ar 1 bab 1

Upload: titah-sunarlestari

Post on 07-Jan-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1

BAB 1

PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah Belajar fisika menjadi momok bagi siswa, karena kesulitannya dirasa lebih oleh siswa dibandingkan dengan matematika. Pada mata pelajaran fisika, siswa dituntut memahami konsep dan penerapan konsep. Konsep gerak pada fisika berbeda dengan konsep gerak pada kehidupan sehari-hari. Konsep gerak pada fisika harus mengikutsertakan acuan sebagai pokok penentuan apakah sebuah benda bergerak terhadap benda lain. Gerak benda-benda langit mengambil acuan matahari. Matahari yang dikelilingi benda langit lainnya membentuk suatu sistem yang dikenal dengan nama Sistem Tata Surya. Sistem Tata Surya menjadi sulit dipahami siswa karena siswa dituntut bisa mengimajinasikannya dalam bentuk gerak benda-benda di bumi. Kalaupun ada sebagian siswa yang pernah melihat gerak benda langit, hal itu terbatas hanya yang sederhana saja seperti matahari yang tampak terbit di timur lalu tenggelam di barat, bintang yang berkelip-kelip, bulan yang berubah bentuk muka bulan secara periodik. Sedangkan melihat benda langit lainnya secara jelas harus menggunakan teleskop. Pengetahuan ruang angkasa lebih banyak diterima siswa melalui membaca buku atau melihat film benda-benda langit (misalnya film yang ditayangkan di Planetarium, TIM Jakarta). Pengetahuan tentang ruang angkasa amat menarik minat siswa. Pada umumnya mereka terkagum-kagum dan serasa tidak percaya menyadari adanya benda-benda langit yang lain selain bulan, bintang dan matahari. Namun hal itu tidak cukup untuk memudahkan siswa menguasai materi pelajaran hanya berdasarkan membaca buku (studi pustaka), atau melihat film saja, melainkan harus dicarikan model pembelajaran yang sesuai sehingga siswa secara kreatif mengaktualisasikannya dalam bentuk bermain peran (role play). Stategi pembelajaran sosial yang melibatkan banyak orang membuat siswa terbawa emosi dan dan melepaskan emosinya dalam bentuk peran. Setiap siswa yang mendapatkan peran tertentu, tentunya menghayati dan memberi kesan lebih mendalam pada dirinya. Siswa juga beradu peran dengan siswa lain sehingga secara sosial mereka membangun kerja sama dan saling pengertian. Masalah yang muncul akan dipecahkan bersama dan keberhasilan peran akan dirayakan bersama pula.

Pada akhirnya diharapkan model pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya materi pelajaran Sistem Tata Surya, karena siswa dilibatkan langsung dengan peran-peran dirinya sebagai benda langit. Siswa juga dituntut mengeplorasi pengetahuannya sendiri melalui membaca dan mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti buku dan internet. Siswa secara kreatif membuat model benda langitnya, saling bekerja sama menghasilkan karya yang baik

