artritis supurativa akut
DESCRIPTION
Artitis supurativa akutTRANSCRIPT
-
Artritis Supurativa Akut
Infeksi pada sendi dapat terjadi :
1. Secara langsung melalui luka trauma, injeksi atau tindakan artroskopi
2. Penyebaran osteomielitis kronis yang menembus masuk ke dalam sendi
3. Metastasis dari tempat lain melali sirkulasi darah
Etiologi
Arthritis supuratif akut terutama disebabkan Stafilococcus aureus, sedangkan pada bayi terutama karena
hemofilus influenza. Penyebab lain adalah streptococcus,. Colli, dan proteus. Arthritis supuratif akut
pada orang dewas perlu dicurigai adanya infeksi Gonococcus.
Patologi
Kelainan biasanya dimulai dari jaringan synovial berupa reaksi inflamasi akut dengan cairan serosa atau
seropurulen. Kemudian terjadi efusi pus dalam sendi. Tulang rawan kemudian akan mengalami erosi,
destruksi dan desintegrasi (kondrolisis) yang disebakan oleh enzim bakteri dan enzim leukosit. Pada tahap
selanjutnya timbul jaringan granulasi (panus) yang menutupi tulang rawan dan menghambat nutrisi
kejaringan synovial sehingga terjadi kerusakan tulang rawan.
Pada bayi dapat terjadi kerusakan pada epifisis yang sebagian besar merupakan tulang rawan. Pada anak-
anak terjadi oklusi vaskuler yang menyebabkan nekrosis epifisis, sedangkan pada orang dewasa akan
terjadi kerusakan tulang rawan sendi. Proses selanjutnya dapat terjadi bebrapa kemungkinan, yaitu :
1. Sembuh sempurna
2. Terjadi kerusakan pada sebagian tulang rawan sendi disertai fibrosis sendi
3. Hilangnya tulang rawan send dan terjadi ankilosis tulang
4. Destruksi tulang rawan sendsi disertai deformitas sendi
-
Gambaran klinis
Gambaran klinis arthritis supuratif akut dibagi berdasarkan umur penderita :
1. Pada bayi
Gejala klinis yang paling menonjol pada bayi adalah septicemia, bayi sangat rewel dan tidak mau
menetek disertai panas yang tinggi. Pemeriksaan secara teliti dilakukan pada sendi terutama sendi
panggul dan adanya kemungkinan sumber infeksi dari tali pusat.
2. Pada anak
Gambaran klinis pada anak biasanya berupa nyeri pada sendi besar (terutama panggul), mungkin
disertai panas tinggi, gerakan sendi menjadi sangat terbatas atau hilang sama sekali akibat neri
dan spasme.
3. Pada orang dewasa
Pada orang dewasa umumnya mengenai lutut, pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Gejala
gejala yang dapat ditemukan berupa nyeri, pembengkakan sendi yang bersangkutan , gerakan
sendi menjadi terbatas dan terdapat nyeri tekan.
Anamnesis tentang riwayat infeksi Gonorrhea atau obat-obatan perlu ditanyakan.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darash
Ditemukan eningkatan leukosit dan laju endap darah. Pemeriksaan kultur darah mungkin positif.
-
Pemeriksaan radiologis
Pada foto rontgen sendi mungkin ditemukan adanya pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi,
pelebaran ruang sendi akibat efusi sendi atau tanda-tanda subluksasi. Pada tingkat lanjut baru
terkihat adanya destruksi pada tulang dan tulang rawan.
Diagnosis banding
1. Osteomielitis akut
2. Sinovitis traumatic atau hemartrosis
3. Transient sinovitis
4. Perdarahan pda penyakit hemophilia
5. Demam reumatik
6. Penyakit gout dan pseudogout
7. Penyakit Gaucher
Pengobatan
aspirasi cairan sendi yang dicurigai untuk pemeriksaan pawarnaan dan kultur sel dilakukan agar
pemberian antibiotic sesuai dengan bakteri penyebab. Pengobatan terdiri atas :
1. Terapi suportif : penberian analgetik atau cairan intravena apabila terdapat dehidrasi
2. Pemasangan bidai untuk mengistirahatkan sendi. Untuk mecegah dislokasi mungkin perlu
dilakukan traksi dalam posisi abduksi dan fleksi 30o.
3. Pemberian antibiotic sesuai denganbakteri penyebab terbanyak sambil menunggu hasil
pemeriksaan bakteriologis
4. Drainase sendi dilakukan jika ditemukan efusi sendi terutma efusi sendi oleh cairan seropurulen /
purulen.
Komplikasi
Komplikasi mungkin terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Komplikasi dini
a. Kematian karena septicemia
b. Destruksi tulang rawan sendi
c. Dislokasi sendi
-
d. Nekrosis epifisis, terutama pada sendi panggul
2. Komplikasi lanjut
a. Degenerasi sendi dikemudian hari
b. Dislokasi yang menetap
c. Ankilosis yang bersifat fibrosa
d. Ankilosis karena kerusakan tulang
e. Gangguan pertumbuhan akibat kerusakan lempeng epifisis.