arzia sken 1 - dislokasi

21
Dislokasi ■ Definisi Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis. Dengan kata lain, dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai subluksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi. Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terlepas dari tempatnya, maka sendi tersebut menjadi macetdan terasa nyeri. Ligamen-ligamen pada sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi biasanya menjadi kendor, sehingga sendi itu akan gampang dislokasi lagi. ■ Klasifikasi Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Dislokasi congenital: Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan. 2. Dislokasi patologik: Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. Misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.

Upload: yudriawan-annas

Post on 03-Jan-2016

110 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Dislokasi muskuloskeletal

TRANSCRIPT

Page 1: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Dislokasi

■ Definisi

Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi

berhubungan secara anatomis. Dengan kata lain, dislokasi adalah terlepasnya kompresi

jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja

yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya

(dari mangkuk sendi). Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya merupakan

suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Patah tulang di dekat sendi atau

mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai subluksasi sendi yang disebut

fraktur dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi

pinggul (paha). Karena terlepas dari tempatnya, maka sendi tersebut menjadi macetdan

terasa nyeri. Ligamen-ligamen pada sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi

biasanya menjadi kendor, sehingga sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

■ Klasifikasi

Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Dislokasi congenital:

Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.

2. Dislokasi patologik:

Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. Misalnya tumor, infeksi, atau

osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.

3. Dislokasi traumatic:

Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat,

kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan).

Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan

disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan sistem

vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi

menjadi:

a. Dislokasi Akut. Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip joint. Disertai

nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi.

b. Dislokasi Kronik.

Page 2: Arzia Sken 1 - Dislokasi

c. Dislokasi Berulang. Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi

dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi

berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.

Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh

berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi

otot dan tarikan.

■ Etiologi

1. Cedera olah raga

Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah

raga yang beresiko jatuh misalnya: terperosok akibat bermain ski, senam, voli. Pemain

basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-

jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.

2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga

Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.

3. Terjatuh

Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.

4. Patologis

Terjadinya robekan ligament dan kapsul articuler yang merupakan kompenen vital

penghubung tulang.

■ Patofisiologi

Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan. Humerus terdorong kedepan,

merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teravulsi. Kadang-kadang bagian

posterolateral kaput hancur. Mesti jarang prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke

bawah dan menimbulkan subluksasio erekta. Patofisiologi dislokasi tergantung dari

macam dislokasi yang terjadi.

■ Macam-macam Dislokasi

1. Dislokasi Sendi Rahang

Dislokasi sendi rahang dapat terjadi karena:

o Menguap atau terlalu lebar.

Page 3: Arzia Sken 1 - Dislokasi

o Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya penderita tidak

dapat menutup mulutnya kembali.

Tindakan Pertolongan:

o Rahang ditekan ke bawah dengan kedua ibu jari sudah dilindungi balutan.

o Ibu jari tersebut diletakkan di graham yang paling belakang.

o Tekanan itu harus mantap tapi pelan – pelan.

o Bersamaan dengan penekanan itu jari – jari yang lain mengangkat dagu

penderita ke atas. Apabila berhasil rahang itu akan menutup dengan cepat dan

keras.

o Setelah selesai untuk beberapa saat pasien tidak diperbolehkan terlalu sering

membuka mulutnya.

2. Dislokasi Sendi Bahu

Dislokasi sendi bahu adalah pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral.

Pergesaran yang terjadai dapat berada di anterior dan medial glenoid (dislokasi

anterior), di posterior (dislokasi posterior), dan di bawah glenoid (dislokasi inferior).

Macam-macam

a. Dislokasi anterior. Dislokasi preglenoid subkorakoid, subklavikula.

Merupakan 90 % kasus dislokasi sendi bahu.

b. Dislokasi posterior. Nyeri, benjolan dibagian belakang sendi pemeriksaan

radiologis. Khas: light bulb karena rotasi internal humerus.

Page 4: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Gambar: radiograf antero-posterior dislokasi posterior articulatio

glemohumeral.

c. Dislokasi inferior atau luksasi erecta. Kaput humerus terjepit di bawah

glenoid, dengan lengan arah ke atas pengobatan dilakukan reposisi tertutup

seperti dislokasi anterior, jika gagal dilakukan reposisi terbuka dengan

operasi.

Gambar: radiograf antero-posterior dislokasi inferior articulatio

glemohumeral. Lengan diabduksi, ditinggikan, dan difiksasi.

d. Dislokasi dengan Fraktur. Biasanya adalah dislokasi tipe anterior dengan

fraktur.

Page 5: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Gambar: radiograf antero-posterior dislokasi anterior articulatio

glemohumeral setelah dilakukan reduksi. Tampak adanya fragmen fraktur

(panah).

Gejala Klinis

Aspek lateral bahu menjadi datar bukannya membulat dan dapat teraba depresi

yang dalam antara caput humeri dan acromion di lateral.

