asal

Upload: rifki-maulana

Post on 13-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENELITIANHubungan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Di Puskesmas Kecamatan Tebet

Pembimbing :Dr. Rina Kusumaratna, M.kesDisusun oleh :Mochammad Rifki Maulana 030.09.155

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKATPUSKESMAS KECAMATAN TEBETPERIODE 2 JUNI 2014 9 AGUSTUS 2014FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIABSTRAK

LATAR BELAKANG : Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan suatu penyakit yang sering di jumpai pada anak-anak baik ringan maupun berat atau yang di sebut pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab kematian, terutama pada balita. Menurut riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013, prevalensi ISPA di indonesia mencapai 25,0% dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun (25,8%). Maka demikian ISPA yang dapat menyebabkan kematian masuk ke alam MDGS 2015 poin 4, dimana tujuannya adalah untuk menurunkan tingkat kematian anak (dalam hal ini balita) menjadi hanya 2/3 angka dari tahun 1990, dari 97 kematian per 1000 kelahiran hidup. TUJUAN: Untuk mengurangi insidens terjadinya penyakit infeksi saluran pernapasan akut dan mencegah komplikasinya.METODE : Penelitian menggunakan design cross sectional. Sampel penelitian seluruh jumantik dan petugas puskesmas diambil dengan cara consecutive sampling. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada responden. Ukuran-ukuran yang dinilai pada sampel adalah usia, partisipasi, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, status ekonomi keluarga. Data dianalisis dengan menggunakan uii chi-square. Kata kunci : ISPA, riskesdas, MDGS, status gizi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGPenyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan suatu penyakit yang sering di jumpai pada anak-anak baik ringan maupun berat. ISPA yang berat jika sudah masuk ke dalam jaringan paru dan mengakibatkan pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab kematian, terutama pada balita. Indonesia sebagai negara dengan daerah tropis berpotensi menjadi daerah endemik dari beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat (1). Menurut riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013, prevalensi ISPA di indonesia mencapai 25,0%, dengan Lima provinsi dengan ISPA tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%), Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%). sedangkan karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun (25,8%). Menurut MDGS tahun 2015, hal ini masuk ke dalam MDGS 4, dimana tujuannya adalah untuk menurunkan tingkat kematian anak (dalam hal ini balita) menjadi hanya 2/3 angka dari tahun 1990, dari 97 kematian per 1000 kelahiran hidup. Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berperan penting pada angka kematian anak, karena diperkirakan oleh WHO sekitar 3,9 juta kematian di tahun 2009. ISPA merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada anak, dan untuk mengakkan diagnosis sangat sulit dan tidak pasti. Estimasi yang lebih baik pada beban pneumonia anak sangatlah dibutuhkan dan harus diletakkan di prioritas tertinggi. Studi metaanalisis baru-baru ini mendemonstrasikan bahwa di seluruh dunia, 1,9 juta anak meniggal karena ISPA pada tahun 2000, 70 persen di antaranya adalah Afrika dan Asia tenggara. Dikarenakan ISPA mengakibatkan kematian yang cukup banyak terutama di Asia tenggara, sesuai yang diterangkan di atas, Indonesia masih berfokus pada kondisinya, terutama kepada anak yang menderita. Sampai sekarang, angka kematian akibat ISPA masih sangatlah tinggi. Kematian diakibatkan oleh keseganan pasien untuk berobatk ke dokter, padahal keadaannya sudah parah, terutama anak dengan komorbiditas penyerta yang serius dan keadaan gizi buruk. 1.2 RUMUSAN MASALAHApakah ada hubungan antara faktor intrinsik, faktor ekstrinsik dan faktor lingkungan dengan infeksi saluran pernapasan akut. Faktor intrinsik berupa umur, jenis kelamin, status gizi, status imunisasi, pemberian vitamin A dan pemberian ASI. Faktor ekstrinsik berupa ventilasi rumah, kepadatan rumah. Faktor lingkungan berupa pencemaran udara di dalam rumah.1.3 TUJUAN PENELITIAN1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengurangi insidens terjadinya penyakit infeksi saluran pernapasan akut pada balita.1.3.2 Tujuan Khusus1. Mengetahui pengaruh umur terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di puskesmas tebet. 2. Mengetahui pengaruh Jenis kelamin terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di puskesmas tebet. 3. Mengetahui pengaruh status gizi terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di puskesmas tebet.4. Mengetahui pengaruh status imunisasi terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di puskesmas tebet.5. Mengetahui pengaruh pemberian vitamin A terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di puskesmas tebet.6. Mengetahui pengaruh pemberian pemberian ASI terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di puskesmas tebet.7. Mengetahui pengaruh ventilasi rumah terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di puskesmas tebet.8. Mengetahui pengaruh kepadatan rumah terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di puskesmas tebet.9. Mengetahui pengaruh pencemaran udara terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di puskesmas tebet.1.4 HIPOTESIS PENELITIANHipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut :1. Tedapat hubungan antara faktor intrinsik, faktor ekstrinsik dan faktor lingkungan terhadap kejadian ISPA pada balita di puskesmas tebet.1.5 MANFAAT PENELITIAN1. Bagi Instalasi/profesi kedokteran :Bahan masukkan bagi Puskesmas dan petugas kesehatan untuk melakukan usaha penurunan insidens terjadinya infeksi saluran pernapasan akut pada balita2. Bagi pengembangan penelitian :Sebagai sumber penelitian yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian sejenis di masa mendatang3. Bagi Masyarakat :Sebagai sumber informasi dan motivasi bagi para warga untuk menurunkan insidens terjadinya infeksi saluran pernapasan akut pada balita1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN1.6.1 Ruang Lingkup TempatRuang lingkup tempat pada penelitian ini adalah kecamatan tebet, jakarta. 1.6.2 Ruang Lingkup WaktuRuang lingkup waktu dalam penelitian adalah pada bulan Juni 2014 - juli 2014