Kendala yang dapat terjadi adalah keengganan siswa tampil di muka kelas, dan kesulitan mengungkapkan fakta melalui laporan (presentasi) kepada siswa lainnya di satu kelas tersebut. Kesalahan dalam membuat ukuran model juga bisa terjadi karena perhitungan matematika yang kurang dikuasai. Siswa juga mengalami kesulitan pembelajaran fisika karena kurangnya daya serap. Daya serap yang lemah menyebabkan kemampuan memori materi pelajaran yang telah diberikan pada waktu-waktu yang lalu menjadi sedikit. Pada siswa kelas IX yang menjadi objek penelitian ini memiliki kemampuan awal rata-rata 5,7. Nilai ini diperoleh dua tahun yang lalu saat memasuki kelas VII dengan tes Kemampuan Akademik Umum (TAU) dan lebih dikenal dengan istilah General Test. Tuntutan bagi siswa kelas IX ini sekarang adalah standar nilai kelulusannya rata-ratanya 5,50 untuk 4 mata pelajaran Ujian Nasional. Mata pelajaran yang diujikan tersebut didalamnya terdapat IPA, yang terdiri atas fisika dan biologi. Sedangkan nilai KKM dari pelajaran IPA untuk semester 2 adalah 6,6 khusus untuk materi tata surya mengambil nilai KKM 6,8.Guru yang baik adalah guru yang mampu membelajarkan siswanya. Guru tersebut harus memiliki kompetensi mengajar dan kompetensi keilmuannya agar dapat memberi motivasi pada anak. Mengajar sekaligus membelajarkan siswa memerlukan strategi belajar. Penguasaan strategi belajar inilah yang dirasa masih kurang oleh guru. Apalagi memilih strategi belajar yang tepat, dalam arti efisien dan efektif, untuk waktu yang singkat kira-kira satu setengah bulan lamanya. Efisien dalam belajar artinya tepat waktu dalam menyelesaikan seluruh materi sesuai dengan standar kelulusan yang ditetapkan pemerintah. Efektif dalam arti tepat sasaran yaitu tercapainya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan bisa melebihi nilai standar kelulusan. Guru mata pelajaran fisika, sekaligus peneliti, ingin menerapkan cara-cara yang menyenangkan bagi proses belajar siswa. Hal ini disadari karena belajar di bawah tekanan akan gagal, dan belajar yang menyenangkan menjadi motivasi ekstrinsik (motivasi dari luar diri) siswa yang belajar. Selain itu peneliti juga dapat fokus pada mata pelajaran fisika saja, karena di sekolah tempat penelitian menerapkan dua guru untuk mata pelajaran IPA.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian lalar belakang masalah, maka peneliti membuat identifikasi masalah yang terdiri atas :

1. Apakah model pembelajaran Bermain Peran (Role Play) sebagai bagian dari model pembelajaran coopetarive learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?

2. Apakah strategi belajar sosial melalui model pembelajaran Bermain Peran meningkatkan pemahaman siswa atas Sistem Tata Surya dan memiliki motivasi belajar yang baik, di sekolah maupun di luar sekolah ?

C. Pembatasan Masalah

Sejumlah masalah yang dihadapi guru di kelasnya mengajar akan diidentifikasi. Masalah utama yang ingin diperbaiki adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diharapkan lebih tinggi dari perolehan tahun ajaran sebelumnya yaitu 6,3 . Maka nilai yang diharapkan adalah mencapai rata-rata nilai KKM yaitu 6,8. Hasil belajar yang meningkat disertai dengan proses belajar yang menyenangkan diharapkan menumbuhkan motivasi belajar yang tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga di rumah. Masalah lainnya adalah menerapkan model pembelajaran Bermain Peran sebagai bagian dari Cooperative Learning secara efektif dan efisien bagi siswa kelas IX semester genap, yaitu upaya mencari alat pembelajaran yang sesuai dan pemberian penghargaan yang dirasa adil bagi siswa.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka perumusan masalahnya adalah:

Apakah penerapan model pembelajaran Bermain Peran dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada materi pelajaran Sistem Tata Surya, siswa kelas IX-5 tahun pelajaran 2008-2009 di SMPN 51 Jakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa secara keseluruhan di atas nilai rata-rata standar kelulusan (5,50) dan lebih dari 75 % siswa memperoleh nilai di atas KKM yaitu 6,8. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :1. Bagi guru, dapat digunakan untuk memperbaiki strategi mengajar di kelas.

2. Bagi siswa, terbentuknya perilaku positif dalam bekerja sama dengan siswa lain, saling berbagi pengetahuan dan motivasi untuk selalu belajar.3. Bagi sekolah, tercapainya visi dan misi sekolah, yaitu insan muda yang unggul dalam prestasi, bertakwa dan berbudi luhur.