Gerakan yang terbatas.

Rasa nyeri yang hebat bila bahu digerakkan.

Lengan menjadi kaku dan siku agak terdorong menjauhi sumbu tubuh.

Ujung tulang bahu akan nampak menonjol ke luar. Sedang di bagian depan

tulang bahu nampak ada cekungan ke dalam.

Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang lain.

Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan.

Diagnosis Banding

Dislokasi akromioklavikula

Fraktur klavikula

Fraktur kolumna humeri

Fraktur humerus proksimal

Pemeriksaan Tambahan

X-Ray untuk menemukan fraktur terkait.

Pemeriksaan untuk mencari adanya cedera plexus brachialis wajib dilakukan.

Page 6: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Raba denyut nadi radialis.

Tindakan Pertolongan

Usaha memperbaiki letak sendi yang terpeleset itu harus dikerjakan secepat

mungkin, tetapi harus dengan tenang dan hati – hati. Jangan sampai itu justru

merusak jaringan – jaringan penting lainnya. Apabila usaha itu tidak berhasil,

sebaiknya jangan diulang lagi. Segera kirim pasien ke rumah sakit.

Sejumlah teknik reduksi boleh digunakan, antara lain:

a. Traksi Pasif (Teknik Stimson)

Pasien diberi dosis analgesia yg cukup atau sedasi intravena. Sebagai

alternatif, 20 ml lidokain 1% dapat disuntikkan ke dalam sendi sebelah

inferior dan lateral akromion, sebelum penyuntikan lakukan aspirasi darah.

tunggu 15 menit untuk mendapatkan analgesia maksimum.

Kemudian pasien dibaringkan tengkurap pada meja periksa dengan bahu

terletak di tepi meja dan ekstrimitas yang mengalami dislokasi dalam

keadaan bebas.

Diikatkan beban 5-7,5 kg pada pergelangan tangan dg kasa balut.

Dislokasi dapat direduksi setelah 10-15menit setelah traksi ini.

b. Rotasi Skapula

Letakkan pasien pada posisi tengkurap di atas meja periksa dengan lengan

menggantung di tepi meja, atau minta pasien duduk tegak dan minta

assisten memasangkan traksi pada lengan.

Dorong ujung skapula ke medial dan aspek superior skapula ke arah lateral.

c. Teknik Hennipen

Secara perlahan dielevasikan sehingga bongkol sendi masuk kedalam

mangkok sendi.

Pasien duduk atau tidur dengan posisi 45o , siku pasien ditahan oleh tangan

kanan penolong dan tangan kiri penolong melakukan rotasi arah keluar

(eksterna) sampai 90o dengan lembut dan perlahan.

Jika korban merasa nyeri, rotasi eksterna sementara dihentikan sampai

terjadi relaksasi otot, kemudian dilanjutkan.

Sesudah relaksasi eksterna mencapai 90o maka reposisi akan terjadi.

Setelah dislokasi direduksi, lakukan imobilisasi extremitas dengan memasang

immobilizer bahu, misalnya dengan bias-cut stockinette baik untuk pembalutan

ini. Selalu buat foto-foto pasca reduksi.

Page 7: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Indikasi operasi: dislokasi bahu yg tidak berhasil direduksi secara tertutup

dan dislokasi yg sudah neglected lebih dari 2 minggu.

Kontraindikasi operasi: Berhubung dengan kondisi medis/cedera penyerta

yang tidak memungkinkan dilakukan tindakan pembiusan.

Komplikasi

Kerusakan nervus aksilaris

Kerusakan pembuluh darah

Tidak dapat tereposisi

Kaku sendi

Dislokasi rekuren, dilakukan tindakan operasi Putti-platt, Bristowdan bankart

Rujuk pasien untuk mendapat follow up ortopedi

Follow up : Daerah lipatan aksilla harus diperhatikan terjadinya mycosis, dan

kondisi yang lembab harus dihindarkan dan diatasi. Latihan isometrik segera

dilakukan dan latihan isotonik setelah 3 minggu.

3. Dislokasi Sendi Siku

Mekansme cederanya biasanya jatuh pada tangan yg dapat menimbulkan dislokasi

sendi siku ke arah posterior.

Siku jelas berubah bentuk dg kerusakan sambungan tonjolan-tonjolan tulang siku.

Mintakan pemeriksaan radiografi sebelum mencoba memanipulasi

Periksa selalu cedera neurovaskuler yg terkait khususnya a.brachialis dan

kerusakan n. ulnaris dan medianus.

Reduksi dilakukan dg melakukan traksi longitudinal pd lengan bawah dg traksi

lawan (counteraction) pada lengan atas. Reduksi mugkin sulit ducapai dan

diperlukan anestesi umum.

