aset

23
ASET/AKTIVA Makalah Disusun untuk memenuhi perkuliahan Pelaporan Oleh Efi Susanti Renita Kosasih Program S-2 JurusanAkuntansi UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 1

Upload: ervani

Post on 14-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: ASET

ASET/AKTIVA

Makalah

Disusun untuk memenuhi perkuliahan

Pelaporan

Oleh

Efi Susanti

Renita Kosasih

Program S-2

JurusanAkuntansi

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2015

1

Page 2: ASET

PENGERTIAN ASET

FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No. 6, prg.

25) :

Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau

dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.

Berdasar uraian diatas, pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik

utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut aset, yaitu:

1. Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat

ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat

atau potensi jasa karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas

mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau

jasa, karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau karena

dapat digunakan untuk melunasi kewajiban.

Manfaat ekonomi masa mendatang dapat juga berhubungan dengan sumber-

sumber ekonomi. Ada dua karakteristik utama diantaranya adalah kelangkaan dan

kemanfaatan. APB No.4 mendefinisikan sumber ekonomik sebagai berikut

(prg.57) :

a. Sumber produktif

Sumber produktif kesatuan usaha yang meliputi : bahan baku, gudang, pabrikan,

perlengkapan, sumber alam, paten, dan sumber lain yang digunakan dalam

produksi barang dan jasa.

b. Produk yaitu barang yang siap dijual/ barang yag masih dalam proses produksi.

c. Uang

d. Klain untuk menerima uang

e. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain

2

Page 3: ASET

2. Dikuasai atau dikendalikan entitas

Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh

entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh, karena itu, konsep penguasaan

atau kendali lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini berarti

kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan,

menggunakan manfaat ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap

manfaat tersebut. Hal ini dilandasi oleh konsep dasar substansi mengungguli

bentuk yuridis (substance over form). Pemilikan (ownership) hanya mempunyai

makna yuridis atau legal. Artinya, unutk memiliki suatu objek diperlukan proses

yang disebut transfer kepemilikan.

3. Timbul akibat transaksi masa lalu

Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan kriteria penguasaan dan sekaligus

sebagai kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset. Aset

harus timbul akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk

memenuhi definisi. Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian

ekonomik. FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena

transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan

(mengurangi) aset. Misalnya perubahan tingkat bunga, punyusutan atau

kecelakaan.

PENGGOLONGAN ASET

1. Aset Lancar (Current Assets)

a. Kas

Uang tunai yang disimpan di brankas atau di kantor, ataupun simpanan di

bank, yang berbentuk giro atau simpanan lain yang dapat diambil setiap saat.

b. Deposito Bank

Simpanan pada bank yang berbentuk deposito yang dapat diambil pada waktu-

waktu tertentu misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan.

c. Surat Berharga

Surat berharga/efek (marketable securities) adalah saham dan obligasi

perusahaan lain yang segera dapat diuangkan atau dijual di bursa efek.

3

Page 4: ASET

d. Piutang Usaha

Hak untuk menagih kepada pihak lain karena sebelumnya perusahaan

memberikan pinjaman atau menjual barang/jasa secara kredit kepada pihak

lain.

e. Piutang Wesel/Wesel Tagih (notes receivable)

Piutang wesel/wesel tagih (notes receivable) adalah surat perintah yang

ditujukan kepada seseorang atau badan tertentu untuk membayar sejumlah

uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan pada orang yang namanya

ditulis dalam surat tersebut atau pada orang yang membawa surat tersebut.

f. Persediaan Barang Dagang

Persediaan barang yang siap dijual.

g. Perlengkapan Kantor

Perlengkapan yang digunakan untuk lancarnya administrasi perkantoran.

Contoh : kertas HVS, isi stapler, disket, flashdisk dan lain-lain.

h. Perlengkapan Toko

Perlengkapan yang digunakan untuk kelancaran kegiatan di toko. Contoh :

Kantong plastik.

i. Beban Dibayar di Muka (prepaid expenses)

adalah Beban yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi belum menjadi

kewajiban atau belum digunakan. Contoh : Asuransi dibayar di muka (prepaid

insurance) dan sewa dibayar di muka (prepaid rent).

j. Pendapatan yang Masih Harus Diterima (accurued revenus)

Pendapatan yang sudah diperhitungkan/sudah menjadi hak, tetapi belum

diterima pembayarannya. Contoh : bunga yang akan diterima, dan piutang

sewa.

2. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah penanaman modal pada perusahaan lain dalam

jangka panjang, yang tujuannya selain untuk memperoleh tambahan pendapatan,

juga untuk mengkontrol atau mengendalikan perusahaan tersebut, seperti

investasi dalam saham dan obligasi.

4

Page 5: ASET

3. Aset Tetap

Aset tetap (fixed assets) adalah kekayaan perusahaan yang pemakaiannya dalam

waktu lama (lebih dari satu periode akuntansi). Aset tersebut digunakan dalam

kegiatan normal perusahaan serta mempunyai nilai material (relatif besar

nilainya).

Berdasarkan sifatnya, aset tetap dibagi menjadi :

a. Aset tetap berwujud (tangible assets)

b. Aset tetap tidak berwujud (intangible assets)

Aset tetap berwujud seringkali disebut saja aset tetap, aset tetap yang mempunyai

bentuk fisik, dalam hal ini terdapat tiga jenis aset tetap yaitu :

a. Aset yang merupakan sumber penyusutan (depresiasi), seperti : gedung,

peralatan, kendaraan.

b. Aset yang merupakan sumber deplesi, seperti : tambang mineral/sumber-

sumber alam (mineral deposit).

c. Aset ysng tidak mengalami penyusutan atau deplesi, seperti : tanah untuk

tempat bangunan perusahaan.

4. Aset Tetap Tidak Berwujud

Aset tetap tidak berwujud (intangible assets) adalah hak istimewa yang dimiliki

perusahaan dan mempunyai nilai, namun tidak mempunyai bentuk fisik. Aset

tidak berwujud antara lain sebagai berikut :

a. Good will, yaitu nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan yang timbul karena

adanya keistimewaan-keistimewaan tertentu, seperti letak yang sangat stategis

dan nama yang sudah sangat dikenal.

b. Hak paten, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan

atau badan usaha untuk menggunakan penemuan baru.

5

Page 6: ASET

c. Hak cipta, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan atau

badan usaha untuk memperbanyak/menjual barang-barang hasil karya seni atau

tulisan.

d. Merek dagang, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada badan usaha

untuk menggunakan nama, cap atau lambang bagi usahanya.

e. Hak sewa (leasing), yaitu hak untuk menggunakan aktiva tetap pihak lain

dalam jangka waktu panjang.

f. Frenchise, yaitu hak istimewa yang diperoleh perusahaan atau perseorangan

dari pihak lain untuk mengkomersilkan produk, teknik, atau formula tertentu.

5. Aset Lain-Lain (Other Assets)

adalah aktiva yang tidak dapat digolongkan dalam empat jenis aktiva diatas,

misalnya biaya pendirian dan biaya emisi saham serta aktiva tetap yang tidak

dipakai.

PENGAKUAN ASET

Suatu jumlah rupiah atau kos diakui sebagai aset apabila jumlah rupiah

tersebut timbul akibat transaksi, kejadian, atau keadaan yang mempengaruhi aset.

Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi,

kejadian, atau keadaan tersebut.

Menurut FASB dalam SFAC No. 5 menyatakan pengakuan suatu pos

didasarkan pada empat kriteria sebagai berikut :

a. Definisi (Definition)

Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memenuhi definisi elemen

laporan keuangan.

b. Keterukuran (Measurability)

Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat diukur jumlahnya

dengan reliabilitas yang tinggi.

c. Relevansi (Relevance)

Informasi yang terdapat (terkandung) dalam pos tersebut memiliki kemampuan untuk

membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan keuangan.

6

Page 7: ASET

d. Reliabilitas (Reliability)

Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang digambarkan atau

direpresentasikan, dapat diuji kebenarannya (verifiable) dan netral.

Keempat hal yang dikemukakan FASB di atas merupakan kriteria pengakuan

(recognition criteria). Praktik menunjukkan bahwa banyak aturan yang digunakan

untuk mengidentifikasi aset tertentu yang dapat diuraikan menjadi beberapa kriteria.

