. Biasanya ditempat timbulnya akan terasa gatal.

Cara penularannya : melalui udara, melalui percikan ludah atau sistem saluran nafas bagian atas atau kontak dengan cairan vesikel cacar air.

b. Vaksin Kolera

Merupakan penyakit menular akur yang dapat menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan dalam waktu relatif cepat, sehingga menimbulkan gangguan elerolit tubuh, dan akhirnya kematian.

Penyakit ini ditandai dengan sakit perut dan muntah-muntah maupun diare yang terjadi secara spontan mengembus dan tidak dapat dikendalikan, hingga yang bersangkutan menderita dehidrasi luar biasa.c. Vaksin Diare Rotavirus

Gejalanya : diare yang tiba-tiba dan spontan, disertai muntah, serta demam. Biasanya mula-mula tampak sakit biasa saja, namun penyakit berkembangan dengan cepat. Satu dari 74 anak mengalami dehidrasi dengan cepat dalam waktu 4-5 hari. Penyakit Diare Rotavirus ini, juga sering dialami oleh binatang mamalia dan beberapa burung yang memiliki kesamaan grup virus Rotavirus.

d. Vaksin Diare Rotavirus

Gejalanya : diare yang tiba-tiba dan spontan, disertai muntah, serta demam. Biasanya mula-mula tampak sakit biasa saja, namun penyakit berkembang dengan cepat. Satu dari 75 anak mengalami dehidrasi dengan cepat dalam waktu 4-5 hari. Penyakit Diare Rotavirus ini, juga sering dialami oleh binatang dan beberapa burung yang memiliki kesamaan grup virus Rotavirus.

Cara penularannya masih belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan melalui kontak atau melalui udara.

e. Vaksin Japanese Encephalitis

Merupakan penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus yang tergolong famili flaviviridae dan ditularkan melalui gigitan nyamuk culex tritaniorhynchus. Gejala : demam, sakit perut dan muntah, gejala syaraf seperti kesulitan bicara, kejang. Kelainan motorik dan koma. Apabila penderita bisa bertahan hidup, maka akan terdapat kecacatan yang bersifat permanen.

f. Vaksin Influenza

Gejala influenza cukup bervariasi misalnya demam tinggi biasanya berkisar antara 38 hingga 40o C yang bisa berlangsung 3 atau 5 hari. Gejala lain misalnya batuk tidak produktif, running noise (hidung menjadi sangat produktif mengeluarkan cairan), disusul rasa lelah dan lemah yang luar biasa, sakit otot dan menggigil, onoreksa, sakit tenggorokan, diare, takut cahaya, dan sakit perut.g. Vaksin Rubella

Rubella disebut juga sebagai German Measies karena mula-mula orang Jerman berpikir bahwa penyakit rubella identikdengan measies atau penyakit campak. Penularannya melalui udara dan masuk melalui nasofaring daerah hidung dan tenggorokan. Masa inkubasi biasanya terjadi antara 2-3 minggu. Awalnya dari penyakit ini mula-mula tanpa gejala, disusul dengan peradangan pembengkakan kelenjar limfe, demam, malaise, conjunctivitis, kemerahan pada mata serta timbul bercak-bercak kemerahan pada daerah wajah dan leher, kemudian rasa tersebut menyebar disertai demam, pegal otot dan sendi.2.3 Asuhan Kebidanan pada Bayi Sehat

2.3.1 Pengertian

Asuhan kebidanan bayi sehat adalah pemberian perawatan kepada bayi untuk mengetahui bayi dalam keadaan sehat atau tidak ( Handa Jani, 2010)

2.3.2 Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Pada Bayi sehat

2.3.2.1 Pengkajian

1) Data Subyektif

a) Biodata

(1) Nama Bayi

Tujuan : Agar mudah mengenal bayi dan supaya bayi tidak

tertukar dengan bayi lain dan memudahkan memanggil nama ibu

( Handa Jani, 2010 )

(2) Umur Ibu

Tujuan :Untuk mengetahui keadaan ibu karena umur ibu > 20 tahun dan < 35 tahun berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang diharapkan ( Handa Jani, 2010 ).

(3) Pendidikan

Tujuan :Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu sehingga memudahkan untuk berkomunikasi.

( Handa Jani, 2010 )

(4) Agama

Tujuan :Ada hubungan dengan perawatan bayi, dalam memberikan support pada ibu dan keluarga ( Handa Jani, 2010).

