apus darah sudah diedit

13
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK PREPARAT APUS DARAH Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Dosen pengampu : Dra. Ely Rudyatmi,M.Si Oleh : Aisyah Fitri Astuti 4401412075 Pendidikan Biologi/3 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: aisyah-fitri

Post on 08-Jan-2017

335 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Apus darah sudah diedit

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIKPREPARAT APUS DARAH

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Dosen pengampu : Dra. Ely Rudyatmi,M.Si

Oleh :

Aisyah Fitri Astuti 4401412075

Pendidikan Biologi/3

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: Apus darah sudah diedit

PREPARAT APUS DARAH

A. TUJUAN

1. Untuk membuat preparat apus darah dengan metode apus dan pewarnaan metode

Romanowski

2. Untuk menganalisis preparat apus darah dengan melihat bentuk maupun struktur

dari sel darah

B. DASAR TEORI

Preparat apus darah merupakan preparat permanen, yaitu preparat yang

keawetannya bertahun-tahun. Preparat permanen ini proses pembuatannya cukup sukar,

memerlukan berbagai macam zat kimia, perlu perencanaan yang matang dan ketelitian.

Tujuan pembuatan preparat permanen adalah untuk menyediakan obyek yang

bersangkutan selalu tersedia pada setiap waktu diperlukan secara umum, prosedur

pembuatan preparat permanen melalui tahapan: fiksasi, pencucian, dehidrasi dengan

disisipi staining, dealkoholisasi/clearing, mounting atau penutupan dan labeling

(Rudyatmi, 2014).

Preparat apus atau smear adalah preparat yang proses pembuatannnya dengan

metode apus atau smear, yaitu dengan cara mengapuskan atau membuat lapisan tipis

atau film suatu bahan yang berupa cairan atau bukan cairan diatas gelas benda yang

bersih dan bebas lemak. Selanjutnya melakukan fiksasi, mewarnai, dan menutupnya

dengan gelas penutup untuk diamati dibawah mikroskop. Preparat apus darah adalah

untuk mempelajari struktur eritrosit, leukosit, dan trombosit.

Pada pembuatan preparat apus darah menggunakan zat warna giemsa atau

disebut juga pewarnaan Romanowski. Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi

hitam yang terbentuk dari penambahan larutan methylene blue dan eosin yang

dilarutkan di dalam methanol. Pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel

dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan

trombosit.

Darah adalah salah satu jaringan ikat yang mempunyai fungsi sebagai

penghubung (alat transport) yang sel-selnya tertahan dan dibawa dalam matriks cairan

Page 3: Apus darah sudah diedit

(plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental pula. Cairan ini emiliki

pH 7,35 sampai 7,45. Warna darah bervariasi dari merah sampai merah tua kebiruan,

tergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah itu sendiri (Subowo,

1992).

Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang sebagian

besar mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma

darah adalah albumin. Protein lainnya adalah antibody (imunoglobin) dan protein

pembekuan.

Pada dasarnya, darah mempunyai 3 fungsi utama, yaitu membantu

pengangkutan zat-zat makanan, perlindungan atau proteksi dari benda asing dan

mengatur regulasi kandungan air jaringan, pengaturan suhu tubuh dan pengaturan pH

(Subowo, 1992).

1. Sel darah merah (Eritrosit)

Eritrosit berbentuk diskus bikonkaf, yaitu bulat dengan lekukan pada

sentralnya dan berdiameter 7,65 mikrometer. Eritrosit merupakan sel yang

paling banyak dibandingkan dengan sel lainnya. Eritrosit mengandung

hemoglobin, yang berfungsi untuk mengikat sel darah merah dan membawa

oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.

2. Sel darah putih (leukosit)

Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih

untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih

yang bekerjasama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan

infeksi, termasuk menghasilkan antinodi. Dibedakan berdasarkan ada tidaknya

granula terbagi atas granulosit (Neutrofil, Eusinofil, dan basofil) dan agranulosit

(limfosit dan monosit).

a) Granulosit

1. Neutrofil

Neutrofil berfungsi membantu melindungi tubuh melawan

infeksi balteri, jamur ataupun mikroorganisme berbahaya yang masuk

ke dalam tubuh. Selain itu juga berperan dalam mencerna atau

Page 4: Apus darah sudah diedit

memfagositosis benda asing sisa-sisa peradangan. Ada dua jenis

neutrofil yaitu neutrofil berbentuk pita dan bersegmen. Neutrofil

meiliki 3-5 lobus yang terhubungkan dnegan benang-benang kromatin

tipis.

2. Eusinofil

Eusinofil meiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar. Sel

ini memiliki inti yang berlobus dua dan berdiamater 12-15 mikrometer.

