artikel makalah 2 bahasa indonesia

24
STUDI PENGOLAHAN AIR MINUM KEMASAN DI DEPO ISI ULANG DI KOTA MALANG Hana Arifiana, Mohamad Nasrul Fuad, Ni’matul Khoiriyah, Nabilah Febrianti Hasan dan Bapak Dr. Sueb, M. Kes* *Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang 64145 E-mail: [email protected] Abstrak: Sumber daya air merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk keberlanjutan kehidupan makhluk hidup terutama manusia, selain merupakan sumber daya alam, air juga merupakan komponen ekosistem yang yang dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Teknik pengolahan air minum di depo air minum menggunakan 3 cara, yaitu Teknologi Ultraviolet (UV), Teknologi Ozonisasi, dan Teknologi Reverse Osmosis (RO). Tujuan pembuatan makalah ini adalah mengetahui cara pengolahan air minum di beberapa depo air minum di Kota Malang, mengetahui nilai derajat keasaman (pH) dan kadar oksigen terlarut (DO), mengetahui hubungan cara pengolahan sumber air bersih, derajat keasaman dan kadar oksigen terlarut dalam air minum kemasan. Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah dengan panduan observasi untuk pengumpulan data secara kuantitatif. Uji statistik menggunakan uji sperman dan uji pearson untuk mengolah data. Cara pengolahan air minum kemasan di Depo isi ulang tidak berhubungan dengan pH dan berkaitan dengan kadar oksigen terlarut. Kata Kunci: Air Minum Isi Ulang, Depo Isi Ulang, pengolahan air, pH dan DO. Abstract: Water resources is the one element that is essential for the sustainability of life living things other than hu man, is primarily natural resources, water is also a component of the eco system which governed by State and theis used for the prosperity of the people. Drinking

Upload: mohamad-nasrul-fuad

Post on 13-Apr-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

STUDI PENGOLAHAN AIR MINUM KEMASAN DI DEPO ISI ULANG DI KOTA MALANG

Hana Arifiana, Mohamad Nasrul Fuad, Ni’matul Khoiriyah, Nabilah Febrianti Hasan danBapak Dr. Sueb, M. Kes*

*Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Jalan Semarang 5 Malang 64145E-mail: [email protected]

Abstrak: Sumber daya air merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk keberlanjutan kehidupan makhluk hidup terutama manusia, selain merupakan sumber daya alam, air juga merupakan komponen ekosistem yang yang dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Teknik pengolahan air minum di depo air minum menggunakan 3 cara, yaitu Teknologi Ultraviolet (UV), Teknologi Ozonisasi, dan Teknologi Reverse Osmosis (RO). Tujuan pembuatan makalah ini adalah mengetahui cara pengolahan air minum di beberapa depo air minum di Kota Malang, mengetahui nilai derajat keasaman (pH) dan kadar oksigen terlarut (DO), mengetahui hubungan cara pengolahan sumber air bersih, derajat keasaman dan kadar oksigen terlarut dalam air minum kemasan. Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah dengan panduan observasi untuk pengumpulan data secara kuantitatif. Uji statistik menggunakan uji sperman dan uji pearson untuk mengolah data. Cara pengolahan air minum kemasan di Depo isi ulang tidak berhubungan dengan pH dan berkaitan dengan kadar oksigen terlarut. Kata Kunci: Air Minum Isi Ulang, Depo Isi Ulang, pengolahan air, pH dan DO.

Abstract:Water resources is the one element that is essential for the sustainability of life living things other than human, is primarily natural resources, water is also a component of the ecosystem which governed by State and theis used for the prosperity of the people. Drinking water treatment technique in refill Depot using 3 ways, Ultraviolet (UV) technology, Ozone technology, and Reverse Osmosis (RO) technology. The purpose of this paper is to know drinking water treatment on refill Depot in Malang, knowing the value of the degree of acidity (pH) and the levels of dissolved oxygen (DO), knowing the drinking water treatment relation with the degree of acidity and the levels of dissolved oxy-gen in refill Depot. The methods in this paper using the observation guide lines for data collection in quantitative. Statistical calculation using Spearman test and Pearson test to process data. The processing of drinking water on refill Depot not related to pH but dissolved oxygen levels associated with.Keyword: refill drinking water, refill Depot, water treatment, pH and DO.

Page 2: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

1. PendahuluanSumber daya air merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk keberlanjutan

kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Keberadaan air dapat berperan multiguna, dapat digunakan sebagai air minum dan MCK (mandi, cuci, kakus), mengairi lahan pertanian, religius (mendukung pelaksanaan ibadah), dan ekonomi. Maka diperlukan adanya suatu Pengolahan terhadap sumber daya air agar keberadaannya tetap bermanfaat dan berkelanjutan untuk kepentingan jangka panjang (Aulia&Dharmawan, 2010).

Adanya air di bumi merupakan kekayaan alam yang memberikan timbal balik pada berbagai proses kehidupan. Selain merupakan sumber daya alam, air juga merupakan komponen ekosistem yang sangat penting yang dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Hal ini tertuang dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (JDIH Ristek RI, 1999).