Oleh karena itu, perlu dibuat perbedaan antara aturan pengakuan (recognition rules)

dengan kriteria pengakuan (recognition criteria). Aturan pengakuan menunjukkan

aturan khusus yang digunakan untuk mengidentifikasi aset tertentu. Kriteria

pengakuan merupakan pedoman umum yang digunakan untuk memformulasikan

aturan pengakuan.

PENGUKURAN/PENILAIAN ASET (TERMASUK IMPAIRMENT)

Pengukuran

Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran (measureability)

manfaat ekonomik yang akan datang. Yang dimaksud pengukuran di sini adalah

penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat

terjadinya, yang akan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis objek tersebut.

Dengan konsep kesatuan usaha, pos atau sumber ekonomik akan mengalami tiga

tahap perlakuan sejalan dengan kegiatan usaha yaitu tahap perolehan, pengolahan, dan

penjualan/penyerahan. Tahap terakhir melibatkan penyerahan barang atau jasa

(keluarnya sumber ekonomik).

Penilaian

Di dalam akuntansi, istilah pengukuran dan penilaian sering tidak dibedakan

karena adanya asumsi bahwa akuntansi menggunakan unit moneter untuk mengukur

makna ekonomik (economic attribute) suatu objek, pos, atau elemen. Pengukuran

biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah

yang harus dicatat untuk objek pada saat pemerolehan. Penilaian biasanya digunakan

untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap

elemen atau pos statemen keuangan pada saat penyajian.

7

Page 8: ASET

Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset

yang berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian

yang sesuai. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan

ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset

harus berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan.

FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi

berkaitan dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat

diringkas sebagai berikut:

a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan

kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos* historisnya yaitu jumlah rupiah

kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos historis ini

tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau

diamortisasi.

b. Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau

penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan

kalau aset tertentu diperoleh sekarang.

c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas

dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat

diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan

yang normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai pasar sekarang juga digunakan untuk

aset yang kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai bukunya.

d. Net realizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang

disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya

yang akan diterima (tanpa didiskun) dari aset tersebut dikurangi dengan

pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas

atau setaranya.

8

Page 9: ASET

e. Present (or discounted) value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka

panjang disjikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang

sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskun implisit) dikurangi dengan tambahan

kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.

Penyajian

Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang mengatur

tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum memberi pedoman penyajian dan

pengungkapan aset sebagai berikut:

a. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di bagian

atas dalam neraca berformat laporan.

b. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tetap.

c. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling

lancar dicantumkan pada urutan pertama.

d. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan

(misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar penilaian sediaan barang.

Pengungkapan

Kelompok aset tetap harus diungkapkan dengan:

a. Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat.

b. Metode penyusutan yang digunakan.

c. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan.

d. Jumlah tercatat dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

e. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan

penambahan dan pelepasan.

f. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap yang

dijaminkan untuk utang.

g. Jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap.

9

Page 10: ASET

PSAK 30 SEWA

Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak untuk

menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya,

lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.

KLASIFIKASI SEWA

PA 08. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut

mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan

aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara

substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

PA 10. Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada

substansi transaksi dan bukan ada bentuk kontraknya.

1. Capital Lease

Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Lesssee

yang akan membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis serta

spesifikasi dari barang yang dibuthkan. Lessee mengadakan negosiasi langsung

dengan supplier mengenai harga, sedangkan lesor mengeluarkan dana untuk

membayar barang kepada supplier dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada

lessee. Sebagai imbalan atas jasa penggunaan barang tersebut lessee akan membayar

secara berkala kepada lessor sejumlah uang berupa rental untuk jangka waktu tertentu

yang telah disepakati bersama. Jumlah rental secara keseluruhan akan meliputi harga

barang yang akan dibayar oleh lessor ditambah faktor bunga. Berkut capital atau

finance lease dibagi menjadi dua yaitu :

a. Direct finance lease

Pihak lessor membeli barang modal atas permintaan dari lessee dan langsung

disewagunausahakan kepada lessee.

b. Sale and lease back

Pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan

kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut dengan jangka waktu yang

disepakati bersama. Metode transaksi ini membantu lessee yang mengalami

kesulitan modal kerja.

10

Page 11: ASET

2. Operating Lesae

Pada operating lesae, leasor membeli barang modal dan disewagunausahakan kepada

lesee untuk jangka waktu tertentu. Pembayaran  periodik yang dilakukan oleh lessee

tidak mencangkup biaya yang dikeluarkan oleh lessor untuk mendapatkan barang

modal tersebut dan bunganya. Lessor mengharapkan keuntungan dari penjualan

barang modal yang disewagunausahakan. Lessor dapat juga memperoleh sumber

penghasilan dari  perjanjian sewa sewa guna usaha yang lain.

3. Sales Type Lease (Lease Penjualan)

Biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease barang hasil

produksinya.

4. Leveraged Lease

Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak

membiayai objek leasinghingga 100% dari harga barang melainkan hanya antara

20%-40%. Kemudian sisa dari harga barang akan dibiayai oleh credit provider.

5. Cross Border Lease

Transaksi jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan

melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee terletak pada

dua negara yang berbeda. Barang-barang yang ditransaksikan meliputi nilai jutaan

dollar Amerika Serikat, seperti pesawat terbang bermesin jet dari pabrikan Boeing dan

Airbus.

SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSEE

PA 26. Sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset tersusutkan dan

beban keuangan pada setiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan

konsisten dengan set yang dimiliki sendiri, dan penghitungan penyusutan yang diakui

berdasarkan PSAK 16. Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan

mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan secara

penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaatnya.

11

Page 12: ASET

SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSOR

PENGAKUAN AWAL

PA 35. Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa

pembiayaan dalam laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa

neto.

PSAK 48 PENURUNAN NILAI ASET

IDENTIFIKASI AKTIVA YANG SECARA POTENSIAL TURUN NILAINYA

PA 07. Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau

tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aktiva

perusahaan harus menaksir jumlah yagn dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut.

PA 08. Suatu aset mengalami penurunan nilai jika jumlah tercatatnya melebihi

jumlah terpulihkan.

PA 12. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin

mengalami penurunan nilai, entitas harus mempertimbangkan, minimum, hal-hal

berikut ini:

Informasi dari luar perusahaan :

a. Selama periode tertentu, nilai pasar aset telah turun secara signifikan melebihi

penurunan akibat proses normal depresiasi (amortisasi)

b. Perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum

tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang

berdampak merugikan terhadap entitas, telah terjadi selama periode tersebut,

atau akan terjadi dalam waktu dekat.

c. Selam periode tertentu, tarif diskonto pasar atau tingkat kembalian investasi

pasar telah meningkat, dan peningkatan ini cenderung akan menurunkan nilai

aktiva yagn dapat diperoleh kembali secara material.

Informasi dari dalam perusahaan :

a. Terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset.

b. Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang

bersifat merugikan sehubungan dengan cara penggunaan aset.

12

Page 13: ASET

c. Terdapat bukti dari pelaporan internal yang menunjukkan bahwa kinerja

ekonomi aktiva tidak memenuhi harapan atau akan lebih buruk dari yang

diharapkan.

PA 46. Restrukturisasi adalah suatu program yang direncanakan dan

dikendalikan manajemen dan mengubah secara material baik ruang lingkup bisnis

yang dilakukan oleh entitas maupun cara bagaimana bisnis dilaksanakan.

Kasus Aktiva Tetap (Mobil)

Perusahaan PT Abadi akan membeli sebuah mobil untuk menunjang usahanya. Harga mobil

adalah sebesar Rp 200.000.000 secara tunai, biaya perakitan sebesarRp 50.000.000 dan biaya

iklan Rp 50.000.000. Pembelian dilakukan pada tanggal 1 Januari 2010. Mobil tersebut

mempunyai nilai ekonomis selama 10 tahun. Penyusutan menggunakan metode garis lurus

dan tidak ada nilai sisa. Pada akhir periode pelaporan keuangan, manajemen PT Abadi

menemukan indikasi bahwa telah terjadi perubahan teknologi yang cukup signifikan yang

akan mempengaruhi nilai dari aset tetap PT Abadi. Selain itu, terjadi pula restrukturisasi

dalam tubuh direksi Abadi. Pada tanggal 1 Januari 2012, nilai wajar dikurangi biaya

penjualan sebesar Rp 190.000.000 dan nilai pakai sebesar Rp 185.000.000. Dan pada 1

januari 2015 perusahaan menjual mobil karena kurang sesuai dengan kebutuhan perusahaan,

dijual dengan harga Rp 140.000.000.

Soal :

1. Apa yang dimaksud dengan aset tetap dalam psak 16?

2. Elemen-elemen biaya apa saja yang termasuk dalam kos mobil tersebut sebagai

aktiva tetap PT. Abadi?

3. Berapa kos yang dicatat oleh PT. Abadi?

4. Buat jurnal mengenai pengakuan aset tetap-mobil!

5. Berdasarkan cerita diatas Hitung besar biaya penyusutan pada 31 desember 2012

dan buatlah jurnalnya!

6.  Adakah penurunan nilai aset dari kasus tersebut, jika ada berapakah nilai

penurunannya? dan buatkan jurnalnya!

7. Buatkan jurnal penjualannya!

8. Sebutkan kriteria pengakuan dan pengungkapan aset tetap!

13

Page 14: ASET

Jawab :

1. Aset tetap adalah aset berwujud yang:

a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

2. Sesuai PSAK 16 (Revisi 2011) yang mengadopsi IAS 16 (2009) menjadi komponen

biaya perolehan (kos) adalah (par.16) :

a. harga perolehannya, dalam hal ini harga belinya.

b. biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung, dalam hal ini adalah biaya

perakitan (par.17).

Selain itu juga disebut biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap

(par.19), dalam kasus ini adalah biaya iklan.

3. Harga beli Rp 200.000.000

Biaya perakitan Rp 50.000.000

Kos Rp 250.000.000

4. Jurnal pada saat pembelian 1 Januari 2010

Mobil Rp 250.000.000

Kas Rp 250.000.000

5. Jurnal pada akhir periode

31 des 2011 Biaya penyusutan mobil Rp 25.000.000

Akumulasi penyusutan mobil Rp 25.000.000

31 des 2012 Biaya penyusutan mobil Rp 25.000.000

Akumulasi penyusutan mobil Rp 25.000.000

6. Ada penurunan nilai dalam kasus ini.

Jumlah terpulihkan lebih kecil dari jumlah tercatat

Jumlah tercatat aset = Rp 250.000.000 – Rp 50.000.000 = Rp 200.000.000

14

Page 15: ASET

Jumlah terpulihkan = Rp 190.000.000

Jumlah terpulihkan Rp 190.000.000 < Jumlah tercatat Rp 200.000.000. Oleh karena itu,

rugi penurunan nilai aset adalah sebesar Rp 200.000.000- Rp 190.000.000 =

Rp10.000.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2012

Rugi penurunan nilai mobil Rp 10.000.000

Akumulasi penyusutan mobil Rp 10.000.000

7. Jurnal Penjualan 1 Januari 2015

Kas Rp 140.000.000

Akumulasi depresiasi Rp 125.000.000

Keuntungan Penjualan aset tetap Rp 15.000.000

Mobil Rp 250.000.000

8. PENGAKUAN

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:

(a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset

tersebut; dan

(b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

PENGUNGKAPAN

Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap:

(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;

(b) metode penyusutan yang digunakan;

(c) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

(d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi

penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan

(e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:

(i) penambahan;

(ii) aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok

lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi

15

Page 16: ASET

2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan

pelepasan lainnya;

(iii) akuisisi melalui kombinasi bisnis;

(iv) peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan 40

serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam pendapatan

komprehensif lain sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset;

(v) rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48;

(vi) rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48;

(vii) penyusutan;

(viii)selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata

uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari

kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor; dan

(ix) perubahan lain.

Untuk aset tetap, pengungkapan tersebut dapat muncul dari perubahan estimasi dalam:

(a) nilai residu;

(b) estimasi biaya pembongkaran, pemindahan atau restorasi suatu aset tetap;

(c) umur manfaat; dan

(d) metode penyusutan.

16