asi

8
 Tinjauan Teoritis ; Budaya Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk ja mak dari buddhi (budi atau akal)diartikan sebagai hal2 yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari b anyak unsur yang rumit,termasuk sistem agama, adat- istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,bangunan dan karya seni. Budaya suatu pola hidup menyeluruh, bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku ko munikatif. Unsur-unsur sosio-  budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Kebudayaan Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan segala sesuatu yang terdapat dalam masyaraKat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Kebudayaan diwujudkan dalam bentuk tata hidup yang merupakan kegiatan yang mencerminkan nilai  budaya yang dikandungnya. Pada dasarnya tata hidup merupakan pencerminan yang kongkret dari nilai-nilai budaya yang bersifat abstrak. Kegiatan manusia dapat ditangkap oleh pancaindra, sedangkan nilai budaya hanya terasa oleh budi manusia. Kebudayaan suatu kesatuan penuh, masing-masing unsur berkewajiban menjaga keselarasan dan harmoninya, agar jagad tersebut tidak hancur berantakan, satu sama lainnya saling berkaitan. Budaya pemberian ASI Tradisi berasal dari Bahasa Latin : tradition artinya "diteruskan" atau "kebiasaan".Dalam pengertian yang  paling sederhana tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak la ma dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara,kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan,karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Tradisi merupakan produk dari kehidupan,interaksi antara manusia, menghasilkan suatu gagasan bersama yang membuahkan paradigma plural,  itulah realitas kehidupan.Menyusui merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, merupakan tradisi turun - temurun yang sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Seorang ibu punya kewajiban untuk menyusui  bayinya, tidak hanya karena tradisi, melainkan juga karena mengikuti ajaran agama yang dianutnya. Perilaku menyusui dibentuk oleh kebiasaan, yang diwarnai oleh adat (budaya),tatanan norma yang berlaku di masyarakat (sosial) dan kepercayaan (Agama).Perilaku umumnya tidak terjadi terjadi secara tiba-tiba, tetapi dan proses yang berlangsung selama masa perkembangan. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh tr adisi di lingkungan, tetapi  permasalahan akan pelik apabila melakukan satu tradisi, tanpa mengetahui alasan mengapa harus melakukan tradisi menyusui, apa manfaatnya melakukan tradisi ini.  Perilaku Ibu menyusui ditinjau dari aspek sosial - budaya Masyarakat Indonesia terdiri dan berbagi suku bangsa, dengan adat -istiadat dan budaya daerah yang berbeda.Perilaku sekitar ibu menyusui di suatu daerah, ber beda dengan daerah lainnya, juga perilaku ibu  menyusui di masyarakat tradisional berbeda dengan perilaku ibu menyusui di daerah perkotaan. Perilaku ibu menyusui tidak terlepas dan faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan masyarakat dimana mereka berada.  Disadari atau tidak, faktor kepercayaan, mitos, konsepsi mengenai berbagai pantangan, kebi asaan, ketidaktahuan, seringkali membawa dampak, baik positif maupun negatif t erhadap kesehatan ibu dan anak.Berdasakan hasil-hasil penelitian, yang dilakukan terhadap perilaku seputar kehamilan dan menyusui terdapat yang kontradiktif dengan konsep medis modem yaitu mengenai : Pola makan ibu menyusui  Pola makan pada dasarnya adalah selera manusia, tetapi p eran budaya cukup besar. Setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, disertai dengan kepercayaan akan gantangan, tabu dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu Mitos : di daerah pedesaan Pulau Jawa, Ibu yang baru melahirkan, dilarang mengonsumsi makanan yang mengandung telur, daging, ikan, karena dianggap Air Susu Ibu (ASI) menjadi amis dan berbau

Upload: michelleaugustine

Post on 10-Jul-2015

105 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASI

5/10/2018 ASI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asi5571fd4c497959916998c699 1/8

Tinjauan Teoritis ;

Budaya

Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau

akal)diartikan sebagai hal2 yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan

diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,termasuk sistem agama,adat- istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,bangunan dan karya seni. Budaya suatu pola hidup menyeluruh, bersifat

kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-

budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw

Malinowski mengemukakan segala sesuatu yang terdapat dalam masyaraKat ditentukan oleh kebudayaan yang

dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang

lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink,

kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan

struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang

menjadi ciri khas suatu masyarakat.Kebudayaan diwujudkan dalam bentuk tata hidup yang merupakan kegiatan yang mencerminkan nilai

budaya yang dikandungnya. Pada dasarnya tata hidup merupakan pencerminan yang kongkret dari nilai-nilai

budaya yang bersifat abstrak. Kegiatan manusia dapat ditangkap oleh pancaindra, sedangkan nilai budaya hanya

terasa oleh budi manusia. Kebudayaan suatu kesatuan penuh, masing-masing unsur berkewajiban menjaga

keselarasan dan harmoninya, agar jagad tersebut tidak hancur berantakan, satu sama lainnya saling berkaitan.