Pengolahan air yang menyeimbangkan penggunannya adalah hal umum dalam sistem sumber daya air modern. Sistem air berkelanjutan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan air sekarang dan masa depan, dengan tetap menjaga berbagai variasi hidrologi diperlukan untuk menjaga integritas ekologi, mengingat pentingnya kebutuhan air bersih, maka wajar apabila sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak (Solis & McKinney, 2012).

Menurut penelitian Marpaung dan Marsono (2013), teknik pengolahan air minum di depo air minum menggunakan 3 cara, yaitu Teknologi Ultraviolet (UV), Teknologi Ozonisasi, danTeknologi Reverse Osmosis (RO). Kebanyakan Depo air minum isi ulang menggunakan teknologi ozonisasi dan Reserve Osmosis. Ozonisasi adalah proses desinfeksi yang bertujuan untuk membunuh dan menghilangkan bakteri penyebab penyakit yang dilakukan menggunakan ozon. Selain ozonisasi, proses desinfeksi juga dilakukan dengan sterilisasi atau teknologi UV dengan melakukan penyinaran pada lampu ultraviolet (AMDK Airolas, 2009).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/20120, air minum yang layak untuk dikonsumsi harus memiliki pH antara 6,5 – 8,5. Jika pH berada di bawah 6,5 maka air akan memiliki sifat asam. Akibat yang timbul dalam tubuh jika meminum air yang bersifat asam antara lain gangguan pencernaan, kekurangan energi, dan sakit pada persendian (Alegantina, dkk., 2004). Selain pH pada air mengandung oksigen terlarut yang berasal dari udara dan hasil fotosintesis tumbuhan air. Nilai DO normal pada air minum adalah diatas atau sama dengan 5 ppm (Slamet, 2007). Berdasarkan hal di atas penulis ingin meneliti mengenai nilai pH dan kadar oksigen terlarut (DO) pada depo air minum di Kota Malang, dengan cara Pengolahan air minum adalah teknik yang digunakan untuk mengubah susunan kimia, fisika, dan biologis air sehingga layak digunakan untuk umum (Suripin, 2002). 2. Metode PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan quesioner tertutup sebagai bagian dari penelitian kuantitatif yang akan diberikan kepada pengelola depo air minum isi ulang di Kota Malang. Untuk mendapatkan data nilai pH dan kadar oksigen terlarut dalam air minum, peneliti menggunaan

Page 3: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

teknik observasi laboratorium yang akan di lakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Malang.Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2015 di Kabupaten Malang. Lokasi Depo air minum berada di beberapa daerah di kota Malang yang dibedakan berdasarkan pasokan air bersih yang akan dikelola menjadi air minum. Dari rentang waktu ini, diperkirakan peneliti berada di waktu yang cukup untuk melakukan observasi lapangan sehingga pengambilan bukti pengumpulan data dapat diabadikan dan digunakan sebagai lampiran.Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi dari penelitian adalah seluruh pengelola dari masing-masing Depo air minum yang telah terdata sebanyak 30 Depo. Sampel pertama adalah narasumber berjumlah 1 orang yang dipilih berdasarkan pengetahuannya mengenai Pengolahan Air Minum pada Depo yang diolah, baik hal yang berkaitan dengan pekerja, maupun proses pengolahan air hingga menjadi air minum kemasan. Rata-rata dari narasumber merupakan pemilik dari Depo air minum dan kesehariannya selalu berada di Depo untuk melayani konsumen. Sehingga jumlah sampel pertama ada 30orang. Sampel kedua adalah air minum kemasan yang diolah di depo air minum. Masing-masing sampel air akan diambil ±150 ml sehingga dimungkinkan untuk uji laboratorium menggunakan pH meter dan DO meter.

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik purposif sampling. Sugiyono (2010) dalam Ridiansah (2013) sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Artinya, setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan alat pengumpulan data atau instrument penelitian.Instrumen Penelitian

Pengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Alat pengumpulan data atau instrument penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya. Sehubungan kuesioner dijelaskan olehArikunto (2002) dalam Ridiansah (2013), bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya. Dalam menggunakan tipe quisioner tertutup, peneliti perlu mengurutkan pernyataan atau pertanyaan yang akan diajukan kepada responden, sehingga dapat mengendalikan proses pengisian quisioner yang berlangsung (Sunyono, 2011)

Penelitian ini dilakukan dengan menggali informasi mengenai nilai pH dan kadar DO pada air minum kemasan di Depo air minum dan quisioner tertutup terhadap pengelola Depo air minum. 3.5 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam pengumpulan data untuk penelitian sebagai berikut.3.4.1 Penyebaran questioner tertutup kepada narasumber yang telah dipilih di masing-masing Depo air minum di Kota Malang dan Observasi teknologi pengolahan air di Depo.3.4.2 Pengambilan sampel air minum kemasan yang dikelola Depo air minum.3.4.3 Pengujian sampel air minum kemasan yang dikelola Depo air minum di Laboratorium.

