askeb bayi sehat dengan imunisasi campak
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEHAT
TERHADAP By. Ny. S DI PUSKESMAS
BOJONG RAWALUMBU BEKASI
TAHUN 2016
Disusun Oleh :
RATNA IMAS INDRIYANI
NIM. 1409010
AKADEMI KEBIDANAN GEMA NUSANTARA
BEKASI
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEHAT
TERHADAP By. Ny. S DI PUSKESMAS
BOJONG RAWALUMBU BEKASI
TAHUN 2016
Disusun Oleh:
RATNA IMAS INDRIYANI
NIM. 1409010
Di setujui dan disahkan oleh :
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Anjani Khairunnisa, S.ST Andhyani Kiteswara, Am.KebNIK :0424108830 NIP: 19871123 200902 2001
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi masih menjadi masalah kesehatan
di negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit infeksi merupakan
penyebab utama kematian anak. Penyakit infeksi yang cukup tinggi
memerlukan upaya pencegahan, salah satunya adalah imunisasi. Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan melakukan Imunisasi (PD3I) adalah
Tuberculosis, Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, dan Polio.
Imunisasi menjadi penting karena dapat melindungi dari berbagai penyakit
yang berbahaya. PD3I masih menyita perhatian yang salah satunya adalah
Penyakit Campak. Penyakit Campak dikenal dengan nama morbili, merupakan
penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus
golongan paramyxoviridae, RiboNucleic Acid (RNA), 90% anak yang tidak
kebal untuk terserang Penyakit Campak. Manusia diperkirakan satu-satunya
reservoir, walaupun monyet dapat terinfeksi tetapi tidak berperan dalam
penyebaran. Penularan terjadi melalui batuk, bersin (sekret hidung). Penularan
dapat terjadi 1-3 hari sebelum panas. (Chapter. 2015)
Penyakit campak adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan pada bayi dan anak di Indonesia dan merupakan PD3I.
Penyakit ini tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di kalangan
anak-anak di dunia, meskipun tersedia vaksin yang aman dan efektif. Penyakit
ini umumnya menyerang anak umur di bawah 5 tahun (balita) akan tetapi
campak bisa menyerang semua umur. Pada tahun 2013, sekitar 145.700 orang
meninggal akibat campak, sekitar 400 kematian setiap hari atau 16 kematian
setiap jam dan sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Sampai saat ini cara yang efektif untuk mencegah penyakit campak yaitu
dengan imunisasi. (WHO. 2015)
Program imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982. Dan
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Eliminasi Campak pada tahun
2020. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan status kekebalan
pada kelompok rentan dan meningkatkan kekebalan masyarakat dengan
melaksanakan Crash Program Campak di 183 Kabupaten/Kota di 28 provinsi
yang merupakan daerah berisiko tinggi campak.
Kegiatan ini merupakan pemberian imunisasi campak kepada anak usia 9
bulan dan imunisasi ulang pada bayi usia 24 sampai 59 bulan tanpa
memperhatikan status imunisasi campak sebelumnya. Dengan demikian,
kekebalan masyarakat di daerah tersebut akan meningkat sehingga dapat
menurunkan kejadian penyakit campak. (Dinkes kab SAMBAS, 2016).
Faktanya pada awal 2016 ini sudah ada 102 kasus wabah penyakit campak
terjadi, untuk saat ini dalam upaya pencegahan KLB campak memang belum
tercapai. Hal tersebut disebabkan oleh semakin banyaknya masyarakat yang
menolak vaksinasi dengan alasan dilarang agama atau tidak percaya dengan
manfaat vaksin.
Ditambah lagi dengan asumsi masyarakat yang khawatir dengan adanya
vaksin palsu yang beredar saat ini, mengakibatkan semakin terhambatnya
pemberian imunisasi campak dengan adanya orangtua yang tidak mau
mengimunisasikan anaknya karena khawatir dengan kondisi anaknya apabila
sampai mendapatkan imunisasi campak dengan vaksin palsu. (Sumardiyani,
Windiyati Retno. 2016)
Maka dari itu, dengan memberikan asuhan kebidanan imunisasi dan
memberikan informasi dengan baik dalam upaya membantu tercapainya
imunisasi campak yang merata pada anak, diharapkan dapat membantu
mengurangi angka penyebaran penyakit campak tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
Asuhan Kebidanan pada Bayi sehat terhadap By.S di Puskesmas Bojong
Rawalumbu Bekasi Tahun 2016.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen
yang tepat pada bayi sehat dengan imunisasi campak.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa dari data
yang terkumpul dari bayi sehat dengan imunisasi campak.
b. Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk
diagnosa serta masalah dan kebutuhan pada bayi sehat degan imunisasi
campak.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa serta masalah potensial terhadap
bayi dengan imunisasi campak.
d. Mampu membuat rencana manajemen terhadap bayi sehat dengan
imunisasi campak.
e. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang dibuat untuk
bayi sehat dengan imunisasi campak.
f. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan rencana
manajemen yang telah dicapai terhadap bayi sehat dengan imunisasi
campak.
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan (Akademi Kebidanan Gema Nusantara)
Sebagai dokumentasi dan bahan perbandingan antara teori yang
didapatkan dipendidikan terhadap bayi sehat dengan imunisai campak.
2. Bagi Lahan Praktek (Puskesmas Bojong Rawalumbu)
Menambah wawasan dan pengetahuan tenaga kesehatan khususnya bidan
dalam menangani asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi
campak, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan.
3
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang asuhan
kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi campak, serta sebagai
penerapan ilmu yang telah didapat.
4. Bagi Orang Tua/Bayi Sehat
Dapat meningkatkan pengetahuan orangtua mengenai informasi dan
pentingnya imunisasi campak terhadap bayinya.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Imunisasi berasal dari kata “immune” artinya kebal. Imunisasi berarti
mengebalkan , memberi kekebalan pasif (diberi antibody) yang sudah jadi
seperti hepatitis B imunoglobin pada bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis
B, sedanngkan vaksinasi berasal dari kata “vaccine” yaitu zat yang dapat
merangsang timbulnya kekebalan aktif seperi BCG, Polio, DPT, Hepatitis B
dan lain-lain
Imunisasi sesungguhnya adalah pemindahan atau transfer antibody
(immunoglobin) secara pasif. sementara vaksinasi adalah pemberian vaksin
atau antigen (kuman atau bagian kuman yang dilemahkan) yang dapat
merangsang pembentukan imunitas (antibody) di dalam tubuh. (Sunarti.
2012 : 9)
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan
penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut. (Kemenkes RI.
2004)
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh, agar tubuh membuat zat anti
body untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud
dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merengsang pembentukan zat
anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin
BCG, DPT, Campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio). (Hidayat, A.
Aziz Alimul. 2008 : 54)
B. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisai adalah agar anak menjadi kebal terhadap penyakit,
sehingga dapat menurunkan angka morbilitas dan mortalitas, serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
(Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008 : 54)
C. Etiologi Penyakit Campak
Penyebab penyakit ini menurut Rampengan dan Laurentz adalah sejenis
virus yang tergolong dalam famili Paramyxovirus yaitu jenis genus virus
morbili.
Virus ini sangat sensitive terhadap panas dan dingin, dan dapat
diinaktifkan pada suhu 30°C dan -20°C, sinar ultraviolet, eter, tripsin dan
betapropiolakton. Sedang formalin dapat memusnahkan daya infeksinya tetapi
tidak mengganggu aktivitas komplemen. Penyakit ini dapat disebarkan
melalui udara.
(Permatasari, Tika. 2015)
D. Jenis-jenis Imunisasi
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu di berikan pada
semua orang , terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya
dari penyakit yang berbahaya.
1. Imunisasi BCG
Imunisasi yang di berikan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit tuberkulosis (TBC), yaitu penyakit paru-paru yang
sangat menular.
2. Imunisasi DPT, HB, HiB
DPT merupakan imunisasi dengan memberikan vaksin yang
mengandung racun kuman difteri yang telah di hilangkan sifat racunnya
akan masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toxoid).
