artikel pengetahuan lingkungan

3
Nama : Rifda Zulfa Luhfia NIM : 140341603519 OFF : C Mata Kuliah : Pengetahuan Lingkungan Topik : Masalah Lingkungan KOTA KAMI (YANG) MALANG Kota Malang dikenal sebagai kota yang asri, sejuk dan nyaman. Tak heran letaknya yang berada di dataran tinggi dan dikelilingi beberapa gunung menjadikan udara di kota malang relatif dingin. Telah banyak sebutan yang disematkan pada Kota terbesar kedua di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung ini, diantaranya; Kota Bunga, Kota Pendidikan, Paris van Java, dan masih banyak lagi. Taman-taman kota yang rindang dan indah di beberapa sudut kota juga menambah keindahan kota ini. Warga Kota Malang juga patut berbangga karena bukan hanya indah, Kota Malang juga telah mendapatkan penghargaan di berbagai bidang, seperti Piala Adiwiyata di bidang pendidikan, Penghargaan Swasti Shaba di bidang kesehatan, Wahana Tata Nugraha di bidang tata kota, dan yang paling anyar adalah Piala Adipura Kencana di bidang lingkungan hidup pada tahun 2014. Sederet penghargaan dan pujian yang didapatkan Kota Bunga ini, nyatanya tidak membuat Kota Malang bersih dari masalah lingkungan. Bila kita mengamati sudut-sudut tertentu di Kota Malang, akan tampak beberapa masalah lingkungan yang perlu diperhatikan. Masalah pertama yang paling kentara bahkan merupakan masalah kebersihan dan pencemaran. Sungai terbesar yang melewati Kota Malang, yaitu Sungai Brantas tampak sangat kotor dan berwarna kecoklatan. Menurut Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Malang, Sungai brantas tercemar berat

Upload: rifda-zulfa

Post on 14-Apr-2016

14 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Artikel Pengetahuan Lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Pengetahuan Lingkungan

Nama : Rifda Zulfa Luhfia

NIM : 140341603519

OFF : C

Mata Kuliah : Pengetahuan Lingkungan

Topik : Masalah Lingkungan

KOTA KAMI (YANG) MALANG

Kota Malang dikenal sebagai kota yang asri, sejuk dan nyaman. Tak heran letaknya yang berada di dataran tinggi dan dikelilingi beberapa gunung menjadikan udara di kota malang relatif dingin. Telah banyak sebutan yang disematkan pada Kota terbesar kedua di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung ini, diantaranya; Kota Bunga, Kota Pendidikan, Paris van Java, dan masih banyak lagi. Taman-taman kota yang rindang dan indah di beberapa sudut kota juga menambah keindahan kota ini.

Warga Kota Malang juga patut berbangga karena bukan hanya indah, Kota Malang juga telah mendapatkan penghargaan di berbagai bidang, seperti Piala Adiwiyata di bidang pendidikan, Penghargaan Swasti Shaba di bidang kesehatan, Wahana Tata Nugraha di bidang tata kota, dan yang paling anyar adalah Piala Adipura Kencana di bidang lingkungan hidup pada tahun 2014.

Sederet penghargaan dan pujian yang didapatkan Kota Bunga ini, nyatanya tidak membuat Kota Malang bersih dari masalah lingkungan. Bila kita mengamati sudut-sudut tertentu di Kota Malang, akan tampak beberapa masalah lingkungan yang perlu diperhatikan. Masalah pertama yang paling kentara bahkan merupakan masalah kebersihan dan pencemaran. Sungai terbesar yang melewati Kota Malang, yaitu Sungai Brantas tampak sangat kotor dan berwarna kecoklatan. Menurut Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Malang, Sungai brantas tercemar berat dalam kategori D. Keadaan ini tidak lepas dari limbah yang dihasilkan dari pemukiman kumuh yang berjejal di sepanjang bahu sungai dan sekitarnya juga limbah industri yang dibuang di sungai. Salah satu warga yang terdampak limbah hasil industri yaitu warga Cipto Mulyo, Sukun, Kota Malang. Limbah yang dihasilkan dua pabrik kulit, yaitu PT. Kasin dan PT. Usaha Loka dinilai mencemari air sungai di sekitar tempat tinggal warga. Hal ini tidak lain dikarenakan kurangnya kesadaran warga dan pemilik industri untuk menjaga kebersihan sekitarnya. Kurang ketatnya pengawasan pemerintah terhadap pengelolaan limbah juga ikut andil dalam keadaan ini.

Sebutan Kota Bunga, bahkan Paris van Java pada Kota Malang kiranya juga perlu dipertanyakan kembali. Menjamurnya alih fungsi lahan pertanian dan Ruang Terbuka Hijau menjadi hal yang ironis mengingat keindahan adalah hal yang dibanggakan oleh warganya.

Page 2: Artikel Pengetahuan Lingkungan

Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, alih fungsi lahan di Kota/Kabupaten Malang cukup signifikan. Lahan terbuka semakin sempit. Pemilik lahan mudah tergiur dengan harga jual yang tinggi. Padi, bunga, dan pepohonan berganti menjadi semen dan beton perumahan. Sumber oksigen semakin menipis, begitu juga dengan sumber pangan lokal. Kepadatan penduduk yang meningkat membuat pembangunan hunian tanpa memikirkan dampak pada lingkungan juga bertambah, akibatnya kemacetan saat ini di Kota Malang tidak dapat dihindari.

Pemerintah Kota Malang saat ini juga sedang mengerjakan proyek yang cukup menuai pro dan kontra dari masyarakat, yaitu revitalisasi Hutan Kota Malabar. Proyek ini dinilai akan mengganggu fungsi hutan sebagai paru-paru kota dan resapan air seiring dengan ditambahnya fasilitas lain seperti rumah pohon, panggung hiburan dan sebagainya. Banyak protes yang dilayangkan masyarakat dan aktivis lingkungan terhadap proyek yang memakan dana tidak kurang dari 2,5 miliar ini. Beberapa aktivis lingkungan mengusulkan revitalisasi ini dialihkan dengan menjadikan hutan kota satu-satunya di Kota Malang ini menjadi arboretum. Hal ini dianggap cukup tepat karena hutan kota diharapkan juga dapat memberikan manfaat terhadap ilmu pengetahuan. Pemerintah Kota Malang sendiri menampik anggapan bahwa revitalisasi ini akan merusak hutan dan berjanji akan menambah pohon yang berada di hutan kota ini.

Kebijakan Pemerintah Kota Malang yang juga memunculkan polemik adalah pengadaan bunga plastik di Alun-Alun Tugu Kota Malang. Sekitar kurang lebih 24 buah bunga plastik telah dipasang dengan maksud untuk memperindah Alun-alun Tugu. Hal ini malah menuai protes dari masyarakat, bunga plastik ini dianggap sangat tidak efektif karena tidak dapat menyumbang kandungan oksigen di udara dan hanya menimbulkan pemborosan mengingat pengadaannya sendiri diimpor dari china seharga 870 juta rupiah ditambah dengan biaya perawatan. Bunga plastik yang rusak juga dikhawatirkan hanya akan menjadi limbah. Bukankah kita tidak ingin suatu saat sebutan Kota Malang beralih menjadi Kota Bunga Plastik?