Page 4: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

HASIL DAN ANALISISAnalisis korelasi adalah metode statistik yang digunakan untuk mengukur besarnya

hubungan linier antara dua variabel atau lebih (Pattima, 2007). Jenis analisis terbagi menjadi analisis korelasi non parametris dan parametris (Sunyono, 2011). Pada rumusan masalah pertama dan kedua analisis menggunakan analisis persentase terkategorikan. Sedangkan pada rumusan masalah ketiga, karena data cara pengolahan air minum di Depo berupa data dalam skala interval dan data nilai pH dan kadar Oksigen Terlarut dalam skala rasio maka digunakan statistik parametrik untuk menguji hubungan cara pengolahan air minum dan kadar oksigen terlarut. Statistik non parametrik digunakan untuk menguji hubungan cara pengolahan air minum dan nilai pH dengan uji Spearman. Sebelumnya dilakukan uji normalitas pada data.Tabel 1.1 Data Jumlah Penggunaan Tahap Olahan Air Minum di Depo

No Question Selalu Dilakuk

an

Sering Dilakuk

an

Kadang Dilakuka

n

Jarang Dilakuk

an

Tidak Dilakukan

Total

1. Pengolahan air minum di Depo ini menggunakanteknologi Ultarviolet

30 0 0 0 0 30

2. PadaTeknologi Ultraviolet dilakukan tahap desinfeksi untuk pembasmi kuman

30 0 0 0 0 30

3. Teknologi Ultraviolet mengontrol kandungan zat organik pada air minum

30 0 0 0 0 30

4. PadaTeknologi Ultraviolet terdapat tahap pemurnian air dari bakteri dengan destruksi ozon

30 0 0 0 0 30

5. Teknologi Ultraviolet melalui proses pengurangan mikroba dengan adanya tahap

30 0 0 0 0 30

Page 5: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

Destruksi Klor6. Pengolahan air

minum di Depo ini menggunakan teknologi Reverse Osmosis

9 0 4 0 17 30

7. Membran fiber digunakan untuk menyaring pasir kecil dan kerikil di air

8 1 5 0 16 30

8. Bau dan warna air dinormalkan dengan penyaringan menggunakan pre-karbonaktif

27 1 2 0 0 30

9. Penyaring Air Poly Amide TFC digunakan untuk membunuh bakteri di air minum

1 2 0 0 27 30

10. Hasil pengolahan air dimaksimalkan dengan penyaringan post-karbonaktif

28 0 2 0 0 30

11. Pengolahan air minum di Depo ini menggunakan teknologi Ozonisasi

10 0 4 0 16 30

12. Nilai keasaman air minum diatur pada tahap penetralan air

25 1 0 0 4 30

13. Air minum harus bersih dari kandungan logam setelah tahap aerasi

11 1 3 0 15 30

14. Zat berbahaya dalam air diendapkan pada tahap koagulasi

8 1 4 0 17 30

Page 6: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

15. Endapan zat berbahaya disaring terlebih dahulu pada tahap penyaringan

9 0 4 0 17 30

16. Bakteri dan kuman dibasmi melalui tahap ozonisasi

11 0 3 0 16 30

Cara pengolahan air minum kemasan di Depo air isi ulang umumnya menggunakan 3 teknologi utama, yaitu Ozonisasi, Reserve Osmosis (RO) atau penyaringan, dan Ultraviolet (UV). Setiap sampel menggunakan teknologi Ultraviolet sebagai cara pengolahan baku. Semua tahap pada teknologi Ultraviolet diterapkan sebagai pengolahan air yang wajib digunakan. Sehingga Depo isi ulang yang menggunakan teknologi Ultaviolet dengan tahapan desinfeksi, pengontrolan kandungan zat organik,destruksi ozon, dan destruksi klor masing-masing sebanyak 100% dari 30 Depo. Kedua tahap yang lainnya, dapat diterapkan bersamaan dengan teknologi Ultraviolet, dan atau dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga dalam satu depo menggunakan 3 teknologi sekaligus.

Teknologi Reserve Osmosis digunakan oleh 9 Depo atau 30% dari 30 Depo. Terdapat 4 Depo yang kadang menggunakan teknologi RO atau 13,33% dari 30 Depo. Sebanyak 17 tidak menggunakan RO sebagai teknologi pengolahan air atau 56,67% dari 30 Depo. Tahapan penyaringan dengan membran fiber selalu digunakan di8 Depo atau 26,67% dari 30 Depo, 1 Depo sering menggunakan atau 3,33% dari 30 Depo, 5 Depo terkadang menerapkan penyaringan dengan fiber atau 16,67% dari 30 Depo, dan 16 Depo tidak menggunakannya atau 53,3% dari 30 Depo. Penggunaan pre-karbon aktif pada 27 Depo atau 90% dari 30 Depo, 1 Depo sering menggunakannya atau 3,33% dari 30 Depo, dan 2 Depo kadang menggunakannya atau 6,67% dari 30 Depo. Penyaringan dengan Poly Amide TFC digunakan 1 dari 30 Depo atau 3,33%, 2 Depo sering menggunakannya atau 6,67% dari 30 Depo, dan 27 Depo lainnya tidak menggunakan Poly Amide TFC atau 90% dari 30 Depo. Penyaringan dengan Post-Karbon Aktif digunakan di 28 Depo atau 93,33% dan 2 lain tidak menggunakannya 6,67% dari 30 Depo.

Penggunaan teknologi Ozonisasi diterapkan di 10 Depo atau 33,33%, 4 depo terkadang menggunakannya atau 13,33%, dan sisanya 16 Depo tidak menggunakan 53,33% dari 30 Depo. Tahap penetralan air dilakukan di 25 Depo atau 83,33%, 1 Depo sering menggunakannya atau 3,33%, dan 4 Depo tidak menerapkan tahap penetralan atau 13,33% dari 30 Depo. Tahap aerasi diterapkan di 11 Depo dari 30 Depo atau 36,67%, 1 Depo sering menggunakannya atau 3,33%,3 Depo kadang melakukan tahap aerasi atau 10%, dan sisanya 15 Depo tidak melakukan tahap aerasi atau 50% dari 30 Depo. 8 Depo melakukan tahap koagulasi atau 26,67%, 1 Depo sering melakukannya atau 3,33%, 4 Depo menggunakanterkadang melakukan tahap koagulasi atau 13,33%, dan 17 Depo tidak menggunakannya atau 56,67% dari 30 Depo. Penyaringan endapan dari koagulasi dilakukan di 9 Depo dari 30 Depo atau 30%, 4 Depo terkadang melakukannya atau 13,33%, dan 17 Depo tidak menggunakannya 56,67% dari 30 Depo. Tahap ozonisasi dilakukan di 11 Depo atau 36,67%, 3 Depo terkadang melakukannya atau 10%, dan 16 Depo tidak melakukan tahap ini atau 53,33% dari 30 Depo.

Tabel 1.2 Data Nilai pH dan Kadar Oksigen Terlarut pada Air Minum Kemasan di Depo

Page 7: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

No. Nama Depo pH Oksigen Terlarut

Page 8: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

1. Depo Puncak 7,12 10,3

2. Depo Kalibaru 7,34 10,6

3. Depo Pangeran Tirta 7,12 11,4

4. Depo Biru 7,23 10,6

5. Depo Salwa 7,20 11,5

6. Depo 19 7,12 11,9

7. Depo Amgua 7,15 10,2

8. Depo Alga 6,95 11,6

9. Depo Cak No 7,19 11,2

10. Depo Mawar 7,50 10,9

11. Depo Puncak 7,13 11,5

12. Depo Amanah 7,20 10,3

13. Depo Biru 7,23 10,1

14. Depo Segar 7,12 10,1

15. Depo KOS 7,27 11,9

16. Depo Assalam 7,12 10,7

17. Depo Estube 7,25 11,6

18. Depo Bio-Therapy 7,50 10,8

19. Depo Aqua Fafa 7,32 10,2

20. Depo B-Fresh 7,12 10,6

21. Depo Fresh Tirta 7,20 11,7

22. Depo Ken Zhi 7,31 11,6

23. Depo Fresh 6,48 10,9

24. Depo Agen Aqua 7,05 11,2

25. Depo Gravity 7,24 12,6

26. Depo TokoTugu 7,25 11,8

27. Depo Aljabar 7,25 10,5

28. Depo Tirta Nadi 7,50 10,0

29. Depo Aquario 7,13 10,0

30. Depo TirtaSehat 7,23 11,2

Rentang pH normal air minum adalah 6,5-8,5 sehingga berdasarkan data pada tabel 1.2 semua air minum olahan Depo layak dikonsumsi kecuali air minum kemasan hasil olahan Depo Fresh. pH air minum tertinggi adalah

Page 9: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

7,50 dari air minum kemasan di Depo Mawar, Depo Bio-Therapy, dan Tirta Nadi. pH air minum terendah adalah 6,48 yang diperoleh dari Depo Fresh. pH air minum lain terdapat dalam rentang pH normal dengan selisih terhitung jauh. Data pH air minum kemasan tidak teristribusi normal, sehingga pada uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi dibawah ..Tabel 1.3Hasil UjiKorelasi Cara Pengolahan Air MinumKemasandanNilai pH dengan Uji Spearman

Cara Pengolahan Air Minum Kemasan

Nilai pH

Spearman's rho

Cara Pengolahan Air Minum Kemasan

Correlation Coefficient 1.000 .055

Sig. (2-tailed) . .772N 30 30

Nilai pH Correlation Coefficient .055 1.000

Sig. (2-tailed) .772 .N 30 30

Hasil dari kolerasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi (2-tailed) 0,772 lebih besar dari 0,05. Maka, disimpulkan jika tidak ada hubungan antara cara pengolahan air minum kemasan di Depo isi ulang dengan nilai pH.Tabel 1.4 HasilUjiKorelasi Cara Pengolahan Air MinumKemasandan Kadar Oksigen Terlarut dengan Uji Pearson

Cara Pengolahan Air Minum Kemasan

Kadar Oksigen Terlarut

Cara Pengolahan Air Minum Kemasan

Pearson Correlation 1 -.011

Sig. (2-tailed) .954N 30 30

Kadar Oksigen Terlarut

Pearson Correlation -.011 1

Sig. (2-tailed) .954N 30 30

Hasil dari kolerasi Pearson menunjukkan nilai signifikansi (2-tailed) 0,954 lebih besar dari 0,05. Maka, disimpulkan ada hubungan antara cara pengolahan air minum kemasan di Depo isi ulang dengan kadar oksigen terlarut

PEMBAHASAN

Page 10: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

Berdasarkan penelitan diperoleh hasil bahwa Teknologi Ultraviolet digunakan oleh semua depo air minum. Hal tersebut dikarenakan sinar Utraviolet berguna untuk sterilisasi air dari bakteri, jika Ultraviolet tidak berfungsi dapat membahayakan kandungan air minum yang akan dikonsumsi.Tahap terakhir dari pengolahan depo air minum adalah tahap mematikan mikroorganisme yang mungkin masih tersisa. Untuk mematikan mikroorganisme, instalasi air minum isi ulang menggunakan sistem lampu sinar ultra violet (UV) (Gottschalket al., 2009).Radiasi UV dapat mempengaruhi mikroorganisme dengan mengubah DNAdalam sel. Penggunaan UV bukan untuk menghilangkan organisme dalam air, UV hanya menginaktifkan organisme. Efektifitas proses ini tergantung pada waktu kontak danintensitas lampu serta kualitas air yang akan diolah. Sinar UV tidak menambahkan rasadan bau. Sinar UV adalah desinfektan yang sangat efektif, walaupun proses desinfeksihanya dapat terjadi di dalam unit. Tidak ada sisa UV di dalam air setelah proses desinfeksi (Brownellet al., 2008).

Proses pemurnian air dapat dilakukan dengan unit media filter dan mikrofilter. Media filter adalah pre treatment yang digunakan sebagai filtrasi awal denganmenggunakan media silica sand atau pasir silica dan karbon aktif. Kegunaan utama dari karbon aktif adalah membersihkan larutan dengan cara penyaringan atau filtrasi dan dapat menghilangkanrasa, warna, bau dan zat pencemar lainnya yang terkandung dalam air (Khalkhali & Omidvari,2005).Pengolahan ultraviolet yang paling utama terjadi pada tahap desinfeksi. Proses desinfeksi akan menurunkan jumlah mikroba hingga 98% yang ada dalam air sebelum diolah(Aquafine Corporation, 2009). Proses desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme yang tidak tersaring pada proses sebelumnya (Athena, 2004). Selain desinfeksi terdapat tahap lain dalam pengolahan air menggunakan teknologi UV, yaitu reduksi zat organik, destruksi ozon, dan destruksi klor. Tahap reduksi zat organik dimaksudkan untuk menghilangkan kandungan zat organik berlebih yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi keseimbangan zat terlarut dalam tubuh. Destruksi ozon dibutuhkan untuk merusak molekul kontaminan, dan destruksi klor dilakukan untuk menurukan kadar bakteri yang telah dilakukan di tahap desinfeksi yang bertujuan untuk menjaga kandungan air dari bakteri yang merusak kelayakan konsumsi air minum(Aquafine Corporation, 2009).

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 9 dari 30 depo menggunakan teknologi Reverse Osmosis(RO) dalam pengolahan air minum selain menggunakan teknologi Ultraviolet. 4 depo kadang menggunakan teknologi RO, dan 17 depo air minum tidak menggunakan teknologi RO sebagai teknologi pengolahan air minum. Hasil dari air minum yang diolah menggunakan teknologi Reverse Osmosisair tidak bisa berlumut walau di jemur sekian tahun. Reverse Osmosis mampu menyaring keluar sampai 96-99 % mineral anorganikyang masih terlarut dalam air yang sudah terlihat jernih (Said, 2008). Teknologi ini menggunakan beberapa tahap filtrasi. Proses filtrasi dimaksudkan selain untuk memisahkan kontaminan tersuspensi juga memisahkan campuran yang berbentuk koloid termasuk mikroorganisme dari dalam air (Pradana, dkk., 2013). Air hasil dari proses filtrasi menunjukkan bahwa air minum bebas dari bahan organik. Filter yang dirancang baik efektif dalam menghilangkan kandungan besi di dalam air, sehingga membuat air aman untuk diminum (El Harbawi, dkk., 2010).

Proses pemurian air dapat menggunakan mikrofilter yang berfungsi sama dengan media filter dan sebagai feeding ultrafilter. Mikrofilterdigunakan sebagai pengolahan pendahuluan sebelum Reverse Osmosis. Disamping itu juga dapat menggunakan ultrafilter yang dapat menghilangkan virus dan zat organik sampai dengan 0,001 mikron. Ultrafilter digunakan sebagai pengolahan pendahuluan sebelum proses Reverse Osmosis(Said, 2008). Tahapan teknologi RO yang digunakan oleh beberapa depo antara lain tahapan penyaringan dengan membran fiber, penyaringan dengan pre-karbon aktif, penyaringan dengan Poly Amide TFC, dan penyaringan dengan post-karbon aktif. Tahapan penyaringan dengan membran fiber selalu digunakan pada 8 dari 30 depo, sering digunakan pada satu depo,

Page 11: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

kadang digunakan pada 5 depo, dan sebanyak 16 depo tidak menggunakan tahapan tersebut. Tahapan penyaringan dengan membran fiberberfungsi menyaring bahan dalam air seperti karat, pasir, kapur yang menyebabkan penyakit hati, perut, batu dan disfungsi pada organ tubuh, dan mikroba seperti bakteri dan jamuryang menyebabkan penyakit membran mukus pada perut dan hati(Said, 2008).

