arrikel revitalisasi
DESCRIPTION
arindTRANSCRIPT
ARTIKEL
Penerapan dan Revitalisasi Nilai Kehidupan Berbangsa, Bermasyarakat dan
Bernegara di Berbagai Aspek
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila
Oleh:
Arindha Novia Dewi
NIM : 112110101127
PCL 33
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2011
Abstrak
Penulisan artikel ini merupakan perwujudan dari rasa ingin mengetahui apakah
revitalisasi sudah sangat perlu dilakukan pada segala aspek kehidupan berbangsa,
bermasyarakat dan bernegara. Kita dapat mengetahuinya dengan meneliti dan
memahami fenomena nilai-nilai kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara
di berbagai aspek. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, kondisi yang telah
terjadi sudah sangat parah. Kondisi ini membutuhkan penyegaran kembali nilai-nilai
pancasila di segala aspek kehidupan. Apabila penyegaran nilai-nilai pancasila tidak
dilakukan, inskonsistensi pancasila akan semakin bertambah parah. Dari keadaan ini,
lambat laun identitas bangsa akan berubah dan nilai-nilai pancasila hanya akan
menjadi nilai saja tanpa ada pengamalan atau bisa disebut disintegasi.
Kata kunci : Inkonsistensi pancasila,disintregasi,revitalisasi, nilai-nilai
pancasila
Latar Belakang
Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) kata pancasila pertama kali diajukan.
Presiden Soekarno mengajukan kata itu yang dibisikan oleh teman disebelahnya yaitu,
Muhammad Yamin. Dan pada tanggal 18 Agustus 1945 Undang-Undang Dasar 1945
disahkan yang di dalamnya berisikan ke-lima dasar negara indonesia (Pancasila). Ke -
lima sila pancasila ini tidak berasal dari pemikiran satu orang saja dan bukan
sembarangan dalam menentukannya.
Sila-sila atau nilai-nilai dalam pancasila merupakan karakter khas Indonesia
yang di junjung tinggi oleh Indonesia. Dengan karakter ini pula Indonesia ingin
mencapai tujuan satu secara bersama-sama. Selain sebagai cara mencapai tujuan
bersama, pancasila merupakan jiwa suatu bangsa. Sehingga nilai-nilai yang dikandung
pancasila menjadi nilai-nilai kehidupan atau pedoman dalam berkehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
Namun kenyataan yang ada di Indonesia sungguh memilukan. Nilai-nilai yang
diharapkan dapat amalkan oleh masyarakat dengan benar mengalami penyimpangan-
penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan ini dikarenakan memudarnya dan
bergesernya arti dari nilai-nilai kehidupan tersebut. Sehingga terjadi inskonsistensi
pada nilai-nilai pancasila. Dari adanya fenomena inskonsistensi pancasila di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia rasa cinta Indonesia mulai memudar. Rasa persatuan
dan kesatuan juga sudah mulai memudar sehingga mengakibatkan pertengkaran antar
suku, pelajar bahkan adanya daerah yang ingin lepas dari Indonesia. Inilah proses
yang ke-dua yaitu, disintregasi bangsa. Adanya fenomena inskonsistensi dan
disintregasi bangsa perlu adanya pergerakan utuk mengubah keadaan yang terjadi.
Revitalisasi adalah salah satu cara untuk mengembalikan jiwa masyarakat Indonesia
yang mulai memuudar.
Pembahasan
Indonesia adalah suatu negara yang memiliki kekayaan dalam perbedaan.
Namun dari perbedaan itu Indonesia harus menjadikannya suatu kebanggaan dan
motivasi untuk mencapai suatu tujuan yang dapat memajuan bangsa Indonesia.
Perbedaan-perbedaan itu dirangkum dalam Pancasila yang kemudian pancasila
dijadikan dasar dan pedoman atau ideologi Indonesia. Nilai-nilai yang ada di dalam
pancasila dijadikan sebagai nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia.
Namun pada era globalisasi ini, nilai-nilai kehidupan dalam jiwa masyarakat
Indonesia tersebut mulai memudar dan tergeser oleh budaya-budaya asing. Sehingga
moral bangsa Indonesia tidak mencerminkan bangsa Indonesia lagi. Bila jiwa yang
mencerminkan bangsa Indonesia mulai memudar, apa yang akan terjadi?. Apakah jiwa
yang memudar akan memudarkan juga sikap kita kepada Negara Indonesia?
Jawabannya pasti “IYA”. Tanpa ada jiwa yang mencintai Indonesia, mustahil individu
itu akan berperilaku yang mencerminkan cinta kepada Negara Indonesia.
Pada kenyataannya, ada masyarakat yang tak mengamalkan nilai-nilai dari
pancasila. Bahkan ada yang tidak mengerti bagaimana menyikapi pancasila. Dari
kondisi ini perlu adanya penerapan dan pemahaman kembali atau revitalisasi agar
keadaan ini tak berlanjut terus-menerus pada generasi selanjutnyanya. Revitalisasi
yang telah dilakukan adalah revitalisasi melalui dunia pendidikan. Pada pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Namun pada saat ini revitalisasi telah dilakukan juga
pada perguruan tinggi. Yang di mulai saat disahkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tanggal 8 Juli 2003. Dengan
memasukan substansi Pendidikan Pancasila dalam Pendidikan Kewarganegaraan
bersama substansi Pendidikan Kewiraan. Namun dalam memasukkan pendidikan
pancasila ke dalam Pendidikan Pancasila bersama Pendidikan Kewiraan banyak
memiliki kelemahan-kelemahan,antara lain :
Ruang lingkup pancasila yang dibahas tidak seluruhnya.
Untuk jangka panjang, pemahaman tentang pancasila akan semakin berkurang
karena pembahasan yang tidak menyeluruh.
Sehingga ada baiknya pancasila berdiri sendiri, sehingga ruang lingkup yang
dibahas dapat tuntas dan menyeluruh. Pendidikan Pancasila ini adalah salah satu mata
kuliah yang bertujuan membentuk kepribadian. Agar kepribadian yang dimiliki oleh
peserta didik dapat sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia. Mata
kuliah lain yang bertujuan membentuk kepribadian peserta didik antara lain :
Identitas Nasional
Politik dan strategi Nasional
Demokasi Nasional
HAM
Hak dan Kewajiban Negara
Geopolitik Indonesia
Geostrategi Indonesia
Pemberian mata kuliah pendidikan di perguruan tinggi merupakan revitalisasi
pada ruang lingkup perguruan tinggi. Namun revitalisasi tidak hanya dilakukan secara
formal ( Ruang lingkup pendidikan dasar,menengah dan tinggi). Namun revitalisasi
dapat dilakukan secara nonformal (Ruang lingkup pada lembaga-lembaga masyarakat,
atau organisasi masyarakat) dam secara informal (Ruang lingkup keluarga dan
pergaulan masyarakat).
Di lingkup sekolah atau pendidikan revitalisasi tidak hanya dapat dilakukan
melalui jam pelajaran, namun dapat juga melalui ekstrakulikuler yang dapat
memberikan penyegaran nilai-nilai pancasila. Misal saja ekstrakulikuler Pramuka dan
Paskibra. Pramuka mengajarkan bagaimana mengajarkan hidup mandiri dan
mengarahkan hidup untuk mengamalkan niai-nilai pancasila. Sedangkan Paskibra
mengajarkan tentang kedisiplinan, rasa nasionalisme, dan memberi rasa bagaimana
sulitnya menjaga Bendera Negara Indonesia. Diantara kedisiplinan dan rasa untuk
menjaga Sang Saka Merah Putih, nilai-nilai pancasila diteguhkan dalam menjalani
kedua hal tersebut.
Revitalisasi melalui sarana media massa (sosial) juga perlu ditetapkan. Ini
dikarenakan media masa adalah salah satu sarana pemberi informasi kepada
masyarakat yang sangat sering digunakan sehari-hari. Semakin sering revitalisasi ada
di sekitar masyarakat, hasil yang terjadi akan semakin baik lagi. Misalnya televisi,
radio, internet, koran, dan lain-lain.
Di samping itu revitalisasi pada aspek kebudayaan Indonesia perlu juga diberi
perhatian. Karena semakin lama kebudayaan Indonesia yang beragam mulai di geser
oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia. Sehingga rasa cinta terhadap kebudayaan
Indonesia semakin menipis. Selain cinta pada kebudayaan mulai menipis, rasa cinta
pada produk Indonesia mulai menipis juga. Ini mengakibatkan produk Indonesia kalah
saing dengan produk yang berasal dari luar Indonesia. Kenyataan ini mengakibatkan
podusen-produsen Indoneia mengalami kesulitan dalam memasarkan produk-
produknya.
Revitalisasi pada era globalisasi ini perlu lebih di tingkatkan di segala aspek,
dikarenakan kenyataan yang terjadi sungguh mengenaskan. Terlihat bagaimana moral
sebagian besar masyarakat mulai bergeser. pergeseran moral pada generasi penerus
bangsa kita, seperti pergaulan bebas, seks bebas, narkoba, budaya konsumerisme dan
lain sebagainya. Rasa gotong royong atau rasa kebersamaan mulai minipis. Juga
didukung terjadinya inskonsistensi pancasila dan disintregasi di berbagai bidang.
Sudah banyak bukti yang menyatakan bagaimana revitalisasi sudah sangat
diperlukan. Namun tidak hanya segelintir orang yang melakukan dan mendapatkan
program revitalisasi tersebut, tetapi seluruh masyarakat Indonesia. Karena semua akan
sia-sia apabila revitalisasi hanya dilakukan oleh dan pada segelintir orang. Bila hanya
segelintir orang saja, kemungkinan inskonsistensi pancasila dan disintregasi akan
kembai mengancam.
Kesimpulan
Berdasarkan observasi tentang kasus – kasus yang berkaitan dengan nilai-nilai
kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara :
Revitalisasi sudah sangat diperlukan pada nilai kehidupan berbangsa,
bermasyarakat dan bernegara di berbagai aspek. Ini dikarenakan inskonsistensi
pancasila dan disintregasi sudah mulai timbul di berbagai aspek kehidupan.
Revitalisasi dapat dilakukan secara :
1. Formal
Ruang lingkup pada pendidikan dasar,menengah dan tinggi.
2. Nonformal
Ruang lingkup pada lembaga-lembaga masyarakat, atau organisasi
masyarakat.
3. Informal
Ruang lingkup pada keluarga dan pergaulan masyarakat.
Saran
Kenyataan yang terjadi pada Indonesia di era globalisasi ini cukup
mengenaskan. Nilai-nilai kehidupan yang berasaskan pancasila mulai memudar. Rasa
cinta terhadap negara Indonesia juga sudah tergerus oleh derasnya aliran kemajuan
zaman yang merupakan ujung dari globalisasi. penerapan dan revitalisasi nilai-nilai
pancasila merupakan jalan yang tepat untuk melawan pengaruh negative globalisasi.
Penerapan dan revitalisasi ini dapat melalui pendidikan ataupun lembaga-lembaga
yang terkait. Akan tetapi dapat menjadi lebih efektif lagi apabila sarana dalam
penerapan dan revitalisasi nilai-nilai kehidupan menggunakan sarana yang lain juga
seperti : media massa. Namun dalam melakukan penerapan dan revitalisasi seharusnya
memakai semua masyarakat Indonesia. Karena nilai-nilai pancasila yang akan
direvitaliasi merupakann pada, oleh , dan untuk rakyat. Karena itu revitalisasi
seharusnya pada oleh dan untuk rakyat.
Daftar Pustaka
Abdulkarim, Aim. 2007. Pendidikan Kewaganegaraan. Bandung : Grafindo
Media Pratama.
http://aparaturnegara.bappenas.go.id/?p=1065
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/ASTIM_RIYANTO/
2._KARYA_TULIS_%2825%29/TAHUN_2009_%288%29/2.pdf