(5) Nama ayah

Tujuan : Agar dapat mengenal dan memanggil ayah bayi bila diperlukan ( Handa Jani, 2010 ).

(6) Pendidikan Ayah

Tujuan :Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ayah bayi sehingga memudahkan kita dalam berkomunikasi (Handa Jani,2010 ).

(7) Umur ayah

Tujuan : Untuk mengetahui keadaan ayah bayi ( Handa Jani,2010)

(8) Pekerjaan

Tujuan : Untuk mengetahui taraf hidup dan keadaan ekonomi sehingga dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan ( Handa Jani, 2010 ).

(9) Alamat

Tujuan : Untuk mengetahui orang tua bayi tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama, dan diperlukan bila ada kunjungan rumah ( Handa Jani,2010 ).

b) Alasan Datang

Alasan utama didapatkan dari hasil keluhan orang tua tentang bayinya. Misalnya : bayinya belum mendapatkan imunisasi.

( Handa Jani, 2010 )

c) Riwayat Kesehatan

Menyangkut penyakit yang lalu, penyakit sekarang dan penyakit yang di derita keluarga baik penyakit menurun, menular dan penyakit keturunan ( Handa Jani, 2010 )

d) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(1) Kehamilan yang ke berapa

(2) Komplikasi dalam kehamilan ada atau tidak

(3) Umur kehamilan, spontan tindakan, dimana dan oleh siapa.

(4) Keadaan bayi

(5) Lama meneteki

(6) Penyulit / komplikasi waktu nifas

( Handa Jani, 2010 )

e) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

(1) Pertumbuhan

Dikaji adanya peningkatan berat badan.

(2) Perkembangan

Mencakup motorik, adaptif, bahasa, social personal sesuai dengan usia.

( Handa Jani, 2010 )

f) Riwayat Psikososial

Bagaimana hubungan bayi dengan orang tua diharapkan atau tidak

( Handa Jani, 2010 )

g) Riwayat Imunisasi

Imunisasi yang telah di dapat dan reaksi setelah pemberian imunisasi panas, diare, luka dan bernanah ( Handa Jani 2010)

h) Pola Kebiasaan Sehari hari

(1) Nutrisi

:ASI

(2) Eliminasi

: BAB dan BAK

(3) Istirahat

: Lebih sering bayi tertidur

(4) Aktivitas

: Menangis, mengoceh

( Handa jani, 2010 )

2) Data Obyektif

a) Pemeriksaan umum

(1) Keadaan Umum

(2) Kesadaran(3) TTV

: (a) Suhu : Normal 36,5 0C - 37,50

Apabila suhu > 37,50C merupakan gejala awal

hipertermia (Depkes RI, 1993 : 75-76)(b) Nadi : Normalnya 120x/menit 140x/menit

(Depkes RI, 1993)(c) Pernafasan : Normalnya 40x/menit Apabila < 30x/menit atau

> 60x/menit bayi sukar bernafas

(Depkes RI, 1993)

(d) Berat badan : Normalnya 2500-4000 gram

(e) Panjang badan : Normal panjang badan waktu lahir sekitar

48-50 cm

(f) Lingkar kepala : 1. Circumferentia suboccipito bregmatika : 32 cm

2. Circumferentia fronto occipitalis

: 34 cm

3. Circumferentia mento occipitalis: 35 cm

(g) Lingkar dada

: Normalnya 33 cm

(h) Lingkar lengan atas : Normalnya 9-11 cm

b) Inspeksi

(1) Kepala

Bentuk bulat, ada tidaknya caput succedaneum atau cephol hemotom, meningochele, sutura melebar.(2) Mata

Bentuk dan ukuran simetris atau tidak, tidak ada konjuctivitas, adanya reflek berkedip atau tidak, tidak adanya bola mata, pergerakan bebas / terbatas, pupil warna hitam, kecil / hitam.(3) Mulut / bibir

Ada / tidaknya labioscisisAda / tidaknya palatoscisis

Ada / tidaknya lidah atau pharingAda / tidaknya reflek menelan dan menghisap(4) Telinga

Terbuka atau tidakLetak dan bentuk simetris atau tidak(5) LeherBenjolan, pembengkakan kelenjar tiroid ada / tidakBendungan vena jagularis ada / tidakBentuk panjang atau pendek, kecil atau besar, lebar atau ke samping ( Huda Jani, 2010 )

