app termodinamika
DESCRIPTION
mengenai aplikasi termodinamika, dapat menjadi bahan saat kuliah kimia adsorpsiTRANSCRIPT
![Page 1: App Termodinamika](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082710/55cf97d2550346d03393d41a/html5/thumbnails/1.jpg)
Nama : Irma Tiara Puteri
NIM : H 131 10 013
Tanggal : 4 April 2013
Mata Kuliah : Kimia Adsorpsi
Tugas : Ringkasan Jurnal Termodinamika
Pengaruh Penambahan Khitosan dan Plasticizer Gliserol pada Karakteristik
Plastik Biodegradabel dari Pati Limbah Kulit Singkong
Biodegradabel plastik adalah kemampuan plastik yang akan terurai di alam
dengan bantuan mikroorganisme. Biodegradasi dari plastik dapat dicapai dengan
mengaktifkan mikroorganisme di lingkungan untuk memetabolisme struktur
molekul film plastik. Biodegradabel plastik biasanya diproduksi dalam dua bentuk
yaitu padat/3D dan film. Penggunaan pati sebagai bahan utama pembuatan plastik
memiliki potensi yang besar karena di Indonesia terdapat berbagai tanaman
penghasil pati, seperti singkong. Untuk memperoleh bioplastik, pati ditambahkan
khitosan dan plasticizer gliserol, sehingga diperoleh plastik yang lebih fleksibel
dan elastis.
Penelitian ini mengkaji tentang pemanfaatan pati limbah kulit singkong
dan khitosan sebagai bahan dasar pembuatan biodegradabel plastik. Teknik yang
digunakan dalam pembuatan bioplastik adalah teknik inversi fasa dengan
penguapan pelarut setelah proses pencetakan yang dilakukan pada plat kaca.
Metode ini didasarkan pada prinsip termodinamika larutan dimana keadaan awal
larutan stabil kemudian mengalami ketidakstabilan pada proses perubahan fasa
(demixing), dari cair menjadi padat. Proses pemadatannya (solidifikasi) diawali
dari transisi fasa cair satu ke fasa dua cairan (liquid-liquid demixing) sehingga
pada tahap tertentu fasa (polimer kosentrasi tinggi) akan membentuk padatan.
![Page 2: App Termodinamika](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082710/55cf97d2550346d03393d41a/html5/thumbnails/2.jpg)
Studi mengenai pembuatan bioplastik campuran pati dan khitosan, serta
gliserol sebagai plasticizer dilakukan dengan memvariasikan khitosan (0,5 ; 0,75 ;
1 : 2) (%w/v) dan gliserol (3 ml ; 5 ml ; 7 ml). Bioplastik dicetak di atas plat kaca.
Untuk melepaskan larutan bioplastik dari pelat kaca dilakukan dengan cara
memasukkannya ke dalam bak koagulan yang berisi larutan NaOH 4%. Larutan
NaOH berfungsi sebagai larutan non-pelarut yang dapat berdifusi ke bawah
lapisan bioplastik sehingga bioplastik terangkat ke atas dan mudah untuk dilepas.
Hasil yang diperoleh berupa lembaran tipis plastik (film plastik) yang telah
diuji sifat mekaniknya sehingga didapatkan variabel data optimum dengan
menggunakan alat Authograph AG-10TE Shimadzu, yaitu komposisi khitosan 2%
dan penambahan gliserol 3 ml dengan nilai Modulus Young 494925.675 (psi),
Elongation 1.27 (%), dan Tensile Strenght 6269.059 (psi). Prosentase khitosan
terhadap nilai Modulus Young berbanding lurus. Hal ini berbanding terbalik
dengan adanya penambahan komposisi gliserol, dimana nilai Modulus Young
akan semakin kecil seiring bertambahnya konsentrasi gliserol. Prosentase khitosan
terhadap nilai Tensile Strenght berbanding lurus, karena semakin besar
konsentrasi khitosan maka semakin banyak ikatan hidrogen yang terdapat dalam
bioplastik sehingga ikatan kimianya akan semakin kuat dan sulit untuk diputus,
diperlukan energi yang besar untuk memutuskan ikatan tersebut. Nilai Tensile
Strength berbanding terbalik dengan adanya penambahan komposisi gliserol,
dimana nilai Tensile Strength akan semakin menurun seiring bertambahnya
konsentrasi gliserol. Semakin besar komposisi gliserol maka prosentase
Elongation juga semakin besar, berarti semakin banyak gliserol yang
ditambahkan, maka sifat bioplastik akan semakin elastis. Sedangkan prosentase
Elongation berbanding terbalik terhadap konsentrasi khitosan, karena semakin
menurunnya jarak ikatan intermolekulernya.
Analisa morfologi dilakukan menggunakan alat SEM ZEISS, tujuannya
untuk menjelaskan bagaimana morfologi dari bioplastik yang terbentuk.
Komposisi variabel gliserol-khitosan (3 : 0,75) terlihat bahwa permukaan
bioplastik memiliki banyak rongga dan masih terlihat adanya sedikit kerutan pada
permukaan film. Pada komposisi variabel gliserol-khitosan (3 : 2), terlihat bahwa
![Page 3: App Termodinamika](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082710/55cf97d2550346d03393d41a/html5/thumbnails/3.jpg)
permukaan bioplastik memiliki sedikit rongga dan banyak sekali kerutan pada
permukaan film.
Bioplastik diuji sifat biodegradabelnya menggunakan bakteri EM4
(Effective Microorganism). EM4 adalah kultur campuran mikro yang terdiri dari
bakteri Lactobacillus, Actinomyces, Streptomyces, ragi jamur, dan bakteri
fotosentik yang bekerja saling menunjang dalam dekomposisi bahan organik.
Proses dekomposisi berlangsung secara fementasi baik dalam keadaan aerob
maupun anaerob. Bakteri-bakteri ini akan mendegradasi bioplastik yang
mengandung pati dengan cara memutus rantai polimer menjadi monomer-
monomernya melaui enzim yang dihasilkan dari bakteri tersebut. Proses ini akan
menghasilkan senyawa-senyawa organik berupa asam amino, asam laktat, gula,
alkohol, vitamin, protein, dan senyawa organik lainnya yang aman terhadap
lingkungan. Bioplastik mengalami degradasi dalam waktu 10 hari yang
ditunjukkan dengan terkoyaknya permukaan film bioplastik.
Sifat ketahanan bioplastik terhadap air ditentukan dengan uji Swelling,
yaitu prosentase penggembungan film oleh adanya air. Uji ketahanan air sebesar
66 %. Campuran kitosan 2 % dengan gliserol 3 ml memiliki ketahanan terhadap
air paling bagus dibandingkan yang lainnya karena sifat khitosan yang hidrofobik
dan tak larut dalam air. Jadi, semakin besar konsentrasi khitosan, maka %
Swellingnya semakin kecil yang berarti bahwa proses penyerapan air paling kecil
dibanding variabel khitosan lainnya.