Berfungsi sebagai fagositosik lemak. Jmlahnya akan meningkat ssaat

terjadi alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stress

berkepanjangan.

3. Basofil

Basofil memiliki sejumlah sitoplasma besar dan bentuknya tidak

beraturan.

b) Agranulosit

1. Limfosit

Mempunyai ukuran yang lebih kecil daripada makrofag dan

neutrofil. Memiliki inti yang relative besar, bulat sedikit cekung pada

satu sisi..

2. Monosit

Merupakan sel leukosit yang relative besar 3-8% dari jumlah

leukosit normal, diamternya 9-10 mikrometer. Inti biasanya eksentris,

adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda.

3. Trombosit

Merupakan partikel yang relative menyerupai sel, dengan

ukuran lebih kecil daripada eritrosit ata pun leukosit. Berperan dalam

proses pemebekuan darah setelah terjadi luka. Trombosit berkumpul

pada daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktifan.

Selanjutnya, trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal

untuk membentuk filament atau fibril-fibril penutup luka.

Page 5: Apus darah sudah diedit

C. PROSEDUR

Tahapan pembuatan film darah tipis

1. Ujung jari kiri bagian tengah atau manis disiapkan dan dikipas-kipaskan ke arah

kaki kemudian diurut dengan tangan kanan ke arah ujung jari.

2. Ujung jari tengah atau manis dan jarum franke disterilkan dengan alcohol 70%.

3. Ujung jari tersebut ditusuk dengan jarum franke, darah dikeluarkan.

4. Tetesan darah pertama diusap menggunakan kapas beralkohol.

5. Tetesan berikutnya diteteskan pada gelas benda A yang bebas lemak pada posisi 0,5

cm dari sisi pendek atau tepi kanan gelas benda A.

6. Gelas benda B yang sisi pendeknya rata diambil dan ditegakkan disebelah kiri

tetesan darah dengan kemiringan gelas benda B sebesar 450C.

7. Gelas benda B ditarik ke arah tetesan darah sehingga terjadi kapilaritas.

8. Gelas benda B didorong ke arah kiri gelas benda A dengan kuat dan kecepatan yang

konstan, sehingga terbentuk film darah yang tipis dan rata.

9. Film darah tersebut dikeringkan pada rak pewarnaan datar yang bersih.

Tahapan pewarnaan dengan Metode Romanowski

1. Film darah pada rak pewarnaan dipastikan sudah kering.

2. Semua permukaan film darah difiksasi dengan meneteskan fiksatif (metil alcohol)

selama 5 menit.

3. Permukaan film darah yang sudah difiksasi dikeringkan sampai kering.

4. Film darah yang sudah kering diwarnai dengan cara meneteskan zat warna Giemsa

3% selama 30-40 menit.

5. Film darah yang sudah diwarnai kemudian dicuci smapai bersih dengan tetesan

aquades dingin yang sudah didihkan terlebih dahulu.

6. Film darah yang sudah dicuci kemudian dikeringkan.

7. Film darah tersebut kemudian diberi label sesuai identitas preparat yang

bersangkutan pada ujung kanan gelas benda A dengan posisi memanjang.

8. Preparat diamati dengan perbesaran kuat, kemudian difoto dan dianalisis.

D. PEMBAHASAN DAN HASIL

Page 6: Apus darah sudah diedit

Pembuatan preparat apus darah ini, dilakukan dengan metode apus/smear/oles.

Sampel darah yang digunakan yaitu darah manusia. Berdasarkan hasil dan foto yang

didapatkan saat pengamatan di bawah mikroskop, preparat apus darah dengan

pewarnaan Giemsa ini terlihat cukup baik dan dapat terlihat adanya eritrosit dan

beberapa macam leukosit yang tampak menonjol dengan warna ungu. Jumlah eritrosit

tampak paling menonjol jika dibandingkan dengan leukosit.

Eritrosit yang tampak di mikroskop berwarna bening transparan dengan bentuk

bulat seperti cekungan (cakram) pada posisi dalam (tengah) dan tidak berinti,

sedangkan leukosit terlihat seperti sel yang memiliki inti berwarna ungu. Warna ungu

yang tampak pada leukosit tersebut disebabkan oleh inti leukosit yang bersifat basa

sehingga mudah menyerap zat warna Giemsa. Leukosit yang terlihat hanya beberapa

tidak terlihat keseluruhan macam dari eritrosit diantaranya eosinophil, limfosit dan

netrofil. Persentase netrofil memang paling banyak dalam darah, yaitu mencapai 50-

70% dari jumlah leukosit yang ada, sedangkan jumlah paling sedikit yaitu basophil

dengan jumlah persentase hanya 1% saja dari berbagai macam leukosit. Tetapi pada

pengamatan preparat apus darah ini yang terlihat paling menonojol yaitu limfosit

meskipun jumlah persentasenya hanya 20% di dalam darah. Entuk leukosit yang

lainseperti eosinophil dan netrofil hanya terlihat 1% saja seangkan monosit dan

basophil tidak terlihat mungkin karena masih terdapat film darah yang bertumpuk

tumpuk karena saat pembuatan film darah kurang tipis dan rata, preparat yang

dihasilkan tidak semuanya menampakkan hasil yang bagus, hal ini dapat disebabkan

oleh beberapa kesalahan :

1. Kesalahan prosedur yang dilakukan oleh praktikan pada saat pembuatan apusan

atau film darah, sehingga sel-selnya ada yang rusak karena tertekan.

2. Kurangya keterampilan praktikan dalam penggunaan mikroskop, sehingga dalam

pencahayaan dan pemfokusan kurang.

3. Banyaknya tetesan darah saat pembuatan film darah melebihi kapasitas, sehingga

tidak terjadi kapilaritas tetapi terjadi penumpukan lapisan darah.

4. Penempatan posisi gelas benda B tidak mencapai 45° pada ujung sisi pendeknya

sehingga gesekan film darah tidak berbuahmaximal.

Page 7: Apus darah sudah diedit

Pada perbesaran 10 x 10 masih terlihat apusan darah yang bertumpukrapat dan

yang terlihat jelas hanya eritrosit dengan bentuk bikonkaf sedangkan struktur dan

macam-macam bentuk leukosit baru dapat teramati jelas pada perbesaran 40 x 10.

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sekitar 45-50 menit. Ditemukannya

leukosit dalam jumlah banyak pada preparat apus darah menunjukkan bahwa pendonor

sedang mengalami sakit berkaitan dengan fungsi leukosit sebagai bentuk pertahanan

tubuh manusia.

Pada pembuatan preparat apus darah ini menggunakan beberapa larutan,

diantaranya yaitu Alkohol 70% yang berfungsi untuk mensterilkan jari tengah dan

peralatan seperti jarum franked an gelas benda, metil alcohol berfungsi untuk fiksator

dalam proses fiksasi dan larutan Giemsa 3% berfungsi untuk melakukan pewarnaan

seluruh permukaan film darah. Maksud dari pembuangan tetesan darah pertama saat

pembuatan film darah yaitu agar darah tidak terkontaminasi dengan alcohol sewaktu

jari tengah dibersihkan dan tetesan kedua dan ketiga dianggap sudah steril dan baru

bisa diambil untuk dijadikan sample dan diamati bagian-bagian maupun morfologinya.

Keterangan :

1. Limfosit

2. Sel darah merah

Apus darah manusia

Apus

Giemsa

1

2

3

5

4

Page 8: Apus darah sudah diedit

3. Netrofil

4. Plasma

5. Membrane sel

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Preparat apus darah dapat dibuat dengan metode apus maupun metode

pewarnaan Romanowski.

Pewarnaan pada preparat apus darah ini menggunakan zat warna Giemsa 3%

yang berfungsi untuk membedakaneritrosit yang tidak terwarna Giemsa secara jelas

dengan leukosit yang berwarna kontras sehingga dapat dibedakan antara nucleus

dengan bagian sel yang lain.

Bentuk sel darah merah (eritrosit) berbentuk bulat bikonkaf dan tidak memiliki

inti sedangkan sel darah putih (leukosit) ukuranyya tampak lebih besar dengan bentuk

yang bermacam-macam, dengan dua jenis yaitu ada yang granulosit maupun

agranulosit. Leukosit memiliki inti. Pada preparat apus darah ini tampak kontras

dengan warna ungu dari zat warna Giemsa.

F. SARAN

1. Untuk menghapus darah atau saat pembuatan film darah harus dilakukan setipis

mungkin sehingga preparat tidak terlalu rapat atu bertumpuk.

2. Untuk pewarnaan Giemsa pastikan zat warna terlihat belum rusak atau

terkontaminasisehingga hasil pewarnaa baik.

3. Dalam proses pembuatan preparat harus dilakukan secara sistematis berdasarkan

prosedur dan dibutuhkan ketelitian maupun keterampilan yang baik.

G. DAFTAR PUSTAKA

Darah Manusia. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Blood_smear.jpg(Diakses pada tanggal 3 November 2014)

Marianti, Aditya.2014. Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan. Semarang : Biologi FMIPA UNNES.

Page 9: Apus darah sudah diedit

Rudyatmi,Eli. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara.