kompre bu siti

94
BAB II TINJAUAN TEORI A. KEHAMILAN 1. Definisi Kehamilan Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006). Kehamilan normal adalah lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 43 minggu. Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut post matur (lebih bulan). Kehamilan antara 28-36 minggu disebut kehamilan premature (Sarwono, 2007). Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu :

Upload: yopi

Post on 25-Jul-2015

143 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Uploaded from Google Docs

TRANSCRIPT

Page 1: Kompre Bu Siti

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KEHAMILAN

1. Definisi Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau

9 bulan 7 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin,

2006).

Kehamilan normal adalah lamanya kehamilan mulai dari

ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan

tidak lebih dari 43 minggu. Kehamilan 40 minggu ini disebut

kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43

minggu disebut post matur (lebih bulan). Kehamilan antara 28-36

minggu disebut kehamilan premature (Sarwono, 2007).

Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3

trimester, yaitu :

a. Kehamilan trimester I berlangsung dalam 12 minggu, dalam

trimester pertama alat-alat mulai dibentuk.

b. Kehamilan trimester II antara 12 sampai 28 minggu, alat-alat

telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin

masih disangsikan.

c. Kehamilan Trimester III antara 28 sampai 40 minggu, dimana

janin yang dilahirkan dalam triwulan terakhir telah dapat hidup

(Sarwono, 2007).

Page 2: Kompre Bu Siti

Persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma disebut

konsepsi yang menandai awal suatu kehamilan. Peristiwa ini bukan

merupakan peristiwa yang terpisah , tetapi ada suatu rangkaian

kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah

pembentukan gamet (telur dari sperma), ovulasi (pelepasan telur),

penggabungan gamet dan implantasi embrio didalam uterus. Hanya

jika semua peristiwa itu berlangsung baik, maka proses

perkembangan embrio dan janin dapat dimulai.

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum)

dari indung sel telur (ovarium). Saat ovulasi ovum keluar dari

folikel ovarium yang pecah. Kadar estrogen yang tinggi

meningkatkan gerakan tuba uterin sehingga silia tuba tersebut

dapat menangkap ovum dan menggerakannya sepanjang tuba

menuju rongga rahim. Ovum tidak dapat berjalan sendiri.

Ada dua lapisan jaringan pelindung yang mengelilingi

ovum. Lapisan pertama berupa membrane tebal tidak berbentuk

yang disebut zona felusida. Lingkaran luar yang disebut korona

radiata.

Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah ovulasi.

apabila tidak difertilisasi oleh sperma, ovum berdegenerasi dan di

reabsorpsi.

Ejakulasi pada hubungan seksual dalam kondisi normal

mengakibatkan pengeluaran 1 sendok teh semen yang mengandung

200-500 juta sperma kedalam vagina. Sperma berenang dengan

gerakan flagella pada ekornya. Beberapa sperma dapat mencapai

tempat fertilisasi dalam lima menit, tetapi rata-rata waktu yang

dibutuhkan ialah empat sampai enam jam. Sperma akan tetap hidup

dalam sistem reproduksi wanita selama dua sampai tiga hari.

Kebanyakan sperma akan hilang di vagina, di dalam lendir serviks,

Page 3: Kompre Bu Siti

diendometrium atau sperma memasuki saluran yang tidak memiliki

ovum. Sewaktu sperma berjalan melalui tuba uterin, enzim-enzim

yang dihasilkan disana akan membantu kapasitas sperma.

Kapasitas ialah perubahan fisiologis yang membuat perubahan

lapisan pelindung lepas dari kepala sperma (aksrosom) yang

memungkinkan enzim keluar. Enzim-enzim ini dibutuhkan agar

sperma dapat menembus lapisan pelindung ovum sebelum

fertilisasi. Proses fertilisasi ini berlangsung di ampula (sepertiga

bagian luar) tuba uterin.

Apabila sebuah sperma berhasil menembus membrane yang

mengelilingi ovum, baik sperma maupun ovum akan berada di

dalam membrane dan membrane tidak lagi dapat ditembus oleh

sperma lain. Kemudian ovum yang tlah dibuahi segera membelah

diri.

Zona pelusida berdegenerasi dan trofoblas meletakan

dirinya pada endometrium rahim, biasanya pada daerah fundus

anterior atau posterior. Antara tujuh sampai sepuluh hari setelah

konsepsi, trofoblas menyekresi enzim yang membantunya

membenamkan diri kedalam endometrium sampai seluruh bagian

blastosis tertutup. Proses ini dikenal dengan implantasi. (Bobak,

2004).

Istilah untuk perkembangan keturunan dan implantasi

sampai 8 minggu setelah konsepsi disebut embrio. Selama periode

embrionik semua organ dan bagian tubuh tergeletak dalam bentuk

rudimentary sehingga bila sudah lengkap akan bertumbuh menjadi

matur dalam waktu 7 bulan berikutnya. Hasil konsepsi ini disebut

sebagai janin.

Ruangan yang dilapisi oleh selaput janin (amnion dan

korion) berisi air ketuban (liquor amnii). Volume air ketuban pada

Page 4: Kompre Bu Siti

kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc. Air ketuban

berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Cairan

amniotic ini membuat kantung amniotic mengencang dan

memungkinkan pertumbuhan dan pergerakan janin. Cairan ini

menyeimbangkan tekanan dan melindungi janin dari benturan dan

perlukaan. Cairan ini mempertahankan suhu yang konstan untuk

janin dan memberi sedikit zat gizi. Pada persalinan, selama

membran tetap utuh, cairan amnion akan melindungi placenta dan

tali umbilicus dari tekanan akibat kontraksi uterus.

Cairan amnion berasal dari Fetal urine, transudasi darah

ibu, sekresi dari epitel amnion, asal campuran.

Placenta berasal dari trofoblas pada ovum yang dibuahi,

lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi

yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama

kehidupan intra uterin.

Letak placenta yang normal umumnya pada korpus uteri

bagian depan atau belakang agak kearah fundus uteri. Placenta

terdiri dari :

a. Bagian Janin

Vili Korialis, ruang-ruang interviler, pada permukaan

janin placenta dilapisi oleh amnion yang kelihatan licin.

b. Bagian maternal, terdiri atas desidua kompakta yang

terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon.

c. Tali pusat merentang dari pusat janin ke placenta bagian

permukaan janin.

Agar janin dapat tumbuh dengan sempurna, dibutuhkan

penyalur darah yang membawa zat asam, asam amino, vitamin dan

mineral dari ibu kepada janin, begitu pula pembuangan karbon

Page 5: Kompre Bu Siti

dioksida dan limbah metabolisme janin ke sirkulasi ibu. Maka

fungsi dari placenta adalah :

1. Nutrisi, yaitu alat pemberi makanan pada janin

2. Respirasi, yaitu oksigen dari hemoglobin ibu masuk ke dalam

darah janin dengan cara difusi dan dengan cara yang sama janin

melepaskan karbon dioksida ke dalam darah maternal.

3. Ekskresi, yaitu alat pengeluaran sampah metabolisme

4. Penyimpanan, yaitu placenta melakukan metabolisme glukosa,

menyimpannya dalam bentuk glikogen dan mengubahnya

kembali menjadi glukosa sesuai kebutuhan serta penyimpan zat

besi dan vitamin yang larut dalam lemak.

5. Perlindungan, yaitu alat penyalur bermacam-macam antibody

ke janin. (Salmah, 2006).

2. Tanda-tanda kehamilan

Untuk menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan

penelitian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan. Berikut

ini adalah tanda-tanda kehamilan menururut buku ilmu kebidanan

(2009) :

a. Tanda-tanda tidak pasti kehamilan

1. Amenore (terlambat datang bulan)

a. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya

pembentukan folikel de graaf dan ovulasi.

b. Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan

rumus neagle dapat ditentukan perkiraan persalinan.

2. Mual (nausea) dan muntah (emesis)

a. Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran

asam lambung yang berlebihan.

b. menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang

disebut morning sicknes. Dalam batas yang fisiologis

keadaan ini dapat teratasi.

Page 6: Kompre Bu Siti

3. Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan

tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.

4. Sinkope atau Pingsan

a. Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan sinkope atau pingsan.

b. Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16

minggu.

5. Payudara tegang

a. Pengaruh estrogen-progesteron dan sometotropin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada

payudara.

b. Payudara membesar dan tegang

c. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama

pada hamil pertama.

6. Sering miksi

a. Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi.

b. Pada triwulan ke-2 sudah menghilang.

7. Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesterone dapat menghambat

peristaltic usus menyebabkan kesulitan untuk buang air

besar.

8. Pigmentasi kulit

a. Sekitar pipi : Cloasma Gravidarum

b. Keluarnya melanophore stimulating Hormon hifofisis

anterior menyebabkan figmentasi pada kulit.

c. Dinding perut

Striae lividae, striae nigra, linea nigra makin hitam

Page 7: Kompre Bu Siti

d. Sekitar payudara

Hiperpigmentasi areola mamae, putting susu makin

menonjol, kelenjar Montgomery menonjol, Pembuluh

darah manifest sekitar payudara

9. Epulis atau radang gusi

Suatu hipertropi papilla ginggipae. Sering terjadi pada

trimester 1

10. Varices atau penampakan pembuluh darah vena

Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat

pada daerah genital eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis.

