app3

Upload: rimayunike

Post on 08-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

app3

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn. R DENGAN POST OPERATIF APENDIKSITIS AKUT

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangDidalamMillenium Develevopment Golds(MDG) upaya pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak bisa di pisahkan dari pembangunan Nasional. Upaya ini cukup luas dan kompleks serta memerlukan pengertian yang lebih seksama dalam pelayanan kesehatan pada umumnya dan khususnya pada pelayanan keperawatan.Sejalan dengan perkembangan zaman muncul berbagai masalah kesehatan salah satunya adalah apendiksitis.Apendiks (Umbai cacing) mulai dari caecum (Usus Buntu) dan lumen apendiks, ini bermuara ke dalam caecum dinding apendiks mengandung banyak folikel getah bening biasanya apendiks terletak pada illiaca kanan.Apendiks dapat mengalami peradangan pembentukan mukokel, tempat parasit, tumor benigna atau maligna dapat mengalami trauma, pembentukan pustula interna atau eksterna, kelainan kongenital korpus illeum dan kelainan yang lain. Khusus untuk apendiks terdapat cara prevensi yang hanya mengurangi morbilitas dan mortalitas sebelum menjadi perforasi atau ganggrene.Tindakan pengobatan terhadap apendiks dapat dilakukan dengan cara operasi ( pembedahan ). Pada operasi apendiks dikeluarkan dengan cara apendiktomy yang merupakan suatu tindakan pembedahan membuang apendiks. Adapun permasalahan yang mungkin timbul setelah dilakukan tindakan pembedahan antara lain : nyeri, keterbatasan aktivitas, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, kecemasan potensial terjadinya infeksi. Dengan demikian peranan perawat dalam mengatasi dan menanggulangi hal tersebut sangatlah penting dan dibutuhkan terutama perawatan yang mencakup empat aspek diantaranya : promotif yaitu memberikan penyuluhan tentang menjaga kesehatan dirinya dan menjaga kebersihan diri serta lingkungannya dalm membantu dalam menurunkan angka kesakitan akibat dari apendiks ( internet 2011, WWW.google.com) .BAB IITINJAUAN TEORI

A.Konsep Dasar Apendiksitis1.Pengertian Apendiksitisa.Anatomi dan fisiologi

Gambar 1. Usus buntu (Appendiks)(andilblogger.blogspot.com/2008/06).

Apendiks adalah bagian dari usus besar yang muncul seperti corong pada akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus. Apendiks tergantung menyilang padalinea terminalismasuk ke dalam rongga pelvis minor terletak horizontal di belakang sekum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang apendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang dapat menimbulkanperforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen. (Syaifuddin, 1997: 80).Panjang apendiks lazimnya adalah delapan sampai sepuluh centi meter pada orang dewasa. Terdapat dua lapisan otot di dalam dinding apendiks, yaitu lapisan dalam (sirkularis) merupakan penerusan otot seikum yang sama dan lapisan luar (longitudalis) dari penyatuan tiga tenia seikum.1)Letak Apendiksa.Letak di fossa iliaca kanan, basis atau pangkalnya sesuai dengan titik Mc Burney 1/3 lateral antara umbilikus dengan SIAS.b.Basis keluar dari puncak sekum bentuk tabung panjang 3 5 cm.c.Pakal lumen sempit, distal lebar. ( Farid 3, 2001 )2).Bentuk Dan UkuranUsus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar lima kaki ( sekitar 1,5 m ) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus besarsudah pasti lebih besasr dari usus kecil. Rata rata sekitar 2,5 inc ( sekitar 6,5 cm ) tetapi makin dekat anusdiameternya makin kecil. Usus besar dibagi menjadi sekum, colon, dan rectum. Pada sekum terdapat katup illeosecal dan Apendiks yang melekat pada ujung sekum. Colon dibagi lagi menjadicolon asendens, transversum, desendens dan sigmoid. Tempat dimana colon membentuk kelokan tajan yaitu pada abdomen kanan dan kiri atas berturut turut dinamakanfleksura hepaticadanfleksura lienalis. Colon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan membentuk S lekukan rectum. Pada posisi ini gaya berat membantu mengalirkan air dari rectum kefleksura sigmoid.Rectum terbentang dari colon sigmoid sampai anus ( Silvia A. Price, Lorraina, M Wilson 1995 )Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting. Apendiks atau umbai cacing hingga saat ini fungsinya belum diketahui dengan pasti, namun sering menimbulkan keluhan yang mengganggu. Apendiks merupakan tabung panjang, sempit (sekitar 6 9 cm), menghasilkan lendir 1-2 ml/hari. Lendir itu secara normal dicurahkan dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Bila ada hambatan dalam pengaliran lendir tersebut maka dapat mempermudah timbulnyaapendiksitis(radang pada apendiks). Di dalam apendiks juga terdapat imunoglobulin, zat pelindung terhadap infeksi dan yang banyak terdapat di dalamnya adalah IgA. Selain itu pada apendiks terdapatarteriaapendikularisyang merupakan endartery.Apendiksitissering terjadi pada usia antara 10-30 tahun.

b.PengertianApendiksitisadalah peradangan pada usus buntu (apendiks), atau radang padaapendiks vermiformiyang terjadi secara akut. Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus.( Farid 3, 2001 )Apendiksitisadalah peradangan dariapendiks vermiformisdan merupakan penyebab yang umum dari radang abdomen akut yang paling sering (Mansjoer Arif, 2000).Apendiks adalah ujung seperti jari-jari yang kecil, panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada sekum tepat dibawahkatup ileosekal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secarah teratur berisi sekum, karena pengosongan tidak efektif, dan lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama terhadap infeksiApendiksitis. (Brunner & suddarth, 2000).Apendiktomyadalah pengangkatan apendiks terinflamasi dan dapat dilakukan pada pasien rawat jalan dengan menggunakan metodeendoskopi. Namun adanya perlengketan multipe atau robekan perlu dilakukan prosedur pembukaan. (Doenges, 2000).

c.EtiologiApendiksitismerupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh obstruksi atau penyumbatan akibat. (Irga, 2007) :1.Hiperplasiadari folikel limfoid.2.Adanyafekalit( massa fecal yang keras )dalam lumen apendiks.3.Tumor apendiks.4.Adanya benda asing seperti cacing askariasis.5.Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histilitica.6.Spasme otot spinter antara perbatasan apendiks dan seikum.7.Hiperplasiajaringan limfoid yang biasa terjadi pada anak-anak.8.Penyebab lainapendiksitisadalah infeksi yang disebabkan oleh kuman kuman seperti Escherichia coli (80%), Streptokokus tapi kuman yang lain jarang terjadi.

d.Tanda dan gejala1.Ada beberapa gejala awal yang khas yakni :a.Nyeri yang dirasakan secara samar (nyeri tumpul) di daerah sekitar pusar. kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda -tanda yang khas padaapendiksitis akutyaitu nyeri pada titik Mc Burney. Nyeri perut ini akan bertambah sakit apabila terjadi pergerakan seperti batuk, bernapas dalam, bersin, dan disentuh daerah yang sakit.b.Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah.c.Demam derajat rendah ( 37,5 C 38,5 C ) dan terasa sangat lelah.d.Mules.e.Malaise.f.Konstipasi atau diare.g.Tidak ada nafas makan.h.Leukositosis(lebih dari 12.000/mm3) dengan peningkatan jumlah neutrofil sampai 75%.2.Tanda dan gejala Post Apendiktomi :a.Nyeri pada area luka operasi yang kemungkinan dapat menghambat aktivitas disertai kekakuan pada abdomen dan paha kanan.b.Mual dan muntah.c.Keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan diri.d.Dehidrasi karena adanya pembatasan masukan oral pada periode pertama post operasi.e.Konstipasi, karena adanya pengaruh anastesi pada fungsi pencernaan.f.Ketidaktahuan klien dalam pemulihan pasca operasi.1.Jenis jenis Apendiksitisa.Apendiksitis AkutApendiksitis akutadalah jenisapendiksitisyang paling sering memerlukan pembedahan dan paling sering menimbulkan kesukaran dalam memastikan diagnosanya, karena banyak kelainan menunjukkan tanda tanda sepertiapendiksitis akut. Terdapat tiga jenis apendiksitis akut, yaitu :1)Apendiksitis akut fokalis (segmentalis)Peradangan biasanya terjadi pada bagian distal yang berisi nanah. Dari luar tidak terlihat adanya kelianan, kadang hanyahiperemiringan pada mukosa, sedangkan radang hanya terbatas pada mukosa.2)Apendiksitis akut purulenta (supuratif),disertai pembentukan nanah yang berlebihan. Jika radangnya lebih mengeras, dapat terjadinekrosisdan pembusukan disebutapendiksitis ganggrenosa.3)Apendiksitis akutdapat disebabkan oleh trauma, misalnya pada kecelakaan atau operasi, tetapi tanpa lapisan eksudat dalam rongga maupun permukaan apendiks.

b.Apendiksitis kronisGejala umumnya samar dan lebih jarang. Apendiksitis akut jika tidak mendapat pengobatan dan sembuh dapat menjadi apendiksitis kronis.Terdapat dua jenis apendiksitis, yaitu :1)Apendiksitis kronik focalisPeradangan masih bersifat local, yaitu fibrosis jaringan sub mukosa, gejala klinis pada umumnya tidak tampak2)Apendiksitis kronis obliteratifTerjadi fibrosis yang luas sepanjang apendiks pada jarigan mukosa, hingga terjadi obliterasi (hilangnya lumen), terutama pada bagian distal dengan menghilangnya selaput lendir pada bagian itu.