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah
HbsAg dalam bentuk cair. (Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008 : 56)
6
Imunisasi HiB (haemophilus influenzae tipe B) merupakan imunisasi
yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b.
Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murni (PRP: purified capsular
polysacharide) kuman H.influenzae tipe b.
Antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein-
protein lain, seperti toksoid tetanus (PRP-T), toksoid difteri (PRP-D atau
PRPCR50), atau dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC). (Hidayat,
A. Aziz Alimul. 2008 : 59)
3. Imunisasi Polio
Imunisasi yang di berikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap
penyakit poliomielitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan
dapat mengakibatkan lumpuh kaki.
4. Imunisasi Campak
Imunisasi yang di gunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Imunisasi ini di
berikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(morbili/meales).
5. Imunisasi Hapatitis B
Imunisasi ini di berikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit hepatitis b, yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati.
Imunisasi yang di gunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis,
yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair.
(Maryuani, Anik. 2010 : 215-221)
E. Jenis-jenis Vaksin
Menurut Prof. Dr. Hariyono Suyitno dr.Sp A (K) dalam buku pedoman
imunisasi di Indonesia (2008) pada dasarnya vaksin dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
7
1. Live attenuated (kuman atau virus hidup yang dilemahkan
2. Inactivated (kuman, virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif)
(Sunarti. 2012 : 45)
F. Dosis, Jumlah dan Waktu Pemberian Serta Efek Samping
1. BCG
Umur : 0 – 11 bln
Dosis : 0,05 cc
Cara : Intrakutan, lengan kanan
Jumlah suntikan : Satu kali
Efek samping :
a. Reaksi normal
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2
minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan
dengan garis tengah 10 mm.
Setelah 2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses
kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan
berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan
ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh dan
meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
b. Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses
yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe
pada leher / ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang
terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.
c. Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses
pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti
anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak
tersebut telah terinfeksi BCG.
8
2. DPT, HB, HiB (pentavalen)
Umur : 2 – 11 bln
Dosis : 0,5 cc
Cara : IM / SC, jumlah suntikan : 3 x
Selang pemberian : Minimal 4 minggu
Efek samping :
a. Panas
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah
mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh 1 – 2 hari.
Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan
dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat.
b. Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.
c. Peradangan
Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini
mungkin disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum
suntik yang tidak steril karena :
1) Jumlah tersentuh
2) Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang
tidak steril.
3) Sterilisasi kurang lama.
4) Pencemaran oleh kuman.
d. Kejang-kejang
Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi
disebabkan oleh komponen dari vaksin DPT.
3. Polio
Umur : 0 – 11 bln
Dosis : 2 tetes
Cara : Meneteskan ke dalam mulut
Selang waktu : Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.
9
Efek samping :
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan
baik karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.
5. Campak
Umur : 9 bln & 24 bulan
Dosis : 0, 5 cc
Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas
Jumlah suntikan : 2 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian
vaksin lain tapi tidak dicampur dalam 1 semprit.
Efek samping : Panas dan kemerahan.
Anak-anak mungkin panas selama 1–3 hari setelah 1 minggu penyuntikan,
kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan.
D. Tanda dan Gejala Campak
1. Gejala pertama adalah demam, lelah, batuk, hidung beringus, mata merah
dan sakit, dan terasa kurang sehat. Beberapa hari kemudian timbul ruam.
Ruam tersebut mulai pada muka, merebak ke tubuh dan berlanjut selama
4-7 hari.
2. Sampai sepertiga penderita campak mengalami komplikasi, yang termasuk
infeksi telinga, diare dan pneumonia, dan mungkin memerlukan rawat
inap. Kira-kira satu dari setiap 1000 penderita campak terkena ensefalitis
(pembengkakan otak).
(Health, Government. 2015)
E. Jadwal Pemberian Imunisasi
Tabel 2-1 Jadwal Pemberian Imunisasi
Vaksin Umur
HB0 0-7 hari
BCG, Polio 1 1 bulan
10
DPT-HB-Hib 1, Polio 2 2 bulan
DPT-HB-Hib 2, Polio 3 3 bulan
DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV 4 bulan
CAMPAK 9 bulan
DPT, HB, Hib booster 18 bulan
CAMPAK booster 24 bulan
(Sumber : kesehatan ibu dan anak. 2015. Hal : 50)
F. Rantai Dingin
Rantai Dingin merupakan cara menjaga vaksin agar dapat digunakan
dalam keadaan baik atau tidak rusak, sehingga mempunyai kemampuan atau
efek kekebalan bagi penerimanya. Jika vaksin diluar temperature yang
dianjurkan maka akan mengurangi potensi kekebalannya.
Tabel 2-2 Potensi vaksin dalam temperatur
Vaksin 0-80c 35-370c
DPT 3-7 tahun 6 minggu
BCG 1 tahun
Dipakai dalam 1 kali kerja
Dibawah 20% dalam
3-14 hari
CAMPAK 2 tahun
Dipakai dalam 1 kali kerja
1 minggu
Dipakai dalam 1 kali
kerja
POLIO 6-12 bulan 1-3 hari
(Sumber : Ismoedijanto, 2003)
G. Pengobatan Penyakit Campak
Sistem kekebalan tubuh manusia secara alami akan melawan infeksi virus
ini, tapi jika komplikasi terjadi atau infeksi campak menjadi sangat parah,
mungkin diperlukan perawatan dan pengobatan campak di rumah sakit. Untuk
mempercepat proses pemulihan, terdapat beberapa hal yang bisa membantu:
1. Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.
11
2. Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masi sensitif
terhadap cahaya.
3. Minum obat penurun demam, dan obat pereda sakit serta nyeri. Tapi
jauhkan aspirin jika usia anak di bawah 16 tahun.
(Alo Dokter. 2015)
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI/BALITA
DENGAN KASUS : Bayi Sehat
DI : Posyandu Flamboyan III
PADA : Tanggal : 02 Bulan 06 Tahun 2016
Waktu : 09.30 WIB
I. SUBJEKTIF
A. Identitas/Biodata
1. Biodata
Nama anak : By.S
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl.lahir : 01-09-2015
Anak ke : I (SATU)
Nama Ayah : Tn.D Nama Ibu : Ny.S
Umur : 27 thn Umur : 26 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Alamat : Rawalumbu Alamat : Rawalumbu
2. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan bayinya sehat.
3. Imunisasi
BCG : 11-10-2015 Campak : 02-06-2016
DPT I : 11-11-2015 Hepatitis I : 11-11-2015
DPT II : 11-12-2015 Hepatitis II : 11-12-2015
DPT III : 07-01-2016 Hepatitis III : 07-01-2016
Polio : 11-10-2015, 11-11-2015, 11-12-2015, 07-01-2016
B. Pola Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi : Bayi diberi ASI dan MP-ASI
2. Eliminasi : BAB 1X/hari, BAK 5-6X/hari
3. Personal hygiene
Mandi Sebelum : Pagi, pukul 07.00 WIB
Mandi Sesudah : Sore, pukul 16.00 WIB
4. Istirahat
Sebelum : Siang, ± 4 jam
Sesudah : Sore, ± 8 jam
5. Aktivitas : Bayi aktif sesuai usia
II. OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Fisik
1. Kajian fisik
Suhu : 36,60c Nadi : 138 x/m
Pernafasan : 56 x/m BB : 4,7 kg
Tinggi Badan : 58 cm
2. Keadaan umum
Kesehatan umum : Baik
Bentuk Badan : Normal
Kebersihan : Bersih
Kepala : Normal, tidak ada kelainan
Wajah : Normal, tidak ada lesi Rambut : Hitam
Mata : Normal Hidung : Simetris, Normal
Mulut : Normal, Bersih Telinga : Simetris, Normal
Leher : Normal, tdk ada pembengkakan vena jugularis,
kelenjar getah bening
Dada : Normal, Jantung lub-dub Paru-paru Normal
14
Abdomen : Normal, tidak ada hernia umbilikalis
Genetalia : Normal, tidak ada kelainan
Anus : (+) Positif
3. Laboratorium : Tidak dilakukan
III.ANALISA DATA
Diagnosa : By.S usia 9 Bulan 1 hari dengan imunisasi campak
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
IV. PERENCANAAN (PLANING)
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu suhu : 36,60c, Rr :
56 x/m, N : 138 x/m, BB : 4,7 kg, TB : 58 cm bahwa bayinya dalam keadaan
sehat. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang kegunaan imunisassi campak untuk
mencegah penyakit campak. Ibu mengerti tentang kegunaan imunisai
campak.
3. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan seperti kapas alcohol, vaksin
imunisasi, spuit. Alat telah dipersiapkan.
4. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan imunisasi campak di
lengan kiri secara IM dengan dosis 0,5 cc. ibu menngerti dan imunisassi
telah diberikan.
5. Memberitahu ibu tentang efek samping setelah penyuntikkan imunisassi
campak biasanya anak panas, kadang disertai kemerahan pada tempat
penyuntikkan. Ibu mengerti mengenai efek samping imunisassi campak.
6. Memberikan ibu syrup paracetamol untuk diminumkan kebayinya dengan
aturan 2x1 sendok obat agar bayi tidak demam. Ibu bersedia untuk
meminumkan syrup paracetamol kebayinya.
7. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI dan berikan makanan
tambahan yang lebih padat kepada bayinya seperti bubur nassi, nasi TIM
dan nasi lembek. Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan.
15
8. Menganjurkan ibu untuk datang kembali tangal 02-09-2017 untuk
imunisasi booster. Ibu bersedia untuk dating kembali sesuai tanggal yang
telah ditetapkan untuk imunisasi bayinya.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam asuhan kebidanan pada bayi sehat terhadap By.S asuhan kebidanan
diberikan sesuai dengan asuhan kepada semua bayi sehat. Asuhan kebidanan
pada bayi sehat terhadap By.S dilakukan pengambilan data subjektif yaitu
anamnesa seperti riwayat kesehatan, riwayat imunisasi, riwayat penyakit
sekarang didapatkan hasil By.S datang untuk imunisasi bayinya.
Pengambilan data objektif pada bayi sehat terhadap By.S yaitu
pemeriksaan tanda-tanda vital, timbang berat badan, ukur tinggi badan dan
pemeriksaan fisik.
Maka dengan ini, sesuai dengan materi di atas dapat disimpulkan bahwa
diagnosis kebidanan yang didapatkan yaitu By.S usia 9 bulan 1 hari dengan
imunisasi Campak.
Rencana asuhan pada bayi sehat terhadap By.S yaitu jelaskan pada ibu
pemeriksaan bayinya, jelaskan pada ibu tentang kegunaan imunisasi Campak,
siapkan peralatan yang akan digunakan, beritahu ibu bahwa akan dilakukan
penyuntikan, lakukan penyuntikan, beritahu ibu tentang efek samping
imunisasi Campak, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang, anjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya dan
menganjurkan untuk memberikan makanan tambahan, beritahu ibu untuk
kunjungan ulang.
Implementasi (pelaksanaan) dari rencana asuhan pada bayi sehat terhadap
By.S yaitu menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan
sehat; menjelaskan pada ibu kegunaan imunisasi Campak yaitu untuk
mencegah penyakit campak; menyiapkan peralatan seperti kapas alkohol,
spuit, dan vaksin Campak, memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntik
imunisasi, melakukan penyuntikan di lengan kiri secara Intramuskuler (IM)
dengan dosis 0,5 cc, menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang seperti nasi, sayur-mayur, lauk pauk, dan buah-buahan,
menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan ASI dan memberikan
makanan tambahan yang lebih padat seperti bubur nasi, nasi TIM, dan nasi
lembek, dan mennganjurkn ibu kunjungan ulang untuk dilakukan imunisasi
lajutan sesuai jadwal dan usia bayinya.
Evaluasi dari pelaksanaan asuhan yang telah dilakuakan ibu mengerti hasil
pemeriksaan bayinya, penyuntikan telah dilakukan, ibu bersedia mengikuti
anjuran bidan, dan ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang untuk
imunisasi lanjutan.
Dalam praktek pemeriksaan bayi sehat tidak ada kesenjangan praktek dan
teori, kurangnya pengetahuan akan imunisasi dapat membuat banyak bayi
tidak diimunisasi dan menderita penyakit menular.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
a. Mampu meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat membantu
mahasiswa dalam meningkatkan di bidang teori dan praktek mengenai
bayi sehat.
b. Mampu memperhatikan kualitas dan pendidikan dengan tetap
membimbing dan mengarahkan mahasiswa dengan membekali
keterampilan yang cukup dan juga ditunjang sarana yang memadai dari
lahan praktek yang sudah menerapkan asuhan kebidanan secara
komprehensif mengenai bayi sehat.
c. Sebagai dokumentasi dan bahan perbandingan untuk penelitian
selanjutnya mengenai bayi sehat.
2. Bagi lahan praktek
Pelayanan sudah dilakukan cukup baik, hendaknya hal-hal baik dapat
dipertahankan dan yang masih kurang dapat diperbaiki, sehingga
komplikasi yang mungkin terjadi dapat dihindari pada bayi sehat.
18
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan kesempatan belajar
didalam praktek dengan baik dan dapat mengambil ilmu yang mungkin
tidak didapatkan di institusi pendidikan.
Mahasiswa sebagai calon bidan harus dapat mengantisipasi
kemungkinan masalah yang akan ditimbulkan dalam melakukan Asuhan
Kebidanan pada bayi sehat, mendokumentasikan semua tindakan dan
perkembangan yang terjadi pada bayi sehat serta bertindak sistematis dan
berkesinambungan dalam malakukan Asuhan Kebidanan.
4. Bagi Orang tua Bayi
Diharapkan orangtua bersedia untuk melanjutkan imunisasi lanjutan untuk
bayinya dan memberikan ASI kepada bayinya secara adekuat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Ismoedijanto. 2003. Pengembangan Prakti Imunisasi pada Anak. Surabaya:
Pertemuan Ilmiah Tahunan I Perkani.
Sunarti. 2012. Pro kontra imunisasi. Yogyakarta: hangar creator
Maryuani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans
Info Media.
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta : Kemenkes RI
Chapter. 2015. Latar belakang neonatal. http: //repository. usu. ac.
id/bitstream/123456789/30984/4/Chapter%20I.pdf. diakses pada tanggal 01
Agustus 2016
Depkes RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemenkes RI
Health, Government. 2015 . lembar Fakta Penyakit Menular. http://www.mhcs.
health.nsw.gov.au, diakses pada tanggal 01 Agustus 2016
Permatasari, Tika. 2015. Imunisasi Campak. http://cufing.blogspot.co
.id/2015/01/lp-imunisasi-campak.html, diakses pada tanggal 02 Agustus 2016
Alo Dokter. 2015. Pengertian Campak. http://www.alodokter.com/campak/,
diakses pada tanggal 03 Agustus 2016
Box, Meta. 2016. Info Imunisasi. http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/,
diakses pada tanggal 03 Agustus 2016
20
Sumardiyani, Windiyati Retno. 2016. Vaksin Palsu Resahkan Orang Tua.
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/06/27/vaksin-palsu-resahkan-
orang-tua-373096, diakses pada tanggal 03 Agustus 2016
DINKES KAB SAMBAS. 2016. Menkes camnangkan Crash Program Campak
Diintegrasikan Bulan Pemberian Kapsul Vitamin A dan Obat Cacing.
http://dinkes.sambas.go.id/index.php/info-berita/384-menkes-canangkan-crash
-program-campak-diintegrasikan-bulan-pemberian-kapsul-vitamin-a-dan-obat-
cacing, diakses pada tanggal 14 Agustus 2016
21