ar razi dengan corak filsafatnya

13
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Untuk mengetahui karakter serta watak seorang tokoh perubahan tentunya kita membutuhkan metode untuk mempermudah mengenal serta menganalisis cara pikir dari suatu tokoh. Dua metode yang fundamental untuk memperoleh pengetahuan tentang sejarah orang-orang besar dan kedua metode itu harus dipergunakan secara bersama-sama untuk memperoleh hasil yang maksimal. Cara yang pertama adalah dengan mempelajari dan meneliti karangan-karangan intelektual dan ilmiah dari orang yang kita teliti, teori-teorinya, kuliyah-kuliyahnya, kitab-kitab yang ditulisnya atau dengan kata lain meneliti pikiran serta keyakinannya. Adapun cara yang kedua adalah penelitian tentang biografinya sejak dari pertumbuhan sampai akhirnya. Kita sepatutnya berterimakasih kepada Filusuf Muslim terdahulu yang telah menghasilkan pemikiran-pemikiran cemerlang pada masanya, dan kita harus bisa menghargai dan menempatkan pada tempat yang semestinya hasil-hasil dari pemikiran mereka, namun kita harus ingat bahwa Filsafat bukanlah hal yang mutlak, kita wajib mengkaji warisan pemikiran filosop teradahulu dengan kritis dan mampu memilah dan memilih mana yang islami dan mana 1

Upload: ummu-azka

Post on 03-Jul-2015

310 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ar Razi Dengan Corak Filsafatnya

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Untuk mengetahui karakter serta watak seorang tokoh perubahan tentunya kita

membutuhkan metode untuk mempermudah mengenal serta menganalisis cara

pikir dari suatu tokoh. Dua metode yang fundamental untuk memperoleh

pengetahuan tentang sejarah orang-orang besar dan kedua metode itu harus

dipergunakan secara bersama-sama untuk memperoleh hasil yang maksimal. Cara

yang pertama adalah dengan mempelajari dan meneliti karangan-karangan

intelektual dan ilmiah dari orang yang kita teliti, teori-teorinya, kuliyah-

kuliyahnya, kitab-kitab yang ditulisnya atau dengan kata lain meneliti pikiran

serta keyakinannya. Adapun cara yang kedua adalah penelitian tentang

biografinya sejak dari pertumbuhan sampai akhirnya.

Kita sepatutnya berterimakasih kepada Filusuf Muslim terdahulu yang telah

menghasilkan pemikiran-pemikiran cemerlang pada masanya, dan kita harus bisa

menghargai dan menempatkan pada tempat yang semestinya hasil-hasil dari

pemikiran mereka, namun kita harus ingat bahwa Filsafat bukanlah hal yang

mutlak, kita wajib mengkaji warisan pemikiran filosop teradahulu dengan kritis

dan mampu memilah dan memilih mana yang islami dan mana yang tidak. Al-

Quran adalah sumber Filsafat Islam yang Universal dan tidak akan pernah kering

sepanjang zaman. Al-Qur’an sebagai tolak ukur untuk bisa menilai baik dan

buruk, benar dan salah serta al-Qur’an tidak akan pernah bertentangan dengan

akal yang salim (sehat), Setiap akal yang sehat, akan bersih dari syubhat, karena

sesunguhnya akal tersebut bersesuaian dengan naql (teks wahyu) yang shohih dan

sharih.

Ar Razi adalah seorang rasionalis sejati yang hanya percaya pada kekuatan

akal dan sama sekali tak percaya pada perlunya wahyu-wahyu dan nabi-nabi

sebagai mediator antara manusia dengan Tuhannya. Kenapa kemudian ajaran Ar

Razi ini dikucilkan karena ajaran beliau dianggap banyak berbenturan dengan

ajaran Islam yang baku, dan cenderung mendukung pandangan kaum naturalis

1

Page 2: Ar Razi Dengan Corak Filsafatnya

kuno pada jamannya. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

mengkaji mengenai ar-razi dalam judul Sebuah Tinjauan Ar-Razi : Rasio Dan

Agama.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana biografi tokoh ar-razi?