e.Patofisiologi

Etiologi

Obstruksi lumen ( fekalit,tumor dan lain lain )

Mukus yang diproduksi oleh mukosa akan mengalami bendungan

Penekanan tekanan intra lumen / dinding apendiks

Aliran darah berkurang

Edema dan ulserasi mukosaApendiks akut fokal

Terputusnya aliran darah

Nyeri epigastriumObstruksi vena, edema bertambahDan bakteri menenbus dinding

Peradangan peritoniumApendiks supuratif akut

Arteri tergangguNyeri daerah kanan bawah

Infark dinding apendiks

GanggrenApendiksitis ganggrenosa

Apendiks dinding rapuh

InfiltratPerforasi

Infiltrat apendikularisApendiksitis perforasi

Keterangan:Apendiksitisbiasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa apendiks mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elasitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intra lumen. Tekanan tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema dan ulaserasi mukosa. Pada saat itu terjadi apendiksitis akut fokal yang ditandai dengan nyeriepigastrium.Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri akan menembus dinding sehingga peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum yang dapat menimbulkan nyeri pada abdomen kanan bawah yang disebutapendiksitis supuratif akut.Apabila aliran arteri terganggu maka akan terjadi infrak dinding appendiks yang diikutiganggren.Stadium ini disebutapendiksitis ganggrenosa. Bila dinding apendiks rapuh maka akan terjadiperforasidisebutapendiksitis perforasi.Bila proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga munculinfiltrat apendikularis.Pada anak-anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan untuk terjadiperforasi, sedangkan pada orang tua mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah.

f.KomplikasiKomplikasi paling serius adalahruptur apendiks.Hal ini terjadi jikaapendiksitisterlambat di diagnosis atau diterapi. Kasus ini paling sering terjada pada bayi, anak, atau orang tua. Bocornya apendiks dapat menyebabkanperitonitisdanpembentukan abses.Peritonitisadalah infeksi berbahaya yang terjadi akibat bakteri dan isi apendiks keluar mencemari rongga perut.Jika tidak diobati dengan cepat,peritonitisdapat berakibat kematian.Absesadalah massa lunak yang berisi cairan dan bakteri, biasanya terbentuk sebagai upaya tubuh untuk melokalisir infeksi.Komplikasi Post ApendiktomiPotensial komplikasi setelah apendiktomi antara lain :a.Peritonitisb.Abses pelvis (lumbal).c.Abses subfrenik (abses di bawah diafragma).d.Ileus (paralitik dan mekanik).

g.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.1)Pemeriksaan Laboratorium yang biasa dilakukan pada pasien yang didugaapendiksitis akutadalah pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktive (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap sebagian besar pasien biasanya ditemukan jumlah leukosit diatas 10.000 dan neutrofil diatas 75 %.Sedang pada pemeriksaan CRP ditemukan jumlah serum yang mulai meningkat pada 6-12 jam setelah inflamasi jaringan.2)Pemeriksaan radiologi yang biasa dilakukan pada pasien yang diduga apendiksitis akut antara lain adalah Ultrasonografi, CT-scan. Pada pemeriksaan ultrasonogarafi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks. Sedang pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian yang menyilang dengan apendikalith serta perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran dari saekum.3)Kelainan radiologi nonspesifik, diatasi sekum, ada bayangan perfosi. Ditemukan sejumlah kecil eritrosit dan leokosit pada urine.4)Pemeriksaan urine juga perlu dilakukan untuk membedakan dengan kelainan pada ginjal dan saluran kemih.5)Pemeriksaan USG dilakukan bila terjadi infitrat apendikularis

h.PenatalaksanaanPadaapendiksitis akut, pengobatan yang paling baik adalah operasi apendiks. Dalam waktu 48 jam harus dilakukan. Penderita di obsevarsi, istirahat dalam posisi fowler, diberikan antibiotik dan diberikan makanan yang tidak merangsang persitaltik, jika terjadiperforasidiberikan drain diperut kanan bawah.Bila diagnosis sudah pasti, maka terapi yang paling tepat dengan tindakan operatif yaitu :1)Tindakan pre operatif, meliputi penderita di rawat, diberikan antibiotik dan kompres untuk menurunkan suhu penderita, pasien diminta untuk tirah baring dan dipuasakan.2)Operasi terbuka yaituapendiktomi, satu sayatan akan dibuat ( sekitar 5 cm ) dibagian bawah kanan perut. Sayatan akan lebih besar jika apendiksitis sudah mengalamiperforasi.3)Laparascopi: sayatan dibuat sekitar dua sampai empat buah.Satu didekat pusar, yang lainnya diseputar perut.Laparascopiberbentuk seperti benang halus dengan kamera yang akan dimasukkan melalui sayatan tersebut. Kamera akan merekam bagian dalam perut kemudian ditampakkan pada monitor. Gambaran yang dihasilkan akan membantu jalannya operasi dan peralatan yang diperlukan untuk operasi akan dimasukkan melalui sayatan di tempat lain. Pengangkatan appendiks, pembuluh darah, dan bagian dari apendiks yang mengarah ke usus besar akan diikat.4)Tindakan post operatif, satu hari pasca bedah klien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 2 x 30 menit, hari berikutnya makanan lunak dan berdiri tegak di luar kamar, hari ketujuh luka jahitan diangkat, klien pulang.

B.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Pre dan Post Operatif apendiksitisa.PengkajianPengkajian adalah proses dimana data yang berhubungan dengan klien dikumpulkan secara sistematis. Proses ini merupakan proses yang dinamis dan terorganisir yang meliputi tiga aktifitas dasar, yaitu mengumpulkan secara sistematis, menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan serta mendokumentasikan data dalam format yang bisa dibuka kembali. Pengkajian digunakan untuk mengenali dan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan kesehatan klien serta keperawatan klien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan. ( internet 2010 )Pengkajian ini berisi :a)Identitas.-Identitas klien post apendiktomi yang menjadi dasar pengkajian meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, diagnosa medis, tindakan medis, nomor rekam medis, tanggal masuk, tanggal operasi dan tanggal pengkajian.-Identitas penganggung jawab meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, hubungan dengan klien dan sumber biaya.b)Lingkup Masalah Keperawatanberisi keluhan utama klien saat dikaji, klien post apendiktomi biasanya mengeluh nyeri pada luka operasi dan keterbatasan aktifitas.c)Riwayat Penyakit.1)Riwayat Penyakit Sekarang.Riwayat penyakit sekarang ditemukan saat pengkajian, yang diuraikan dari mulai masuk tempat perawatan sampai dilakukan pengkajian.Keluhan sekarang dikaji dengan menggunakan PQRST (paliatif and provokatif, quality and quantity, region and radiasi, severity scale dan timing). Klien yang telah menjalani operasiapendiktomipada umumnya mengeluh nyeri pada luka operasi yang akan bertambah saat digerakkan atau ditekan dan umumnya berkurang setelah diberi obat dan diistirahatkan. Nyeri dirasakan sperti ditusuk tusuk dengan skala nyeri lebih dari lima (0-10).Nyeri akan terlokalisasi di area operasi dapat pula menyebar di seluruh abdomen dan paha kanan dan umumnya menetap sepanjang hari. Nyeri mungkin dapat mngganggu aktivitas sesuai rentang toleransi masing masing klien.

2)Riwayat Kesehatan Dahulu.Berisi pengalaman penyakit sebelumnya, apakah memberi pengaruh pada penyakit yang diderita sekarang serta apakah pernah mengalami pembedahan sebelumnya.

3)Riwayat Kesehatan Keluarga.Perlu diketahui apakah ada anggota keluarga lainnya yang menderita sakit yang sama seperti klien, dikaji pula mengenai adanya penyakit keturunan atau menular dalam keluarga.

4)Riwayat Psikologis.Secara umum klien dengan post apendiksitis tidak mengalami penyimpangan dalam fungsi psikologis. Namun demikian tetap perlu dilakukan mengenai kelima konsep diri klien (citra tubuh, identitas diri, fungsi peran, ideal diri dan harga diri5)Riwayat Sosial.Klien dengan post apendiktomi tidak mengalami gangguan dalam hubungan social dengan orang lain, akan tetapi tetap harus dibandingkan hubungan social klien antara sebelum dan setelah menjalani operasi.6)Riwayat Spiritual.Pada umumnya klien yang menjalani perawatan akan mengalami keterbatasan dalam aktivitas begitu pula dalam kegiatan ibadah.Perlu dikaji keyakinan klien terhadap keadaan sakit dan motivasi untuk kesembuhannya.7)Kebiasaan Sehari hari.Klien yang menjalani operasi pengangkatan apendiks pada umumnya mengalami kesulitan dalam beraktfitas karena nyeri yang akut dan kelemahan. Klien dapat mengalami gangguan dalam perawatan diri ( mandi, gosok gigi, keramas dan gunting kuku ), karena adaanya toleransi aktivitas yang mengalami gangguan.Klien akan mengalami pembatasan masukan oral sampai fungsi pencernaan kembali ke dalam rentang normalnya.Kemungkinan klien akan mengalami mual muntah dan konstipasi pada periode awal post operasi karena pengaruh anastesi. Intake oral dapat mulai diberikan setelah fungsi pencernaan kembali ke dalam rentang normalnya. Klien juga dapat mengalami penurunan haluaran urine karena adanya pembatasan masukan oral. Haluaran urine akan berangsur normal setelah peningkatan masukan oral. Pola istirahat klien dapat terganggu ataupu tidak terganggu, tergantung toleransi klien terhadap nyeri yang dirasakan.

8)Pemeriksaan Fisik.Pemeriksaan fisik ini mencakup :-Keadaan Umumklien post apendiktomi mencapai kesadaran penuh setelah beberapa jam kembali dari meja operasi, penampilan menunjukkan keadaan sakit ringan sampai berat tergantung pada periode akut rasa nyeri. Tanda vital pada umumnya stabil kecuali akan mengalami ketidakstabilan pada klien yang mengalami perforasi apendiks.-Sistem Pernapasanklien post apendiktomi akan mengalai penurunan atau peningkatan frekuensi napas (takipneu) serta pernapasan dangkal, sesuai rentang yang dapat ditoleransi oleh klien.-Sistem Kardiovaskuler umumnya klien mengalami takikardi ( sebagai respon terhadap stres danhipovolemia), mengalami hipertensi (sebagai respon terhadap nyeri),hipotensi(kelemahan dan tirah baring).Pengisian kapiler biasanya normal, dikaji pula keadaan konjungtiva, adanyasianosisdan, auskultasi bunyi jantung.-Sistem Pencernaanadanya nyeri pada luka operasi di abdomen kanan bawah saat dipalpasi. Klien post apendiktomi biasanya mengeluh mual muntah, konstipasi pada awal post operasi dan penurunan bising usus. Akan tampak adanya luka operasi di abdomen kanan bawah bekas sayatan operasi.-Sistem Perkemihanawal post operasi klien akan mengalami penurunan jumlah output urine, hal ini terjadi karena adanya pembatasan intak oral selama periode awal post apendiktomi.Output urine akan berangsur normal seiring dengan peningkatan intake oral.-Sistem Muskuloskeletal secara umum, klien dapat mengalami kelemahan karena tirah baring post operasi dan kekakuan . Kekuatan otot berangsur membaik seiring dengan peningkatan toleransi aktifitas.-Sistem Integumenakan tampak adanya luka operasi di abdomen kanan bawah karena insisi bedah disertai kemerahan (biasanya pada awitan awal). Turgor kulit akan membaik seiring dengan peningkatan intake oral.-Sistem Persarafanumumnya klien dengan post apendiktomi tidak mengalami penyimpangan dalam fungsi persarafan.Pengkajian fungsi persafan meliputi : tingkat kesadaran, saraf kranial dan refleks.-Sistem Pendengaranpengkajian yang dilakukan meliputi : bentuk dan kesimetrisan telinga, ada tidaknya peradangan dan fungsi pendengaran.-Sistem Endokrinumumnya klien post apendiktomi tidak mengalami kelainan fungsi endrokin.Akan tetapi tetap perlu dikaji keadekuatan fungsi endrokin (thyroid dan lain lain).

9)Pemeriksaan Penunjang.-Laboratoriuma)Haemoglobin yang rendah dapat mengarah kepada anemia akibat kehilangan darah.b)Peningkatan leukosit dapat mengindikasikan adanya infeksi.-Radiologi.10)Terapi dan Pengobatan pada umumnya klien post apendiktomi mendapat terapi analgetik untuk mengurangi nyeri dan antibiotik sebagai anti mikroba.

b)Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang muncul pada klien post apendiktomi antara lain ( internet 2011):a)Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan, prosedur invasif.b)Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan pasca operasi, status hipermetabolik : proses penyembuhan.c)Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi pembedahan.d)Intoleran aktivitas berhubungan dengan nyeri post operasi, kelemahan sekunder terhadap pembedahan.e)Kurang perawatan diri (diuraikan) berhubungan dengan kelemahan post operatif, nyeri.f)Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan insisi pembedahan.g)Risiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake (pembatasan pasca operasi), peningkatan kebutuhan nutrisi sekunder terhadap pembedahan.h)Konstipasi berhubungan dengan efek pembedahan, perubahan diet, immobilisasi.i)Kurang pengetahuan mengenai (diuraikan) berhubungan dengan kurang terpapar informai, tidak mengenal sumber informasi.

c)Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan pada klien dengan Apendiksitis menurut Merilyn.E. Doengesadalah sebagai berikut :1.Diagnosa Keperawatan:Infeksi, Resiko tinggi terhadapHasil yang diharapkan:Meningkatkan penyembuhan luka dengan benar, bebas tanda infeksi / inflamasi, drainase purulen, eritema, dan demam.NoIntervensiRasional

1

2

3

4

5

6

7Awasi tanda vital,Perhatikan demam,mengigil, berkeringat, perubahan mental, meningkatnya nyeri abdomen.

Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka aseptik.

Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka / drein ( bila dimasukan ), Adanya eritema.

Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien / orang terdekat.

Ambil contoh drainase bila diindikasikan.

Berikan antibiotik sesuai indikasi.

Bantu irigasi dan drainase bila diindikasikan.Dugaan adanya infeksi / terjadinya sepsis, abses, peritonitis.

Menurunkan resiko penyebaran bakteri.

Memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi, dan / atau pengawasan penyembuhan yang telah ada sebelumnya.

Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membantu menurunkan ansietas.

Kultur pewarnaan gram dan sensivitas berguna untuk mengidentifikasikan organisme penyebab dan pilihan terapi.

Mungkin diberikan secara prifilaktik atau menurunkan jumlah organisme untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya pada rongga abdomen.

Dapat diperlukan untuk mengalirkan isi abses terlokalisir.

2.Diagnosa Keperawatan:Nyeri akutHasil yang diharapkan:Melaporkan nyeri hilang / terkontrol.NoIntervensiRasional

1

2

3

4

5

Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya ( skala 0 10 ).Selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat.

Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler.

Dorong ambulasi dini.

Berikan aktivitas hiburan.

Pertahankan puasa / penghisapan NG pada awal.

Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan. Perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya abses / peritonitis. Memerlukan upaya evaluasi medik dan intervensi.

Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah atau pelvis, menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang.

Meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh merangsang peristaltik dan kelancaran flatus, menurunkan ketidaknyamanan abdomen.

Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping.

Menurunkan ketidaknyamanan pada peristaltik usus dini dan iritasi gaster / muntah.

3.Diagnosa Keperawatan:Nutrisi, Perubahan Kurang dari Kebutuhan Tubuh, Resiko Tinggi TerhadapHasil yang diharapkan:Mempertahankan berat badan dan kesimbangan nitrogen positif.NoIntervensiRasional

1

2

3

4

5

6

7

8Awasi haluaran selang NG.Catat adanya muntah atau diare.

Auskultasi bising usus, catat bunyi tak ada / hiperaktif.

Ukur lingkaran abdomen

Timbang berat badan dengan teratur.

Kaji abdomen dengan sering untuk kembali ke bunyi yang lembut, penampilan bising usus normal, dan kelancaran flatus.

Awasi BUN, Protein, albumin, Glukosa, keseimbangan nitrogen sesuai indikasi.

Tambahkan diet sesuai tolerans, contoh cairan jernih.

Berikan hiperalimentasi sesuai indikasi.

Jumlah besar dari aspirasi gaster dan muntah / diare diduga terjadi obstruksi usus, memerlukan evaluasi lanjut.

Meskipun bising usus sering tak ada, inflamasi / iritasi usus dapat menyertai hiperaktifitas usus, penurunan absorbsi air dan diare.

Memberikan bukti kuantitas perubahan distensi gaster / usus dan / atau akumulasi asites.

Kehilangan / peningkatan dini menunjukkan perubahan hidrasi tetapi kehilangan lanjut di duga ada devisit nutrisi.

Menunjukan kembalinya fungsi usus ke normal dan kemampuan untuk memulai masukan per oral.

Menunjukan fungsi organ dan status / kebutuhan nutrisi.

Kemajuan diet yang hati hati saat masukan nutrisi dimulai lagi menurunkan resiko iritasi gaster.

Meningkatakan penggunaan nutrien dan keseimbangan nitrogen positif pada pasien yang tak mampu mengasimilasi nutrien dengan normal.

d)ImplementasiImplementasi adalah tahap keempat dalam proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan (melaksanakan intervensi yang telah ditentukan sebelumnya)(Marilyn.E.Doengoes , 1999: 105).Pelaksanaanadalah inisiatif dan rencana tindakan untuk mencapai tujuan (Iyer et al, 1996) Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan yang disusun dan ditujukan kepada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor faktor yang mempengaruhi klien. (Iyer et al, 1996).Pelaksanaan keperawatan merupakan tindakan yang diberikan kepada klien meliputi pelaksanaan. perencanaan pelayanan keperawatan dan diskusi oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

e)EvaluasiEvaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan dimana merupakan proses yang kontinyu yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawatan yang dilakukan dengan meninjau respon klien untuk menentukan keefektifan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan klien (Marilyn.E.Doengoes 1999: 105).Menurut Griffith dan Chirste, 1986, evaluasi sebagai suatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dan mencapai suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan (Buku Proses-Proses Keperawatan, Nursalam, 1999).

BAB IIITINJAUAN KASUS

A.PENGKAJIANTanggal masuk rumah sakit:24 Mei2011Tanggal Pengkajian:30 Mei 2011Nomor Register:33 51 89Ruangan: BedahPria( kelas III )Diagnosa Medis :Abdominal Paint,Apendiksitis,Post Ops Laparatomi

I. BIODATAA. Identitas Klien.Nama:Tn MUmur:36tahunJenis Kelamin:Laki-lakiSuku:Agama:PentekostaStatus Nikah: Belum menikahPekerjaan:SwastaPendidikan: SMAAlamat: Sentani, Jl. Ifargunung

B. Identitas Penanggung.Nama:Tn. MUmur:40tahunJenis Kelamin:Laki-LakiSuku:Agama:PentekostaStatus Nikah: Sudah menikahPekerjaan:SwastaPendidikan:SMAHub dengan klien:Kakak KlienAlamat:Jl. Ifargunung

II. DATA BIOLOGIa.Keluhan Utama Saat DikajiSakit di seluruh bagian perut-Provokative:Nyeri dirasakan saat batuk, duduk, berdiri, dan melakukan aktivitas-Quality:Nyerihilang timbul-Region:Nyeri menyebar daridaerah sayatan operasi ke semua kuadran abdomen-Skala: Nyeri pada skala 4(sedang)-Time: 1- 2 menit-Hal yang memperberat:Jika klien melakukan aktifitas yang berat.-Hal yang memperingan:Jika klien istirahat.b.Riwayat Keluhan UtamaAwalnyaKlien merasa sakit pada daerah perut kanan bawah bekas operasikemudian setelah 4 hari dirawat, jahitan terlepas dan dijahit ulang pada tanggal 29 mei 2011. Nyerimenjalar ke seluruh bagian abdomen atau kuadran, sakit yang di rasakan sangat berat sehingga sulit untuk melakukan aktifitas sendiri, sehingga kilen dibantu oleh keluarga, klien hanya bisa istirahat untuk mengurangi rasa sakit.c.Keluhan Yang MenyertaiBadan lemas,panas,sakit apabila balik ke sebalah kanan, sakit daerah operasi hilang timbul,danrasa mual serta tidak enak makan.d.Riwayat Kesehatan Masa Lalu-Klien pernah berobatke Rumah Sakit 10tahun yang lalu karena malaria,dan dirawat.-Klien tidak pernah alergi obat obatan.-Klien tidak pernah menderita penyakit menular.

2.Pemeriksaan Fisik-Keadaan Umum: Lemah-Kesadaran: CM ( Compos Mentis )E4, V5, M6-Tanda tanda vitalTekanan Darah: 120 /90 MmHgNadi: 92x / menitSuhu: 370CRespirasi: 24x / menit3.Berat Badan:55kg4.Tinggi Badan: 155 cm5.KepalaInspeksiKeadaan rambut dan Hygienekepala-Warna rambut: Hitam keriting-Penyebaran: Merata-Kebersihan rambut: Kotor-Mudah rontok:TidakPalpasi-Tidak ada benjolandan tidak ada nyeri tekan

6.MukaInspeksi-Muka tampak simetris kanan dan kiri.-Bentuk mukabulat.-Muka pucat.-Tidak ada pergerakanabnormal.-Ekspresi wajah meringis kesakitan.-Tidak ada odema pada wajah.Palpasi-Tidak ada nyeri tekan pada bagian wajah.

7.MataInspeksi-Mata simetris kanan dan kiri.-Palpabrae tidak oedema.-Scelera tidak ikterik.-Conjuntiva anemis.-Refleks pupil terhadap cahaya kanan ( + ) / Kiri ( + )-Penglihatan tidak kabur.Palpasi-Tidak ada nyeri tekan pada bola mata.

8.HidungInspeksi-Keadaan septum tepat berada ditengah.-Tidak ada polip.-Tidak terdapat secret atau cairan.-Tidak ada radang.

9.TelingaInspeksi-Bentuk simetris kanan dan kiri.-Tidak ada seruman.-Lubang telinga tampak bersih.-Tidak menggunakan alat bantu pendengaran.Palpasi-Tidak ada nyeri tekan pada daerah telinga.10.MulutInspeksi-Gigi: Keadaan gigi lengkap, gigi tampak kotor, adanya karang gigi / keries, tidak menggunakan gigi palsu.-Gusi: Tidak ada peradangan.-Bibir: sianosis, bibir pucat, bibir kering dan pecah, mulut berbau.11.LeherInspeksi-Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid-Vena Jugularis tidak membesarPalpasi-Tidak ada kaku kuduk.-Tidak ada pembesaran kelenjar limfe .

12.Thoraks dan pernapasanInspeksi-Bentuk dada simetris kanan dan kiri.-Frekuensi pernafasan 24x / menit.-Irama pernapasan teratur.-Sifat pernapasan dada perut.Palpasi-Tidak ada massa / nyeri.Perkusi-Suara paru sonor.Auskultasi-Suara napas vesikuler.-Tidak ada suara tambahan weezhing / rongki.

13.JantungPalpasi-Ictus cordis tidak teraba.Perkusi.-Batas atas jantung pada ICS 2-3.-Batas kanan jantung pada linea sternalis kanan 1 jari lateral kanan.-Batas kiri jantung pada medioclavikularis kiri.-Tidak ditemukan adanya pembesaran jantung.Aukultasi.-BJ I / Katup mitralICS 5 linea mideo clavicularis terdengar tunggal.-BJ I / Katup trikuspidalis ICS 4 linea sternalis kiri terdengar tunggal.-BJ II / Katup aorta ICS 2 linea sternalis kanan terdengar tunggal.-BJ II / Pulmonal ICS 2 linea sternalis kiri terdengar tunggal.

14.AbdomenInspeksi-Perut terlihatmembuncit.-Klien memakai korset-Adanya luka sayatan operasilaparatomi.-Pada luka operasi masih terlihat benang operasi dan belum di lepas.-Luka tampak masih basah dan kemerahan.Palpasi-adanya nyerioperasi padagaris tengahabdomen-Hepar tidak teraba.-Lien tidak teraba.Perkusi-Terdengar suara tympani.Auskultasi-Terdengar bising usus.-Peristaltik usus 8 x / menit.

15.Genetalia dan anus-Tidak dilakukan pemeriksaan.16.EkstermitasEkstremitas atas-Tangan simetris kanan dan kiri.-Terpasang infus RL kosong 20 tetes / menit pada tangan kiri.-Tidak terdapat pergerakan abnormal.-Kekuatantonusotot normal 5 / 5.Ekstremitas bawah-Kaki simetris kanan dan kiri.-Tidak ada pergerakan abnormal.-Tidak ada nyeri tekan.-Kekuatan otot normal 5 / 5.

17.Pola Aktifitas Sehari - HariNoKegiatanSebelum sakitSelama sakit

1.Nutrisi-Pola makan

-Jenis makanan-Frekuensi makan-Nafsu makan

-Makanan pantangan-Jenis minum

-Jumlah minum

Teratur

Nasi,sayur,lauk pauk3 x sehari

Baik

Tidak ada

Air putih dan teh

8 9gelas 1.500- 2000cc/hari

Teratur

Bubur,sayur,lauk pauk3 x sehari

Kurang hanya menghabiskan 4 5 sendok makanPedas pedas

Air putihsedikit-sedikit

4 5 gelas / hariIVFD RL 20 tetes / menit

2.Eliminasia.BAB-Frekuensi-Bau-Warna-Konsistensib. BAK-Frekuensi-Bau-Warna-Gangguan

1x sehariKhasKuningPadat

2-3x sehariAmoniakKuningTidak ada

1 2 x sehariKhasKuningLembek

3 4 x sehariAmoniakKuningtuaTidak ada

3.Istirahat Tidiur-Tidur malam-Tidur siang-Keluhan tidur

21.00 - 06.30 wit13.00 - 17.00 witTidak ada

20.00 - 06.00 wit12.00 - 14.00 witTidak ada

4.Aktivitas - Latihan-Berbaring-Duduk-Berdiri-Berjalan-Aktivitas rutin

Semua aktivitas dilakukan sendiri tanpa bantuan

SendiriSendiriDengan BantuanDengan BantuanDengan Bantuan

5.Hygiene-Frekuensi mandi-Gosok ggi-Cuci rambut-Ganti pakaian

2 x sehari

2 x sehari3 x seminggu2 x sehari

Hanya di lap

Belum Sikat gigiBelum cuci rambut1 x sehari

18.Pemeriksaan PenunjangNoNama PemeriksaanHasilNilai normal

1Pemeriksaan Labolatoriuma.Tgl24Mei2011-Hemoglobin-HCT-DDR-WBC-PLT

b.Tanggal25 Mei 2011-GDS-Ureum-Creatinine-Albumin-DDR-SGPT-SGOT

c.Tanggal26 Mei 2011-Hemoglobin-DDR-WBC-PLT

14,5gram %42,5%Negatif14,6103mm354103mm3

90 mg/%132 mg/%2,46 mg/%3,11 g/dlNegatif12 u/l9 u/l

17,2gr / %Negatif9,46103mm349103mm3

11 15 gram / %35 47 %Negatif4.0 10.0150 - 500