Setelah reduksi lakukan imobilisasi (membatasi gerakan) lengan dg bidai gips

posterior dg posisi fleksi siku bersudut >90o selama 3 minggu. Periksa denyut nadi

distal, dan amati sirkulasi tangan.

Gambaran Radiologis:

Page 8: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Gambar: radiografi lateral dari dislokasi posterior articulatio cubiti.

4. Dislokasi Sendi Jari

Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi

tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah

telapak tangan atau punggung tangan.

Tindakan Pertolongan :

Jari yang cedera dengan tarikan yang cukup kuat tapi tidak disentakkan.

Sambil menarik, sendi yang terpeleset ditekan dengan ibu jari dan telunjuk.

Akan terasa bahwa sendi itu kembali ke tempat asalnya.

Setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu ibu jari yang sakit itu

dibidai.

Untuk membidai dalam kedudukan setengah melingkar seolah – olah

membentuk huruf O dengan ibu jari.

5. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal

Dislokasi disebabkan oleh hiperekstensi – ekstensi persendian.

Direposisi secara hati – hati dengan tindakan manipulasi tetapi pembedahan

terbuka mungkin diperlukan untuk mengeluarkan jaringan lunak yang terjepit di

antara permukaan sendi.

6. Dislokasi Panggul

Definisi

Page 9: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Dislokasi sendi panggul adalah bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada

di posterior dan atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum

(dislokasi anterior), dan caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra).

Etiologi

Akibat ruda paksa berat, paling banyak kecelakaan mobil.

Patofisiologi

Dislokasi panggul paling sering dialami oleh dewasa muda dan biasanya

diakibatkan oleh abdukasi berlebih. Caput humeri biasanya bergeser ke anterior

dan inferior melalui robekan traumatik pada kapsul sendi panggul.

Indikasi Operasi

Gagal reposisi tertutup.

Kedudukan caput femur tidak stabil.

Terjadi fraktur koolum femoris.

Adanya lesi n. Ischiadikus.

Didak ada kontraindikasi untuk dilakukannya reduksi tertutup.

Diagnosis Banding

Fraktur acetabulum.

Fraktur collum femur.

Pemeriksaan Penunjang

X-ray dan atau CT-scan.

Klasifikasi

A. Dislokasi Posterior

Dislokasi posterior adalah terjadinya dislokasi pada saat panggul fleksi dan

adduksi. Arah trauma dan lutut ditransmisikan sepanjang batang femur dan

mendorong caput femur ke belakang (Dashboard injury) atau jatuh dengan

posisi kaki fleksi dan lutut tertumpu.

Gejala

Sendi panggul dalam posisi fleksi, adduksi dan internal rotasi.

Tungkai tampak lebih pendek.

Teraba caput femur pada panggul.

Gambaran Radiologis

Page 10: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Caput femur berada di luar dan di atas acetabulum. Femur adduksi dan

internal rotasi.

Gambar: radiografi antero-posterior dislokasi posterior hip joint dekstra.

Tatalaksana

Dislokasi harus direposisi secepatnya dengan pembiusan umum

dengan disertai relaksasi yang cukup.

Penderita dibaringkan di lantai dan penolong menahan panggul. Sendi

panggul difleksikan 90° dan kemudian dilakukan tarikan secara

vertikal.

Sesudah reposisi dilakukan traksi kulit 3-4 minggu disertai exercise

weight bearing dilakukan minimal sesudah 12 minggu.

B. Dislokasi Anterior

Dislokasi anterior terjadi pada trauma jika tungkai terkangkang, lutut lurus,

punggung bongkok arah ke depan dan ada puntiran ke balakang.

Gejala

Sendi panggul dalam posisi eksorotasi, ekstensi dan abduksi.

Tak ada pemendekan tungkai.

Benjolan di depan daerah inguinal dimana kaput femur dapat diraba

dengan mudah.

Page 11: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Sendi panggul sulit digerakkan .

Gambaran Radiologis

Caput femur terlihat di depan acetabulum.

Gambar: radiografi antero-psterior dislokasi posterior hip joint dekstra dan

dislokasi anterior hip joint sinistra.

Tatalaksana

Dilakukan reposisi seperti dislokasi posterior, kecuali pada saat fleksi dan

tarikan pada dislokasi posterior dilakukan adduksi pada dislokasi anterior

C. Dislokasi Sentral

Dislokasi sentral terjadi kalau trauma datang dari arah samping sehingga

trauma ditransmisikan lewat trokanter mayor mendesak terjadi fraktur

acetabulum sehingga caput femors masuk ke rongga pelvis.

Gejala

Posisi panggul tampak normal, hanya sedikit lecet di bagian lateral.

Gerakan sendi panggul terbatas.

Gambaran Radiologis

Terlihat pergeseran dan caput femur menembus panggul.