(6) Dada

Bentuk dada : bulat simetris / asimetris, dada burung, panjang, gepeng.Gerak dada dan perut sama saat nifas.Module buah dada rata-rata 6 mm.Putting menonjol atau tidak, letaknya simetris( Humda Jani, 2010 )

(7) Abdomen

Ada / tidaknya hernia pada daerah umbilikus, iquinalis dan femorolis.Ada / tidaknya perdarahan tali pusat, vertebra, ada tidaknya skoliosis, lordosis, kifosis, spinabifida, kulit, warna, syanosis, pucat, kteras, kemerahan, ada / tidaknya pigmentasi lokal / menyeluruh ( Hunda Jani, 2010)

(8) Genetalia Laki-laki : ada / tidak pembesarna scrotum, epispadia, atau hypuspadia.Perempuan : labia mayora sudah menutupi atau belum, ada tidaknya sekret mucus keputih-putihan yang pervaginam 1 2 minggu klitoris besar dengan uretra di tengah labia.( Hunda Jani, 2010 )

(9) Anus

Ada / tidak atresia, ada / tidak fistula aniAda / tidaknya pengeluaran meconium dalam 24 jam pertama

( Hunda Jani, 2010 )

(10) Extremitas

Extremitas atas dan bawah:ada atau tidaknya kelainan panjang,ukuran atau bentuk.ada atau tidaknya sindaktili dan polidaktili pada jari -jari tangan dan kaki ( Hunda Jani,2010 )

c) Palpasi

(1) Kepala:menyambung dan dapat di raba

(2) Mata ada/ tidaknya reflek membuka dan menutup

(3) Mulut ada/tidaknya micronagtia atau macrognatia

(4) Telinga ada /tidaknya fistula preaculana

(5) Lehar ada/tidaknya pembesaran caput obstipum

(6) Dada

Ada / tidaknya gradula mamae besar dan keluar seperti

susu.

(7) Perut

Ada / tidaknya pembesaran hepar, lien, hernia umbilicus.

Ada / tidaknya tumor atau acites

(8) Genetalia

Ada / tidaknya penurunan scrotum atau pembesaran

scrotum.

(9) Extremitas

Ada / tidaknya paralise atau fraktur

Turgor kulit elastis atau tidak

( Hunda Jani, 2010 )

d) Auscultasi

(1) Torak : ada tidaknya funnel chest (sukar nafas)

(2) Perut : ada tidaknya nafas ireguler atau krepitasi

2.3.2.2 Interpretasi Data

Menilai dan menganalisa data yang telah dikaji sehingga menjadi rumusan diagnosa sebagai acuan dalam membuat perencanaan ( Hunda Jani, 2010 ).2.3.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah teridentifikasi.( Hunda Jani, 2010 )

2.3.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

Langkah ini sebagai cerminan keseimbangan dari proses manajemen kebidanan ( Hunda Jani, 2010 )

2.3.2.5 Planning/Intervensi

Membuat rencana asuhan sesuai dengan rumusan diagnosa sesuai dengan kebutuhan bayi ( Hunda Jani, 2010 )

2.3.2.6 Implementasi

Melaksanakan rencana asuhan yang telah dibuat.( Hunda Jani, 2010 )

2.3.2.7 Evaluasi

Mengevaluasi keefektivan dari asuhan yang telah diberikan dalam bentuk SOAP

S:Data subyektif

Data pemeriksaan yang didapat dari anamnesa.

O:Data obyektif

Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostic dan pendukung lain juga catatan medik lain.

A:Analisa dan interpretasi berdasarkan data yang berkumpul dibuat kesimpulan

P:Planning atau perencanaan

Mempunyai gambaran pendokumentasian dari tindakan (implementasi) di dalamnya termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, test diagnostik atau lab, konseling dan follow up. ( Hunda Jani, 2010 )

BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian/ jam: 01-07-2013 / 08.30 WIB

No. Reg

: 332/VII/13

Nama pengkaji

: Maria Natalia

Tempat pengkaji

: I. PENGKAJIAN

A. Data subyektif

1. Identitas /biodata

Nama: By.K

Nama ibu: Ny.IUmur: 5 hari

Umur

: 24 tahunAgama: islam

Agama

: islamAlamat : Balas klumprik/ surabayaPendidikan: SMA

Pekerjaan: IRT

Penghasilan: Tdk di kaji

Alamat,: Balas klumprik / surabaya.

2. Alasan datang

Ibu mengatakan datang untuk jadwal imunisasi BCG + Polio 1 pada bayinya.

3. Riwayat kesehatan

a. Kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti penyakit menurun ( DM, asma, kanker), penyakit menular ( HIV, hepatitis, TBC), dan penyakit menahun ( jantung, ginjal, hipertensi).

b. Kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti penyakit menurun ( DM, asma, kanker), penyakit menular ( HIV, hepatitis, TBC), dan penyakit menahun ( jantung, ginjal, hipertensi).

c. Kesehatan keluarga

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti penyakit menurun ( DM, asma, kanker), penyakit menular ( HIV, hepatitis, TBC), dan penyakit menahun ( jantung, ginjal, hipertensi), dan tidak ada riwayat gemeli ( kembar).

4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

NoTgl/ thnUKTempat JenisPenolongPenyulitAnakNifas Usia anak

PersalinanPersalinanPersalinankehamilanJKPBBB

127-7-2013atermRSSpontanBidantaaL49 cm3600grTaa+ASI2 bln

5. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan

BB sebelum: 3600 gram BB sekarang: 3700 gram PB

: 52 cm Lingkar kepala: 35 cm LILA

: 12,5 cmb. Perkembangan

Motorik: bayi dapat menggerakkan tangan dan kakinya

Adaptif: bayi kaget jika mendengar suara yang keras Bahasa: bayi selalu menangis saat lapar, atau jika BAB/BAK Social personal: bayi mengenal ibunya ( lewat penciuman, pandangan, kontak mata dan penglihatan)6. Riwayat psikososial Bayi menangis bila ditinggal ibunya dan bayi dekat dengan orang tuanya.

7. Riwayat imunisasi

Imunisasi yang pernah di dapat adalah Hb0 pada tanggal 27/6/2013 di paha kanan bagian luar secara IM. Reaksi setelah pemberian imunisasi adalah emerahan dan bengkak pada daerah penyuntikan.

8. Pola kebiasaan sehari-hari

Nutrisi

: bayi minum ASI 150cc/hari, tiap 3 jam tanpa MPASI Eliminasi: bayi BAK 6-7x/hari, BAB 3x/hari Istirahat : bayi lebih sering tidur, 20 jam /hari Aktivitas : bayi terbangun saat lapar, dan bayi menangis, dan bayi lebih sering tidur.B. Data obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum: baikKesadaran

: composmentisTTV

: Suhu: 36,5c

Nadi: 130x/menit

RR: 34x/menit

BB

: 3700 gramPB

: 50 cmLILA

: 12 cmLingkar kepala: 34 cm2. Pemeriksaan khusus

a. Inspeksi

Kepala :bersih, distribusi rambut rata, tidak ada lesi, UUB belum menutup.

Mata :simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera putih, tidak ada strabismus, tidaka ada bercak pada kornea, tidak ada kornea.

Telinga :simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak keluar cairan.

Hidung :tidak ada sekret, tidak ada polip, bersih, tidak ada \pernapasan cuping hidung.

Mulut/gigi:simetris, tidak ada sianosis, mukosa bibir kering, lidah bersih.

Leher:tidak ada pembesaran ataupun benjolan kelenjar limfe.

Dada:bentuk normal, jarak kedua puting sejajar dan simetris.

Abdomen:bulat, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat belum lepas, tali pusat terbungkus oleh kassa.

Genetalia:bersih, kedua testis sudah turun ke skrotum, lubang penis di ujung depan penis.

Ekstremitas:simetris, tidak ada lesi, tidak ada polidaktil dan syndaktil.

Kulit:merah muda, tidak ada lesi, tidak ada lanugo dan verniks kaseosa.

b. Palpasi

Kepala

:tidak ada molase, ada sutura, tidak ada benjolan, tidak ada hemetoma. Leher:tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan vena jugularis.

Dada:tidak ada massa

Perut:tidak ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran lien, tidak ada pembesaran abdomen.