Pada multigravida kadang-kadang varices ditemukan pada

kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan

pertama. Kadang-kadang timbulnya varices merupakan

gejala pertama kehamilan muda.

11. Pada kehamilan muda bisa pula ditemukan :

a. Tanda hegar

b. Tanda chadwicks

c. Tanda piscaseck

d. Kontraksi brakston hicks

b. Tanda pasti kehamilan

1. gerakan janin dalam Rahim

a. Terlihat/teraba gerak janin

b. Teraba bagian-bagian janin

2. Terdengar denyut jantung janin

a. Didengarkan dengan stetoskop leanec, alat

kardiotokografi, alat dopler.

b. Ultrasonografi

3. Dapat dirasakan gerakan janin dan ballotemen

Page 8: Kompre Bu Siti

4. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka

janin

5. Pada pemeriksaan USG dapat diketahui ukuran kantong

janin, panjang janin, dan diameter biparietal hingga dapat

diperkirakan tuanya kehamilan.

3. Menentukan Usia Kehamilan

a. Menggunakan rumus neagle

Perkiraan persalinan dihitung dari hari pertama haid

terakhir (HPHT) : tanggal ditambah 7 , bulan dikurang 3, tahun

ditambah 1.

b. Manurut Spiegelberg

Dengan mengukur Tinggi Fundus Uteri (TFU). Selain

untuk menentukan usia kehamilan, TFU digunakan untuk

menentukan berat janin dalam uterus. (Wiknjosastro, 2009)

menurut kelaziman, usia kehamilan dapat ditentukan

sebagai berikut :

1. sebelum akhir bulan III : Fundus uteri belum teraba diatas

simpisis

2. Akhir bulan III (12 minggu), Fundus uteri 1-2 jari diatas

simfisis

3. Akhir bulan IV (16 minggu), pertengahan simpisis pusat

4. Akhir bulan V ( 20 minggu ), Fundus uteri 3 jari dibawah

pusat

5. Akhir bulan VI (24 minggu), Fundus setinggi pusat

Page 9: Kompre Bu Siti

6. Akhir bulan ke VII (28 minggu), fundus 3 jari dibawah

pusat

7. Akhir bulan ke VIII (32 minggu), Fundus uteri mencapai

arkus kostae atau 3 jari dibawah prosessus xyphoideus

8. Akhir bulan X (40 minggu), fundus uteri pertengahan

antara prosesus xyphoideus dan pusat

(Manuaba, 2007)

Tabel 2.1

Pemeriksaan tuanya kehamilan dan tinggi fundus uteri (TFU)

Menurut hukum Empat Bartholomew

Usia kehamilan Tinggi fundus uteri

1 2

Bulan I

Bulan II

Bulan III

Bulan IV

Bulan V

Bulan VI

Bulan VII

Bulan VIII

Bulan IX

Setinggi simfisis

¼ diatas simfisis2/4 diatas simfisis

¾ diatas simfisis

Setinggi pusat

¼ diatas pusat2/4 di atas pusat

¾ diatas pusat

Setinggi arcus kostae

Page 10: Kompre Bu Siti

*sebelum bulan ke III , fundus uteri belum dapat diraba

( Sumber : Manuaba, 2007 )

Tabel 2.2

Pemeriksaan tuanya kehamilan dengan McDonald

Tinggi Fundus uteri ( TFU ) Umur kehamilan

1 2

20

23

26

30

33

5

6

7

8

9

( Sumber : Manuaba, 2007 )

4. Perubahan Fisiologis Pada Wanita Hamil

a. Perubahan pada sistem Reproduksi

1. Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama

dibawah pengaruh estrogen dan progesterone yang

kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya

disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus. Berat uterus

normal kurang lebih 30 gram, pada akhir kehamilan (40

minggu) berat uterus menjadi 1000 gram, dengan panjang

kurang lebih 20 cm dan dinding kurang lebih 2,5 cm. pada

bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah

advokat, agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus

Page 11: Kompre Bu Siti

berbentuk bulat pada akhir kehamilan kembali seperti

bentuk semula, lonjong seperti telur.

Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya

kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk

membuat diagnosis apakah wanita tersebut hamil fisiologis,

atau hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola

hidatidosa dan sebagainya.

2. Servik Uteri

Pada kehamilan servik uteri mengalami perubahan

karena hormone estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat

dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi

serviks menjadi lunak. perubahan-perubahan pada serviks

perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi

yang memeriksa hendaknya hati-hati dan tidak dibenarkan

melaksanakan secara kasar sehingga dapat mengganggu

kehamilan.

3. Vagina dan Vulva

Akibat hormon estrogen, vulva dan vagina

mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi

mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah agak

kebiru-biruan (lividae) yang disebut tanda Chadwick.

Pembuluh-pembuluh darah alat genitalia interna akan

membesar, hal ini dikarenakan oksigenasi dan nutrisi pada

alat-alat genitalia meningkat.

b. Sistem sirkulasi darah

1. Volume darah : volume darah akan bertambah banyak ,

kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32

minggu

Page 12: Kompre Bu Siti

2. Protein darah : jumlah protein, albumin dan globulin

menurun pada triwulan pertama dan meningkat secara

bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globulin dan

fibrinogen terus meningkat.

3. Hitung jenis globulin : hematokrit cenderung menurun

karena kenaikan relative volume plasma darah. Jumlah

eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan

transport 02. Konsentrasi Hb terlihat menurun. Leukosit

meningkat sampai 10.000/cc, demikian pula dengan

produksi trombosit.

c. Sistem pernafasan

Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek

nafas, hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah

diafragma akibat pembesaran rahim.

d. Saluran pencernaan

1. Saliva meningkat

2. Pada trimester pertama mengeluh mual dan muntah ,

biasanya terjadi pada pagi hari , disebut morning sickness.

3. Tonus otot saluran pencernaan melemah sehingga motalitas

dan makanan akan lebih baik , namun akan menimbulkan

obstipasi.

e. Kulit

Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi :

1. Muka : disebut cloasma gravidarum.

2. Payudara : putting susu dan areola payudara

3. Perut : linea nigra dan striae livide

f. Metabolisme

Page 13: Kompre Bu Siti

1. Tingkat metabolic basal (Basal Metabolic Rate) pada

wanita hamil meninggi hingga 15-20%, terutama pada

trimester akhir.

2. Membutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan

fetus, alat kandungan, payudara, badan ibu, dan persiapan

laktasi.

3. Metabolisme lemak juga terjadi kadar kolestrol meningkat

sampai 350 mg atau lebih per 100 ml

4. Metabolisme Mineral

a. Kalsium : dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari

sedangkan untuk pembentukan tulang-tulang terutama

dalam trimester terakhir dibutuhkan 30-40 gram.

b. Fosfor : dibutuhkan rata-rata 2 gram perhari

c. zat besi : dibutuhkan tambahan + 800 mg , atau 30-50

mg sehari.

d. Air : wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

5. Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-

16,5 kg rata-rata 12,5 kg.

6. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi

7. Wanita hamil memerlukan makan yang bergizi dan harus

mengandung banyak protein.

g. Payudara (mamae)

Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan

berat dapat teraba nodule-noduli akibat hipertropi kelenjar

alveoli. Bayangan vena-vena lebih membiru.

Kalau diperas keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna

kuning. (Wiknjosastro, 2009)

5. Perubahan Psikologis pada ibu hamil

Page 14: Kompre Bu Siti

Periode antenatal adalah suatu kondisi yang dipersiapkan

secara fisik dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua.

Perubahan psikologis tersebut menurut Salmah ( 2006 ) antara lain

a. Respon emosional

Stress ibu dapat dipengaruhi oleh emosionalnya , lingkungan

social, latar belakang, budaya dan penerimaan atau penolakan

proses kehamilan.

b. Ambivalen

Perasaan menolak (ambivalen) disebabkan karena ada perasaan

khawatir bahwa waktunya “salah”, bahwa kehamilan ini tidak

diinginkan , “nanti” dan “tidak sekarang” karena merasa takut

dan cemas, merasa ragu-ragu pada peran yang baru, tidak

tertanggulanginya konflik dengan ibu, perempuan tersebut atau

ketakutan terhadap kehamilan dan persalinan.

c. Cemas

Cemas gangguan emosional positif sebagai peindungan

menghadapi stress yang bisa menjadi masalah apabila

berlebihan.

d. Depresi

Banyak penelitian defresi berfokus menilai defresi antenatal

sebagai usaha untuk memprediksi defresi postpartum.

e. Menerima kehamilan

Langkah pertama untuk beradaptasi peran sebagai ibu adalah

menerima ide untuk hamil.

Page 15: Kompre Bu Siti

f. Murung

Emosi ibu hamil mempunyai bermacam-macam karakteristik,

menangis karena sebab-sebab yang sepele, karena ibu hamil

membutuhkan lebih banyak kasih sayang dan perhatian.

g. perubahan cairan tubuh

Tingkat perubahan berhubungan dengan faktor-faktor

kepribadian , respon social, dan sikap menghadapi kehamilan.