Budaya pemberian ASI

Tradisi berasal dari Bahasa Latin : tradition artinya "diteruskan" atau "kebiasaan".Dalam pengertian yang

paling sederhana tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan

suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara,kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang

paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis

maupun (sering kali) lisan,karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Tradisi merupakan produk dari

kehidupan,interaksi antara manusia, menghasilkan suatu gagasan bersama yang membuahkan paradigma plural,itulah realitas kehidupan.Menyusui merupakan salah satu bagian dari kebudayaan, merupakan tradisi turun-

temurun yang sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Seorang ibu punya kewajiban untuk menyusui

bayinya, tidak hanya karena tradisi, melainkan juga karena mengikuti ajaran agama yang dianutnya. Perilaku

menyusui dibentuk oleh kebiasaan, yang diwarnai oleh adat (budaya),tatanan norma yang berlaku di masyarakat

(sosial) dan kepercayaan (Agama).Perilaku umumnya tidak terjadi terjadi secara tiba-tiba, tetapi dan proses yangberlangsung selama masa perkembangan. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh tradisi di lingkungan,

tetapi

permasalahan akan pelik apabila melakukan satu tradisi, tanpa mengetahui alasan mengapa harus melakukan

tradisi menyusui, apa manfaatnya melakukan tradisi ini.

Perilaku Ibu menyusui ditinjau dari aspek sosial - budaya

Masyarakat Indonesia terdiri dan berbagi suku bangsa, dengan adat-istiadat dan budaya daerah yangberbeda.Perilaku sekitar ibu menyusui di suatu daerah, berbeda dengan daerah lainnya, juga perilaku ibu

menyusui di masyarakat tradisional berbeda dengan perilaku ibu menyusui di daerah perkotaan. Perilaku ibu

menyusui tidak terlepas dan faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan masyarakat dimana mereka berada.Disadari atau tidak, faktor kepercayaan, mitos, konsepsi mengenai berbagai pantangan, kebiasaan,

ketidaktahuan, seringkali membawa dampak, baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan

anak.Berdasakan hasil-hasil penelitian, yang dilakukan terhadap perilaku seputar kehamilan dan menyusui

terdapat yang kontradiktif dengan konsep medis modem yaitu mengenai :

• Pola makan ibu menyusui 

Pola makan pada dasarnya adalah selera manusia, tetapi peran budaya cukup besar. Setiap daerah mempunyai

pola makan tertentu, disertai dengan kepercayaan akan gantangan, tabu

dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu

Mitos : di daerah pedesaan Pulau Jawa, Ibu yang baru melahirkan, dilarang mengonsumsi makanan yang

mengandung telur, daging, ikan, karena dianggap Air Susu Ibu (ASI) menjadi amis dan berbau

Page 2: ASI

5/10/2018 ASI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asi5571fd4c497959916998c699 2/8

Fakta : kepercayaan ini membahayakan, karena ibu yang baru melahirkan harus mengonsumsi makanan yang

bergizi untuk memulihkan kondisinya. Dengan adanya pantangan makanan yang tidak berdasar, kan

mempengaruhi kualitas ASI, yang akanmempengaruhi kesehatan bayi. Tidak satupun dari makanan ini yang membahayakan kesehatan, sebaliknya

 justru akan memberikan kesehatan yang lebih baik.

• Pola pemberian makanan prelaktal pada bayi Mitos : pada saat dilahirkan, bayi menangis karena lapar, sehingga perlu diben makanan sebelum ASI keluar

dan kondisi ibunya pulih.

Jenis makanan prelakteal susu formula disusukan menggunakan dot atau sendok.

Fakta : dalam kondisi stabil, pada 48 jam pertama kehidupannya, bayi tidak memerlukan asupan makanan,

karena memiliki daya tahan tubuh yang dibawa sejak dalam kandungan,

sehingga bayi tidak akan kelaparan selama 2x24 jam.. Bayi menangis bukan karena lapar,tetapi karena

memerlukan kontak dengan ibunya. Biarkan bayi yang bara lahir berada didada ibunya minimal 1 jam, untuk 

proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Pemberian makanan lain selain ASI, dapat meningkatkan risiko

terganggunya usus bayi yang belum siap.

• Pembuangan kolostrum Masyarakat tradisional tidak mengenal istilah kolostrum, tetapi setelah diterangkan ciri-ciri kolostrum, dapat

mengetahuinya. Masyarakat tradisional mengenal kolostum dengan istilah susu jolong

Mitos : di masyarakat masih ada persepsi dan perilaku yang kurang tepat terhadap kolostrum, karena kolostrum

dianggap kotor, basi atau tidak baik untuk bayi, sehingga kolostrum harus dibuang.

Di Trunyan, Bali, kolostrum dibuang karena dianggap menyebabkan bayi diare, muntah dan masuk angin.Fakta : menurut konsep medis kolostrum tidak boleh dibuang, kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh

kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrummelindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.

• Pemberian Makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)

Pada beberapa masyarakat tradisional di Indonesia, konsepsi budaya yang terwujud dalam perilaku berkaitan

dengan pola pemberian makan pada bayi, berbeda dengan konsepsi kesehatan modem.

Contoh:Suku Sasak di Lombok, pasca persalinan ibu memberikan nasi pakpak (nasi yang telah dikunyah lebih dahulu

oleh ibunya ) agar bayinya tumbuh sehat dan kuat. Masyarakat Kerinci di Sumatera Barat, pada bayi usia satu

bulan sudah diberi bubur tepung,bubur bayi. Beberapa daerah memberikan pisang kerok, papava, roti dan lain-

lain.

Menurut konsep medis : Pemberian MP-ASI terlalu dini tidak benar, karena sistem saluran

pencernaan bayi belum sempurna, sehingga makanan tidak bisa dicerna, sehingga menyebabkan tersumbatnya

saluran pencernaan.

MP-ASI baru bisa diberikan setelah bayi,berusia lebih dari enam bulan,dengan tekstur makanan yang

disesuaikan dengan umur bayi.

• Persepsi terhadap penyebab penyakit Ditinjau dari aspek sosial budaya, penyebab penyakit dapat dikategorikan kedalam 2 golongan,yaitu golongan

pertama (personalistik) merupakan penyakit yang dianggap timbul karena adanya intervensi dari agen tertentu

seperti perbuatan orang, gangguan makhluk halus, sedangkan golongan kedua(naturalistik) adalah penyakit

penyakit yang disebabkan oleh kondisi alam seperti cuaca,debu,makanan dan lain-lain.Dari sudut pandang sistem medis modern, adanya persepsi masyarakat yang berbeda-beda terhadap penyakit

seringkali menimbulkan permasalahan yang berakibat fatal bagi kesehatan.

Mitos : bayi yang mengalami diare dianggap biasa dan dipercaya bayi tersebut akan bertambah kepandaianFakta : diare mungkin disebabkan karena bayi terinfeksi bakteri, yang apabila dibiarkan dapat menimbulkan

dehidrasi, dengan akibat yang fatalMitos : Masyarakat ada yang beranggapan bahwa bayi yang mengalami kejang-kejang,disebabkan karena

kemasukkan roh halus, dan hanya "orang pintar / dukun yang dapat menyembuhkan.

Fakta : secara medis mungkin kejang-kejang disebabkan demam yang tinggi atau penyebab lain, yang apabila

tidak disembuhkan dengan cara yang tepat dapat menimbulkan kematian.

Page 3: ASI

5/10/2018 ASI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asi5571fd4c497959916998c699 3/8

Pola pemberian ASI di Indonesia

Hasil Riskesdas 2010 di seluruh wilayah Indonesia, bayi yang menyusui eksklusif sampai dengan usia 6

bulan adalah 15.3 %. Inisiasi Menyusu Dini kurang dari satu jam setelah bayi lahir

adalah 29,3 %, tertinggi di Nusa Tenggara Timur 56.2 % dan terendah di Maluku 13%.Sebagian besar prosesmeyusui dilakukan setelah 48 Jam.

Pemberian kolostrum cukup baik, dilakukan oleh 74.7 % ibu menyusui. Pemberian makanan prelakteal

berupa susu formula lebih tinggi di perkotaan 82.3 % dari pada di pedesaan 59.8 %.

Di pedesaan persentase pemberian makanan prelakteal non susu (air putih, air gula, air tajin, air kelapa, teh

manis, madu, pisang dan lainnya ) lebih tinggi dibandingkan di perkotaan.

Menurut tingkat pendidikan dan status ekonomi, terdapat kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan

dan status ekonomi, cenderung makin tinggi persentase pemberian makanan

prelakteal berupa susu. Sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan dan status ekonomi ,semakin tinggi

persentase pemberian makanan prelakteal non-susu (air putih, air gula, air tajin,air kelapa, sari buah, teh manis,

madu, pisang bubur dan lain-lain).Persentase anak usia 0-23 bulan yang pernah disusui dan masih disusui di

perkotaan lebihrendah dari pada di pedesaan. Menurut status ekonomi ,terdapat kecenderungan semakin tinggi tingkat

pendidikan dan status ekonomi, semakin rendah persentase anak usia 0-23 bulan yang

masih disusui

Landasan hukum yang berhubungan dengan Pemberian ASI dan MP-ASI

a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450 /Menkes / SK* IV, 2004, TentangPemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara Ekslusif Pada Bayi Di Indonesia

b. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2006, Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping

Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik 

Indonesia

c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Noor : 224/Menkes/SK/IL 2007. Tentang SpesifikasiTeknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MI'-ASI), Jakarta, 26 Februari 2007

d. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2007,Pedoman Pemberian Makanan Bayi Dan Anak 

Dalam Situasi Darurat, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

e. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan, Jakarta, 13 Oktober

2009

f. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Nomor 03Tahun 2010, Tentang Penerapan Sepuluh Langkah Menur,Keberhasilan Menyusui, Jakarta , April 2010

g. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan

Menteri Kesehatan, Nomor 48/Men,PP/XII/2008, Per27/Men/XII/2008 Dan 1177/Menkes/PB/XII/2008,

Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) / Early initiation

Inisiasi Menyusu Dini, mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2007.Inisiasi Menyusu Dini

merupakan proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah kelahiran.

Inisiasi Menyusu Dini dilakukan langsung saat lahir, tidak 

boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi.Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali

tangannya, dan tubuh bayi di tutupi dengan handuk kering.IMD dibantu oleh tenaga kesehatan yang membantu proses

persalinan. Sesaat setelah ari-ari dipotong, bayi langsung

diletakkan di dada ibu tanpa membersihkan bayi kecuali

tangannya, Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu

Ketika bayi diletakkan di dada ibu, akan merangkak mencari payudaran {the breast crawl),menemukan puting

susu, kemudian menyusu sendiri.

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini :

■ Dapat mengurangi 22 % kematian bayi umur 28 hari.

■ Meningkatkan keberhasilan menyusu eksklusif dan lama menyusu sampai dua tahun. Dengan demikian

dapat menurunkan kematian anak secara menyeluruh.

Kolostrum

Page 4: ASI

5/10/2018 ASI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asi5571fd4c497959916998c699 4/8

Kolostrum merupakan air susu ibu yang keluar pada hari-hari pertama setelah melahirkan,yang berwarna

bening atau putih kekuning-kuningan Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi, tergantung isapan bayi pada

hari-hari pertama kelahiran.Kandungan kolostrum berbeda dengan air susu yang mature, kolostrum mengandung lemak dan laktosa dengan

kadar lebih rendah, tetapi lebih banyak mengandung vitamin, mineral, Immunoglobulin A (IgA), laktoferin dan

sel-sel darah putih

Manfaat kolostrum :

a. Mengandung zat kekebalan terutama immunoglobulin A (IgA), untuk melindungi bayi dan berbagai

penyakit infeksi akut seperti diare, pneumonia, infeksi telinga, Haemophilus, influenza, meningitis dan infeksi

saluran kemih

b. Kolostrum dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran bayi

c. Membantu mengeluarkan mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan

Riskesdas 2010 menyimpulkan perlakuan ibu bayi terhadap kolostrum dikatagorikan menjadi

tiga, yaitu:

1. Diberikan semua kepada bayi

2. Dibuang sebagian kemudian diberikan kepada bayi

3. Dibuang semua

Perilaku ibu yang memberikan semua kolostrum kepada bayi tertinggi di DI Yogyakarta 91.4 % dan terendah di

Sulawesi Tengah 54.9 %. Sedangkan perilaku ibu yang membuang semuakolostrum, tertinggi di Gorontalo 32.4 % dan terendah di DI Yogyakarta 3.2 %

Air Susu Ibu (ASI), Produksi dan Komposisi ASI serta manfaat pemberian ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses

laktasi. Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi sebelum kehamilan

ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas.

Produksi ASI diatur oleh prolaktin,yang selama kehamilan hormone prolaktin meningkat, tetapi ASI belumkeluar.

Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan,yaitu reflex prolaktin dan reflex aliran yang timbul

akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.

Pengeluaran ASI dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Pengeluaran oksitosin, selain dipengaruhi oleh isapanbayi,juga dipengaruhi oleh reseptor yang terletak pada duktus. Apabila ductus melebar,maka secara reflektoris

oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

Komposisi ASI

ASI terdiri dan berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode

menyusui,pada akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awalmenyusui.Juga terjadi,variasi dari hari ke hari selama periode laktasi.

ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi, antara lain air 88,1%,Protein 0,9

%,lemak 4.2 %, dan laktosa 7,3 % , dan Vitamin A 75,0 µg,vitamin B1 14,0 µg,Vitamin B2 40.0 µg, vitamin

B12 0.1 mg, Kalsium 35 mg, Fe 100 mg, Fosfor 15.0 mg

Keunggulan ASI :a. ASI/kolostrum mengandung zat kekebalan, seperti imunoglobulin ,lisosim ,dan zat -zat lain untuk melindungi

bayi dari berbagai penyakit infeksi, terutama diare dan infeksi

saluran pernafasan akut

b. Meningkatkan kecerdasan anak dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan asi

c. ASI mengandung energi dan zat gizi lainnya yang paling sempurna

d. ASI bersih, sehat, aman, mudah dicerna dan selalu tersedia dengan suhu yang sesuai

Manfaat pemberian ASI

*> Pada Bayi: 

■ Merupakan makanan alami yang sempurna

■ Tersedia setiap saat dengan suhu yang sesuai

■ Mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan .■ Meningkatkan daya tahan tubuh, karena mengandung berbagai zat kekebalan

■ Mengurangi terjadinya diare, sakit telinga dan infeksi saluran pernafasan dan melindungi dari alergi  

Page 5: ASI

5/10/2018 ASI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asi5571fd4c497959916998c699 5/8

■Membantu bayi mencapai berat badan ideal ,

■Perkembangan kognitif dan motorik lebih cepat. Hasil penelitian menunjukkan IQ bayi yang tidak diberi ASI

lebih rendah 7-8 poin dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI■Meningkatkan jalinan kasih sayang 

*> Pada Ibu : 

■Menyusui meningkatkan kesehatan ibu, secara ilmiah mengurangi risiko terkena kanker rahim dan kankerpayudara.

■ Menyusui mencegah pendarahan setelah melahirkan.  

■ Pemberian ASI merupakan kontrasepsi alamiah dapat menjarangkan/menunda kehamilan  

■ Pemberian ASI dapat mempererat jalinan kasih sayang antara ibu dan anak, serta menimbulkan rasa aman dan

kedekatan emosional yang kuat

*> Bagi Keluarga Peningkatan status kesehatan dan gizi ibu dan bayinya

Penghematan biaya

*> Bagi Masyarakat 

Melindungi lingkunganMenghemat sumber dana yang terbatas

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI :

Frekuensi penyusuan, berat lahir, umur kehamilan saat melahirkan, stres dan penyakit akut,konsumsi rokok,

konsumsi alkohol dan pil kontrasepsi

ASI Eksklusif 

ASI eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak bayi lahir (O bulan) sampai dengan bayi berumur

6 (enam) bulan, tanpa asupan cairan lain seperti susu formula, air putih,air teh,madu, maupun makanan

pendamping ASI seperti bubur susu , bubur saring, biskuit, buah-buahan,dan sebagainya. Dengan manajemen

laktasi yang baik, produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi yang

nonnal sampai usia 6 bulan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif 

Menurut Riskesdas 2010, di Indonesia jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai

berumur 6 bulan masih rendah, yaitu sebesar 15.3 %.Hal im disebabkan antara lain karena faktor sosial budaya,

faktor psikologis, faktor fisik ibu, kurangnya informasi tentang manfaat pemberian ASI, serta meningkatnya

promosi susu formula sebagai Pengganti Air susu Ibu (P-ASI)

Alasan medis yang tidak memungkinkan pemberian ASI Eksklusif 

Pemberian ASI eksklusif, secara medis tidak mungkin diberikan untuk kondisi bayi dan kondisi ibu yang

tidak normal. Misalnya kondisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), atau bayi lahir kurang dari 32 minggu dari

usia kehamilan. Kondisi ibu yang sakit, tidak memungkinkan dapat menyusui secara permanen, misalnya ibu

yang terinfeksi H1V / AIDS.

Pengobatan Tradisional :

Definisi menurut WHO:

Pengobatan tradisional merupakan praktek, pendekatan, pengetahuan dan kepercayaan dalam kesehatan,berdasarkan pengobatan yang mempergunakan bahan dasar tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral, terapi

spiritual, teknik dan penggunaan tangan, dapat diaplikasikan masing-masing maupun dikombinasi untuk 

pengobatan, diagnosis, pencegahan penyakit maupun menjaga kesehatan

WHO :

Traditional medicine refers to health practices, approaches, knowledge and beliefs incorporating plant,

animal and mineral based medicines, spritual therapies, manual techniques and exercises, applied singularly or 

in combination to treat, diagnose and prevent illnesses or maintain well-being

Obat Tradisional menurut Undang-UndangRepublik Indonesia No 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan , dalam

BAB I Ketentuan Umum disebutkan :

Page 6: ASI

5/10/2018 ASI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asi5571fd4c497959916998c699 6/8

Pasal 1 (9) obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,bahan hewan,

bahan mineral, sediaan sanan (galenik) atau campuran dan bahan tersebut, yang secara turun temurun telah

digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.Pasal 1(16) Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan / atau perawatan dengan cara dan obat

yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Perawatan tradisional pasca melahirkan

Perawatan tradisional pasca persalinan berbeda tiap daerah, untuk daerah Pulau Jawa pada umumnya

perawatan tradisional meliputi perawatan luar dan pemakaian oral dalam bentuk ramuan atau bentuk sediaan jamu setiap pakai.

Laktagogum (Galaktogogum)

Ibu meyusui harus memperhatikan asupan makanan agar kualitas ASI dapat dipertahankan. Ibu menyusui

hendaknya memperbanyak konsumsi sayuran hijau,yang termasuk Laktagogum yaitu zat yang dapat

meningkatkan dan melancarkan produksi ASI.

Sumber bahan alam berkualitas,yang dipercaya secara turun temurun dalam meningkatkan kualitas dan kuantitasASI,misalnya daun katuk (Sauropus androgynus L.),daun jinten (Coleus amboinicus L.),daun pepaya (Carica

 pepaya L.)

Secara tradisional laktagogum berada di tiap daerah, misal di Jawa ibu-ibu mengonsumsi daun katuk, di Sumatra

Utara mengonsumsi daun jinten/daun bangun-bangun,di Sulawesi Selatan mengonsumsi jantung pisang.

Katuk (Sauropus androgynus L. )

Daun katuk adalah daun dari tanaman Sauropus adrogynus(L) Merr, famili Euphorbiaceae. Nama daerah :

Memata (Melayu),Simani(Minangkabau),Katuk (Sunda),Kebing dan Katukan (Jawa),Kerakur (Madura).

Kandungan daun katuk

Daun katuk mengandung : Steroid dan polifenol,alkaloid,flavonoid dn tannin.Steroid dan polifenol dapat

meningkatkan kadar prolaktin.

Dengan meningkatnya kadar prolaktin akan meningkatkan,mempercepat dan memperlancar produksi ASI.

Kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram daun katuk segar adalah :

air(70gram),protein(4,8gram),lemak(1gram),karbohidrat(11gram),kalsium(204mg),fosfor(83mg),besi(2,7mg),mi

neral(2,2mg),vitamin A(3mg),vitamin B1(0,1mg),vitamin c(200mg),asam folat(7mg).

Cara mengolah daun katuk:

Daun katuk secara empiris digunakan sebagai laktagogum, dikonsumsi dalam bentuk sayur rebusan atau dilalap.

Waktu memasak Daun Katuk jangan terlalu matang/lama memasaknya, karena kandungan gizinya akan rusak,

menurunkan

kualitas daun katuk sebagai pelancar ASI.

Daun jinten (Coleus amboinicus Lour.)

Daun bangun-bangun adalah daun Coleus amboinicus Lour,famili :Lamiaceae.

Tanaman ini ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia,dengan nama daerah yang berbeda : Jawa Tengah: daun jinten, Sunda : daun ajeran, Madura:daunkambing,Bali :daun iwak, Batak : daun bangun-bangun atau torbangun

Di daerah Toba, daun bangun-bangun dipercaya dapat mengembalikan stamina ibu pasca persalinan, dan

meningkatkan produksi ASI.

Kandungan daun bangun-bangun minyak atsiri, saponin,flavonoid ( quercetin,apigenin, luteolin,

salvigenin).Saponin dan flavonoid dapat meningkatkan prolaktin dan oksitoksin.

Cara mengolah daun jinten untuk memperbanyak ASI :dibuat sayur sop,memasaknya jangan terlalu lama.

Manajemen laktasi untuk ibu bekerja

Ibu bekerja banyak yang memutuskan untuk tetap menyusui, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, bahkan

banyak pula yang mampu meneruskan menyusui hingga dua tahun.

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk ibu menyusui yang ingin tetap bekerja yaitu persiapan secara fisik,

kondisi ibu harus benar-benar sehat,persiapan psikologis dan sosiologis.Ibu yang bekerja dianiurkan untuk menyusui bayinya sebelum dan sesudah pulang bekerja,terutama malam

hari. Selama ibu bekerja, apabila bayinya tidak memungkinkan dibawa ke tempat kerja, sebagai alternatif,

Page 7: ASI

5/10/2018 ASI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asi5571fd4c497959916998c699 7/8

pemberian ASI dapat diberikan dengan ASI PERAH (ASIP)atau ASI POMPA, kemudian apabila sudah

waktunya bayi menyusu, keluarganya akanmemberikan ASI perah pada bayi.

Pengganti Air Susu Ibu (PASI)

Pengganti Air Susu Ibu (PASI) adalah produk makanan yang dipasarkan atau dengan cara lain dinyatakan

sebagai makanan untuk bayi, yang digunakan sebagai pengganti Air Susu ibu baik seluruhnya atau sebagian.

 Susu formula bayi adalah produk makanan yang formulanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi

bayi dari lahir sampai umur 6 bulan sesuai dengan karakteristik fisiknya. Susu formula lanjutan adalah produk 

makanan yang formulanya dimaksudkan untuk bayi sesudah berumur 6 bulan

Penggunaan PASI diatur dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor

237/Menkes/SK/IV/1997, tentang Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu,.

PASI dapat diedarkan setelah mendapat persetujuan pendaftaran dari Dirjen POM dan harus memenuhi

persyaratan mutu. Label pada susu formula bayi harus mencantumkan antara lain “pernyataan yang memuat

Keunggulan ASI, Penggunaan susu formula bayi hanya atas nasihat tenaga kesehatan

Pemberian susu formula dapat merugikan karena ; mengandung zat gizi yang tidak seimbang,sulit dicerna oleh

bayi, penyiapan yang salah, peralatan tidak steril, mudah terkena infeksi

terutama diare, dapat terjadi alergi dan harganya mahal.

Makanan Pendamping Air Susu Ibu ( MP-ASI)

Setelah umur 6 bulan, makanan pendamping ASI mulai diperkenalkan kepada bayi, tetapi pemberian ASI

tetap dilanjutkan, setidaknya sampai bayi berumur 24 bulan. Pada usia > 6 bulan setiap bayi membutuhkan

makanan tambahan yang bergizi selain ASI yang disebut Makanan Pendamping ASI ( MP-ASI ). MP-ASIdiperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik,psikomotor, otak, dan kognitif bayi yang semakin

meningkat.

MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI

harus dilakukan secara bertahap, baik bentuk maupun jumlahnya.

MP-ASI secara umum ada dua jenis, yaitu MP-ASI buatan pabrik atau disebut MP-ASI Instan dan MP-ASI

hasil pengolahan rumah tangga atau MP -ASI lokal. Rekomendasi WHO/UNICEF antara lain untuk memberikan MP-ASI sejak bayi berumur 6 bulan sampai 24 bulan,yang menekankan secara sosial budaya MP-

ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di daerah setempat.