Page 12: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Gambar: radiografi antero-posterior dislokasi sentral hip joint dekstra.

Tatalaksana

• Dilakukan reposisi dengan skietal traksi sehingga self reposisi pada

fraktur acetabulum tanpa penonjolan kaput femur ke dalam panggul.

• Dilakukan terapi konservatif dengan traksi tulang 4-6 minggu.

• Tindakannya adalah reposisi dengan anestesi umum dan pemasangan

gips selama enam minggu atau tirah baring dengan traksi yang ringan

untuk mengistirahatkan persendian dan memberikan kesembuhan bagi

ligamentum. Dislokasi sendi lutut dan eksremitas bawah sangat jarang

terjadi kecuali peda pergelangan kaki di mana dislokasi disertai

fraktur.

Komplikasi Dislokasi Panggul

Komplikasi dini

- Kelumpuhan nervus ischiadikus.

- Biasa terjadi pada dislokasi posterior karena internal rotasi yang hebat

atau tekanan langsung oleh fragmen fraktur acetabulum.

- Kerusakan pembuluh darah (A.Glutea superior).

- Biasanya terjadi pada dislokasi anterior.

- Kerusakan kaput femur.

Page 13: Arzia Sken 1 - Dislokasi

Komplikasi lanjut

- Nekrosis avaskular.

- Miositis ossifikans.

- Rekurent dislokasi.

- Osteoarthritis.

Perawatan Pasca Reduksi

Pasien tirah baring dan diimobilisasi dengan skin traksi selama 2 minggu,

kemudian mobilisasi non weight bearing selama 3 bulan atau tirah baring hingga

nyeri sendi panggul menghilang, kemudian segera mobilisasi partial weight

bearing.

Follow Up

Pengawasan posisi ekstremitas bawah dalam posisi netral bila diimobilisasi dengan

traksi kulit. Latihan isometrik segera dilakukan dan latihan isotonik setelah 2

minggu. Atau pemantauan hilangnya nyeri sendi panggul dan segera mobilisasi

partial weight bearing.

7. Dislokasi Patella

Paling sering terjadi ke arah lateral. Gadis muda dan wanita muda paling sering

mengalaminya.

Reduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial pada sisi lateral

patella sambil mengekstensikan lutut perlahan-lahan.

Apabila dislokasi terjadi berulang-ulang diperlukan stabilisasi secara bedah.

■ Manifestasi Klinis Umum

1. Deformitas pada persendiaan. Kalau sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat

suatu celah.

2. Gangguan gerakan. Otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut.

3. Pembengkakan. Pembengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi

deformitas.

4. Rasa nyeri terdapat sering terjadi pada dislokasi sendi bahu, sendi siku, metakarpal

phalangeal dan sendi pangkal paha servikal.

■ Diagnosis

Page 14: Arzia Sken 1 - Dislokasi

o Anamnesis

a. Ada riwayat trauma.

b. Mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi dan eksorotasi pada

dislokasi anterior sendi bahu.

c. Ada rasa sendi keluar.

d. Bila trauma minimal, hal ini dapat terjadi pada dislokasi rekurens atau habitual.

o Pemeriksaan Fisik

a. Deformitas.

b. Nyeri.

c. Functio lasea, misalnya bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu.

o Pemeriksaan Penunjang

Radiologis, Foto Polos (Sinar-X): Dengan cara pemeriksaan Sinar-X (pemeriksaan

X-Rays) pada bagian anteroposterior akan memperlihatkan bayangan yang

tumpah-tindih antara kaput terhadap mangkuk sendi.

■ Penatalaksanaan

1. Lakukan reposisi segera.

2. Dislokasi sendi kecil dapat direposisi di tempat kejadian tanpa anestesi, misalnya

dislokasi siku, dislokasi bahu, dislokasi jari (pada fase syok). Dislokasi bahu, siku, atau

jari dapat direposisi dengan anestesi lokal dan obat penenang misalnya valium.

3. Dislokasi sendi besar, misalnya panggul memerlukan anestesi umum.

■ Komplikasi

1. Komplikasi yang dapat menyertai dislokasi antara lain :

Fraktur.

Kontraktur.

Trauma jaringan.

2. Komplikasi yang dapat terjadi akibat pemasangan traksi :

Dekubitus

Kongesti paru dan pneumonia

Konstipasi

Anoreksia

Stasis dan infeksi kemih

Trombosis vena dalam

Berdasarkan awitannya, komplikasi yang dapat terjadi dapat dibagi menjadi:

Page 15: Arzia Sken 1 - Dislokasi

1. Komplikasi dini

a. Cedera saraf

b. Cedera pembuluh darah

c. Fraktur disloksi

2. Komplikasi lanjut

a. Kekakuan sendi bahu

b. Dislokasi yang berulang

c. Kelemahan otot