Ekstremitas:tidak oedem, simetris.

c. Auskultasi Dada: tidak ada wheezing, tidak ada ronchi

Denyut jantung: (+)d. Perkusi

Abdomen: tidak kembung

e. Perkembangan reflek

1. Rotting refleks: ada dan aktif2. Grasping refleks: ada dan aktif3. Morro refleks: ada dan aktif4. Tonickneck refleks: ada dan aktif5. Sucking refleks: ada dan aktif6. Swallowing refleks: ada dan aktifII. INTERPRETASI DATA

1. Diagnosa :By. K usia 5 hari dengan imunisasi BCG+Polio 1

2. Data subyektif :

Ibu mengatakan anaknya usia 5 hari dengan imunisasi BCG+ Polio 1

3. Data obyektif :

Keadaan umum: baik

Kesadaran

: composmentis

TTV

:

Suhu : 36,6c

RR : 43x/menit

Nadi : 130x/menit

Kulit

Inspeksi :Merah muda, tidak ada lesi, tidak ada lanugo dan verniks kaseosa.

Abdomen

Inspeksi :

Bulat, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat belum lepas, tali pusat terbungkus oleh kassa.

Palpasi :

Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran lien, tidak ada massa/benjolan pada abdomen.

Perkembangan refleks :1. Rotting refleks: ada dan aktif

2. Grasping refleks: ada dan aktif

3. Morro refleks: ada dan aktif

4. Tonickneck refleks: ada dan aktif

5. Sucking refleks: ada dan aktif

6. Swallowing refleks: ada dan aktif4. Masalah :

Tidak ada

5. Kebutuhan :

Tidak ada III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

1. Demam

2. Bengkak pada daerah penyuntikan

3. Benjolan pecah dan nanah

IV. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN SEGERA

1. Kompres

2. Beri obat penurun panas peroral

3. Beritahu ibu tentang perawatan luka daerah penyuntikanV. INTERVENSI

Tanggal : 01-07-2013, jam : 09.00 WIB

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

R/ Ibu mengetahui keadaan dan kondisi bayinya

2. Berikan imunisasi BCG+ Polio 1 dengan teknik aseptik

R/ Mengurangi kejadian infeksi

3. Anjurkan ibu untuk tidak memberikan ASI selama 15-20 menit setelah pemberian imunisasi polio.

R/ Mencegah terjadinya kegagalan vaksin

4. Berikan obat penurun panas jika bayi panas.

R/ Mencegah terjadinya panas yang tinggi

5. Berikan KIE pada ibu tentang efek samping imunisasi polio dan BCG dan cara perawatan daerah bekas penyuntikan.R/ Ibu dapat merawat bekas luka dengan baik 6. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan

R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi

7. Anjurkan ibu kembali untuk jadwal imunisasi selanjutnya pada tanggal 02-08-2013.

R/ Mendapatkan imunisasi DPT + Polio 2.

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 01-07-2013, jam : 09.10 WIB

1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah di lakukan bahwa bayinya dalam keadaan sehat.

Keadaan umum: baik

Kesadaran

: composmentis

TTV

:

Suhu : 36,6c

RR : 43x/menit

Nadi : 130x/menit

Kulit

Inspeksi :

Merah muda, tidak ada lesi, tidak ada lanugo dan verniks kaseosa.

Abdomen

Inspeksi :

Bulat, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat belum lepas, tali pusat terbungkus oleh kassa.

Palpasi :

Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran lien, tidak ada massa/benjolan pada abdomen.

Perkembangan refleks :

Rotting refleks: ada dan aktif

Grasping refleks: ada dan aktif

Morro refleks: ada dan aktif

Tonickneck refleks: ada dan aktif

Sucking refleks: ada dan aktif

Swallowing refleks: ada dan aktif2. Memberikan imunisasi BCG+Polio dengan teknik aseptik.a. Memberikan imunisasi BCG

Persiapan alat :

Spuit 1 cc

Vial BCG, diambil 0,05 cc

Kapas DTT

Bengkok

Langkah pemberian imunisasi BCG :

Mencuci tangan

Mengatur posisi bayi sesuai tempat penyuntikan, lengan kanan di bagian atas dan bayi di miringkan.

Bedong bayi dan tangan kanan bayi di keluarkan

Memakai sarung tangan Menentukan tempat penyuntikan di lengan kanan atas bagian luar

Membersihkan kulit dengan kapas DTT

Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit

Memasukkan spuit dengan sudut 15 atau secara intracutan dan jarum masuk 2/3 bagian.