2. Bagaimana isi pokok-pokok ajaran ar-razi?

3. Apa kelemahan dan kelebihan dari ajaran ar-razi?

4. Bagaimana pandangan para tokoh muslim terhadap ajaran ar-razi?

C. MANFAAT PENULISAN

Secara umum penulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji tentang Ar-

Razi dengan corak filsafatnya. Sedangkan secara khusus penulisan makalah ini

bertujuan untuk :

1. Mengetahui dan mengkaji tentang biografi tokoh ar-razi?

2. Mengetahui dan mengkaji tentang isi pokok-pokok ajaran ar-razi?

2

Page 3: Ar Razi Dengan Corak Filsafatnya

BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI AR-RAZI

Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ibn Yahya  al-Razi atau  akrab disapa

dengan nama Al-Razi, di Barat dikenal dengan nama Rhazes yang dilahirkan dan

di besarkan di daerah Rayy (suatu daerah dekat Taheran persia) dan sekaligus

tempat dimana dia meninggal. Ia di lahirkan  pada tanggal 1 sya’ban 251  H/865

M, pada zaman kejayaan Abbasiyah dan meninggal dunia pada tanggal 5 Sya’ban

313 H/ 7 Oktober 925 M.   waktu mudanya ia adalah seorang tukang intan dan

suka akan music (kecapi).  Selain itu ia juga sangat respek untuk mendalami dan

mengeluti berbagai khasanah keilmuan seperti ilmu kimia, ilmu kedokteran  dan

dia juga tertarik untuk bergelut dibidang Filsafat Agama, dan dengan latar

belakang pendidikan serta khazanah keilmuan yang dalam dan luas terutama

dalam bidang kedokteran, didaerah kelahirannya Al-razi dikenal sebagai dokter

yang sekaligus dipercayakan untuk  memimpin Rumah sakit di Rayy. Ar-razi

memiliki penemuan-penemuan besar dibidang dokter dan kimia, ia menguasai

masalah-masalah kedokteran, dan dia juga diaku bahwa dia tidak hanya

mempelajari kedokteran Arab, Yunani serta ilmu-ilmu muslim lainnya, melainkan

ia menambah pengalamannnya dengan mempelajari kedokteran india.

Adapun metode pengembangan penyampaian pemikirannya adalah bersisitem

pengembangan daya intelektual, ketika ada pertanyaan maka pertanyaaan itu tidak

langsung dijawabnya melainkan dilempar kepada murid-murid yang lain. Al-Razi

termasuk orang yang aktif berkarya dan telah mendalami banyak bidang ilmu,

adapun  buku-buku yang pernah ditulisnya mencangkup ilmu kedokteran, Ilmu

Fisika, logika, matematika dan astronomi, komentar-komentar, ringkasan dan

ikhtisar, filsafat dan banyak lainnya.

Philip Hitti adalah seorang ilmuan  yang pernah memberikan komentar 

kepada al-Razi dalam “History of The Arab”; bahwa al-Razi adalah seorang

dokter  yang paling besar  dan paling orisinal dari seluruh dokter muslim  dan juga

seorang penulis yang produktif. Selain sebagai ahli dalam ilmu kedokteran Al-

Razi memiliki cara berfikir dan pendapat yang berlainan  dengan filusuf-filusuf

3

Page 4: Ar Razi Dengan Corak Filsafatnya

Islam lainnya, dan perbedaaan yang paling ekstrim yang dimiliki Al-Razi adalah

tidak mengakui adanya wahyu dan adanya nabi. Dengan  tidak mengakui sumber-

sumber pengetahuan lain seperti wahyu dan adanya nabi maka tidak heran kalau

karya-karyanya lebih banyak mendapat kecaman dari pada dipelajari oleh filusuf-

filusuf islam yang lain.

B. POKOK-POKOK AJARAN AR-RAZI

1. Metafisika

Ajaran Filsafat al Razi dikenal dengan istilah ajaran lima yang kekal , Prof.

Dr.  Harun Nasution dalam bukunya “filsafat dan mistikisme dalam islam” 

menjelaskan tentang lima ajaran  kekal tersebut, antara lain:

a. Allah ( al-Bari ta’ala)

Tuhan pencipta yang maha tinggi dan maha sempurna. Allahlah yang

menciptakan dan mengatur seluruh Alam, Allah menciptakan Alam

bukan dari tiada, tetapi dari sesuatu yang telah ada, karena itu alam

semestinya  tidak kekal sekalipun materi pertama kekal  sebab

penciptaan disini dalam arti disusun  dari bahan yang telah ada. Ada

tiga teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang

mendukung keberadaan tuhan, pertama : Paham yang mengatakan

alam semesta ini ada dari yang tidak ada, ia terjadi dengan sendirinya,

Kedua: Alam semesta ini berasal dari sel yang merupakan inti, Ketiga:

Alam semesta ini ada yang menciptakannya.

b. Roh (An-Nafsul kuliyyah )

Roh atau jiwa adalah merupakan sumber kekal yang kedua, hanya saja

ia tidak seMaha dengan Tuhan, karena ia terbatas dan tentu saja

dengan keterbatasannuya itu membutuhkan Tuhan. Hal itu terlihat

ketika jiwa, tertarik dengan materi pertama yang juga kekal. Untuk

memenuhi hal itu, Tuhan membantu jiwa dengan membentuk alam ini

(termasuk manusia) melalui materi pertama dengan susunan yang kuat,

sehingga jiwa dapat mencari kesenangan didalamnya. sekaligus

melengkapinya dengan akal agar ia tidak memperturutkan hawa nafsu

c. Materi ( Al-Hayulal  Ula)

4

Page 5: Ar Razi Dengan Corak Filsafatnya

Apa yang ditangkap panca indra tentang benda ia adalah substansi

yang kekal, terdiri dari atom-atom. Ia kekal dan nantinya akan menjadi

bahan terbentuknya alam. Didalam prosesnya materi yang paling padat

akan menjadi substansi bumi, yang lebih renggang dari pada unsur

bumi akan menjadi air, yang  lebih renggang dari air akan menjadi

udara, dan berikutnya api.

d. Ruang (Al-Makanul Mutlaq)

Menurut al-Razi, ruag adalah tempat keberadaan materi, kalau materi

dikatakan kekal maka dia membutuhkan ruang yang kekal pula.  Bagi

al-razi ruang terbagi menjadi dua yakni ruang Universal (Mutlak)

adalah ruang yang tidak terbatas dan tidak tergantung kepada dunia

dan segala yang ada didalamnya. Sedangkan ruang tertentu (relatif)

adalah sebaliknya.

e. Waktu (Az-Zamanul Mutlaq)

Waktu menurut Ar Razi adalah subtansi kekal yang mengalir. Dimana

ia dibagi manjadi dua yaitu   waktu relative (terbatas) dan waktu

Universal (mutlak).  Waktu relatif (al mahsur/alwaqt), Ini bersifat

partikular dan tidak kekal karena ia bergantung pada gerak falak, terbit

dan tenggelamnya matahari. Sedangkan Waktu  Universal (al-dahr),

Inilah zaman yang tidak memiliki awal dan akhir. Ia terlepas sama

sekali dari ikatan alam semesta dan gerakan falak.

Harun Nasution  dalam bukunya “Falsafat dan Mistisme”  menjelaskan

bahwa menurut al-Razi, dari lima yang kekal itu ada dua yang hidup, dan

aktif atau bergerak  yaitu Tuhan dan Jiwa atau Roh,  satu darinya tidak

hidup dan pasif yaitu materi, dan dua lagi yang tidak  hidup, tidak

bergerak dan tidak pula pasif  yakni ruang dan waktu. Filsafat al-Razi

sebenarnya diwarnai oleh doktrinnya tentang lima ajaran tentang

kekekalan tersebut dan kelima hal inilah yang  merupakan landasan  ajaran

Filsafat yang dibawa oleh al-Razi. Menurut Dr.T.J. De Beor bahwa dasar-

dasar metafisika ar-razi berasal dari doktrin-doktrin tua seumpama

pemikiran-pemikiran Anaxagoras, Empedokles, Mani dan lain-lainnya.

5

Page 6: Ar Razi Dengan Corak Filsafatnya

Dan puncak dari metafisika itulah Prinsip tentang lima yang Abadi (Five

Coenternal prinsiples).

2. Moral

Terkait dengan filsafat al-Razi tentang moral, dalam bukunya “al Thib al

Ruhani dan al Sirah al Falsafiyyah”  al-Razi memiliki pandangan bahwa

moral harus berdasarkan petunjuk rasio. Dengan demikian hawa nafsu

mesti diletakkan dibawah akal dan kendali agama, agar ia tidak melanggar

larangan-larangan Agama. Berkaitan dengan jiwa, Al-Razi mengharuskan

seorang dokter untuk mengetahui dan menguasai kedokteran jiwa, (al-

Thibb al-Ruhani) dan kedokteran tubuh (al-Thibb al-Jasmani) secara

bersamaan karena manusia membutuhkan hal itu secara bersama-sama

pula. Hal ini menunjukkan bahwa antara keduanya memiliki korelasi yang

segnifikan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Al-Razi juga mengutuk akan

cinta sebagai suatu keberlebihan dan ketundukan kepada hawa nafsu, cinta

menjadikan seseorang lupa akan dirinya dan tidak bisa berpikir secara

rasional.

3. Kenabian

Al-Razi menyanggah anggapan bahwa untuk keteraturan kehidupan,

manusia membutuhkan nabi serta wahyu yang diturunkan kepada manusia

sebagai aturan serta pedoman dalam menselaraskan keterbatasan akal. 

Akal menurut al-Razi adalah karunia Allah yang terbesar untuk manusia,

dengan akal manusia dapat memperoleh manfaat yang sebanyak-banyaknya

bahkan dapat memperoleh pengetahuan tentang Tuhan,  karena itu manusia

tidak boleh menyia-nyiakan akal  serta mengekang ruang gerak akal,  akan

tetapi memberi kebebasan sepenuhnya dalam segala hal. Dari pandangan

tersebutlah yang menjadikan al-Razi tidak percaya kepada wahyu dan

adanya Nabi  seperti yang dijelaskan dalam kitabnya” Naqd al-Adyan au fi

al-Nubuwwah” (Kritik terhadap agama-agama dan nabi). Al-Razi juga

tidak hanya mengkritisi injil dan kitab suci lainnya, bahkan ia juga

mengkritisi al-Qur’an berikut kemu’jizatannya

Al-Razi adalah termasuk seorang Rasionalis murni, ia hanya mempercayai

terahadap kekuatan akal dan menjadikan akal diatas segala-galanya. Al-Razi

6

Page 7: Ar Razi Dengan Corak Filsafatnya

memiliki pandangan bahwa Ilmu  penegetahuan berasal dari tiga sumber yaitu 

pemikiran yang didasarkan pada logika, Tradisi dari para pendahulu kepada para

pengganti yang didasarkan pada bukti menyakinkan dan akurat seperti dalam

sejarah dan  yang menuntun manusia tampa memerlukan banyak pemikiran. Akal

sudahlah cukup untuk mencerahi dan membimbing manusia pada kebenaran.

Karena itu kenabian adalah sesuatu yang berlebihan. Karena dalam sejarah,

kenabian dan kalam wahyu atau ajaran-ajaran yang dibawanya telah mengobarkan

semangat peperangan diantara para pemeluk kitab suci yang bersifat keagamaan

7

Page 8: Ar Razi Dengan Corak Filsafatnya

BAB III

KESIMPULAN

Al-Razi mengakui akan adanya Tuhan namun tidak mengakui adanya

wahyu serta nabi yang diutusnya, dan sebaliknya dia mempercayai kemajuan dan

pemikiran manusia dan menjadikan akal sebagai tolak ukuran untuk menilai baik

dan buruk,  benar dan jahat, atau berguna dan tidak berguna. A. Mustofa dalam

bukunya “filsafat Islam” menjelaskan bahwa Sehubungan dengan adannya

penolakan terhadap wahyu dan kenabian serta tidak mengakui adanya semua

agama, maka dia dipandang dari segi teologi Islam adalah belum muslim karena

keimanan yang dipeluknya tidak konsekuen. Dan tidak juga dikatakan seoran

atheis karena ia masih tetap menyakini akan adanya Tuhan yang maha kuasa dan

pencipta dan ia lebih tepat disebut seorang “ Rasionalis murni”.  Dalam banyak

kitab, kita temukan bahwa al-Razi termasuk diantara pemikir-pemikir islam dan

dokter-dokter orang islam yang tiada tanding. Dalam bidang filsafat dia dikenal

sangat kritis terhadap pandangan-pandangan dan tradisi orang lain

dilingkungannya, dengan kritisnya dalam pandangan filsafat dia digolongkan

sebagai muslim yang memproduksi filsafat Islam. Dalam karya yang lain yang

berjudul “baar al-sa’ah dan sirr al-asrar”, al-Razi menulis sebuah ungkapan “

Semoga Allah melimpahkan shalawat kepada ciptaannya yang terbaik, nabi

Muhammad dan keluarganya”, dan masih ada lagi catatan-catatan yang lain, yang

mana dari catatan ini menunjukkan bahwa al-Razi benar-benar seorang Filusuf

Muslim.

8

Page 9: Ar Razi Dengan Corak Filsafatnya

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, HasyimSyah.(1999), Filsafat Islam, Jakarta : Gaya Media Pratama

Mustofa, H.A. (2006), Filsafat Islam,  Bandung : Pustaka Setia

9