asfiksia dan resusitasi

6
ASFIKSIA DAN RESUSITASI BAYI BARU LAHIR I. Pendahuluan Afiksia pada BBL menjadi penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian BBL setiap tahun. Data mengungkapkan bahwa kira – kira 10 % BBL membutuhkan bantuan untuk mulai bernafas, dari bantuan ringan sampai resusitasi lanjut yang ekstensif. Penulis lain menyebutkan kira – kira 5% bayi saat lahir membutuhkan tindakan resusitasi yang ringan seperti stimulasi untuk bernafas. Kebutuhan resusitasi dapat diantisipasi pada sejumlah besar BBL. Walaupun demikian, kadang – kadang kebutuhan resusitasi tidak dapat di duga. Oleh karena itu tempat dan peralatan untuk melakukan resusitasi harus memadai dan petugas yang sudah di latih dan sudah terampil harus tersedia setiap saat dan di semua tempat kelahiran bayi. DEFINISI Resusitasi BBL ialah prosedur yang di aplikasikan pada BBL yang tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Asfiksia pada BBL ditandai dengan keaadaan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis. Asfiksia perinatal pada seorang bayi menunjukkan karakteristik berikut:

Upload: geby-susanti

Post on 12-Apr-2016

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

asfiksia dan resusitasi pada anak

TRANSCRIPT

Page 1: Asfiksia Dan Resusitasi

ASFIKSIA DAN RESUSITASI

BAYI BARU LAHIR

I. Pendahuluan

Afiksia pada BBL menjadi penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian BBL setiap

tahun. Data mengungkapkan bahwa kira – kira 10 % BBL membutuhkan bantuan untuk

mulai bernafas, dari bantuan ringan sampai resusitasi lanjut yang ekstensif. Penulis lain

menyebutkan kira – kira 5% bayi saat lahir membutuhkan tindakan resusitasi yang ringan

seperti stimulasi untuk bernafas.

Kebutuhan resusitasi dapat diantisipasi pada sejumlah besar BBL. Walaupun

demikian, kadang – kadang kebutuhan resusitasi tidak dapat di duga. Oleh karena itu

tempat dan peralatan untuk melakukan resusitasi harus memadai dan petugas yang sudah

di latih dan sudah terampil harus tersedia setiap saat dan di semua tempat kelahiran bayi.

DEFINISI

Resusitasi BBL ialah prosedur yang di aplikasikan pada BBL yang tidak dapat

bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir. Asfiksia

pada BBL ditandai dengan keaadaan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis. Asfiksia perinatal

pada seorang bayi menunjukkan karakteristik berikut:

1. Asidemia metabolik atau campuran ( metabolik dan respiratorik ) yang jelas, yaitu

pH < 7, pada sampel darah yang diambil dari arteri umbilikal.

2. Nilai Apgar 0 – 3 pada menit ke 5.

3. Manifestasi neurologi pada periode BBL segera, termasuk kejang, hipotonia,

koma, atau ensefalopati hikpoksik iskemik.

4. Terjadi disfungsi sistem multiorgan segera pada periode BBL.

PATOFISIOLOGI ASFIKSIA

BBL mempunyai karakteristik yang unik. Transisi dari kehidupan janin intrauterin ke

kehidupan bayi ekstrauterin, menunjukkan perubahan sebagai verikut. Alveoli paru

Page 2: Asfiksia Dan Resusitasi

janin dalam uterus berisi cairan paru. Pada saat lahir dan bayi mengambil napas

pertama, udara memasuki alveoli paru dan cairan paru diabsorpsi oleh jaringan paru.

Pada napas kedua dan berikutnya, udara yang masuk alveoli bertambah banyak dan

cairan paru di absorpsi sehingga kemudian seluruh alveoli berisi udara yang

mengandung oksigen, aliran darah paru meningkat. Hal ini disebabkan ekspansi paru

yang membutuhkan tekanan puncak inspirasi dan tekanan akhir ekspirasi yang lebih

tinggi. Ekspansi paru dan peningkatan tekanan oksigen alveoli keduanya,

menyebabkan penurunan resistensi vaskuler paru dan peningkatan aliran darah paru

setelah lahir. Aliran intrakardial dan ekstrakardial mulai beralih arah yang kemudian

diikuti penutupan duktus arteriosus. Kegagalan penurunan resistensi vaskular paru

menyebabkan hipertensi pulmonal parsisten pada BBL ( persisten Pulmonary

Hypertension Of The neonate ), dengan aliran darah paru yang in adekuat

menyebabkan gagal napas.

PENILAIAN ASFIKSIA

Penilaian pada bayi yang terkait dengan penatalaksanaan resusitasi, dibuat

berdasarkan keadaan klinis. Penilaian awal harus dilakukan pada semua BBL.

Penatalaksanaan selanjutnya dilakukan menurut hasil penilaian tersebut. Penilaian

berkala setelah setiap langkah resusitasi harus dilakukan setiap 30 detik.

Penatalaksanaan dilakukan terus – menerus berkesinambungan menurut siklus

menilai, menentukan tindakan, melakukan tindakan, kemudian menilai kembali.

A. Epidemiologi

B. Etiologi

C. Tanda Dan Gejala Klinis

D. Patofisiologi

E. Patogenesa

Page 3: Asfiksia Dan Resusitasi

F. Diagnosis

G. Penatalaksanaan

H. Prognosis

II. Ilustrasi Kasus

III. Pembahasan

IV. Kesimpulan

SARAN

Page 4: Asfiksia Dan Resusitasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Moeliono F. Etiologi Diagnosis dan Terapi Sindrom Terowongan Karpal ( S.T.K.)

atau (Carpal Tunnel Syndrome /CTS).Neurona. 1993; 10 : 16-27.

2. McCartan, B; Ashby, E; Taylor, EJ; Haddad, FS (Apr 2012). "Carpal tunnel

syndrome.". British journal of hospital medicine (London, England : 2005) 73 (4):

199–202. PMID 22585195.

3. George dewanto, dkk. Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf.EGC. 2009. Hal

120 – 123.

4. Suryamiharja. Andradi. Penuntun Penatalaksanaan Nyeri Neuropatik. Bagian/SMF

Ilmu Penyakit Saraf Dan FK UI.2007

5. Latov, Norman. Peripheral Neuropaty. New York: Demos Medical Publishing.2007.

6. Mardjono. Mahar, Sidharta P. Neurologis Klinis Dasar. Jakarta; Dian Rakyat .2008.

hal

7. Bachrodin,Moch. Carpal Tunnel Syndrome, Malang: fk UMM. 2011.Vol. 7 no. 14.

Page 5: Asfiksia Dan Resusitasi