apriyanti arifin makalah proceeding sendimat ii pppptk matematika, kamis 27 november 2014

12
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PROGRAM LINEAR MELALUI PENERAPAN THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS XII IPS.3 SMA 1 SRAGI Apriyanti Arifin SMA 1 Sragi,Jl. Raya Bulakpelem Kec. Sragi,Kab. Pekalongan,[email protected] Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui model Think Pair Share. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dengan materi program linear. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS.3 SMA 1 Sragi Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) aktivitas siswa pada siklus I kriteria tidak aktif pada siklus II kriteria aktif, pengelolaan pembelajaran pada siklus I kriteria baik dan pada siklus II kriteria sangat baik, respon siswa pada siklus I maupun siklus II menunjukkan kriteria positif, 2) hasil belajar pada siklus I nilai rata-rata 66,91 dengan ketuntasan belajar 55,56%; pada siklus II nilai rata-rata 76,48 dengan ketuntasan belajar 81,48%. Terjadi peningkatan pada aktivitas siswa sebesar 20,90%; respon siswa sebesar 6,98%; pengelolaan pembelajaran sebesar 21,23%, dan pada hasil belajar, terjadi peningkatan sebesar 14,30% untuk nilai rata-rata dan 46,65% untuk ketuntasan belajar. Disarankan guru untuk menerapkan model pembelajaran Think Pair Share untuk pembelajaran di kelas agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil belajar, dan Think pair share 1 Pendahuluan Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang agar dapat mencapai kompetensi yang diinginkan. Belajar merupakan upaya seseorang untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Hasil belajar merupakan kemampuan seseorang dalam pencapaian berpikir yang lebih tinggi, melalui proses belajar seseorang akan memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang lebih baik. Proses belajar dapat berlangsung efektif, efisien, dan menarik, jika proses belajar itu didesain melalui prosedur yang sistemik. Desain sistem pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan proses belajar yang dapat membantu individu untuk mencapai kompetensi secara optimal. Proses belajar dapat disebut sukses apabila memenuhi kriteria sebagai beikut, yaitu siswa melakukan interaksi dengan sumber belajar secara intensif, melakukan latihan untuk penguasaan kompetensi memperoleh umpan balik segera setelah melakukan proses belajar, menerapkan kemampuan dalam konteks nyata dan melakukan interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Kenyataan yang ada di lingkungan, cara atau mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau pesan lisan kepada siswa belum mencapai tujuan

Upload: apriyanti-arifin

Post on 18-Jul-2015

223 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR PROGRAM LINEAR MELALUI

PENERAPAN THINK PAIR SHARE

PADA SISWA KELAS XII IPS.3

SMA 1 SRAGI

Apriyanti Arifin

SMA 1 Sragi,Jl. Raya Bulakpelem Kec. Sragi,Kab. Pekalongan,[email protected]

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui

model Think Pair Share. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan

sebanyak dua siklus dengan materi program linear. Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas XII IPS.3 SMA 1 Sragi Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil yang diperoleh pada

penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) aktivitas siswa pada siklus I kriteria tidak aktif

pada siklus II kriteria aktif, pengelolaan pembelajaran pada siklus I kriteria baik dan pada

siklus II kriteria sangat baik, respon siswa pada siklus I maupun siklus II menunjukkan

kriteria positif, 2) hasil belajar pada siklus I nilai rata-rata 66,91 dengan ketuntasan

belajar 55,56%; pada siklus II nilai rata-rata 76,48 dengan ketuntasan belajar 81,48%.

Terjadi peningkatan pada aktivitas siswa sebesar 20,90%; respon siswa sebesar 6,98%;

pengelolaan pembelajaran sebesar 21,23%, dan pada hasil belajar, terjadi peningkatan

sebesar 14,30% untuk nilai rata-rata dan 46,65% untuk ketuntasan belajar. Disarankan

guru untuk menerapkan model pembelajaran Think Pair Share untuk pembelajaran di

kelas agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.

Kata Kunci : Aktivitas, Hasil belajar, dan Think pair share

1 Pendahuluan

Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang agar dapat mencapai

kompetensi yang diinginkan. Belajar merupakan upaya seseorang untuk mendapatkan hasil

belajar yang tinggi. Hasil belajar merupakan kemampuan seseorang dalam pencapaian

berpikir yang lebih tinggi, melalui proses belajar seseorang akan memiliki pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap yang lebih baik.

Proses belajar dapat berlangsung efektif, efisien, dan menarik, jika proses belajar itu didesain

melalui prosedur yang sistemik. Desain sistem pembelajaran adalah upaya untuk

menciptakan proses belajar yang dapat membantu individu untuk mencapai kompetensi

secara optimal. Proses belajar dapat disebut sukses apabila memenuhi kriteria sebagai beikut,

yaitu siswa melakukan interaksi dengan sumber belajar secara intensif, melakukan latihan

untuk penguasaan kompetensi memperoleh umpan balik segera setelah melakukan proses

belajar, menerapkan kemampuan dalam konteks nyata dan melakukan interaksi dalam

memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.

Kenyataan yang ada di lingkungan, cara atau mengajar atau teknik penyajian yang digunakan

guru untuk menyampaikan informasi atau pesan lisan kepada siswa belum mencapai tujuan

Page 2: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

pembelajaran dan belum dapat memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan,

ketrampilan serta sikap. Dengan melihat pengertian tersebut seorang guru sebagai pengajar

harus dapat menjadi perancang program pembelajaran, guru dapat mengimplementasikan

model tersebut untuk menciptakan program pembelajaran yang memiliki efektifitas, efisien,

dan daya tarik.

Hasil observasi dan wawancara pada sebagian siswa kelas XII IPS.3 di SMA 1 Sragi

ditemukan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan belajar pada pelajaran matematika.

Hasil belajar siswa rendah, hal ini dapat dilihat pada hasil tes matematika masih banyak

siswa mendapat nilai kurang dari KKM.

Hasil belajar pada materi integral yang telah diperoleh dari nilai ulangan harian siswa kelas

XII IPS.3 menunjukkan data sebagai berikut ini.

Tabel 1. Hasil Belajar Matematika pada TP. 2014/2015

No Komponen Nilai

1 Rata-rata 54,44

2 Nilai Tertinggi 75

3 Nilai Terendah 30

4 Ketuntasan Klasikal 44,44% Sumber : Buku Nilai Matematika Kelas XII IPS.3 TP. 2014/2015

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih rendah. Hal

tersebut apabila dibandingkan dengan KKM yaitu 70. Nilai tertinggi 75 baru dicapai oleh

seorang siswa dan nilai maksimum belum sesuai harapan, belum ada yang memperoleh nilai

dengan kategori sangat tinggi yaitu nilai 90-100.

Adapun penyebab masalah yang terjadi di SMA 1 Sragi adalah guru kurang mengaktifkan

siswa dalam pembelajaran, pembahasan materi, guru membahas materi terlalu cepat,

kurangnya pemanfaatan media pembelajaran sehingga materi yang dijelaskan terlalu abstrak.

Cara penyampaian bahan pembelajaran kurang menarik atau membosankan, kurang

bervariasinya model pembelajaran, kurang contoh dan latihan, dan siswa tidak termotivasi

untuk mengikuti pembelajaran.

Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar materi program linear di

kelas XII IPS.3, peneliti menggunakan model pembelajaran think pair share. Model

pembelajaran ini dipilih karena melihat kondisi siswa di kelas XII IPS.3 yang kurang

merespon pelajaran, mengobrol dengan teman sebangku, dan ribut menganggu siswa lain.

Kondisi ini dikawatirkan siswa tidak mampu menyerap materi pelajaran, akhirnya tidak

mampu mengingat konsep materi yang harus dipelajari. Penggunaan model think pair share

ini diharapkan cukup efektif, karena penerapan model think pair share melalui tahapan yang

terarah untuk mengkondisikan siswa berkonsentrasi belajar dan berlatih untuk bertanggung

jawab. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian yang berhasil dengan menerapkan model Think Pair Share yang telah dilakukan

oleh[1]

menyatakan bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai 100% dengan KKM 75 dan

aktivitas dengan kategori tinggi. Sedangkan penelitian yg dilakukan oleh[2]

menyatakan

Page 3: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

bahwa observasi kegiatan guru sangat baik dengan skor persentase rata-rata 83%, kegiatan

siswa mencapai rata-rata 81%, ketuntasan belajar mencapai 82% siswa memperoleh nilai

.

Berdasarkan latar belakang masalah dan keberhasilan penelitian sebelumnya, maka rumusan

masalah sebagai berikut: (1) Apakah model pembelajaran think pair share dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi program linear? (2) Apakah model

pembelajaran think pair share dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi program

linear? Tujuan penelitian adalah untuk: (1) meningkatkan aktivitas belajar siswa, (2)

meningkatkan hasil belajar siswa.

2 Kajian Teori

2.1 Belajar

Belajar adalah proses perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, keterampilan,

maupun sikap, bakat, pengalaman dan latihan.[1]

Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[2]

Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah bentuk perubahan

tingkah laku seseorang dari hasil pengalaman dan latihan.

2.2 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa adalah sejumlah keterlibatan siswa selama kegiatan proses

pembelajaran, sedangkan aktivitas guru adalah sejumlah kegiatan guru selama proses

pembelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi, melibatkan aktivitas siswa dan guru. Proses

pembelajaran akan bermakna, apabila siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran dapat memberikan hasil yang optimal, apabila siswa mempunyai aktivitas

yang tinggi dalam mengikuti pelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator.

Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar

mengajar.[3]

2.3 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami

aktivitas belajar.[4]

Hasil belajar merupakan perwujudan perilaku belajar yang biasanya

terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan.

Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti proses pembelajaran pada satu jenjang

pendidikan tertentu dapat dilihat dari hasil belajar itu sendiri. Hasil belajar merupakan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar juga merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh

peserta didik setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakana oleh

guru di suatu sekolah dan kelas tertentu.[5]

Page 4: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

Beberapa pendapat di atas mengambarkan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan

tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari

aktivitas belajar. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah nilai dari postes pada setiap pertemuan di setiap siklus.

2.4 Model Pembelajaran Think Pair Share

Arends[6]

menjelaskan tahapan model pembelajaran Think Pair Share sebagai berikut:

a. Tahap Thinking (berpikir):

Guru memberikan suatu pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran,

kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri dalam

beberapa saat

b. Tahap Pairing (berpasangan):

Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang

telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi

jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus

telah diidentifikasikan.

c. Tahap Sharing (berbagi):

Guru meminta kepada setiap pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa

yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi

pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat

kesempatan untuk melaporkan

3 Metode Penelitian

3.1 Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA 1 Sragi. Dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I tiga kali

pertemuan, yaitu tanggal 16, 19, 23 September 2014, dan siklus II dilaksanakan dua

pertemua, yaitu tanggal 26 dan 30 September 2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII

IPS.3 SMA 1 Sragi, semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 27 siswa, yang

terdiri dari 12 laki-laki dan 15 perempuan.

3.2 Prosedur Penelitian

Alur penelitian tindakan kelas, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

pengamatan dan analisis data, serta (4) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut.[7]

Gambar 1. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Page 5: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

3.3 Tehnik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data yaitu data aktivitas dan respon siswa dalam pembelajaran,

pengelolaan pembelajaran oleh guru, dan data hasil belajar . Data mengenai aktivitas belajar

siswa diperoleh dengan cara observasi yang dilakukan oleh peneliti dan observer, alatnya

berupa lembar observasi aktivitas siswa. Data mengenai respon siswa diperoleh melalui

angket respon siswa. Data mengenai pengelolaan pembelajaran diperoleh dengan cara

pengamatan oleh obsever, alatnya berupa lembar observasi pengelolaan pembelajaran. Data

mengenai hasil belajar diperoleh melalui penilaian postes di setiap pertemuan pada satu

siklus , kemudian hasilnya dirata-rata, maka akan diperoleh hasil belajar tiap siklus. Dengan

menggunakan teknik tes tertulis, alatnya berupa butir soal. Validasi data pengelolaan

pembelajaran, aktivitas siswa, dan respon siswa, menggunakan teknik observasi, agar

datanya valid peneliti melibatkan observer atau teman sejawat. Sedangkan validasi data hasil

belajar, diperoleh melalui teknik tes tertulis. Validasi perangkat tes yang digunakan, yaitu

dengan cara menyusun kisi-kisi butir soal.

3.4 Analisis Data a. Analisis Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan rumus persentase frekuensi aktivitas

siswa, yaitu:

Keterangan :

= frekuensi aktivitas butir ke-i

= frekuensi siswa yang melakukan aktivitas butir ke-i

= total seluruh siswa yang melakukan aktivitas butir ke-i

= 1, 2, 3, 4, 5, 6

Dengan kriteria sebagai berikut ini.

a. Siswa dikatakan aktif jika persentase keaktifan 75%

b. Siswa dikatakan tidak aktif jika persentase keaktifan 75%

b. Analisis Data Respon Siswa

Analisis respon siswa dihitung melalui skala sikap yang digunakan untuk mengukur

kecenderungan sikap dan perilaku siswa terhadap pertanyaan yang diajukan. Siswa

memberikan nilai dengan rentang nilai sanggat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),

dan sangat tidak setuju (STS).

Tabel 2. Pedoman Penyekoran Angket Respon Siswa

Kategori jawaban siswa Nilai tiap butir

SS 4

S 3

TS 2

STS 1

Data dianalisis menggunakan rumus :

Page 6: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

Keterangan :

NRS = Nilai respon siswa

∑ = Jumlah responden yang memilih jawaban

Rumus untuk menghitung nilai respon siswa siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Rumus Respon Siswa

Rumus Respon Siswa

NRS SS = ∑ x 4

NRS S = ∑ x 3

NRS TS = ∑ x 2

NRS STS = ∑ x 1

Keterangan :

NRS SS = nilai respon siswa untuk jawaban sangat setuju

NRS S = nilai respon siswa untuk jawaban setuju

NRS TS = nilai respon siswa untuk jawaban tidak setuju

NRS STS = nilai respon siswa untuk jawaban sangat tidak setuju

Selanjutnya dicari persentase nilai respon siswa dari nilai respon siswa tiap jawaban

dengan rumus :

Keterangan :

= persentase nilai respon siswa

∑ = total nilai respon siswa yang diperoleh dari NRS SS + NRS S + NRS TS + NRS

STS

= ∑ x skor pilihan terbaik

Kriteria persentase nilai respon siswa perbutir pernyataan :

Kategori untuk seluruh butir pernyataan yaitu :

1) Respon siswa dikatakan positif, jika persentase dari seluruh butir pernyataan yang

termasuk dalam kriteria sangat kuat atau kuat 50%

2) Respon siswa dikatakan negatif, jika persentase dari seluruh butir pernyataan yang

termasuk dalam kriteria sangat kuat atau kuat 50%

c. Analisis Data Pengelolaan Pembelajaran

Data pengelolaan pembelajaran dianalisis dengan menghitung rata-rata dari setiap aspek

yang diamati dalam proses pembelajaran dari setiap siklus. Selanjutnya, nilai tersebut

dikonversikan menurut kriteria berikut:

1,00 x < 2,00 : Kurang Baik

2,00 x < 2,60 : Cukup Baik

2,60 x < 3,50 : Baik

3,50 x < 4,00 : Sangat Baik

Page 7: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

d. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Analisis tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, agar

penerapan model pembelajaran think pair share berjalan efektif bagi siswa. Seorang

siswa dikatakan telah tuntas belajar jika telah mencapai ketuntasan hasil belajar ,

dengan perhitungan sebagai berikut.

Ketuntasan individual

Dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika telah mencapai siswa yang telah

mencapai ketuntasan belajar dengan perhitungan sebagai berikut.

Ketuntasan klasikal

3.5 Indikator Penelitian Indikator penelitian meliputi:

a. Aktivitas Siswa

Siswa dikatakan aktif jika persentase keaktivan telah mencapai 75%

b. Respon Siswa

Indikator kinerja untuk respon siswa jika telah mencapai kategori positif.

c. Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran dikatakan berhasil jika telah memenuhi nilai minimal 2,60 atau

dengan kriteria baik

d. Hasil Belajar

1) Indikator kemampuan, terbagi menjadi lima skala, yaitu:

a) Sangat Tinggi (ST), apabila nilai siswa 91 – 100

b) Tinggi (T), apabila nilai siswa 80 – 90

c) Sedang (S), apabila nilai siswa 70 – 79

d) Rendah (R), apabila nilai siswa 50 – 69

e) Sangat Rendah (SR), apabila nilai siswa 0 – 49

2) Ketuntasan individual, apabila siswa mencapai KKM = 70

3) Ketuntasan klasikal, apabila siswa yang memperoleh nilai sama dengan atau lebih

besar dari KKM mencapai 80%

4 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil tindakan siklus I dan siklus II. Hasil penelitian terdiri

dari hasil tes dan nontes. Hasil tes tindakan siklus I dan siklus II dengan mengambil data

hasil belajar matematika materi program linear melalui model think pair share. Adapun

hasil nontes berupa observasi, angket, dan dokumentasi.

4.1 Hasil Penelitian Siklus I

Page 8: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

Setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model think pair share, peneliti dan

observer melakukan analisis terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis dilakukan

berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

oleh observer dengan menggunakan panduan instrumen lembar observasi. Selain itu observer

juga mencatat hal-hal yang diamati baik aktivitas guru (pengelolaan pembelajaran) maupun

siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4.1.1 Aktivitas Siswa

Tabel 4. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

No Aspek yang diamati Persentase

Siklus I

Persentase

Siklus II

1 Memperhatikan penjelasan guru 81,48 88,89

2 Mencoba menyelesaikan tugas LKS secara individu 66,67 81,48

3 Berdiskusi dengan teman sebangku (pair) 70,37 85,19

4 Berdiskusi dengan teman kelompok dalam menyelesaikan

tugas

62,96 77,78

5 Mempresentasikan hasil pekerjaannya pada kelompok lain 55,56 85,19

6 Menanggapi pertanyaan atau pendapat teman 70,37 74,01

Jumlah 407,41 492,54

Rata-rata 67,90 82,09

KRITERIA Tidak aktif Aktif

Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I rata-rata persentase aktivitas siswa baru

mencapai 67, 90 sehingga kriteria aktivitas siswa dikatakan tidak aktif. Sedangkan pada

siklus II aktivitas siswa mencapai 82,09 sehingga kriteria aktivitas siswa adalah aktif.

4.1.2 Respon Siswa

Data respon siswa yang diperoleh dengan memberikan angket pada siswa kemudian dihitung

menurut skala yang telah ditentukan. Hasil analisis respon siswa dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 5. Hasil Angket dan Analisis Respon Siswa

No Pernyataan Siklus I Siklus II

Prosentase Kriteria Prosentase Kriteria

1

Saya merasa senang mengikuti

pembelajaran dengan model

think pair share

73,15 Kuat 75,93 Kuat

2

Model pembelajaran think pair

share ini merupakan hal yang

baru bagi saya

77,78 Kuat 81,15 Kuat

3

Bagi saya think pair share

merupakan tipe pembelajaran

yang menarik

74,07 Kuat 75,00 Kuat

4

Bagi saya think pair share

merupakan tipe pembelajaran

yang mudah dilaksanakan

75,93 Kuat 78,70 Kuat

5 Dengan model pembelajaran ini,

saya belajar bertanggung jawab 75,00 Kuat 78,70 Kuat

6 Dengan model pembelajaran

think pair share saya lebih 65,74 Cukup 75,00 Kuat

Page 9: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

mudah dalam belajar

7

Dengan model pembelajaran

think pair share saya lebih

mudah memahami materi

66,67 Cukup 81,48 Kuat

8

Dengan model pembelajaran

think pair share saya lebih

mudah akrab dengan teman-

teman

84,43 Kuat 86,11 Sangat

Kuat

9

Dengan menggunakan model

pembelajaran think pair share

saya lebih termotivasi dalam

belajar

75,93 Kuat 83,33 Kuat

10

Saya ingin untuk materi

selanjutnya diajarkan dengan

menggunakan model

pembelajaran ini

79,63 Kuat 85,19 Sangat

Kuat

Rata-rata 74,83 80,06

KATEGORI Positif Positif

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa persentase dari seluruh butir pernyataan yang

termasuk dalam kriteria sangat kuat atau kuat 50% maka respon siswa pada siklus I

dikatakan positif. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa persentase dari seluruh butir

pernyataan yang termasuk dalam kriteria sangat kuat atau kuat 50% maka respon siswa

pada siklus II dikatakan positif.

4.1.3 Pengelolaan Pembelajaran

Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

Aspek yang diamati Skor Siklus I Skor Siklus II

Kegiatan Belajar Mengajar

1. Pendahuluan

Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 3 3

Memotivasi siswa untuk meningkatkan minat pada

pembelajaran

3 3

2. Kegiatan Inti

Menyajikan informasi menggunakan powerpoint dan

LCD proyektor

3 3

Memberikan kesempatan siswa bertanya 3 4

Meminta siswa berpasangan (pair) 3 4

Membimbing siswa dalam diskusi 3 4

Meminta perwakilan kelompok mengemukakan

pendapatnya (share)

3 4

Membimbing siswa untuk menanggapi 3 3

Memberikan penghargaan 3 4

Memberikan umpan balik 3 4

3. Kegiatan Penutup

Menyimpulkan materi 3 4

Memberikan tugas 3 3

4. Pengelolaan Waktu 2 3

Jumlah Skor 38 46

Rata-rata Skor (R) 2,92 3,54

KRITERIA Baik Sangat Baik

Page 10: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa jumlah skor pada siklus I mencapai 38 dan rata-rata

skor 2,92 sehingga aktivitas guru pada siklus I mencapai kriteria baik. Sedangkan pada siklus

II mencapai skor 46 dan rata-rata skor 3,54 sehingga aktivitas guru mencapai kriteria sangat

baik.

4.1.4 Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa yang diperoleh setelah pembelajaran, kemudian dianalisis untuk

mendapatkan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa terdiri dari nilai postes setiap

pertemuan pada setiap siklus kemudian dirata-rata.

Tabel 7. Hasil Belajar Siswa

Komponen Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Siklus II

Nilai Tertinggi 96,67 100,00

Nilai Terendah 43,33 52,50

Rata-rata Nilai 66,91 76,48

Jumlah Siswa Tuntas 15 22

Persentase Ketuntasan 55,56% 81,48%

Data pada tabel 7 menunjukkan pada siklus I, siswa yang mencapai nilai sama atau lebih

tinggi dari KKM 70 sejumlah 15 siswa atau baru mencapai 55,56%. Hal ini menunjukkan

proses pembelajaran pada siklus I belum mencapai tarjet indikator penelitian yang

diinginkan yaitu 80% siswa memperoleh nilai sama atau lebih tinggi dari KKM, sehingga

dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II siswa yang mencapai nilai sama atau lebih tinggi

dari KKM 70 sejumlah 22 siswa atau sudah mencapai 81,48%. Hal ini menunjukkan bahwa

proses pembelajaran pada siklus II sudah mencapai tarjet indikator penelitian yang

diinginkan yaitu 80% siswa memperoleh nilai sama atau lebih tinggi dari KKM.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Secara keseluruhan bahwa proses penelitian telah dilakukan secara bertahap mulai dari siklus

I sampai dengan siklus II. Perkembangan yang dicapai telah menunjukkan hasil yang

signifikan, dilihat dari aktivitas belajar dan respon siswa, aktivitas mengajar guru, serta hasil

belajar siswa. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah terlihat

lebih dinamis dan ada usaha untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi, baik

yang terkait dengan guru maupun siswa.

4.2.1. Peningkatan Aktivitas Siswa

Tabel 8. Peningkatan Aktivitas Siswa

Siklus I Siklus II Peningkatan % Peningkatan

Rata-rata

Persentase

67,90 82,09 14,19 20,90%

Kriteria Tidak Aktif Aktif

Untuk aktivitas siswa mengalami perubahan yang sangat bagus dari kriteria tidak

aktif menjadi aktif, dengan peningkatan sebesar 20,90%.

Page 11: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

4.2.2. Peningkatan Respon Siswa

Tabel 9. Peningkatan Respon Siswa

Siklus I Siklus II Peningkatan % Peningkatan

Rata-rata

Persentase

74,83 80,06 5,23 6,98%

Kategori Positif Positif

Respon siswa pada siklus I dan II menunjukkan kriteria positif, dengan peningkatan

sebesar 6,98%.

4.2.3. Peningkatan Pengelolaan Pembelajaran

Tabel 10. Peningkatan Pengelolaan Pembelajaran

Siklus I Siklus II Peningkatan % Peningkatan

Rata-rata Skor 2,92 3,54 0,62 21,23%

Kriteria Baik Sangat Baik

Demikian pula aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran terdapat perubahan

yang cukup signifikan dari kualitas pembelajaran mengalami perubahan dari kriteria

baik menjadi sangat baik berdasarkan pengamatan kolaborator, dengan peningkatan

sebesar 21,23%

4.2.4. Peningkatan Hasil Belajar

Tabel 11. Peningkatan Hasil Belajar

Siklus I Siklus II Peningkatan % Peningkatan

Rata-rata Nilai 66,91 76,48 9,57 14,30%

Ketuntasan

Belajar

55,56% 81,48% 25,92% 46,65%

Untuk hasil belajar siswa mengalami peningkatan, rata-rata nilai meningkat sebesar

14,30% dan ketuntasan belajar meningkat sebesar 46,65%.

Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang

menggunakan model Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar materi

program linear pada siswa kelas XII IPS.3 SMA 1 Sragi.

5 Penutup

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran think pair share di kelas XII IPS.3 pada materi program linear dapat:

(1) meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini terlihat pada peningkatan aktivitas dan

respon siswa serta aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, (2) meningkatkan hasil

belajar belajar siswa.

Page 12: Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 November 2014

5.2 Saran

Saran yang ingin disampaikan melalui penelitian ini adalah (1) siswa dimotivasi untuk selalu

aktif dalam kegiatan pembelajaran (2) guru hendaknya memberikan suasana yang kondusif

dalam pembelajaran dengan berbagai macam model/trategi yang tepat (3) kepala sekolah

hendaknya memberikan motivasi dan dukungan kepada guru untuk melakukan inovasi dan

kegiatan pengembangan diri.

6 Ucapan Terima Kasih

Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : (1) PPPPTK Matematika (2)

Ircham Junaidi S,Pd.,M.Pd., selaku Kepala SMA 1 Sragi Kab Pekalongan (3) Sobirin, S.Pd.

M.Pd. (4) Johan Wahyudi, S.Pd., M.Pd. (5) Tejo Baskoro, S.Pd. (6) Siswa-siswi kelas XII

IPS.3 dan rekan guru, serta karyawan SMA 1 Sragi Kab. Pekalongan

Daftar Pustaka

[1] Erlina. Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Melalui Model Think Pair Share Pada

Pelajaran Biologi di Kelas XI SMA Negeri 1 Merbau. Jurnal Suara Pendidikan vol:31 no.2 ,

Desember 2013

[2] Marzuki. Peningkatan prestasi belajar volume tabung dengan menggunakan metode think pair

share pada siswa kelas VI SD negeri 1 kota juang bireuen. Jurnal Lentera Vol. 12 no.1 , Maret

2012

[3] Djamarah dan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. (2002)

[4] Slameto. Belajar Dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. (1995)

[5] Sardiman, M.A. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa.

(2014)

[6] Anni, Catharina Tri dkk. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press. (2004)

[7] Sudjana. Penilaian hasil proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja. (2009)

[8] Novita, Rita. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada

Materi Trigonometri di Kelas XI IA1 SMA Negeri 8 Banda Aceh. Ejournal.stkipgetsempena.ac.id

Vol.5 No.1 ISSN: 2086-1397. (2014). Diakses 27 Juli 2014

[9] Subyantoro. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

(2009)