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

ISPAFAKTOR INTRINSIKFAKTOR EKSTRINSIKFAKTOR LINGKUNGANKERANGKA TEORI

UMUR

JENIS KELAMINFAKTOR INTRINSIK

STATUS GIZI

STATUS IMUNISASI

PEMBERIAN VITAMIN A

PEMBERIAN ASI

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUTFAKTOR EKSTRINSIKVENTILASI RUMAH

KEPADATAN RUMAH

POLUSI UDARAFAKTOR LINGKUNGAN

BAB IIIKERANGKA KONSEP, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL3.1 KERANGKA KONSEPVariabel bebasVariabel dependen

Angka bebas jentikFaktor wargaTingkat pemahaman warga tentang PSNLingkunganKualitas pemukimanManusiaFaktor JumantikTingkat pendidikan jumantikSosioekonomi jumantikKarakteristik jumantikTingkat pemahaman jumantik tentang PSN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA

VARIABEL PENELITIANa. Variabel TergantungKejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada balita di puskesmas Tebetb. Variabel Bebas Usia Jenis Kelamin Status gizi Status imunisasi Pemberian vitamin A Pemberian ASI Ventilasi rumah Kepadatan rumah Polusi Udara3.2 Definisi OperasionalNo.VariabelDefinisiCara UkurAlat UkurHasil UkurSkalaDaftar Pustaka

1.Variabel tergantung

Insidensi DBDPenyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai dengan tanda perdarahan di kulit berupa bintik Nperdarahan (petechiae), lebam (echymosis) atau ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (shock) WawancaraKuesioner1. Sakit2. Sehat Nominal(Kepmenkes RI No 581/Menkes/SK/1992).

2.Variabel bebas

Tingkat pendidikan jumantik dan petugas puskesmasWawancaraKuesionerFormal 1. SD2. SMP3. SMA4. S15. S2NominalDepkes, 2012

3.Sosioekonomi jumantik dan petugas puskesmasSegala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang,pangan,perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.WawancaraKuesioner1. Berlebih 2. Menengah 3. rendahNominalJurnal USU

4Karakteristik jumantik dan petugas puskesmasAdalah tentang usia dan jenis kelamin jumantik dan petugas puskesmasWawancaraKuesioner1. Usia 40 tahun2. Jenis kelamin Pria dan WanitaNominalJurnal FKUI

5.Tingkat pemahaman warga tentang PSNAdalah tentang sikap dari warga terhadap kedatangan jumantik dan petugas puskesmasWawancaraKuesioner1. menerima kedatangan jumantik dan petugas puskesmas2. menolak kedatangan puskesmasNominalJurnal FKUI

6.Kualitas permukimanAdalah kebersihan rumah, banyaknya tempat genangan airObservasiKuesioner 1. Baik2. Buruk NominalJurnal FKUI

7.Perilaku nyamukAktivitas nyamuk betina dalam menghisap darah yaitu mulai pagi sampai sore hari, dengan dua puncak aktivitas antara pukul 09.00-10.00 pagi dan pukul 16.00-17.00Nyamuk Aedes aegypti jantan menghisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya sedangkan yang betina menghisap darah. Nyamuk betina ini lebih bersifat antropofilik yaitu menyukai darah manusia dari pada binatang

Observasi Observasi1. Jantan2. BetinaNominal(Kepmenkes RI No 581/Menkes/SK/1992).

BAB IVMETODE PENELITIAN

0. DESAIN PENELITIANRancangan penelitian ini adalah observasi analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian.

0. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tebet, Jakarta 4.2.2 Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan sejak bulan Juni 2014 Juli 2014

0. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN2. Populasi TerjangkauPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang datang berobat karena ISPA ke puskesmas Tebet, jakarta.2. SampelBesar sampel minimal dalam penelitian ini sesuai dengan rumus berikut ini untuk populasi infinit:

n0 = 1,962 x 0,39 x (1-0,39) (0,05)2n0 = z2 x p x q d2

n0 = 365 Keterangan n0 : Besar sampel optimal yang dibutuhkan z : Pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96 p : Prevalensi terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue = 39%* q : Prevalensi yang tidak mengalami peristiwa yang diteliti = 1 0,39= 0,61d : Akurasi dari ketepatan pengukuran, untuk p = > 10% adalah 0,05*Data prevalensi penyakit Demam Berdarah di kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan tahun 2013 Rumus populasi finit:

n = _365__ 1+ 365/231)n = __n0_ 1+ (n0/N)

n= 146 Keterangan z : Target pada tingkat kesalahann : Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finitn0 : Besar sampel dari populasi infinit N : Besar populasi finit (jumlah Jumantik di kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan)d : Persisi : 5%Sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak minimal 146 Jumantik di wilayah kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi :1. Juru pemantau jentik yang bekerja pada kelurahan Cilandak Barat dan Gandaria Selatan1. Petugas penyelidikan epidemiologi (PE) di puskesmas kecamatan Cilandak1. Bersedia menjadi responden1. Mampu berkomunikasi dengan baik

Kriteria Eksklusi:1. Juru pemantau jentik dan petugas penyelidikan epidemiologi yang sakit

4.4 CARA PENGAMBILAN DATA

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder, data primer didapatkan secara langsung dari responden atau sampel penelitian dengan cara menjawab kuesioner yang diberikan. Data sekunder didapatkan dari data Angka Bebas Jentik yang terdapat di wilayah kelurahan Cilandak Barat dan kelurahan Gandaria Selatan selama bulan Desember 2013 Februari 2014.Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, pengambilan data sampel menggunakan cluster sampling. Pengumpulan sampel dengan cara memilih jumantik secara acak pada setiap RW yang ada di kelurahan.

4.5 INSTRUMEN PENELITIAN

No.INSTRUMENFUNGSI INSTRUMEN

1Kuesioner

Untuk mengetahui:1. Usia1. Partisipasi1. Tingkat pendidikan1. Tingkat ekonomi1. Pekerjaan1. Tingkat pengetahuan1. Pola hidup1. Akses pelayanan kesehatan

0.3 Alur Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data

Penyajian data dalam bentuk presentasiPeneliti mengolah dan menganalisis data dalam bentuk tabular, tekstular dan grafik dengan menggunakan Microsoft Excel, Word 2007 dan SPSS 20,0Peneliti mengumpulkan dataPeneliti melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara langsungMengumpulkan sampelSaringan jumantik di kecamatan CilandakProposal disetujui

0.4 Rencana Pengolahan dan Analisa DataPengolahan data terdiri atas beberapa tahap:1. Editing, yaitu kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuisioner tersebut meliputi kelengkapan isi, jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan, cukup jelas dan terbaca, relevannya jawaban dengan pertanyaan dan kekonsistenan jawaban dengan pertanyaan lain.2. Coding, Yaitu mengubah data bentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan.3. Entry Data atau Proccesing, Yaitu memasukan jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau software computer.4. Cleaning, Yaitu pengecekan kembali dari semua data setiap sumber data atau responden setelah selesai dimasukan untuk mengetahui kemungkinan dilakukan pembetulan atau koreksi.Data yang terumpul dari hasil wawancara dan kuisioner diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS version 20.0

0.5 Penyajian DataData yang diperoleh dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk :1. Tekstular, dimana hasil penelitian disajikan dalam bentuk kalimat.2. Tabular, dimana hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel.3. Grafik, dimana hasil penelitian disajikan dalam bentuk gambaran grafik

0.6 Jadwal Kegiatan PenelitianTahapan KegiatanWaktu Dalam Minggu

12345678910

APerencanaan

1 Orientasi dan Identifikasi Masalah

2Pemilihan Topik

3Penelurusan kepustakaan

4Pembuatan Proposal

5Konsultasi dengan pembimbing

6Pembuatan questionnaire

7Presentasi Proposal

BPelaksanaan

1Uji coba questionnaire

2Pengumpulan data dan Survey

3Pengolahan data

4Analisis data

5Konsultasi dengan Pembimbing

CPelaporan Hasil

1Penulisan laporan sementara

2Diskusi

3Presentasi hasil laporan sementara

4Revisi

5Presentasi Hasil akhir (puskesmas dan trisakti)

6Penulisan laporan akhir

4.10Perkiraan Biaya PenelitianPenggandaan kuesioner: Rp. 150.000,-Transportasi: Rp. 200.000,-Kertas A4: Rp. 150.000,-Tinta printer: Rp. 250.000,-Bingkisan: Rp. 850.000,-Biaya tak terduga: Rp. 200.000,-Jumlah:Rp.1.800.000,-

13