Tahapan penyaringan dengan pre-karbon aktif selalu digunakan pada 27 dari 30 depo, sering digunakan pada 1 dari 30 depo depo, dan kadang digunakan pada 2 dari 30 depo. Tahapan penyaringan dengan pre-karbon aktif berfungsi menyaring bahan dalam air seperti bahan organik, bau, warna, bahan pencuci, klorin bahan penyebab kanker triklorometana, acid amino, proteolipid (minyak busuk), racun, pembunuh kuman, fosfororganik bahan penyebab kanker, keracunan, sakit perut, muntah dan hepatitis(Said, 2008). Tahapan penyaringan dengan Poly Amide TFC selalu digunakan hanya 1 dari 30 depo, sering digunakan pada 2 depo, dan 27 lainnya tidak menggunakan tahap penyaringan dengan Poly Amide TFC. Tahapan penyaringan dengan Poly Amide TFCberfungsi menyaring bahan dalam air seperti karbon, bakteri, desinfektan penyebab iritasi pada rongga mulut, zat peluntur seperti xenon perokside, sodium percarbonat, sodium perborat, oxalate yang menyebabkan inflamasi rongga mulut dan gangguan pencernaan, senyawa kimia beracun dan zat pewarna(Said, 2008). Tahapan penyaringan dengan post-karbon aktif digunakan oleh 28 dari 30 depo, sedangkan 2 lainnya tidak menggunakan tahap penyaringan post-karbon aktif. Tahap penyaringan dengan post-karbon aktif berfungsi menyaring bahan dalam air seperti menyerap sisa bahan organik, bau, menjamin rasa dan kualitas air yang bermutu (Said, 2008).

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa teknologi ozonisasi digunakan oleh 10 dari 30 depo selain menggunakan teknologi UV. 4 depo terkadang menggunakan teknologi ozonisasi dan 16 lainnya tidak menggunakan teknologi ozonisasi dalam pengolahan air minum. Ozonisasi merupakanadvanceoxidation proses yang digunakan sebagai desinfektan,menghilangkan bau, warna dan rasa. Ozon dapat mengoksidasi besi dan mangan menjaditerpresipitasi dari sumber air, selain itu dapat pula mengkoagulasi partikulat, mengontrolpertumbuhan alga, dan mampu menghancurkan beberapa jenis pestisida. Ozon juga dapatdigunakan untuk mengontrol sisa produk dari desinfektan, misalnya dari penggunaanklorin dan juga dapat pula digunakan pada proses stabilisasi biologi(Gottschalket al., 2009). Pada penelitian Can & Gurol (2010) diamati bahwa pemberian ozon pada dosis konstan, formaldehida awalnya terakumulasi dalam larutan, mencapai konsentrasi puncak, dan kemudian mulai menurun oleh ozonisasi berkepanjangan. Waktu kontak yang lebih lama akhirnya bisa menghilangkan formalin. Oleh karena itu, untuk penerapan dosis ozon konstan, waktu kontak adalah salah satu parameter yang paling penting diamati untuk menentukan konsentrasi formaldehida pada air hasil pengolahan.

Tahapan teknologi ozonisasi yang digunakan pada beberapa depo antara lain tahap netralisasi, aerasi, koagulasi, filtrasi, dan ozonisasi. Tahap netralisasi dilakukan pada 25dari 30 depo, 1 depo sering menggunakan, dan 4 depo lainnya tidak menggunakan tahap netralisasi. Tahap netralisasi berfungsi mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7-8). Untuk air yang bersifat asam diberi kapur untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya(Gottschalket al., 2009). Tahap aerasi dilakukan pada 11 dari 30 depo, 1 depo sering menggunakan, 3 depo kadang menggunakan, dan 15 depo lainnya tidak menggunakan tahap aerasi. Tahap aerasi berfungsi agar kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan.Disamping itu proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, CH4, CO2 dan gas-gas racun lainnya (Gottschalk, et al., 2009).

Tahap koagulasi dilakukan pada 8 dari 30 depo, 1 depo sering menggunakan, 4 depo kadang menggunakan, dan 17 depo tidak menggunakan tahap koagulasi. Tahap koagulasi

Page 12: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

merupakan penambahan bahan kimia ke dalam air agar kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi rnisalnya zat warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat rnengendap(Gottschalket al., 2009). Tahap filtrasi setelah melalui tahap koagulasi dilakukan pada 9 dari 30 depo 4 depo kadang melakukan, dan 17 depo lainnya tidak melakukan tahap filtrasi. Tahap filtrasi dilakukan karena tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan secara sempurna. Gumpalan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air sehingga untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan pengolahan air tahap proses penyaringan menggunakan filter air yang dilakukan dengan mengalirkan air yang kotorannya telah diendapkan ke bak penyaring yang berisikan saringan pasir(Gottschalket al., 2009). Tahap ozonisasi dilakukan pada 11 dari 30 depo, 3 depo kadang melakukan, dan 16 depo lainnya tidak melakukan tahap ozonisasi. Tahap ozonisasi merupakan tahap terakhir dari pengolahan dengan teknologi Ozonisasi.Air hasil penyaringan yang telah cukup jernih diozonisasi untuk menghilangkan bakteri-bakteri patogen dan senyawa-senyawa organik sehingga air hasil pengolahan dapat langsung dikonsumsi(Gottschalk, et al., 2009).

3 teknologi utama tersebut yang paling umum digunakan di Depo isi ulang. Terdapat tambahan alat pengolah air minum kemasan yang memberikan tambahan bahan pada air minum sehingga berdampak pada rasa dan bau air minum. Pada Depo Tirta Nadi, terdapat 3 pilihan air minum yang tersedia untuk konsumen, yaitu bioterapi, mineral, extra reserve osmosis. Pengolahan bioterapi mneggunakan alat bioenergy dan extra reserve osmosis menggunakan penyaring dengan ketelitian 0,0001 mikron. Ketiga pilihan air minum tersebut melewati tahap pengolahan pada 3 teknologi utama, namun pada akhir tahap pengolahan melewati alat yang berbeda sesuai dengan pilihan konsumen.

Derajat keasaman atau pH merupakan nilai yang menunjukkan aktifitas ion hydrogen dalam air. Nilai pH dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain kandungan oksigen dan ion-ion (Marganof, 2007). Nilai pH pada tabel 1.2menunjukkan dari 30 depo yang diteliti, semua air minum masih berada pada kisaran baku mutu yaitu (6,5 – 8,5). Hasil uji parameter pendukung air minum dalam kemasan (AMDK) hasilnya ialah hampir semua parmeter memenuhi syarat mutu air dalam kemasan, yaitu pH berkisar antara 6,0-8,5 (Pradana & Marsono, 2013).

Kadar oksigen terlarut di Seluruh depo berbeda, tergantung dari teknologi yang digunakan. Depo yang menggunakan teknologi tambahan sepertibioenergymemiliki kadar oksigen terlarut yang tinggi. DO atau kadar oksigen terlarut menyatakan kandungan oksigen di dalam air. Kemampuan air dalam melarutkan oksigen sangat tergantung pada suhu air, tekanan gas oksigen dan kemurnian air. Oksigen dapat larut dalam air karena molekul oksigen menempati ruang di antara molekul air. Kandungan oksigen di dalam air dipengaruhi berbagai faktor seperti suhu, tekanan dan jumlah zat yang terlarut di dalam air. Umumnya air mengandung 4-6 ppm oksigen, air pegunungan dapat mengandung sampai 8 ppm oksigen. Dengan kemajuan teknologi memungkinkan untuk meningkatkan kandungan oksigen di air sampai dengan 80 ppm (Tanck, 2009).

SIMPULANCara pengolahan air minum kemasan di Depo isi ulang di Kota Malang menggunakan 3 teknologi utama yaitu Ultraviolet, Reserve Osmosis, dan Ozonisasi. Pada beberapa Depo menggunakan alat tambahan berupa filter ozon dan bioenergy. Nilai pH semua air minum kemasan di Depo terdapat pada pH normal. Kadar oksigen terlarut tergantung dari teknologi yang digunakan untuk mengolah air. Depo yang menggunakan alat tambahan bioenergy mengasilkan air minum yang berkadar oksigen terlarut lebih tinggi dari tinggi. Tidak terdapat hubungan antara cara pengolahan air

Page 13: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

minum dan nilai pH dan terdapat hubungan antara cara pengolahan air minum dengan kadar oksigen terlarut.

DAFTAR PUSTAKAAMDK Airolas. 2009. Selayang Pandang Air Minum dalam Kemasan Airolas. Jatirono: PT.

Rolas Nusantara Mandiri.Aquafine Corporation. 2009. Food & Baverages Industry Specific Application for UV

Technology. New York: USA.Athena, Sukar, Hendro, & Anwar D. 2005. Pengaruh Pengolahan Air Di Depot Air Minum

Isi Ulang Dalam Menormalkan Derajat Keasaman (pH). Media Litbang Kesehatan, Vol. 15(2): hlm. 1-12.

Aulia, Tia Oktaviani Sumarna & Dharmawan, Arya Hadi. 2010. Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Di Kampung Kuta. Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, Dan Ekologi Manusia ISSN : 1978-4333, Vol. 04, No. 03

Brownell, Sarah A., Chakrabarti, Alicia R, Kaser, Forest M., Connelly, Lloyd G., Peletz, Rachel L., Reygadas, Fermin, Lang, Micah J., Kammen Daniel M., & Nelson, Kara L. 2008. Assessment of A Low-Cost, Point-of-Use, Ultraviolet Water Disinfection Technology, Journal of Water and Health,Vol. 6(1): hlm. 53-65.

Can, Zehra S. & Gurol, Mirat. 2010. Formaldehyde Formation During Ozonation Of Drinking Water. The Journal of the International Ozone Association, Ozone: Science & Engineering, Vol.25(1): hlm. 41-51.

El-Harbawi, Mohanad, Sabidi, Aida Azwana Bt.,Kamarudin, Ezzah Bt., Hamid, Amiran B.,Harun, Suhaizal B., Nazlan, Ahmad B., Xi Yi, Chin. 2010. Design Of A Portable Dual Purposes Water Filter System. Journal of Engineering Science and Technology,Vol. 5(2): hlm. 165 – 175.

Giordano, Mark & Shah, Tushaar. 2014. From IWRM back to integrated water resources

management. International Journal of Water Resources Development.

Gottschalk, C., Judy, Ann L., Adrian, S. 2009. Ozonation Of Water And Waste Water. Wiley: Germany

Marganof, 2007. Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatra Barat Khalkhali, R. Ansari dan R. Omidvari. 2005. Polish Journal of Environmental Studies.Adsorption of Mercuric Ion from Aqueous Solutions Using Activated Carbon, Vol. 14(2): hm. 185-188.

Pradana, Yoga Ardy dan Marsono, Bowo Djoko. 2013. Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Sukodono, Sidoarjo Ditinjau dari Perilaku dan Pemeliharaan Alat. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2(2): hlm. 23-28.

Ridiansah, P. Nugraha. 2013. Pengaruh Self-Esteem terhadap Motivasi Bertanding pada Atlet UKM Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia, (online), http://repository.upi.edu/646/6/S_KOR_0800194_CHAPTER3.pdf, diakses 16 September 2015.

Said, Nusa Idaman. 2008. Teknologi Pengelolaan Air Minum, Teori dan Pengalaman Praktis. Pusat Teknologi di Lingkungan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam. Jakarta:BPPT

Slamet, J.S. 2007. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 14: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

Tanck, Roy dan Theater, Jide. 2009. Tentang Air pH Air Minum RO, TDS, Rasa Pahit air yang kita minum & Efek bagi tubuh.BSN.2006. SNI 01-3553-2006 Tentang Air Minum Dalam Kemasan.

Solis, S. Sandoval & McKinney, D. C. 2012. Integrated Water Management for

Environmental Flows in the Rio Grande. Journal of Water Resources Planning and

Management

Tambunan, Ridho A. 2014. Jurnal Ilmiah Peran Pdam Dalam Pengelolaan Bahan Air Baku

Air Minum Sebagai Perlindungan Kualitas Air Minum Di Kota Yogyakarta. Skripsi

tidak diterbitkan

.

Page 15: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

Lampiran1.1 Lembar Panduan Observasi

No.

Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak

1. Pengolahan air minum di Depo ini menggunakan teknologi Ultarviolet

2. Pada Teknologi Ultraviolet dilakukan tahap desinfeksi untuk pembasmi kuman

3. Teknologi Ultraviolet mengontrol kandungan zat organik pada air minum

4. Pada Teknologi Ultraviolet terdapat tahap pemurnian air dari bakteri dengan destruksi ozon

5. Teknologi Ultraviolet melalui proses pengurangan mikroba dengan adanya tahap Destruksi Klor

6. Pengolahan air minum di Depo ini menggunakan teknologi Reverse Osmosis

7. Membran fiber digunakan untuk menyaring pasir kecil dan kerikil di air

8. Bau dan warna air dinormalkan dengan penyaringan menggunakan pre-karbon aktif

9. Penyaring Air Poly Amide TFC digunakan untuk membunuh bakteri di air minum

10. Hasil pengolahan air dimaksimalkan dengan penyaringan post-karbon aktif

11. Pengolahan air minum di Depo ini menggunakan

Page 16: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

teknologi Ozonisasi 12. Nilai keasaman air

minum diatur pada tahap penetralan air

13. Air minum harus bersih dari kandungan logam setelah tahap aerasi

14. Zat berbahaya dalam air diendapkan pada tahap koagulasi

15. Endapan zat berbahaya disaring terlebih dahulu pada tahap penyaringan

16. Bakteri dan kuman dibasmi melalui tahap ozonisasi

1.2 Data Lokasi Depo Isi UlangNo. Nama Depo Alamat

1. Depo Puncak Jalan Danau Sentani Raya C7-D292. Depo Kalibaru Jalan Wisnuwardhana No. 11-123. Depo Pangeran Tirta Jalan Danau Limboto A4-B54. Depo Biru Jalan Raya Sawojajar No. 935. Depo Salwa Jalan Sulfat Agung No. 866. Depo 19 Jalan S. Priyo Sudarmo No. 47. Depo Amgua Jalan Sulfat Agung No. 68. DepoAlga Jalan Sanan No. 189. Depo Cak No Jalan J. A. Suprapto Gg. 2 No. 90A10. Depo Mawar Jalan Mawar I No. 10211. Depo Puncak Jalan Wijaya Kusuma No. 612. Depo Amanah Jalan Sumber Waras (Samaan) No. 9413. Depo Biru 2 Jalan A. R Hakim 2A14. Depo Segar Jalan Merjosari Blok E No. 6515. Depo KOS Jalan M. T. Haryono No. 1716. Depo Assalam Jalan Joyo Tambaksari No. 3417. Depo Estube Jalan Sumbersari No. 25218. DepoBio-Therapy Jalan Sigura-gura19. Depo Aqua Fafa Jalan Terusan Surabaya20. Depo B-Fresh Jalan Ambarawa21. Depo Fresh Tirta Jalan Arif Margono No. 59 22. Depo Ken Zhi Jalan Sunan Ampel Gg. I No. 223. Depo Fresh Jalan Sumbersari Gg. V24. Depo Gravity Jalan Jombang No. 10525. Depo Tugu Jalan Surabaya No. 2326. Depo Aljabar Jalan Ambarawa No. 3427. Depo Tirta Nadi Jalan Mertojoyo Selatan No. 6728. Depo Aquario Jalan Raya Candi No. 4

Page 17: Artikel Makalah 2 Bahasa Indonesia

29. Depo Tirta Sehat Jalan Gajayana Gg. II30. Depo Agen Aqua Jalan Sumbersari Gg. III

1.3 Foto-foto Observasi1. Menentukan Nilai pH Air Minum Kemasan

2. Menentukan Kadar Oksigen Terlarut Air Minum Kemasan3. Observasi di Depo Isi Ulang di Kota Malang