Lakukan aspirasi dan masukkan obat secara perlahan sampai timbul benjolan pada daerah penyuntikan. Mengeluarkan jarum dari tempat penyuntikan secara perlahan.

Jangan menekan daerah penyuntikan dengan kapas DTT.b. Memberikan imunisasi Polio

Persiapan alat :

Vaksin polio

Pipet

Langkah pemberian imunisasi polio :

Pasangkan pipet pada vial vaksim polio

Mengatur posisi bayi dan bedong bayi

Menekan dan tarik sedikit dagu bayi

Takan pipet agar vaksin polionya keluar

Teteskan vaksin polio dibawah lidah bayi sebanyak 2 tetes

Lepaskan tarikan pada dagu

Bereskan peralatan

Anjurkan ibu ntuk tidak memberikan ASI/PASI selama 15-20 menit.

3. Menganjurkan ibu untuk tidak memberikan ASI/MPASI selama 15-20 menit setelah pemberian imunisasi Polio. Hal ini dilakukan agar efektivitas dari imunisasi polio tidak berkurang. Efektivitas dari vaksin dapat berkurang karena ASI/PASI yang diberikan dapat mengikat vaksin tersebut sehingga efektivitasnya berkurang, serta mengurangi kegagalan vaksin tersebut.4. Memberikan obat penurun panas pada bayi jika bayi panas.Obat penurun panas ini dapat berupa paracetamol bubuk dan sirup. Paracetamol sirup mempunyai dosis sendok takar dan di berikan tiap 6 jam saat bayi panas. Jika bayi tidak panas hentikan pemberiannya. Untuk paracetamol bubuk 1x/hari dan hanya di berikan jika bayi panas. Obat penurun panas ini di berikan karena salah satu efek samping dari vaksin BCG adalah demam.

5. Memberikan KIE pada ibu tentang efek samping imunisasi BCG+Polio dan cara perawatan daerah bekas penyuntikan.Beberapa hal yang sering terjadi pada penyuntikan BCG adalah terdapat luka kecil yang tak jarang hingga bernanah karena terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada daerah bekas penyuntikan. Luka ini akan membekas dan menimbulkan jaringan parut. Luka pada daerah penyuntikan akan sembuh sendiri. Luka bekas penyuntikan tidak boleh di tekan atau di sentuh karena akan menyebabkan infeksi. Apabila tidak muncul benjolan pada daerah bekas penyuntikan maka imunisasi dianggap gagal dan harus diulang sebelum anak usia 1 tahun. Efek samping dari penyuntikan imunisasi BCG adalah bayi panas/demam, timbul jaringan parut pada daerah bekas penyuntikan dll.6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan.ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI mengandung zat-zat penting bagi tubuh bayi. Kandungan ASI tersebut dapat membantu menjaga kesehatan bayi karena mengandung zat antibodi yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit. Oleh karena itu, sebaiknya ibu selalu berusaha untuk memberikan ASI pada bayi agar kebutuhan nutrisi bayi juga terpenuhi dengan baik. Ibu juga di anjurkan untuk tidak memberikan bayinya makanan pendamping ASI.7. Menganjurkan ibu datang kembali untuk jadwal imunisasi selanjutnya pada tanggal 02-08-2013, untuk mendapatkan imunisasi DPT + Polio 2, atau datang sewaktu-waktu jika ada keluhan seperti lika bekas penyuntikan berbau, bayi kejang, perdarahan dari luka, luka bernanah dan bayi kuning.VII. EVALUASI

Tanggal : 01-07-2013, jam : 09.30 WIB

S

: Ibu mengerti dan paham tentang apa yang telah di sampaikan oleh bidan.

O: Keadaan umum: baik

Kesadaran

: composmentis

TTV

:

Suhu : 36,6c

RR : 43x/menit

Nadi : 130x/menit

Kulit

Inspeksi :

Merah muda, tidak ada lesi, tidak ada lanugo dan verniks kaseosa.

Abdomen

Inspeksi :

Bulat, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan tali pusat, tali pusat belum lepas, tali pusat terbungkus oleh kassa.

Palpasi :

Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran lien, tidak ada massa/benjolan pada abdomen.

Perkembangan refleks :

Rotting refleks: ada dan aktif

Grasping refleks: ada dan aktif

Morro refleks: ada dan aktif

Tonickneck refleks: ada dan aktif

Sucking refleks: ada dan aktif

Swallowing refleks: ada dan aktifA: By.K usia 5 hari dengan imunisasi BCG + Polio 1P

: Beritahu ibu untuk jadwal imunisasi selanjunya yaitu DPT +Polio 1 pada tanggal 02-08-2013. BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan pengkajian dan memberikan asuhan pada By.K usia 5 hari dengan imunisasi BCG+Polio 1 di BPS Kisworo Pratiwi, maka penulis mendapatkan data sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pada saat penulis melakukan pengkajian atau pengumpulan data baik subyektif maupun obyektif, maka penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan lahan praktek.

2. Interpretasi data

Berdasarkan pengkajian pada By.K telah di peroleh data yang bisa menegakkan diagnosa yaitu By.K usia 5 hari dengan imunisasi BCG + Polio 1.

3. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial

Setelah di lakukan pengkajian dan asuhan pada By.K tidak dapat di tegakkan diagnosa potensial, karena tidak di temukan kelainan-kelainan yang terjadi. Hal ini sesuai dengan yang di harapkan, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan praktek.

4. Identifikasi diagnosa dan tindakan segera

Pada identifikasi tindakan segera tidak di lakukan kolaborasi dengan dokter ataupun dengan petugas kesehatan lain karena tidak di temukannya masalah.

5. Intervensi

Pada intervensi tidak di temukan adanya kesenjangan antara teori dan lahan praktek.

6. Implementasi

Dari perencanaan yang telah di buat maka akan di lakukan tindakan / asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien sesuai kebutuhan dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.

7. Evaluasi

Merupakan langkah akhir dari asuhan kebidanan. Menurut teori dalam evaluasi di harapkan ibu dapat memenuhi dan melakukan penjelasan yang telah di berikan oleh bidan. Dalam pelaksanaannya tidak di temukan kesenjangan antara teori dan kasus.BAB V

PENUTUP5.1 KESIMPULAN

Imunisasi adalah pemberian antibodi pada seseorang. Pemberian imunisasi ini dapat di lakukan dengan berbagai cara. Dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada By.K usia 5 hari dengan imunisasi BCG +Polio 1 adalah penulis dapat mengetahui konsep dari imunisasi dan penulis dapat mengumpulkan data dan dapat melakukan pengkajian. Selain pengkajian penulis juga dapat menegakkan diagnosa dari data yang telah dikumpulkan oleh penulis. Setelah menegakkan diagnosa penulis juga dapat menegakkan masalah potensial dan tindakan segera untuk mengatasi masalah potensial tersebut. Penulis juga dapat membuat perencanaan dari asuhan yang telah di lakukan dan setalah itu penulis dapat mengimplementasikan perencanaan yang telah di buat dan kemudian di evaluasi segala asuhan yang di berikan. Dari evaluasi yang di lakukan di dapatkan bahwa tidak ada kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus. 5.2 SARAN

1) Bagi Tenaga Kesehatana) Dapat memberikan asuhan kebidanan pada Bayi sehat dengan Imunisasi Polio 2sesuai protap.b) Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada Bayi sehat dengan Polio 2 untuk mengurangi kesakitan bayi.2) Masyarakat

Mengharapkan pada para aktifis masyarakat desa untuk aktif mengadakan program-program kesehatan terutama pada ibu dan bayi3) Mahasiswa Kebidanan

Mengharapkan kepada seluruh mahasiswa untuk lebih memperdalam ilmu pengetahuan khususnya ilmu tentang kebidanan, dan mampu memberikan asuhan kebidanan pada setiap bayi baru lahir sesuai teori dalam praktek lapangan.DAFTAR PUSTAKA

Belson. 2007. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : EGC.

Depkes RI . 2000. Manajemen terpadu balita sakit. Jakarat : Depkes RI.Widjaja. 2005. Mencegah dan mengatasi demam pada balita. Jakarta : Kawan Pustaka.

Maimunah, Siti. 2005. Kamus lengkap kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.

Prawirohardjo S. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGIPrawirohardjo S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGIWiyati Nining, 2008. Perawatan ibu bersalin. Yogyakarta : Fitramaya

Nugraheny Esty, Arisulitiawati, 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. YPusdiknakes, 2003, Buku 3 Asuhan Intrapartum, Jakarta: Salemba Medika.

Sarwono, P, 2003, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, YBP SP, Jakarta: Salemba Medika.40