MP-ASI yang baik adalah yang terbuat dari bahan makanan alami segar, karena tidak mengandung bahan

tambahan makanan (Food additives) seperti pengawet, pewarna dan lain-lain.

 jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah :

a. Makanan Lumat : yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring, bentuknya lebih kasar dari makanan

lumat halus. Contoh :bubur susu, bubur kacang hijau , pisang kerok, papaya

saring

b. Makanan Lunak : yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak berair,

Contoh : bubur nasi, nasi tim, pure kentang

c. Makanan Padat : yaitu makanan lunak yang tidak nampak berair, contoh : lontong,kentang rebus, biskuit

MP-ASI Instan harus memenuhi Spesifikasi Teknis yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, Nomor: 224/Menkes/SK/II/2007, yang terdiri dari MP-

ASI bubuk instan untuk bayi 6-12 bulan dan MP-ASI biscuit untuk anak 12 - 24 bulan.

Makanan praleaktal

Makanan praleaktal adalah makanan atau minuman yang diberikan kepada bayi baru lahir sebelum ASI

keluar,biasanya diberikan pada bayi dengan proses mulai menyusui lebih dari 1 jam setelah lahir dengan alasan

ASI belum keluar atau alasan tradisi.

Jenis makanan praleaktal yang diberikan cukup beragam,tergantung dari kebiasaan di daerah tersebut.Hasil

Riskesdas 2010 jenis makanan praleaktal yang diberikan kepada bayi meliputi: susu formula, susu non formula,

air tajin,air putih,air gula (gula pasir / gula kelapa / gula aren ), air kelapa, sari buah, teh manis, madu,pisang dan

bubur. Jenis makanan praleaktal yang paling banyak diberikan adalah susu formula ( 71.3%)

Rawat Gabung atau Rooming in 

Rawat gabung merupakan proses yang menggabungkan perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan,bayi beradadisamping ibu. Penggabungan ini dapat memudahkan ibu untuk menyusui bayi setiap membutuhkan, sehingga

Page 8: ASI

5/10/2018 ASI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asi5571fd4c497959916998c699 8/8

frekuensi pemberian ASI menjadi lebih sering, serta ibu juga lebih mengetahui kondisi bayi serta tanda-tanda

kesiapan bayi untuk menyusu.

Partus Normal: / Partus biasa Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala/ubun-ubun kecil,tanpa memakai alat/pertolongan

istimewa , serta tidak melukai ibu maupun bayi, berlangsung dalam waktu kurang dari  24 Jam

Bayi Baru Lahir (BBL) normal

Menurut Departemen Kesehatan RI (2005):Bayi Baru Lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir

antara 2500-4000 gram.

Menurut M. Sholeh Kosim (2007)Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan,lahir langsung menangis, dan

tidak ada kelainan congenital yang berat.

Peran WHO dan UNICEF dalam usaha meningkatkan kesehatan bayi melalui World Alliance for

Breastfeeding (WABA) 

Visi awal WABA adalah wujud suatu peristiwa mobilisasi sosial yang dapat membangkitkan aksi

solidaritas terhadap pemberian ASI, dan mencanangkan suatu Hari Menyusu Sedunia, kemudian adanya asumsi

bahwa aksi sosial itu akan lebih praktis dan efektif bila diselenggarakan dalam 1 minggu penuh, maka

disepakatilah untuk menjadikannya sebagai World Breasthfeeding Week (Pekan Menyusu Sedunia). Selanjutnya

WABA merumuskan strategi global yang terpadu dalam mempromosikan penyusuan untuk mempermudah dan

memperkuat gerakan sosial tersebut.

World Breasthfeeding Week (Pekan Menyusu Sedunia), diperingati setiap tahun pada tanggal 1-7 Agustus,

untuk mendorong laktasi (pemberian Air Susu Ibu = ASI) dan

meningkatkan kesehatan bayi di seluruh muka bumi.Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child

Feeding, WHO dan UNICEF merekomendasikan empat hal penting dalam pemberian makanan bayi dan anak 

yaitu:

1. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir2. Memberikan hanya ASI saja atau pemberian ASI secara ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan3. Memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu ( MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 2 tahun

4. Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun.