artikel bahasa anis

Upload: susilo-aja

Post on 08-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Penulis MisteriusPelajaran matematika kali ini menjadi tidak menarik bagi

    Fatma. Ia menjadi tidak konsentrasi. Dahinya semakin berkerutsaat melihat tulisan tak dikenal di sampul belakang bukutulisnya. Buku catatannya sempat tertinggal di laci kelaskemarin. Kenapa, Fat? tanya Anis. Adayang mencoret-coret bukuku, Fatma menunjukkan bukutulisanya. Semua di tulis dengan huruf besar. JELEK. Mereka lalusepakat untuk menyelidiki penulis tak dikenal itu. Sepuangsekolah, Fatma meninggalkan buku catatan bahasaindonesianya dengan sengaja. Kemudian, ia pura-pura pulangbersama Anis. Setelah melewati gerbang sekolah, diam-diammereka menyelinap melalui pintu belakang sekolah. Fatmamemeriksa kembali buku catatan yang ditinggalkannya. Iakembali tertegun setelah memeriksa sampul belakang. Adatulisan yang sama seperti tulisan kemarin. Ditulis dengan pensiltebal, hurufnya besar-besar pula. JELEK.

    Anis lalu menceritakan tentang kejadian tersebutkepada Andi. Dan Andi pun langsung melihat tulisan tersebut.Fatma curiga kepada Andi, karena ia selalu pulang terakhir.Fatma pun menuduh Andi yang melakukannya. Andi pun tidakmengaku tentang ini. Keesokan harinya, Fatma meminjamkanbuku catatannya ke teman-temannya. Ia berusaha mencaritulisan yang cocok dengan yang ada di bukunya. Namun, samasekali tak ada yang mirip. Selama ini, memang ia jarangmemeriksa sampul belakang buku catatan. Baru kemarin iamenyadari tulisan itu. Apa mungkin tulisan itu ada sejak lama.Ternyata, Fatma baru ingat bahwa beberapa hari yang lalu Iraadiknya menggambar tulisan JELEK, persis dengan tulisannya dibukunya. Fatma tertawa geli, misteri pun terpecahkan.

    Pesan Moral:Janganlah langsung menuduh orang

  • Ujian Tiga DurianEbesa, putra mahkota kerajaan, tidak bisa menahan

    keinginan untuk segera menjadi raja. Betapa nyaman menjadi seorang raja. Betapa gagah seorang raja ketika duduk di singgasana. Apalagi, di kepala ada mahkota berhias emas dan permata. Namun, alangkah lamanya menunggu ayahandanya menjadi tua, lalu menyerahkan tongkat raja kepadanya. Ebesa tidak sabar. Maka ia nekat membicarakan keinginannya itu pada ayahandanya. Pada hari yang ditentukan, Ebesa menempuh ujian yang dikatakan ringan tersebut. Ia berbaring di atas tanah hanya beralaskan tikar di kebun belakang istana. Tubuhnya diikat dengan tali , sehingga ia tidakbisa bererak sama sekali. Tiga durian dengan ukuran dua kali besar kepalanya, tergantung empat meter di atas tubuhnya. Ketiganya di gantung dengan tali yang tipis. Dalam hati, Ebaesa ingin tertawa. Ujian enteng begini akan mudah dijalaninya. Ah, besok Ayahanda pastiakan mengangkatnya. Menjadi raja. Betapa bahagianya Ebesa membayangkan saat-saat itu. Ebesa terlihat tenang. Bahkan, sampai terkantuk-kantuk menikmati pagi yang tidak bertiup angin. Tiba-tiba angin bertiup kencang,. Lalu, ada tiga buah dirian yang berada di atas tubuh Ebesa yang akan terjatuh. Hati Ebesa langsung menciut dan terombang -ambing ketakutan. Ia masih memaksakan diri untuk bertahan. Ia merasa malu pada Ayahandanya karena telah menyatakan sanggup menempuh ujian yang ditawarkan. Dan menganggap ujian itu terlalu enteng. Ebesa tidak mungkin menghindar atau berkelit karena tubuhnya diikat kencang sekali oleh pengawal kerajaan. Sekali duakali buah itu hampir mengenai tubuh Ebesa. Ebesa semakin gemetar. Sebentar lagi, kepalanya akan tertimpa durian yang paling besar.

  • Ia menyerah. Keringat dingin mengucur banyak sekali dari tubuhnya. Pengawal segara bertindak. Ebesa segera dibebaskan dari ikatan tali. Buah durian terakhir jatuh tepat mengenai bekas tempat kepala Ebesa. Ebesa bergidik ngeri. Untung ia sudah bangun dan meninggalkan tempat itu. Lalu, Ebesa meminta maaf kepada sang Ayahanda karena telah berbuat salah. Ayahanda pun memberi nasihat kepada Ebesa. Ebesa tidak ingin memantah lagi. Ia telah gagal menempuh ujian yang semula di anggap ringan. Pesan Moral: Janganlah menganggap ringan pekerjaan. Patuhilah nasihat orang tua.