6. Tujuan Asuhan Antenatal

Tujuan asuhan antenatal menurut Saifuddin ( 2006 ) , yaitu :

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental

dan social ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat

penyakit secar umum, kebidanan atau pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Antenatal Care (ANC)

a. Definisi

Antenatal care atau asuhan kehamilan adalah suatu

pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan

Page 16: Kompre Bu Siti

mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi

persalinan, nifas, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara

wajar (Wiknjosastro, 2009).

b. Tujuan ANC

1. Tujuan Umum

Menyiapkan secara optimal baik fisik maupun mental ibu

dan janin selama kehamilan, persalinan, dan nifas sehingga

didapatkan ibu dan janin yang sehat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengenali dan menangani penyakit-penyakit yang

mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan, dan

nifas

b. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang

mungkin diderita sedini mungkin

c. Menurunkan angka morbiditas dan mor litas ibu dan

anak

d. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-

hari dan keluarga berencana, kehamilan, nifas, dan

laktasi.

c. Jadwal ANC

Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan

antenatal sedikitnya 4 kali kunjungan selama hamil, yaitu 1 kali

kunjungan selama trimester pertama, 1 kali selama trimester ke

dua, dan 2 kali selama trimester ketiga (Saifuddin, 2002).

Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan

untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi

dini factor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi.

Page 17: Kompre Bu Siti

Tabel 2.3

Informasi kunjungan antenatal

Kunjugan Waktu Informasi penting

1 2 3

Trimester

pertama

Sebelum minggu

ke-14

1. Membangun hubungan saling percaya

antara petugas kesehatan dan ibu hamil.

2. Mendeteksi masalah dan menanganinya.

3. Melakukan tindakan pencegahan seperti

tetanus neonatorum, anea kekrangan zat

besi, penggunaan praktek tradisional

yang merugikan.

4. Memulai persiapan kelahiran bayi dan

kesiapan untuk menghadapi kompliksi

5. Mendorong prilaku yang sehat 9 gizi,

latihan, dan kebersihan, istirahat, dsb)

Trimester

kedua

Sebelum minggu

ke-28

Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan

khusus mengenai preeklampsi (Tanya ibu

tentang gejala-gejala preeklampsi, pantau

tekanan darah, evakuasi edema, periksa

untuk mengetahui proteinuria)

Trimester

ketiga

Antara minggu

28-36

Sama seperti diatas, ditambah palpasi

abdominal untuk mengetahui apakah ada

kehamilan ganda

Trimester

ketiga

Setelah 36

minggu

Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak

bayi yang tidak normal, atau kondisi lain

Page 18: Kompre Bu Siti

yang memerlukan kelahiran dirumah sakit.

(sumber : saifuddin, 2002)

d. Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “10 T”

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Kecukupan gizi dapat ditentukan dengan adanya

kenaikan berat badan (BB). Kenaikan BB berlebihan atau

yang kurang perlu mendapatkan perhatian khusus,

dikarenakan akan menimbulkan dampak yang kurang baik,

juga dapat menimbulkan terjadinya penyulit dalam

kehamilan. Adapun cara untuk menentukan status gizi yaitu

deng menghitung Indeks Masa Tubuh

rumus IMT=BB sebelum hamil (kg)TB m2

Tabel 2.4

Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan

berdasarkan Indeks Masa Tubuh ( IMT )

Kategori IMT Rekomendasi

1 2 3

Rendah

Normal

Tinggi

Obesitas

Gemeli

<19,8

19,8-26

26-29

>29

12,5-18

11,5-16

7-11,5

>7

16-20,5

( sumber : Wiknjosastro, 2009 )

Page 19: Kompre Bu Siti

2. Tekanan Darah

Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan

kunjungan, hal ini bertujuan untuk mendeteksi adanya

kemungkinan kenaikan tekanan darah yang disebabkan

kehamilan. Tekanan darah pada ibu hamil dikatakan normal

yaitu dibawah 140/90 mmHg.

3. Tinjau/nilai status gizi

Makanan sehari-hari dianjurkan bagi ibu hamil

harus memenuhi standar kebutuhan gizi untuk ibu hamil.

Status gizi dapat ditentukan dengan menggunakan IMT.

4. Tinggi Fundus Uteri (TFU)

TFU digunakan sebagai salah satu cara untuk

mengetahui usia kehamilan. Selain itu, TFU digunakan

untuk menghitung Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ).

Runus TBBJ menurut Lohnson :

a. Berat Janin (BJ) = (TFU-12) x 155 gram

b. Jika kepala janin telah masuk ke Pintu atas panggul

(PAP), rumusnya menjadi :

Berat Janin (BJ) = (TFU – 11) x 155 gram

(Manuaba, 2007)

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dapat dilakukan

dengan palpasi abdomen. Palpasi merupakan langkah

diagnose kehamilan yang sangat penting dengan tujuan

untuk :

Page 20: Kompre Bu Siti

a. Menentukan umur kehamilan melalui tingginya fundus

uteri

b. Menentukan letak janin dalam uterus

c. Menetapkan kemungkinan tumor yang dapat

mengganggu proses persalinan.

Cara melakukan palpasi menurut leopol terdiri dari :

Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri.

Menentukan bagian apa yang terletak di fundus uteri,

apakah kepala atau bokong pada letak membujur, atau

teraba kosong jika letaknya melintang.

Leopold II : Untuk menentukan letak punggung janin.

Tangan pemeriksa diturunkan ke samping. Untuk

menentukan bagian mana janin yang berada di bagian

samping. Jika keras artinya punggung janin, dapat juga

kepala atu bokong jika letaknya melintang. Pemeriksaan ini

dapat digunakan untuk mendengar detak jantung janin.

Leopold III : untuk menetapkan bagian terendah janin.

Pemeriksaan menghadap ke kaki pasien, jari tangan

diluncurkan ke samping bawah uterus, jari ditekan masuk

menentukan bagian terendah janin. Jika teraba bulat dan

padat berarti kepala, jika tidak bulat dan tidak keras berarti

bokong.

Leopold IV : Untuk menentukan apa yang menjadi bagian

terendah janin (kepala atau bokong) dan seberapa jauh

masuknya kedalam rongga pelvis. (Manuaba, 2007)

Untuk menentukan DJJ, digunakan stetoskop

leannec atau alat dopler yang ditempelkan pada andomen

Page 21: Kompre Bu Siti

ibu hamil di daerah punggung janin kemudian DJJ dihitung

selama satu menit. Batas frekuensi DJJ adalah 120-160

denyut per menit. Takikardi (DJJ > 160) per menit

menunjukan adanya reaksi kompensasi terhadap beban dan

bradikardi ( DJJ <120 per menit ) menunjukan kegagalan

kompensasi terhadap beban. Kedua kelainan tersebut dapat

menyebabkan stress pada janin ( fetal distress ) atau disebut

gawat janin.

6. Tetanus Toksoid (TT)

Skrining status imunisasi tetanus dan berikan

imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.

Tabel 2.5

Imunisasi TT

Antigen Interval

( selang waktu minimal )

Lama

perlindungan

%

perlindungan

1 2 3 4

TT1 Pada kunjungan antenatal

pertama

- -

TT2 4 minggu setelah pemberian

TT1

3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun /

seumur hidup

99

(Sumber : Saifudin, 2006 )

Page 22: Kompre Bu Siti

7. Tablet Zat Besi (Fe)

Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama

kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat

besi) dan asam folat 500 mg. Tablet besi sebaiknya tidak

diminum bersamaan dengan teh atau kopi karena akan

mengganggu penyerapan.

8. Tes Laboratorium (rutin dan khusus)

Tes laboratorium meliputi tes untuk mengetahui

apakah ibu menderita Penyakit Menular Seksual (PMS),

mengetahui kadar hemoglobin , protein, dan glukosa.

9. Tata Laksana Kasus

10. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan

dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca

persalinan.

8. Pengawasan ANC terhadap Tanda-tanda bahaya kehamilan

Enam tanda bahaya selama periode antenatal berdasarkan buku

panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal

(2002):

a. Perdarahan pervaginam

b. Sakit kepala lebih dari biasa

c. Gangguan penglihatan

d. Pembengkakan pada wajah / tangan

e. Nyeri abdomen (epigastrik)

f. Janin tidak bergerak sebanyak biasnya.

Page 23: Kompre Bu Siti

B. PERSALINAN

1. Definisi Persalinan

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu (Varney’s, 2008). Persalinan

adalah proses dimana bayi, placenta dan selaput ketuban keluar

dari uterus ibu (APN, 2008).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks

dan janin turun kedalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses

dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir

( Saifuddin, 2006 ).

2. Sebab-sebab mulai terjadinya persalinan

Bagaimana terjadinya proses persalinan belum diketahui

secara pasti tetapi ada banyak faktor yang memegang peranan

dalam bekerja sama sehingga terjadi proses persalinan.

a. Penurunan Kepala

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaiknya

estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama

kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar estrogen dalam

darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun

sehingga timbul his.

b. Teori Oksitosin

Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya umur

kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas

sehingga persalinan dapat dimulai.

c. Teori ketegangan otot

Page 24: Kompre Bu Siti

Seperti halnya dengan kandung kemih dan lambung teregang

oleh isinya yang bertambah maka timbul kontraksi untuk

mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka

dengan majunya kehamilan, makin teregang otot maka rahim

semakin rentan.

d. Pengaruh janin

Hipofisis dan kelenjar suprarenal janin juga memegang peranan

oleh karenanya adanya anensepalus kehamilan sering lebih

lama dari biasa.

e. Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. pemberian

prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot

rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan (Asri, 2010).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan persalinan

Menurut Asri (2010), ada 5 faktor yang mempengaruhi kemajuan

persalinan :

a. Passage (jalan lahir), yakni :

1. Ukuran pelvis

2. Bentuk pelvis

3. Kemajuan serviks untuk dilatasi dan vagina meregang.

b. Passanger (janin dan placenta), yakni :

1. Ukuran kepala

2. Posisi janin

3. Presentasi janin

c. Power (kekuatan his dan mengedan), yakni :

1. Frekuensi, durasi, intensitas kontraksi

2. Tekanan abdomen yang muncul pada stage 2 persalinan.

d. psyche (mental atau psycologis)

Page 25: Kompre Bu Siti

1. Fisik ibu, emosi, intelektual.

2. Riwayat atau pengalaman persalinan

3. Prilaku adaptasi

4. Dukungan keluarga.

e. Provider

1. Memiliki kesiapan moril

2. Keterampilan dalam menolong persalinan

3. Kesiapan alat untuk memberikan pertolongan dan

mengatasi kegawat daruratan

4. Mengetahui dan memahami batasan kompetensi.

4. Pembagian tahapan persalinan

a. Kala I

Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir

bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai

membuka (dilatasi) dan mendatar (affacement). Darah berasal

dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis

karena pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka.

Pembukaan 1 sampai pembukaan 10 (lengkap) lamanya

kala I untuk primigravida 13 jam sedangkan multigravida

sekitar 8 jam, berdasarkan kurve friedman diperhitungkan

pembukaan multigravida 2cm/jam, dengan perhitungan tersebut

maka waktu pembukaan lengkap dapat diperhitungkan :

1. Fase Laten : dimana pembukaan serviks berlangsung

lambat, sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8

jam.

2. Fase aktif : berlangsung 6 jam dan dibagi 3 subfase, yaitu :

a. periode akselerasi , berlangsung 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm.

b. periode dilatasi maksimal, selama 2 jam pembukaan

sampai 9 cm.

Page 26: Kompre Bu Siti

c. periode deselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2

jam pembukaan jadi 10 atau lengkap.

Pada saat kala I berlangsung, perlu adanya pemantauan khusus

terhadap parameter tersebut :

Tabel 2.6

Frekuensi minimal penilaian dalam persalinan normal

Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase

aktif

1 2 3

Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit

Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Pembukaan serviks Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*

Penurunan Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*

*dinilai pada setiap pemeriksaan dalam

( Sumber : saifuddin, 2002 )

Pemeriksan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama

kala I pada persalinan, dan setelah selaput ketuban pecah. Pada

setiap pemeriksaan dalam, catatlah hal-hal sebagai berikut :

a. warna cairan amnion

b. dilatasi serviks

c. penurunan kepala (yang dapat dicocokan dengan periksa

luar)

Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam

pertama, mungkin diagnose inpartu dapat ditegakan. Jika

terdapat kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut

Page 27: Kompre Bu Siti

setelah 4 jam untuk melihat perubahan serviks. Pada tahap ini,

serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam

keadaan inpartu, jika tidak terdapat perubahan, maka diagnose

adalah persalinan palsu.

Tabel 2.8

Penurunan kepala janin menurut sistem perlimaan

Periksa luar Periksa dalam Keterangan

1 2 3

= 5/5 Kepala diatas PAP, mudah

digerakkan

= 4/5 H I-II

Sulit digerakkan, bagian

terbesar kepala belum masuk

panggul

= 3/5 H II-III Bagian terbesar kepala belum

masuk panggul

= 2/5 H III+ Bagian terbesar kepala sudah

masuk panggul

=1/5 H III-IV Kepala didasar penggul

=0/5 H IV Di perineum

(sumber :saifuddin ; 2002 )

Page 28: Kompre Bu Siti

b. Kala II

Dimulai ketika pembentukan serviks sudah lengkap (10

cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II disebut sebagai

kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II adalah sebagai

berikut :

1. Ibu merasa ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi.

2. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum

dan vaginanya

3. Perineum menonjol

4. vulva vagina dan spingter ani membuka

5. Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah.

Tanda pasti kala 2 ditentukan melalui periksa dalam yang

hasilnya :

1. Pembukaan serviks sudah lengkap.

2. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

Lamanya kala II utuk primigravida 120 menit dan untuk

multigravida 60 menit (APN, 2008).

c. Kala III

Dimulai sejak lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

placenta dan selaput ketuban.

Pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium)

berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus

setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan

berkurangnya ukuran tempat perlekatan placenta. Karena tenpat

perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran placenta

tidak berubah maka placenta akan terlipat, menebal dan

Page 29: Kompre Bu Siti

kemudian lepas dari dinding uterus. setelah lepas, plasenta akan

turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.

Tanda-tanda lepasnya placenta :

1. Perubahan bentuk dan tingginya fundus uteri, setelah bayi

lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus

berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah

pusat. setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke

bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pir dan

fundus berada diatas pusat.

2. Tali pusat memanjang, tali pusat terlihat menjulur keluar

melalui vulva (tanda ahfeld).

3. Semburan darah mendadak dan singkat, darah berkumpul di

belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta

keluar dibantu oleh gaya gravitasi. apabila kumpulan darah

(retroplacental poling), dalam ruang diantara dinding uterus

dan permukaan dalam placenta melebihi kapasitas

tampungannya maka darah tersembur keluar dan tepi

plasenta yang terlepas.

Melahirkan plasenta dilakukan dengan teknik manajemen aktif

kala III, yaitu :

1. Pemberian oksitosin

2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali.

3. masase fundus uteri.

Tujuan manajemen aktif kala III untuk menghasilkan

kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat

memperpendek waktu kala tiga persalinan dan mengurangi

kehilangan darah disbanding dengan penatalaksanaan

fisiologis.

Keuntungan manajemen aktif kala III :

Page 30: Kompre Bu Siti

1. persalinan kala tiga lebih singkat

2. mengurangi jumlah kehilangan darah.

3. Mengurangi kejadian retensio placenta

(APN, 2008).

d. Kala IV

Dimulai setelah lahirnya bayi plasenta dan berakhir 2 jam

setelah itu. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi

karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam

pertama.

Setelah plasenta lahir :

1. Lakukan rngsangan taktil (masase) uterus untuk

merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.

2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan

secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya,

fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat.

3. Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4. Periksa kemungkinan perdarahandari robekan (laserasi atau

episiotomy) perineum.

5. Evaluasi keadaan umum ibu.

6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama

persalinan kala empat di bagian belakang partograf, segera

setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan

(APN, 2008).

Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan, yaitu :

Derajat I ( satu )

1. Mukosa vagina

2. Komisura posterior

Page 31: Kompre Bu Siti

3. Kulit perineum

Derajat II (dua)

1. mukosa vagina

2. komisura posterior

3. kulit perineum

4. otot perineum.

Derajat III (tiga)

1. Mukosa vagina

2. Komisura posterior

3. kulit perineum

4. Otot perineum

5. Otot spingter ani

Derajat IV (empat)

1. Mukosa vagina

2. Komisura posterior

3. kulit perineum

4. otot perineum

5. otot spingter ani

6. dinding depan rectum

(APN, 2008)

5. Gambaran perjalanan persalinan

Tanda-tanda persalinan sudah dekat

a. Terjadinya lightening

Gambaran lightening pada primigravida menunjukan hubungan

normal antara keempat P, yaitu power, Passage, Passanger, dan

psicologycal, sedangkan pada multipara gambarannya tidak

jelas karena kepala baru masuk pintu atas panggul menjelang

persalinan.

Page 32: Kompre Bu Siti

b. Terjadinya his permulaan atau his palsu

1. Rasa nyeri ringan di bagian bawah

2. Datang tidak teratur

3. Tidak ada perubahan pada serviks atau pembukaan serviks.

4. Durasinya pendek

5. Tidak bertambah bila beraktifitas.

c. Tanda-tanda persalinan

1. Ibu merasa ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi.

2. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum

dan vaginanya.

3. Perineum menonjol

4. Vulva vagina dan spingter ani membuka

5. Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah (Asri,

2010).

6. Mekanisme Persalinan

Setelah adanya tanda persalinan sebagai proses pengeluaran

janin diantaranya :

a. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat

tegak lurus dengan PAP atau miring atau membentuk sudut

dengan PAP.

b. Kepala turun kedalam rongga panggul akibat tekanan langsung

dari his dan daerah fundus kearah daerah bokong, tekanan dari

cairan amnion, kontraksi otot dinding perut dan diafragma

(mengejan) dan badan janin terjadi ekstensi dan menegang.

c. Fleksi kepala janin, dagu menempel ke toraks, posisi kepala

berubah dari diameter oksipito-prontalis (puncak kepala),

menjadi diameter suboksipito-bregmantika (belakang kepala).

d. Rotasi interna (putaran faksi dalam) selalu disertai turunnya

kepala, putaran ubun-ubun kecil kearah depan atau bawah

Page 33: Kompre Bu Siti

sympisis pubis, membawa kepala melewati diastasia

interspinarum dengan diameter biparietalis.

e. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi

setelah oksiput melewati bawah sympisis pubis bagian

posterior. Lahir berturut-turut oksiput , bregma, dahi, hidung,

mulut, dagu.

f. Rotasi eksterna (putaran faksi luar), kepala berputar kembali

sesuai dengan sumbu rotasi tubuh , bahu masuk PAP dengan

posisi antero posterior sampai dibawah sympisis, kemudian

dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.

g. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan

dikeluarkan dengan mudah. selanjutnya lahir badan (Thoraks,

abdomen) dan lengan, pinggul/thokanter depan dan belakang ,

tungkai dan kaki (Asri, 2010).

7. Perubahan fisiologi dalam persalinan

Sejumlah perubahan fisiologis terjadi pada ibu selama

persalinan. Sangat penting bagi bidan untuk memahami perubahan-

perubahan ini agar dapat membedakan tanda-tanda dan gejala

persalinan normal dan abnormal. Perubahan fisiologis meliputi :

a. Tekanan darah meningkat, selama terjadinya kontraksi (sistolik

rata-rata naik 10-20 mmHg dan diastolic 5-10 mmhg) antara

kontraksi, tekanan darah kembali normal pada level sebelum

persalinan. Rasa sakit, takut, dan cemas juga akan

meningkatkan tekanan darah.

b. Metabolisme, metabolisme karbohidrat anaerob dan aerob akan

meningkat secara berangsur, disebabkan karena kecemasan dan

aktivitas otot skeletal. Peningkatan ini ditandai dengan adanya

peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output,

pernafasan dan cairan yang hilang.

Page 34: Kompre Bu Siti

c. Suhu tubuh, karena terjadi peningkatan metabolisme maka

suhu tubuh sedikit meningkat selama persalinan, terutama

selama dan segera setelah persalinan. Peningkatan ini ditandai

dengan adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak

output, pernafasan dan cairan yang hilang.

d. Detak jantung, berhubungan dengan peningkatan metabolisme ,

maka suhu tubuh meningkat selama persalinan, terutama

selama dan segera setelah persalinan. Peningkatan ini jangan

melebihi 0,5 0C sampai dengan 10C , dan smasih dikatakan

normal dalam 3 hari post partum.

e. Pernafasan, karena terjadinya peningkatan metabolisme , maka

terjadi sedikit peningkatan laju pernafasan yang dianggap

normal. Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan

bisa menyebabkan alkalosis.

f. Perubahan pada ginjal, poliuri sering terjadi selama persalinan,

mungkin disebabkan oleh peningkatan kardiak output,

peningkatan filtrasi glomerolus, dan peningkatan aliran plasma

ginjal, protein urine yang sedikit dianggap biasa dalam

persalinan.

g. Perubahan gastrointestinal, motilitas lambung dan absorpsi

makanan padat secara substansi berkurang banyak sekali elama

persalinan. selain itu pengeluaran getah lambung menjadi

sangat lamban. Cairan idak berpengaruh dan meninggalkan

perut dalam tempo yang biasa. Mual dan muntah biasa terjadi

sampai ibu mencapai akhir kala I (Asri, 2010).

8. Kebutuhan wanita Dalam Persalinan

a. Asuhan fisik dan psikologis

b. Kehadiran seorang pendamping

c. Pengurangan rasa nyeri

Page 35: Kompre Bu Siti

d. Penerimaan sikap atas nyeri.

e. Penerimaan sikap atas prilakunya.

f. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.

( APN, 2008 )

9. Tujuan Asuhan persalinan

Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat

kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya

yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga

prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat

yang optimal ( APN, 2008 ).

10. Asuhan Sayang ibu selama persalinan

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya ,

kepercayaan dan keinginan sang ibu. beberapa prinsip dasar asuhan

sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga

selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak sekali

penelitian menunjukan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi

dukungan selama persalinandan kelahiran bayi serta mengetahui

dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan

mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan hasil

yang lebih baik.

18 asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :

a. Panggil ibu sesuai namanya dan perlakukan ibu sesuai

martabatnya

b. Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebeluma

memulai asuhan tersebut.

c. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.

Page 36: Kompre Bu Siti

d. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau

khawatir.

e. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.

f. Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan hati ibu

beserta enggota-anggota keluarganya.

g. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota keluarga yang

lain selama persalinan dan kelahiran bayi.

h. Ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara

bagaimana mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu

selama persalinan dan kelahiran bayi.

i. Secara konsisten lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi

yang baik.

j. Hargai privasi ibu.

k. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan

dan kelahiran bayi.

l. Anjurkan ibu untuk minum dan makan-makanan ringan

sepanjang ia mengnginkannya.

m. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak

merugikan kesehatan ibu.

n. Hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan

seperti episiotomy , pencukuran dan klisma.

o. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin.

p. Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama

setelah bayi lahir.

q. Siapkan rencana rujukan (bila perlu)

r. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baiik dan

bahan-bahan, perlengkapan, dan obat-obatan yang diperlukan.

Siap untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap

kelahiran bayi (APN, 2008).

Page 37: Kompre Bu Siti

11. Partograf

Partograf adalah alat bantu pemantauan persalinan yang

digunakan selama kala I fase akif persalinan yang berupa catatan

grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan

janin. Partograf dapat dianggap sebagai sistem peringatan awal

yang membantu pengambilan keputusan lebih awal kapan seorang

ibu harus dirujuk

a. Tujuan

1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam

2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal , juga

dapat mendeteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya

partus lama.

b. Keuntungan

Mendeteksi apakah proses persalinan kala I berjalan normal

dengan cara melihat kemajuan persalinan berdasarkan

pemeriksaan pembukan serviks. Jika digunakan secara tepat

dan konsisten , maka partograf akan membantu penolong

persalinan untuk :

1. Mencatat kemajuan persalinan

2. Mencatat kondisi ibu dan janinnya

3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalina dan

kelahiran

4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk

mengidentifikai secara dini tentang adanya penyulit.

5. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat

keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.

c. Bagian-nagian dari partograf

1. Kemajuan persalinan

a. Pembukaan serviks

Page 38: Kompre Bu Siti

b. Penurunan kepala janin

c. Kontraksi uterus

2. Keadaan janin

a. DJJ

b. warna dan jumlah air ketuban

c. molase tulang kepala janin

3. Keadaan ibu

a. nadi, tekanan darah, suhu

b. urine : volume dan protein

c. obat-obatan dan cairan cena yang diberikan

(APN, 2008)

12. Kebijakan Teknis asuhan persalinan dan Kelahiran

a. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi harus dimasukan sebagai

bagian dari persalinan bersih dan aman termasuk hadirnya

keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan bagi ibu.

b. Partograf harus digunakan untuk membantu persalinan dan

berfungsi sebagai suatu catatan atau rekam medic untuk

persalinan.

c. Selama persalinan normal intervensi dilakukan jika benar-benar

dibutuhkan , prosedur ini hanya dibutuhkan jika ada infeksi

atau penyakit.

d. Manajemen aktif kala III termasuk melakukan penjepitan dan

pemotongan tali pusat secara dini, memberikan suntikan

oxytosin IM, melakukan penegangan tali pusat terkendali dan

segera melakukan massage fundus harus dilakukan pada semua

persalinan normal.

Page 39: Kompre Bu Siti

e. Penolongan persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan bayi

setelah 2 jam pertama setelah kelahiran bayi , fundus diperiksa

setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30 menit pada jam

kedua.

f. Selama 24 jam setelah persalinan , fundus harus sering

diperiksa dan di masase sampai kontraksi baik.

g. Obat-obatan esensial, bahan perlengkapan harus disediakan

oleh petugas dan keluarga.( Saifuddin, 2002 ).

C. NIFAS

1. Definisi

Masa nifas adalah setelah kelahiran placenta dan berakhir

ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin,

2006).

Masa nifas dimulai setelah persalinan selesai dan berakhir setelah

kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genital baru pulih

kembali seperti sebelum hamil dalam waktu 3 bulan (Wiknjosastro,

2009).

Masa nifas dimulai beberapa jam setelah placenta lahir dan

mencakup 6 minggu berikutnya (APN, 2008 ).

2. Periode Masa Nifas (Tahapan)

a. Purperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan

b. Purperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genitalia yang lamanya 6-8 minggu.

c. Remote purperium, adalah waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna terutama selama hamil atau waktu

Page 40: Kompre Bu Siti

persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat

sempurna bisa berminggu-minggu , atau bulanan dan tahunan.

3. Perubahan fisiologis

a. Involusi Uterus

Selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi

menjadi kasar, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar

yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Pada involusi

uteri jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses

preteologi yang akan mengecilkan uterus kembali seperti

semula. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil

(involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

Tabel 2.8

Involusi uterus

Involusi Bobot

uterus

Diameter

uterus

TFU

1 2 3 4

Akhir persalinan

7 hari (1 minggu)

14 hari (2 minggu)

42 hari (6 minggu)

1000 gr

500 gr

300 gr

40-60 gr

12 cm

7 cm

3,5 cm

2,4 cm

2 jari dibawah pusat

Pertengahan simfisis dengan

pusat

Tidak teraba

Normal

b. Involusi tempat placenta

Setelah persalinan, tempat placenta merupakan tempat

dengan permukaan yang kasar tidak rata dan kira-kira sebesar

telapak tangan. Dengan cepat luka ini akan mengecil pada akhir

kedua harinya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.

Page 41: Kompre Bu Siti

c. Perubahan pembuluh darah rahim

Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh darah yang

besar, tetapi karena persalinan tidak diperlukan lagi peredaran

darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa

nifas.

d. Perubahan pada serviks dan vagina

Beberapa hari setelah ostium eksternum dapat dilalui

dengan 1 jari sedangkan pada akhir kehamilan dapat dilalui

oleh jari dan pada servik ini terbentuk sel-sel otot baru.

e. Dinding Perut dan perineum

Biasanya pulih kembali dalam 6 minggu

f. Saluran kencing

Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitive dan

kapasitasnya yang bertumbuh , sehingga kandung kencing

penuh atau sesudah kencing penuh dengan urine residual.

Dilatasi ureter normal kembali dalam waktu 2 minggu.

g. Lochea terdiri dari 5 macam, diantaranya :

1. Lochea rubra (cruenta) : darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban , sel-sel desidua , verniks kaseosa, lanugo, dan

mekonium selama 2 hari pasca persalinan.

2. Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah

dan lender, hari ke-3 sampai hari ke-7 pasca persalinan.

3. Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah

lagi, pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pasca persalinan

4. Lochea Alba : Cairan putih terjadi setelah 2 minggu

5. Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanah berbau busuk (Obstetric William, 2000)

Page 42: Kompre Bu Siti

4. Asuhan Masa Nifas

a. Mobilitas

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat, tidur

terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh

miring kiri miring kanan untuk mencegah terjadinya

thrombosis. Pada hari ke 2 telah dapat dilakukan latihan-latihan

senam, pada hari ke 3 ibu dapat duduk, hari ke 4 berjalan, dan

hari ke 5 boleh pulang.

Pada persalinan normal sebaiknya mobilisasi dikerjakan

dengan melihat keadaan pasien. Bila kondisi ibu baik sudah

boleh miring ke kanan/kiri dalam 2 jam dan boleh bangun dari

tempat tidur kurang lebih 6 jam post partum. Bila ibu tidak

mungkin sebaiknya beristirahat dulu, dalam waktu 6 jam

diharapkan ibu juga sudah dapat bangun dari tempat tidur.

b. Diet

Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori.

Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, sayur-

sayuran, dan buah-buahan.

c. Miksi

Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.

Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing karena

spingter uretra tertekan oleh kepala janin.

d. Defekasi

Buang air besar harus terjadi dalam 3 hari post partum , bila

ada obstipasi bisa diberikan obat laksan per oral.

e. Perawatan Payudara

Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil

supaya putting susu lemas, tidak keras sebagai persiapan untuk

menyusui bayinya.

Page 43: Kompre Bu Siti

f. Pemeriksaan pasca persalinan, meliputi :

1. Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan, dsb

2. Keadaan umum : suhu badan, selera makan, dan lain-lain

3. Payudara : ASI dan putting susu

4. Dinding perut : Perineum, kandung kemih dan rectum

5. Secret yang keluar : Lochea dan Fluor albus

6. Keadaan alat-alat kandungan

g. Nasihat untuk ibu nifas

1. Kebersihan seluruh tubuh

2. Istirahat yang cukup

3. Senam nifas untuk mengembalikan otot-otot perut dan

panggul

4. Kebutuhan gizi yang cukup

5. Perawatan payudara

6. Pemberian ASI eksklusif

7. Untuk kesehatan bayi, bayi dan keluarga sebaiknya

melakukan KB untuk menjarangkan anak

8. Bawalah bayi untuk memperoleh imunisasi

(Saifuddin, 2006)

5. Tujuan Asuhan Nifas

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikologis

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada

ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tenttang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, pemberian

imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

(Saifuddin, 2006).

Page 44: Kompre Bu Siti

6. Kebijakan teknis kunjungan dan tujuannya

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan

sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin

oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu

nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas

dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali

dengan ketentuan waktu :

a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai 3 hari

setelah persalinan.

b. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah

persalinan ( 8-14 hari )

c. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah

persalinan (36-42 hari)

Pelayaanan yang diberikan adalah :

a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu

b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus)

c. Pemeriksaan lochia dan pengeluaran pervaginam lainnya

d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif selama 6

bulan

e. Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali ,

pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24

jam pemberian kapsul Vitamin A pertama

f. Pelayanan KB pasca salin

(PWS KIA, 2010)

7. Keluarga Berencana

a. Pengertian kontrasepsi

Page 45: Kompre Bu Siti

Menurut Saifuddin (2002), kontrasepsi adalah usaha-usaha

untuk mencegah terjadinya kehamilan, yang bersifat sementara

atau menetap yang dilakukan secara mekanis menggunakan alat

atau obat.

b. Tujuan penggunaan alat kontrasepsi

Maksud penggunaan alat kontrasepsi yaitu untuk menunda

kehamilan, menjarangkan kehamilan atau mengakhiri

kehamilan.

c. Macam-macam Alat Kontrasepsi

1. Pil

Pil kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang berisi

hormone estrogen dan progesterone, dan pil hanya

progesteron yang berisi hormone progesteron.

Cara kerja pil kombinasi adalah dengan menekan

ovulasi, mencegah implantasi, dan lender serviks mengental

sehingga sulit dilalui oleh sperma, pergerakan tuba

terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya

akan terganggu pula.

a. Keuntungan Kontrasepsi pil

1. Kesuburan segera kembali

2. Mengurangi rasa kejang atau nyeri perut pada saat

haid

3. mudah menggunakannya

4. mencegah kurang darah

5. mengurangi resiko kanker ovarium

6. siklus haid jadi teratur

7. khusus minum pil tidak mengganggu produksi ASI

b. Kerugian kontrasepsi pil

Page 46: Kompre Bu Siti

1. Memerlukan disiplin pemakaian

2. merepotkan

3. adanya efek samping walaupun sementara

4. Untuk golongan tertentu masih dikatakan mahal

c. Intruksi kepada klien

1. Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada

saat yang sama setiap hari

2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai

hari ke 7 sikklus haid

3. Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari

pertama haid

4. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21

pil. Bila paket 28 pil habis, maka klien dianjurkan

untuk mulai minum pil dari paket yang baru. Bila

paket 21 habis sebaiknya tunggu 1 minggu baru

kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.

5. Bila lupa minum 1 pil (hari 1-21) , sebaiknya

minum pil tersebut segera setelah ingat walaupun

harus minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu

menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila

lupa minum 2 pil atau lebih ( hari 1-21 ), sebaiknya

minum 2 pil satiap hari sampai sesuai jadwal yang

telah ditetapkan. Juga sebaiknya gunakan metode

kontrasepsi yang lain atau tidak melakukan

hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket

pil tersebut.

6. Bila tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes

kehamilan.

2. Suntik

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo

medroksiprogesteron asetat dan 5 mg astradiol spionat yang

Page 47: Kompre Bu Siti

diberikan injeksi IM. Sebulan sekali (cyclopem), dan 50 mg

noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang

diberikan injeksi IM sebulan sekali.

Kontrasepsi ini menyebabkan lender serviks

mengental sehingga menghentikan daya tembus sperma,

mengubah endometrium menjadi tidak cocok untuk

implantasi dan mengurangi fungsi tuba fallopi.

a. keuntungan

Praktis, efektif, aman, tidak mengurangi ASI, cocok

untuk ibu menyusui, dan jangka waktu pemakaian lebih

panjang.

b. Kerugian

Kembalinya kesuburan agak lambat beberapa bulan,

jika mengalami efek samping suntikan tidak dapat

ditarik kembali.

c. Efek samping

Gangguan haid, keputihan, jerawat, BB bertambah,

pusing, dan sakit kepala serta lesu.

3. Kontrasepsi Implant

Adalah jenis kontrasepsi susuk yang berbentuk

batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan diameter 2

mm dalam suatu jarum yang terpasang pada inserter. Sekali

pakai dalam kemasan steril kantong alumunium. Dapat

dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun.

a. Keuntungan

1. Berdaya guna tinggi

2. Aman untuk waktu jangka panjang

3. tidak dipengaruhi oleh factor lupa seperti pil

Page 48: Kompre Bu Siti

4. Tidak menaikan tekanan darah

5. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

6. tidak mengganggu kegiatan senggama

7. Tidak mengganggu ASI

8. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

9. mengurangi nyeri haid

10. Mengurangi/memperbaiki anemia

11. Melindungi terjadinya kkanker endimetrium

12. Mengurangi Jumlah darah haid

13. Mengurangi angka kejadian kelainan jinak payudara

14. Melindungi diri dari penyebab penyakit radang

panggul.

b. Kerugian

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan

perubahan pola haid berupa perdarahan bercak

( Spotting ), hipermeenorea, atau meningkatnya jumlah

darah haid, serta amenorea. Timbulnya keluhan-keluhan

seperti :

1. Nyeri kepala

2. Peningkatan/penurunan berat badan

3. Nyeri payudara

4. Perasaan Mual

5. Pening/pusing kepala

6. Perubahan perasaan ( mood ) atau kegelisahan

7. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk

insersi dan pencabutan

8. Tidak memberikan efek protektifterhadap infeksi

menular seksual termasuk AIDS

Page 49: Kompre Bu Siti

9. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian

kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan akan tetapi

harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

4. Alat Kontrasepsi Dalam rahim (AKDR)

Adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam

rahim sendiri yang dibuat dari plastic dililit oleh tembaga

bercampur perak. sebuah AKDR dimasukan melalui

saluran serviks dan dipasang dalam uterus. AKDR memiliki

benang yang menggantng turun ke dalam vagina, yang

dapat dapat diperiksa oleh wanita guna memastika alat

tersebut pada posisi yang benar. AKDR mencegah

kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan

ovum melalui perubahan pada tuba fallopi dan cairan

uterus, ada reaksi terhadap bend asing disertai peningkatan

leukosit. Kondisi ini mengurangi kesempatan ovum dan

sperma bertemu dan menghambat pembuahan. tembaga

pada AKDR dipercaya bersifat toksik terhadap sperma dan

ovum.

a. keuntungan

1. Efektivitas tinggi

2. Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari

CuT-380A)

3. kembalinya kesuburan cukup tinggi

4. tidak dipengaruhi oleh factor lupa seperti pil

5. Tidak mempengaruhi hu ungan seksual

6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau

sesudah abortus ( apabila tidak terjadi infeksi )

8. Tdak ada interaksi dengan obat-obatan

b. Kerugian

Page 50: Kompre Bu Siti

1. Efek samping yang umum terjadi

a. Perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan

pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan )

b. Haid lebih lama dan banyak

c. Perdarahan ( spotting ) antar menstruasi

d. Saat haid lebih dakit

5. Kondom

Kondom adalah selaput karet yang dipasang pada

penis selama hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet

sintetis tipis, berbentuk silindris, kondom juga membantu

mencegah penularan penyakit menular seksual seperti

HIV/AIDS.

a. Keuntungan

1. Efektif bila digunakan dengan benar

2. Tidak mengganggu produksi ASI

3. Tidak mengganggu kesehatan klien

4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik

5. Murah dan dapat dibeli secara umum

6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatn

khusus.

b. Kerugian

1. Bocor dan sobek

2. Efektivitas tidak terlalu tinggi

3. Agak mengganggu hubungan seksual ( mengurangi

sentuhan langsung )

4. Pada beberapa klien menyebabkan kesulitan untuk

mempertahankan ereksi.

D. BAYI BARU LAHIR

1. Definisi Bayi Baru Lahir

Page 51: Kompre Bu Siti

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang

diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran (Saifuddin,

2002).

Menurut buku saku Asuhan BBL (2008), ada beberapa istilah

yang berhubungan dengan penatalaksanaan bayi baru lahir, yaitu

berdasarkan usia kehamilan, dikenal istilah :

a. Prematur atau neonatus kurang bulan (NKB) untuk neonatus

kurang dari 37 minggu

b. Neonatus cukup bulan ( NCB ) untuk neonatus berusia 37

minggu sampai 41 minggu lebih 6 hari.

c. Postmatur atau neonatus lebih bulan ( NLB ) untuk neonatus

berusia lebih lebih dari 42 minggu

.

Berdasarkan berat badan lahir, dibedakan antara lain : Makrosomia

untuk neonatus dengan berat badan lahir (BBL) lebih dari 4000

gram

a. Neonatus dengan berat badan lahir normal antara 2500-3999

gram

b. Neonatus dengan berat badan lahir rendah (BBLR) untuk yang

kurang dari 2500 gram.

2. Penyesuaian pada Bayi baru Lahir

Perubahan fisiologis yang menonjol tang diperlukan pada bayi

baru lahir adalah peralihan dari sirkulasi plasenta atau janin ke

pernafasan sendiri. Kehilangan suflai oksigen dan pelepasan

karbon dioksida. stress persalinan yang normal menimbulkan

perubahan pola pertukaran gas plasenta, keseimbangan asam basa

dalam darah dan aktifitas normal ini meningkatkan asfiksia janin

Page 52: Kompre Bu Siti

yang akan mempengaruhi penyesuaian janin ke kehidupan diluar

uterus.

Pada saat bayi baru lahir, perubahan fisiologis telah terjadi

dengan tujuan untuk memfasilitasi penyesuaian pada kehidupan

diluar uterus. penyesuaian pada bayi baru lahir yang utama adalah

sebagai berikut :

a. Memulai dan memelihara pernafasan paru-paru

b. Memulai perubahan sirkulasi dengan tujuan untuk memastikan

oksigenasi yang kuat pada seluruh tubuh

c. Kemampuan untuk mengatur temperature ttubuh

d. Kemampuan untuk mencerna, mempertahanan dan

mengabsorpsi zat makanan melalui saluran pencernaan.

e. Kemampuan untuk mengeliminasi semua sisa-sisa buangan

tubuh

f. Kemampuan untuk mempertahankan semua fungsi pada sistem

tubuh.

g. Kemampuan untuk melindungi tubuh terhadap penyaakit.

Pada saat lahir, setiap bayi manusia memerlukan bantuan dari

orang lain dengan tujuan untuk bertahan hidup. Sampai anak

manusia telah tumbuh dan dewasa (secara fisik, mental dan social).

Orang yang paling mungkin memberikn dukungan yang terbaik

pada bayi garu lahir adalah ibu bayi sendiri. Namun, ibu sendiri

memerlukan dukungan pada waktu ini, oleh karena itu orang

terdekat ibu dan bayi setelah persalinan mempunyai tanggung

jawab untuk menjamin bahwa setiap anggota baru dlam keluarga

menerima perawatan yang sebaik mungkin (Maryunani, 2008).

3. Perubahan Fisiologis Bayi Baru lahir

Berdasarkan buku saku asuhan bayi baru lahir (2008),

perubahan fisiologis pada BBL adalah sebagai berikut :

Page 53: Kompre Bu Siti

1. Sistem Pernafasan

Penyesuaian yang paling kritis dan segera terjadi yang

dialami bayi baru lahir adalah penyesuaian sistem pernafasan.

Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi saluran

pernafasan sampai elveoli. Pada kelhiran pervaginam normal,

sejumlah kecil cairan keluar dari trachea dan paru-paru bayi.

Stimulus yang membantu memulai pernafasan pertama

terutama adalah factor kimia dan thermal (suhu). Faktor –

factor kimia dalam darah (oksigen rendah, karbondioksida

tinggi dan PH rendah) memulai impulse yang membangkitkan

pusat pernafasan pada medulla. Stimulasi thermal utama

merupakan keadaan menggigil mendadak pada bayi yang baru

meninggalkan lingkungan yang hangat dan masuk ke atmisfir

yang felatif lebih dingin. Perubahan temperature yang

mendadak ini membangkitkan impuls sensori pada kulit yang

dikirimkan ke pusat pernafasan.

Pada saat lahir, oksigen dari plasenta terputus, terbentuk

karbondioksida dalam darah bayi, dan bayi secara tiba-tiba

terpapar pada lingkungan yang menakjubkan. Sebagai respon,

bayi berupaya untuk bernafas pertama kali, mengisi paru-paru

dengan udara dan dibantu dengan menangis pada saat ekspirasi

pertama.

Lendir dan cairan amnion harus dibuang dari jalan udara

sehingga bayi tidak akan mengaspirasi cairan dan lender

tersebut. Selama seminggu pertama kecepatan pernafasan

mungkin tidak teratur karena imaturitas pusat pernafasan dalam

otak. Kecepatannya harus tidak dibawah 30 atau meningkat

diatas 60. Pernafasan abdomen adalah normal. Retraksi

Page 54: Kompre Bu Siti

sternum dan pernafasan dada serta sianosis adalah tidak normal

dan menandakan dispnea.

2. Sistem Kardiovaskuler

Dengan pernafasan pertama dilakukan bayi baru

lahirmembuat paru-paru berkembang dan membuat resistensi

vaskuler pulmonal menurun. Rangkaian peristiwa ini

merupakan mekanisme besar yang menyebabkan tekanan

atrium kanan menurun. Aliran darah pulmonal kembali

meningkat ke jantung dan masuk ke jantung kiri, sehingga

tekanan pada atrium kiri lebih besar dari tekanan pada atrium

kanan. perubahan tekanan ini menyebabkan foramen ovale

menutup dengan menekannya melawan septum atrium.

Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi hidup

diluar badan ibu. Selama beberapa hari pertama kehidupan,

tangisan dapat mengembalikan aliran darah melalui foramen

ovale untuk sementara dan mengakibatkan sianosis ringan.

