artikel bblr

11
1. Latar Belakang Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Kelahiran bayi prematur BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan utama dalam masyarakat dan merupakan penyebab utama kematian neonatal serta gangguan perkembangan saraf dalam jangka panjang. Penelitian epidemiologi dan mikrobiologi-imunologi akhir-akhir ini telah mengatakan bahwa penyakit periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur BBLR. Mekanismenya mencakup perpindahan patogen periodontal ke jaringan plasenta serta aksi dari lipopolisakarida dan mediator inflamasi. 2. Dasar Teori. A. Pengertian Istilah prematuritas telah diganti dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) oieh WHO pada tahun 1961. Hal ini di lakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram adalah bayi premature. Juga karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu bayi dapat memperoleh berat yang semestinya atau berat bayi lahir

Upload: satyaamygha

Post on 03-Jan-2016

171 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Artikel mengenai berat bayi lahir rendah

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel BBLR

1. Latar Belakang

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang

ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta

memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.

Kelahiran bayi prematur BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan

utama dalam masyarakat dan merupakan penyebab utama kematian neonatal serta

gangguan perkembangan saraf dalam jangka panjang. Penelitian epidemiologi dan

mikrobiologi-imunologi akhir-akhir ini telah mengatakan bahwa penyakit periodontal

dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur BBLR.

Mekanismenya mencakup perpindahan patogen periodontal ke jaringan plasenta serta

aksi dari lipopolisakarida dan mediator inflamasi.

2. Dasar Teori.

A. Pengertian

Istilah prematuritas telah diganti dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

oieh WHO pada tahun 1961. Hal ini di lakukan karena tidak semua bayi dengan berat

kurang dari 2500 gram adalah bayi premature. Juga karena umur kehamilan kurang

dari 37 minggu bayi dapat memperoleh berat yang semestinya atau berat bayi lahir

rendah dari semestinya sekalipun umur kehamilan cukup atau karena kombinasi

keduanya.

Frekuensi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 - 10,8 %. Di negara

berkembang berkisar antara 10 – 43 %. Rasio antara Negara maju dan Negara

berkembang adalah 1: 4. Seringnya faktor peyebabnya tidak diketahui ataupun kalau

diketahui faktor peyebabnya tidaklah berdiri sendiri tetapi kombinasi dari beberapa

faktor diantaranya:

1. Faktor nutrisi

2. Infeksi

3. Bahan toksik

4. Faktor budaya

5. Insufisiensi atau disfungsi plasenta

6. Faktor-faktor lain seperti perokok, peminum alkohol, berkeja berat pada saat hamil,

plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dsb.

Page 2: Artikel BBLR

Hans.E.Monintja yang mempelajari angka-angka kematian perinatal tersebut sampai

pada kesimpulan berikut :

1. Lebih dari 50% Kematian bayi ialah bayi lahir mati

2. Angka kematian perinatal pada bayi BBLR (Low Birth Weight) 2x lebih banyak

dari angka kematian bayi cukup bulan

3. Kematian bayi terdiri dalam 24 jam pertama kira-kira 37% dari angka kematian

neonatal dini (Early Neonatal Death)

Ciri - ciri dan masalah kedua bentuk BBLR (SMK / Sesuai untuk Masa

Kehamilan dan KMK / Kecil untuk Masa Kehamilan ) ini berbeda-beda. Oleh karena

itu perlu diketahui umur kehamilan dengan mengetahui HPHT ,bunyi jantung pertama

yang dapat didengar (kehamilan 18 - 22 minggu), fetal quickening (kehamilan 16-18

minggu), tinggi fundus, fetal ultrasound, diameter biparietal (bila diduga KMK, ratio

lingkar kepala terhadap lingkaran perut harus dinilai. Secara klinik umur kehamilan

dapat diketahui dengan mengukur berat lahir, panjang badan atau lingkaran kepala

( Circumferentia Fronto occipitalis). Pembagian kehamilan menurut WHO 1979

adalah sebagai berikut:

1. Preterm : umur kehamilan < 37 minggu ( 259 hari )

2. Aterm : umur kehamilan antara 37-42 minggu ( 259 - 293 hari )

3. Post term : umur kehamilan > 42minggu ( 294 hari )

B. Etiologi

Faktor yang dapat meyebabkan terjadinya BBLR adalah :

1. Faktor ibu

a. Umur bumil kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun

b. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

c. Gizi saat hamil yang kurang

d. Faktor pekerja yang terlalu berat

e Peyakit menahun ibu seperti hipertensi ,jantung dan lain lain

2. Faktor kehamilan

a. Hamil ganda (gemeli)

b. Hamil dengan hidramnion

c. Perdarahan antepartum

d. Komplikasi kehamilan (Preeklampsi/ eklampsi, ketuban pecah dini )

Page 3: Artikel BBLR

e. Plasenta Previa

3. Faktor janin

a. Cacat bawaan

b. Infeksi dalam rahim

4. Faktor pendukung lainnya ( nutrisi, perokok, peminum alkohol, budaya, sosial

ekonomi,dll ).

C. Gambaran Klinik

Gambaran bayi berat badan lahir rendah tergantung dari umur kehamilannya. Makin

muda umur kehamilannya makin jelas tanda-tanda immaturitasnya. Karakteristiknya

yaitu :

1. Beratnya kurang dari 2500 gram

2. Panjangnya kurang dari 45 cm

3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm

4. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm

5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

6. Kepala relatif lebih besar dari badannya

7. Kulit : Tipis, Transparan, lanugonya banyak, lemak subkutan kurang

8. Sering tampak peristaltik usus

9. Tangisnya lemah dan jarang

10. Pernafasan tidak teratur dan sering timbul apnea ( gagal nafas)

11. Otot-otot masih hipotonik atau lemah

12. Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi atau lurus

13. Kepala tidak mampu tegak atau mengarah ke satu sisi

14. Daya isap lemah terutama dalam hari-hari pertama

15. Frekuensi nadi berkisar antara 100-140 per menit

16. Frekuensi pernafasan antara 40-50 per menit

D. Diagnosa dan Gejala

1. Sebelum bayi lahir

a. Pada anamnesa sering ditemui adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir

mati

b. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya

c. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan

Page 4: Artikel BBLR

d. Pergerakan janin yang pertama (Quickening) terjadi lebih lambat walaupun

kehamilannya sudah agak lanjut

2. Setelah bayi lahir

a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin

Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks

kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit kering, tipis, berlipat-lipat, mudah diangkat,

turgor kulit buruk, abdomen cekung atau rata, tali pusat tipis, lembek dan berwarna

kehijauan.

b. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu

Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak dan

mudah bergerak, abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, kulit

tipis, merah dan transparan

c. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena itu

sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi, dsb.

E. Penatalaksanaan

Mengingat belum sempurnanya alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan,

perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka

yang perlu diperhatikan adalah :

a. Pengaturan suhu

Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermi bila berada di

lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi

yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badannya. Cara lain untuk

mempertahankan suhu tubuh bayi ( 36ºC - 37ºC ) adalah dengan memasukkan

bayi dalam inkubator dengan suhu yang diatur.

b. Makanan

Pada bayi prematur, refleks hisap, telan dan batil belum sempurna. Kapasitas

lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang.

Disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori 110 kg/kal/hari

agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Oleh karena mudahnya terjadi

regurgitasi dan pneumonia aspirasi pada bayi BBLR maka hal-hal dibawah ini

harus diperhatikan pada pemberian minum bayi tersebut.

Page 5: Artikel BBLR

1. Bayi diletakkan pada sisi kanan untuk membantu mengosongkan lambung atau

dala posisi setengah duduk di pangkuan perawat atau dengan meninggikan kepala

dan bahu

2. Sebelum susu diberikan, untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum

sedikit-sedikit dengan perlahan-lahan dan hati-hati

3. Sesudah minum bayi didudukkan atau diletakkan diatas pundak selama 10-15

menit untuk mengeluarkan udara di lambung dan kemudian di tidurkan pada sisi

kanan atau tidur dalam posisi tengkurap

4. Bila bayi biru atau mengalami kesukaran bernafas pada waktu minum, kepala

bayi harus segera di rendahkan 30º, cairan di mulut dan di faring di hisap.

F. Perawatan metode kanguru bagi BBLR

Perawatan metode kanguru memiliki 3 komponen yaitu :

1. Kontak kulit dengan kulit antara bagian depan tubuh bayi dengan dada dan

perut ibu dalam baju kanguru. Ibu merupakan sumber panas bagi bayi. Kontak

kulit dengan kulit dimulai saat setelah lahir dan berlanjut siang dan malam. Bayi

hanya memakai topi atau kain untuk menjaga kepala tetap hangat dan bayi

menggunakan popok yang dilapisi plastik sehingga bayi mendapatkan sumber

panas secara terus menerus melalui konduksi dan radiasi. Pengganti ibu boleh

ayah, tante, nenek, dll.

2. ASI eksklusif adalah pemberian minum hanya ASI sampai bayi berumur 6

bulan. Bayi menyusu segera setelah lahir. Kain yang membungkus di sekeliling

ibu dan bayi di longgarkan untuk menyusui. Berikan informasi untuk membantu

ibu bagaimana menyusui bayinya.

3. Memberikan dukungan terhadap ibu dan bayi. Walaupun kebutuhan ibu atau

bayi terpenuhi dengan tidak memisahkan mereka. Ibu membutuhkan banyak

dukungan dari suami dan keluarga yang lain untuk menjaga kontak yang terus

menerus.

G. Prognosis bayi berat badan lahir rendah

Kematian pada BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang

sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Prognosis

BBLR ini tergantung dari berat atau ringannya masalah perinatal, misalnya masa

gestasi asfiksia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan intraventrikuler, displasia

Page 6: Artikel BBLR

bronkopulmonal retrorental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik. Bila bayi ini

selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan

bicara, IQ yang rendah, dll. Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial

ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan, post

natal. Bila bayi berat lahir rendah ini dapat mengatasi problematik yang dideritanya

maka perlu diamati selanjutynya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami

gangguan pendengaran, penglihatan kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat, dan

lain-lain.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Ngemplak I, terdapat kasus

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sehingga diperlukan kerja sama antara elemen

masyarakat melalui kader dalam hal ini sosialisasi, dan edukasi masyarakat tentang

bagaimana penanganan bayi di rumah yang mengalami BBLR pada saat kelahiran.

4. Tujuan

Untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas akibat kasus gizi kurang

pada penderita BBLR.

5. Kasus

i. Identitas Pasien

a. Nama : By. Ny. E/An. M. Daffa

b. No Rm : -

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Umur : 1 bulan 22 hari

e. Alamat : Ngemplak Asem, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman

ii. Data Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

a. Tanggal Lahir : 6-2-2013

b. Berat Lahir : 2150gr, tanggal 19-2-2013 BB: 2100gr

c. Keadaan umum : bayi minum ASI kuat, gerak aktif, menangis

kuat, BAB/BAK dbn, reflek hisap baik.

d. Cara lahir : Spontan, langsung nangis

e. BB saat kunjungan : 2600 gr.

f. Diagnosis : BBLR

Page 7: Artikel BBLR

6. Pemilihan Intervensi, Monitoring, dan Evaluasi.

a. Intervensi

i. Pemberian edukasi mengenai cara perawatan bayi BBLR di rumah,

antara lain:

1. Pemberian ASI sesering mungkin pada bayi di rumah. Bila ASI

tidak keluar ibu dapat disarankan menggunakan produk susu

formula khusus BBLR.

2. Selalu menjaga kehangatan bayi dan lingkungan.

3. Memperhatikan kebersihan bayi dan lingkungan.

4. Memberikan kasih sayang dan perhatian kepada bayi.

ii. Melatih ketrampilan khusus pada ibu dalam merawat bayi BBLR

1. Bila reflek menghisap lemah, diajarkan mengenai cara

pemberian ASI atau susu formula melalui sendok atau pipet.

2. Mengajarkan metode perawatan kangguru.

b. Monitoring

Dilakukan monitoring kepada pasien-pasien BBLR yang telah diidentifikasi

dan diberi intervensi tersebut di atas oleh personil dari puskesmas secara rutin

untuk menjaga kepatuhan pasien.

c. Evaluasi.

Evaluasi dilakukan untuk menilai seberapa baikkah tindakan intervensi dan

monitoring yang telah dilakukan pada pasien BBLR dengan parameter berupa

morbiditas dan mortalitas bayi BBLR yang telah diintervensi dan dimonitoring

oleh puskesmas.

7. Kesimpulan

Untuk mengatasi permasalahan perawatan bayi BBLR di rumah, sehingga

terjadi penurunan morbiditas dan mortalitas bayi dengan riwayat BBLR, maka

diperlukan peran aktif dari puskesmas dan kader-kader dalam intervensi kepada

keluarga dengan bayi BBLR dengan cara edukasi dan pelatihan cara perawatan bayi

BBLR di rumah. Ditindaklanjuti dengan monitoring secara berkala untuk menjaga

kepatuhan dan menilai seberapa baik penyerapan edukasi dan pelatihan cara

perawatan bayi BBLR di rumah oleh keluarga tersebut.