Pada waktu tali umbilikalis berhenti berpulsasi atau pada

waktu tali pusat diputus/dipotong, tidak ada darah yang

memasuki duktus venosus dan hal ini kemudian menurunkan

tekanan pada bagian penting sebelah kanan. Duktus venosus

mengkerut beberapa jam setelah lahir dan setelah sekitar 1

minggu, menjadi menutup secara permanen dan membentuk

ligamentum.

3. Termogenesis

Terdapat beberapa factor mempengaruhi bayi baru lahir

terdapat kehilangan panas yang berlebihan. Pertama, area

permukaan yang besar pada bayi baru lahir memudahkan

kehilangan panas ke lingkungan. Faktor kedua yang

Page 55: Kompre Bu Siti

memperlambat penyimpanan panas tubuh adalah lapisan lemak

subkutan yang tipis pada bayi baru lahir. Faktor ketiga adalah

mekanisme untuk memproduksi pada bayi baru lahir tidak

seperti orang dewasa yang dapat memproduksi panas dengan

cara menggigil (shivering), bayi baru lahir yang kedinginan

tidak dapat menggigil tetaapi memproduksi panas melalui

nonshivering thermogenesis /NST (pengaruh panas tidak

dengan cara menggigil). NST diproduksi dengan menstimulasi

respirasi seluler (Maryunani, 2008).

Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran

udara melalui jendela atau pintu terbuka akan mempercepat

terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehiloangan panas

tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cold stress)

yang merupakan gejala awal hipotermia.

Suhu normal bayi lahir sekitar 36,5 0 C – 37,5 0C (suhu

ketiak). Gejala awal hipotermia apabila suhu >360C atau dua

kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba

dingin maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu

32 derajat sampai 36 derajat celcius).

Hipotermia menyebabkan terjadinya penyempitan

pembuluh darah, yang mngakibatkan terjadinya metabolic

anaerobic, meningkatkan kebutuhan iksigen, mengakibatkan

hipoksemia dan berlanjutt dengan kematian.

Penanganan hipotermia Bayi baru Lahir adalah sebagai

berikut :

a. Segera menghangatkan bayi didalam incubator atau melalui

penyinaran lampu.

b. Melalui npanas tuuh ibu, bayi letakan telungkup di dada ibu

agar tejadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk

Page 56: Kompre Bu Siti

menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus

berada didalam satu pakaian yang disebut dengan metoda

kangguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar

berkancing depan.

c. bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain

hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan

secara cepat menilai untuk menutupi tubuh bayi dan ibu.

Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat.

d. Biasanya bayi hipotermia mendrita hipoglikemia, sehingga

bayi harus diberi ASI sedikit-seikit sesering mungkin.

(Saifudin, 2006)

4. Asuhan bayi baru lahir

Berdasarkan buku Asuhan Persalinan Normal (2008),

asuhan bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

a. Membersihkan jalan Nafas

1. Bayi normal akan langsung menangis spontan segera

setelah lahir

2. Segera setelah lahir secara cepat menilai pernafasannya,

letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu.

3. Dengan kain bersih dan kering atau kassa lap darah atau

lender darii wajah bayi untuk mencegah jalannya udara

terhalang. Periksa ulang pernafasan bayi. (sebagian

besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan

dalam waktu 30 detik setelah lahir)

4. Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik

segeralah cari bantuan dan mulai langkah-langkah

resusitasi.

b. Pemotongan dan perawatan tali pusat

Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi

dengan gunting steril dan diikat dengan klem. Caranya :

Page 57: Kompre Bu Siti

1. Klem tali pusat dengan mnggunakan 2 buah klem pada

titik kira-kira 2-3 cm dari pangkal pusat bayi (sisakan

kira-kira 1 cm diantara klem tersebut)

2. Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil

melindungi bayi dari gunting dengan tangan.

3. Pertahankan kebersihan pada saat pemotongan.

4. Periksalah tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih

terjadi perdarahan lakukan pengikatan ulang yang lebih

kuat.

c. Pemberian Vitamin K

Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1

injeksi 1ml IM dipaha kiri sesegera mungkin untuk

mencegah perdarahan bayi baru lahir yang bisa muncul

karena kadar protrombin rendah pada beberapa hari

pertama kehidupan bayi sebagai akibat defisiensi Vit K

yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.

Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena

defisiensi vitamin K pada BBL, lakukan hal-hal berikut :

1. semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu

diberikan vitamin K dengan dosis 1 mg secara IM

2. Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan

dosis o,5-1 mg secara IV.

d. Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah

infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan

ibu-bayi. Terdapat 2 jadwal pemberian imunisasi Hepatitis

B. Jadwal pertama, imunisasi Hepatitis B sebanyak 3 kali ,

yaitu pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan

uniject), 1 dan 6 bulan. Jadwal kedua imunisasi Hepatitis B

Page 58: Kompre Bu Siti

sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 0, dan DPT+Hepatitis B

pada 2,3 dan 4 bulan usia bayi.

e. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Pada waktu lahir, belum mengatur tetap suhu

badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk

membuatnya tetap hangat, dengan cara :

1. keringkan bayi dengan seksama, selimuti bayi dengan

kain yang bersih

2. Tutup bagian kepala bayi, dianjurkan untuk ibu

memeluk dan menyusui bayinya.

3. Jangan memandikan bayi dengan segera setelah lahir,

paling sedikitnya 6 jam.

4. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.

Mekanisme kehilangan panas menurut APN, 2008 :

1. Eksplorasi, adalah jalan utama bayi kehilangan panas.

Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan air

ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi

sendiri. Karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera

dikeringan. Kehilanggan panas juga terjadi pada bayi

yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak

segera dikeringkan dan diselimuti.

2. Konduksi, adalah kehilangan panas tubuh melalui

kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan

yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang

temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan

menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme

konduksi, apabila bayi diletakkan diatas benda-benda

tersebut.

Page 59: Kompre Bu Siti

3. Konveksi, adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi

saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi

yang dilahirkan atau ditempatkan didalam ruangan yang

dingin akan cepat mengalami kehilangan panas.

Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi

aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui

ventilasi atau pendingin ruangan.

4. Radiasi, adalah kehilangan panas yang terjadi karena

bayi ditempatkan didekat benda-benda yang

mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh

bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena

benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh

bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

f. Pemberian Salep Mata

Salep mata tetrasiklin 1%, eritromisin 5%

dianjurkan untuk mencegah penyakit mata akibat penyakit

menular seksual, diberikan pada jam pertama setelah lahir.

Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan

lebih dari 1 jam setelah kelahiran.

E. Manajemen Kebidanan Menurut Helen Varney :

1. Definisi

Manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah yang dihadapi

sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan

dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan

keputusan yang berfokus pada klien. (Varney, 2007)

2. Langkah Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Varney

a. Pengkajian

Dalam pengkajian terdiri dari anamnesa, data subjektif, data

objektif, serta data penunjang yang terdapat pada klien

Page 60: Kompre Bu Siti

b. Interpretasi Data

Meliputi diagnose kebidanan, dasar dan masalah yang terdapat

pada klien.

c. Identifikasi Masalah Potensial

Terdiri dari berbagai kemungkinan yang bisa timbul sesuai

dengan diagnosa klien.

d. Menetapkan Kebutuhan atau Tindakan Segera /Kolaborasi

Dilaksanakan jika ditentukan suatu masalah yang memerlukan

tindakan segera atau kolaborasi dengan dokter atau petugas

kesehatan lainnya.

e. Perencanaan atau Planning

Meliputi seluruh rencana tindakan yang akan dilaksanakan

sesuai dengan kebutuhan klien

f. Pelaksanaan atau Implementasi

Seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk

memenuhi kebutuhan atau masalah klien.

g. Evaluasi

Yaitu hasil yang dicapai sesuai dengan tindakan yang telah

dilaksanakan

F. PENDOKUMENTASIAN DALAM BENTUK SOAP

Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan.

Page 61: Kompre Bu Siti

Langkah-langkah dalam manajemen kebidanan

menggambarkan alur pola berfikir dn bertindak bidan dalam

pengambilan keputusan klinis untuk mengatasi masalah.

Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas,

singkat dan logis dalam suatu metode pendokumentasian.

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang

dapat mendokumentasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang

telah dilakukan dan yang akan dilakukan pada seorang klien yang

didalamnya tersirat proses berpikir sistematis seorang bidan dalam

menghadapi seorang klien sesuai langkah-langkah dalam proses

manajemen kebidanan.

4 langkah yang didokumentasikan dalam bentuk soap.

S : Subjektif

Mengggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data

klien melalui anamnesa sebagai langkah 1 varney.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

klien, hasil lab, tes diagnostik lain, yang dirumuskan dalam data,

fookus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 varney.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

1. Diagnosa

2. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

3. Perlunya tindakan oleh bidan atau dokter, konsultasi atau

kolaborasi, rujukan sebagai langkah 2,3, dan 4 varney.

Page 62: Kompre Bu Siti

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,

implementasi dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah

5,6, dan 7 varney. Alasan SOAP dipakai untuk pendokumentasian

adalah :

1. Pembuatan metode soap merupakan perkembangan informasi yang

sistematis mengorganisir penemuan menjadi suatu rencana asuhan.

2. Metode ini merupakan intisari dari proses penatalaksanaan

kebidanan untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.

3. SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu dalam

mengorganisir pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh.