aplikasi “sayang bunda” dalam upaya penurunan …

15

Upload: others

Post on 20-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …
Page 2: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

S a y a n g i D a m p i n g i I b u d a n A n a k

LATAR BELAKANGPeningkatan derajat kesehatan ibu dan anak saat ini

menjadi topik masalah yang diprioritaskan pada pembangunankesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan angka kematian ibu(AKI) yang berhubungan erat dengan indikator derajatkesehatan masyarakat. Ibu dan anak sendiri merupakankelompok yang paling rentan masalah perihal kesehatannya.Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kasus kematianibu yang terjadi dimana berhubungan erat dengan masakehamilan, persalinan serta masa nifas. Pengetahuan tentangperawatan, upaya pencegahan, komplikasi atau hal-hal penyulitpada masa kehamilan, serta kehamilan resiko tinggi sangatdiperlukan oleh ibu hamil selama masa kehamilan.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)tahun 2012 terdapat 359 kematian maternal per 100.000kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari targetMillenium Development Goals (MDG’s) pada tahun 2015 yaitusebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Di Jawa Tengah, AKIpada tahun 2015 mencapai 111,16 per 100.000 kelahiranhidup. Di Kota Semarang sendiri Angka Kematian Ibu mencapai128 per 100.000 KH pada tahun 2015, dimana angka tersebutadalah tertinggi ketiga di Jawa Tengah. Tingginya angkakematian ibu di kota Semarang disebabkan oleh berbagaipermasalahan baik masalah kesehatan, social maupunekonomi. Masalah kesehatan masih menjadi faktor utamadalam kematian ibu.

SANPIISANDinas Kesehatan Kota Semarang Jl. PandanaranNo.79 Semarang Selatan Semarang – 024 8318771 [email protected]

Page 3: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

Pertama, adanya kasus kematianibu dengan kondisi 4Terlalu dalamkehamilan yaitu usia terlalu muda(<19 tahun), usia terlalu tua (>35tahun), jarak hamil terlalu dekat(<2 tahun) dengan sebelumnya,dan terlalu sering hamil. Dari kasus4Terlalu ini menyumbang sekitar46% dari angka kematian ibu diKota Semarang. Selain dari faktor4Terlalu, keterlambatan dalammerujuk ibu hamil dan nifasdaengan kondisi kegawatdaruratanjuga sebagai salah satu penyebabkematian ibu yaitu sebanyak 14%.Di kota Semarang masih terdapatbeberapa daerah yang kurangmenjangkau untuk akses ke fasilitaskesehatan, sehingga menyebabkanketerlambatan dalam merujuk ibuhamil dengan kegawatdaruratan.

Kedua, kurangnyasensitivitas ibu hamil untukmelakukan kunjungan pada awalkehamilan ke fasilitas kesehatan(K1).

Keengganan ibu dalam melakukanpemeriksaan awal kehamilan,didasari oleh beberapa faktorseperti kurangnya. pengetahuandan kesadaran ibu dalammewaspadai kehamilan,keterbatasan waktu bagi ibu hamilyang bekerja, kemudian keadaanekonomi juga mempengaruhikeadaan ini. Pemeriksaan padaawal kehamilan ke fasilitaskesehatan (K1) sangat penting baikbagi ibu hamil maupun bagipetugas kesehatan. Bagi ibu hamil,dengan melakukan pemeriksaanawal kehamilan (K1) dapatmegetahui informasi keadaankehamilannya sejak dini, sehinggaibu dapat mewaspadaikehamilannya sendiri. Bagi petugaskesehatan, kunjungan K1 ibu hamilmempermudah petugas kesehatanmengetahui sejak awal keadaan ibuhamil tersebut dan dapatmemetakan keadaan ibu hamil baikyang normal maupun yangberesiko.

Gambar 1. pemantauan ibu hamil bersama kader, petugas kesehatan serta Linsek

Page 4: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

Ketiga, rendahnya akurasi data ibuhamil. Pendataan ibu hamil, merupakanlangkah awal penting dalam upayapenurunan angka kematian ibu. Yangsering terjadi data ibu hamil tidakuptodate dan duplikasi data di satu fasilitaskesehatan. Beberapa ibu hamil yang tidakterdata dan tidak datang ke fasilitaskesehatan, mengakibatkan ibu hamiltersebut tidak mendapat pelayanankesehatan dengan maksimal. Daripendataan yang terintegrasi di setiapwilayah, harapannya semua ibu hamildapat diketahui keberadaannya danmendapatkan pelayanan kesehatan secaramaksimal.

Berbagai permasalahan diatas,sangat dibutuhkan upaya proaktif secarakomprehensif dengan pendekatankolaborasi berbasis kemitraan dari seluruhsektor pemerintah, swasta, fasilitaskesehatan, perusahaan, organisasi profesidan masyarakat. Dalam mengatasinya,pemerintah kota Semarang melakukanpengembangan inovasi

SAN PIISAN (Sayangi Dampingi Ibu Anak Kota Semarang). Inovasi ini hadirdalam bentuk keterlibatan peran aktif masyarakat melalui kader dalammelakukan pemantauan homecare ibu hamil maupun saat di perusahaandidampingi dengan petugas kesehatan serta didukung system informasiyang terintegrasi berbasis web maupun android untuk memudahkan systempelaporan.

BENTUK INOVASISANPIISAN (Sayangi Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang) merupakaninovasi Kota Semarang yang dilakukan secara promotive, preventif dankuratif serta kolaborasi dalam menjamin ibu hamil hingga bersalinmendapatkan kemudahan akses layanan kesehatan melalui pemberdayaanmasyarakat dan didukung system informasi melalui smartphone.

Gambar 2. Pemasanganstiker P4K dirumah ibu hamilbukti bahwa ibu hamil sudahterdata dan terpantau olehkader dan petugas kesehatan

Page 5: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

SANPIISAN (Sayangi Dampingi Ibu Anak Kota Semarang) hadir sebagaisistem terintegrasi dari seluruh sektor dengan pemberdayaan masyarakatsecara berkelanjutan. Dalam pelaksanaan kegiatannya, inovasi inimelibatkan OPD, stakeholder, masyarakat dan tenaga kesehatan yangbergerak bersama. Selain mengatasi masalah kesehatan ibu, upaya ini jugadapat meningkatkan peran aktif masyarakat untuk deteksi dini gawatdarurat pada ibu hamil dan menekan angka kematian ibu. Sasaran programini adalah ibu yang dinyatakan hamil, Ibu bersalin dan Bayi hingga usia 3bulan dengan melakukan pendataan terintegrasi, intervensi di masyarakatdan perusahaan serta layanan persalinan terpadu.

kegiatan SAN PIISAN dimulai dari masyarakat, terutama kader kesehatanyang dikenal oleh warga untuk melakukan pendataan masalah kesehatan diwilayah tersebut. Karena kader berinteraksi setiap hari dengan masyarakat

maka hubungan antar masyarakat dengan kader terbangun dengan baik.

Informasi diluar masalah kesehatan, kader juga mengetahui siapa saja yang

sedang hamil di wilayah dan bagaimana kondisi sosial, fisik, dan mentalnya.

Dengan pelatihan dan sosialisasi dari puskesmas setempat tentang kesehatan

ibu hamil, maka para kader dan masyarakat dapat mengetahui apa saja tanda

bahaya serta kegawatdaruratan pada ibu hamil dan ibu nifas. Sehingga kader

memulai pendataan dan pelaporan ibu hamil di wilayahnya sesuai dengan yang

didapat dalam peatihan, agar ibu hamil mampu mendapat pelayanan kesehatan

yang maksimal.

Kegiatan pendataan ibu hamil oleh kader dan masyarakat, juga

didukung dengan pemanfaatan teknologi agar mendapatkan pelaporan yang

terintegrasi. System pemanfaatan teknologi dimulai dari pendataan dengan

SIGASPOL dan Aplikasi Sayang Bunda saat melakukan pemantauan ibu hamil.

Setelah ibu hamil terdata, ibu mendapatkan intervensi homecare dari petugas

kesehatan.

Gambar 3. Pelaksanaan kelas ibu hamil dengankader, PKK dan Petugas kesehatan

Page 6: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Indonesia dalammemberikan layanan Kesehatan bagi ibu hamil bekerja dengan programGEPUK PEPES. Sehingga pemantauan Kesehatan ibu hamil dapat terlaksanasecara sinergis sampai menjelang persalinan. Program SAN PIISAN tidak hanyaberfokus pada ibu hamil saja. Namun, bagi ibu yang akan bersalin jugamendapatkan akses ke fasilitas kesehatan dengan program RAISA yangbertujuan mengurangi terlambatnya mendapat pertolongan persalinan.

PROSES PELAKSANAAN PROGRAM

Tujuan utama dari inovasi SAN PIISAN adalah salah satu upaya dalammenurunkan angka kematian ibu dengan pemberdayaan masyarakat dalammendeteksi dini kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin dan nifas secaraterintegritas di Kota Semarang.

SAN PIISAN terbukti menjadisalah satu upaya strategis yang efektifmenurunkan Angka Kematian ibu diKota Semarang Semarang dari 128pada tahun 2015 menjadi 71 padatahun 2020 per 100.000 kelahiranhidup. Pelaksanaan SANPIISAN padatahun 2021 diharapkan dapatmeningkatkan peran aktif masyarakatuntuk mencegah Kematian Ibusehingga masyarakat mampu berdayaterhadap Kesehatan reproduksinyadalam menguraikan simpul rantai

penyebab terjadinya kematian ibu.

Gambar 3. Pemantauan danpelaksanaan kelas ibu hamil yangbekerja di Perusahaan

Page 7: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

1. Melakukan advokasi antar stakeholderdan masyarakat mengenai keberadaan ibuhamil di wilayahnya.

Stakeholder yang dimaksudadalah seperti ketua RT, RW serta lurahyang melakukan koordinasi denganmasyarakat terutama dengan kadermengenai keberadaan ibu hamil diwilayahnya. Setiap RT atau RW memilikiminimal 1 kader kesehatan di wilayahnya,sehingga memungkinan kader dapatmendata ibu hamil di sekitarnya secarakeseluruhan. Setelah pendataan, kadermelakukan pelaporan kepada bidan wilayahdi Puskesmas sesuai dengan kelurahantersebut. Pelaporan kader ke Puskesmasbisa dengan berbagai bentuk, denganpenggunaan smartphone atau via SMS bagikader tidak memiliki smartphone.

Gambar 4. advokasi pendataan ibuhamil Bersama stakeholder setempat

Proses pelaksaan program inovasi ini dilakukan dengan tahapansebagai berikut:

2. Menyiapkan infrasturktur penunjang pendataan ibu hamil dengansistem pendataan terintegritas yaitu SIGASPOL.

Tim dari Dinas Kesehatan Kota Semarang membuat sistem SIGASPOLyang dapat digunakan untuk melaporkan data secara real-time danterintegritas. Dengan SIGASPOL, kader dan petugas cukup memasukkan NIKibu maka informasi data ibu seperti nama dan alamat sudah langsungmuncul, karena sudah terhubung dengan data Dispendukcapil. Setelahmelakukan upload NIK ibu dan melengkapi data awal ibu, petugas mengisidata-data kehamilan seperti riwayat kehamilan sebelumnya dan faktor-faktor resiko apa saja yang dimiliki oleh ibu.

3. Kader dan petugas kesehatanmelakukan intervensi pelayanankesehatan dengan homecaremenggunakan aplikasi Sayang Bunda.Dimasa pandemi covid-19, aplikasiini juga memudahkan untuk janjitemu dengan petugas, kader dan ibuhamil.

Gambar 5. Pemantauan ibu hamilmenggunakan aplikasi Sayang Bunda

Page 8: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

Setelah dilakukan pemantauan homecare, ibu hamil dapatmengetahui hasil pemeriksaan telah dilakukan oleh petugas kesehatan.Selain itu, di aplikasi ini terdapat banyak informasi seperti: artikelmengenai kehamilan, nifas dan bayi baru lahir; informasi keberadaanfasilitas kesehatan terdekat oleh rumah ibu serta terdapat fiturkonsultasi dengan petugas kesehatan.

4. Bagi ibu hamil yang bekerja, akandilakukan pendataan serta intervensidi Perusahaan. Dinas Kesehatanbekerja sama dengan beberapaperusahaan mitra di kota Semaranguntuk melakukan pelayananKesehatan bagi ibu hamil bekerjaatau GEPUK PEPES. Program inidilakukan oleh bidan puskesmas,selain pendataan juga melakukanintervensi ke perusahaanmengadakan sosialisasi sertapemantauan ibu hamil. Sehinggameskipun ibu hamil bekerja, ibu tetapterdata, mendapatkan informasimengenai kehamilan, dan nifas sertaterpantau keadaannya denganpetugas Kesehatan.

5. Pelayanan RAISA bagi ibubersalin. Layanan RAISA yaitulayanan Rawat Ibu Bersalin yangada di Kota Semarang denganmenjamin aksesibilitas secara gratisbagi ibu bersalin saat dirujuk kefasilitas Kesehatan. Layanan ini jugadapat dimanfaatkan ibu hamil yangtidak memiliki jaminan Kesehatanuntuk proses persalinannya.

Gambar 6. intervensi homecare ke ibu hamilBersama petugas kesehatan dan kader dimasaPandemi Covid-19

Gambar 7. Merujuk ibu hamilBersama kader dan petugaskesehatan dengan program RAISA

Advokasi stakeholder dan kader mengenai keberadaanibu hamil di wilayahnya

Pendataan ibu hamilsecara terintegrasidengan SIGASPOL

Intervensi ke ibu hamildengan homecare sertapemanfaatan aplikasi SayangBunda Pemanfaatan RAISA

bagi ibu yang akanbersalin secara gratis di fasilitas kesehatan

intervensi kepada ibu hamilyang bekerja di perusahaandengan program GEPUK PEPES

Bagan 1. alur pelaksanaan kegiatan SANPIISAN

Page 9: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

Dukungan ini bersumber dari danaAPBD II, pelatihan maupunsosialisasi dari DAK danketerlibatan CSR, dan swadaya darimasyarakat.

3. Machine (Material): sumberdaya pada material dalam inovasiSAN PIISAN adalah yang pertamaserver untuk proses integrasi data– data ibu hamil, kemudianterdapat dukungan aplikasi yangdigunakan selama pendataan danintervensi homecare pada ibuhamil, smartphone serta computeruntuk komunikasi sertamemproses hasil pedataan danintervensi pada ibu hamil.

1. Man (Orang): MAN (orang)yang dimaksud disini adalahorang-orang yang terlibatdalam inovasi SAN PIISAN diKota Semarang. Yaitu, kaderkesehatan yang terdapat 1orang pada setiap kelurahandengan total 177 kaderkesehatan kelurahan di KotaSemarang, Ketua TimPenggerak PKK Kecamatansejumlah 16 orang, PetugasSurveilans Kesehatan Ibu danAnak (Gasurkes KIA)sejumlah 37 orang yangberada di 37 Puskesmas se-Kota Semarang, BidanPuskesmas se-Kota Semarangsejumlah 104 orang,Organisasi Profesi se-KotaSemarang (IDI, IBI, POGI,IDAI, PERBOI), 27 RumahSakit di Kota Semarang dan 5Perusahaan di KotaSemarang (PT. SAMA, PT.PANTJA KARYA).

2. Money (uang/anggaran):Dukungan angaranpercepatan penurunan AKI diKota Semarang sudahberlangsung sejak tahun2015 hingga saat ini.

Sumber Daya Program

Gambar 7. Pelaksanaan kelas ibuhamil dengan swadaya masyarakatBersama kader, stakeholder danBidan Puskesmas

Sumber daya pada program inovasi SAN PIISAN terdapat 4M dalammelakukan kegiatannya, yaitu:

Page 10: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

4. Methode (Strategi): motede atau strategi dalam melaksanakankegiatan SAN PIISAN diawali dengan advokasi antar masyarakat/kader kesehatan dengan stakeholder setempat dan bidan ataupetugas kesehatan di wilayah Puskesmas. Setelah data ibu hamildidapatkan, kemudian dilakukan intervensi homecare ke ibu hamil dirumah dan intervensi di perusahaan bagi ibu bekerja denganprogram Gepuk Pepes yang dilakukan oleh kader dan didampingipetugas kesehatan menggunakan aplikasi Sayang Bunda. Danpelayanan RAISA bagi ibu hamil yang akan bersalin.

Hasil dari program SANPIISAN cukup signifikan. Sejak dimulai inovasiSAN PIISAN, terbukti mampu menjadi salah satu upaya strategis yang efektifmenurunkan AKI Kota Semarang. Dengan adanya pendataan terintegrasi,maka ibu hamil dapat terjangkau untuk mendapat fasilitas pelayananKesehatan secara maksimal. Selain itu, sistem informasi dan pelaporan lebihmudah di akses dan efektif mengenai keadaan ibu hamil dan ibu nifas disuatu wilayah.

Manfaat utama yang dapat dirasakan dari program SAN PIISANadalah penurunan jumlah kematian ibu yang signifikan dari 128/100.000 KHtahun 2015 menjadi 71/100.000 KH tahun 2020. Hal Ini dikarenakan sudahbanyak ibu hamil yang terpantau oleh petugas Kesehatan. Manfaat lain yangdapat dirasakan adalah pemberdayaan masyarakat dalam memantau ibuhamil dan ibu nifas di sekitarnya. Kolaborasi antar petugas Kesehatan danmasyarakat sangat baik. Ditambah dukungan dari stakeholder setempatdalam melaksanakan kegiatan pemantauan secara homecare.

Dengan adanya SAN PIISAN ini membuat data ibu hamil semakinlengkap, serta pertolongan dalam kegawatdaruratan ibu hamil maupun ibunifas lebih cepat dan terintegrasi. Tahun 2021 diharapkan dapatmeningkatkan peran aktif masyarakat untuk bersama mencegah kematianibu di tengah Pandemi sehingga masyarakat mampu menguraikan simpulrantai penyebab terjadinya kematian ibu.

Adapun Sumber daya internal dalam SANPIISAN digerakkan melalui:rapat, sosialisasi dan briefing. Sedangkan sumber daya eksternal, melaluirapat koordinasi, pertemuan sosialisasi dan Focus GroupDiscussion (FGD). Pada ranah teknis, dilaksanakan rapat monitoringevaluasi berupa lokakarya mini khusus pembahasan mengenaiKesehatan Ibu dan Anak (KIA), bimbingan teknis, serta pelatihan.

Hasil Dan Manfaat Inovasi

Page 11: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

Inovasi SAN PIISAN di Kota Semarang selain bertujuan dalammenurunkan angka kematian ibu, juga bertujuan meningkatkan peran aktifmasyarakat dalam mendeteksi keadaan gawatdarurat pada ibu hamildisekitarnya.

Contoh Kasus Hasil Dan

Manfaat Inovasi

Pada bulan Maret tahun2021, terdapat ibu hamil denganKondisi gawatdarurat di kelurahansampangan, Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. Ibu Amerupakan ibu hamil denganresiko tinggi. ibu A beresiko tinggikarena pasca operasi pengambilantumor ovari indung telur yangterletak di sebelah kanan.Sebelumnya ibu tidak tahu bahwaia sedang hamil, namun saatperiksa ternyata ibu dinyatakanhamil oleh dokter dengan usiakehamilan sekitar 8 minggu.

Awal mula, ibu A tiba-tibamerasakan nyeri yang hebat padaperut. Kejadian tersebut diketahuipertama kali oleh ibu dari ibu Akemudian lapor ke masyarakatsekitar. Ibu hamil tersebut tinggalsatu rumah hanya dengan anggotakeluarga yang sudah rentan dankesulitan dalam melakukanpertolongan pada ibu.

Gambar 8. Petugas kesehatan danstakeholder memberi edukasi padakeluarga ibu hamil sebelum membawa keRumah Sakit

Karena masyarakat sekitar,terutama kader sudah mendapatsosialisasi mengenai kondisi gawatdarurat pada ibu hamil, saatmengetahui kejadian tersebut kadermenghubungi petugas kesehatan dipuskesmas terdekat, sertamenghubungi stakeholder diwilayahnya seperti ketua RT, Lurah danBabinsa. Dan langsung dibawa kerumah sakit agar ibu mendapatpenanganan lebih lanjut.

Gambar 9. Pertolongan oleh Babinsa,stakeholder dan petugas kesehatan padaibu hamil menuju ke Rumah Sakit

Dari kasus ini, Inovasi SANPIISAN telah memberikan dampak yangsignifikan pada masyarakat mengenaipengetahuan dan Tindakan yang harusdilaakukan saat mengetahuikegawatdaruratan pada ibu hamilmaupun ibu nifas. Sehingga ibu hamilatau nifas dapat segera ditangani olehpetugas kesehatan tingkat lanjut.

Page 12: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

Monitoring dan evaluasi awalnya dilakukan secara internal olehPuskesmas dilakukan setiap 1 bulan sekali, bersama seluruh bidan, petugas gizi,petugas promosi kesehatan, epidiomolog, dokter tenaga IT dan PetugasKesehatan Kelurahan. Hasil dari evaluasi internal, kemudian dibawa ke tingkatKecamatan lintas sektor. Pelaksanaan evaluasi di lintas sektor tingkat kecamatansetiap bulan, melibatkan lurah, Pokja IV, Dandim, Polres, TP PKK, FKK, PLKBKecamatan, kader dan Puskesmas. Evaluasi membahas segala perkembangandan hambatan dilapangan, sekaligus solusinya. Hasilnya dibawa untuk bahanevaluasi di tingkat Kota.

Hasil monitoring dan evaluasi yang sudah dilaksanakan baik secarainternal maupun dengan lintas sekor, dibahas di tingkat Kota. Pelaksanaanevauasi di Kota yaitu setahun 2 kali. Kegiatan ini berupa pelaporan dari timdilapangan dan hasil kegiatan selama sebulan termasuk monitoring danevaluasi keberhasilan dan hambatan. Berikut ini beberapa indikator programSAN PIISAN yang dilakukan monitoring dan evaluasi:

Gambar 10. kegiatan monitoring danevaluasi di Kelurahan

Dalam melaksanakan kegiatan SAN PIISAN, terdapat beberapa hambatanyang dialami baik dari Sumber Daya Manusia maupun secara teknis.

Pertama, kendala petugas dalam penggunaan aplikasi dalam systempendataan dan pelaporan. Beberapa petugas meskipun sudah memilikismartphone, namun dalam penggunaan aplikasi masih belum maksimal.hambatan ini diselesaikan dengan pelatihan dan pemantapan kembali dalampenggunaan aplikasi. Selain itu grup WhatsApp juga dbentuk sebagai saranakonsultasi jika ada masalah aplikasi.

Monitoring dan Evaluasi

1. Jumlah ibu hamil-nifas-bayi yangdipantau

2. Persentase ibu hamil risiko tinggi3. Persentase kunjungan ibu periksa ke

Puskesmas4. Kecepatan pelaporan5. Pengunduh Aplikasi Sayang Bunda6. Jumlah kasus kematian Ibu dan Bayi

setiap tahunnya

Tantangan yang Dihadapi

Page 13: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

Kedua, terdapat beberapa wilayah tidak dapat mengaksesinternet. Sehingga terdapat ibu hamil belum terlapor secara real-timesaat homecare. Untuk mengatasi hal ini, petugas mencatat hasilpemantauan homecare dengan menulis di buku catatan hariannya.Setelah selesai pemantauan dan keluar dari wilayah tersebut, petugas sesegera mungkin mengunggah hasil pemantauan yang telah ditulis dibuku.

Gambar 11. Homecare di masa pandemicovid-19 dengan menggunakan APD

Ketiga, kondisi PandemiCovid-19 yang saat ini sedangdialami tidak hanya di Indonesiasaja namun juga dialami se Dunia.Kondisi ini awalnya merupakantantangan yang dihadapi dalammelakukan kegiatan SAN PIISAN,karena diterapkannya lockdownpada setiap wilayah danpembatasan dalam beraktivitasdiluar membuat petugas kesehatankesulitan dalam mendapatkan dataibu hamil dan kesulitan melakukanintervensi homecare pada ibuhamil..

Namun, hambatan ini dapatdiatasi dengan menggunakanaplikasi Sayang Bunda untukpendataan serta pemantauan ibuhamil melalui fitur chat padaaplikasi tersebut. Dalammelakukan intervensi homecare,petugas kesehatan dan kader sertastakeholder menggunakan AlatPelindung Diri (APD) yaitu berupamasker dan faceshield sertamenerapkan jaga jarak dalamberinteraksi. Sehingga dapatmenjaga satu sama lain dari Covid-19

Keberlanjutan dan Peluang

ReplikasiInovasi SAN PIISAN dalam menjalankan kegiatannya menggunakan

system yang mengintegrasikan hubungan antara masyarakat, ibu hamil dankeluarga. Ketiga pihak yang terlibat ini harus memahami tujuan daripendataan dan pemantauan selama kehamilan.

Page 14: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

Selain dari ketiga pihakdiatas, didukung juga olehpemerintah dalam penyediaanjaminan kesehatan untukpenanganan pada ibu hamil saatterjadi kegawatdaruratan maupunpersalinan. Dasar hukum dalampelaksanaan inovasi ini adalahPeraturan Daerah No. 2 Tahun 2015tentang Keslamatan Ibu dan Anak.Keterlibatan Rumah Sakit melaluiMoU dan Kesepakatan Bersama TPPKK Kota Semarang juga turutmemperkuat keberlanjutankeberlanjutan dari inovasi ini. Dalamupaya menjaga partisipasi kaderdalam kegiatan ini, pihak DinasKesehatan maupun Puskesmasmengadakan kegiatan monitoringdan evaluasi serta peningkatankapasitas kader setiap tahunnyaberupa pertemuan capacitybuilding.

Dilihat dari aspek sosial,inovasi ini dapat terus berlanjutkarena dirancang sesuai dengankebutuhan, karakteristik dan kondisisosial-ekonomi di Kota Semarang.Inovasi ini tidak hanya untukpetugas, namun juga mudah diaksesoleh ibu hamil, karena kader setiapRT bertugas melakukan pendataanibu hamil di lingkungannya sertamelaporkan ke petugas kesehatan.Ibu hamil sendiri juga dapat secaramandiri melaporkan dirinya kepadakader bahwa kondisinya sedanghamil dan bisa mendapatkanpemantauan kesehatan.

Saat ini, tidak hanya diIndonesia tapi juga seluruh Duniasedang mengalami masa PandemiCovid-19 mengakibatkanketerbatasan dalam melakukaninteraksi dengam orang lain.Namun, kegiatan SAN PIISAN dapatterus berlanjut meskipun dalamkeadaan masa Pandemi Covid-19baik dari system pendataan dalammenggunakan aplikasi maupundalam melakukan intervensihomecare pada ibu hamil dengantetap menerapkan protocolkesehatan yaitu menggunakan AlatPelindung Diri (APD) minimalmasker dan faceshield, menjagajarak satu sama lain, dan selalumencuci tangan setelah selesaimelakukan kegiatan. Sehingga ibuhamil di setiap wilayah dapat tetapterdata dan terpantau oleh petugaskesehatan, kader dan stakeholderserta tetap mendapat pelayanankesehatan sesuai dengan kebutuhanibu.

Program SAN PIISAN dalammelaksanakan kegiatannya denganmengandalkan komunikasi yangintens dan kesadaran masyarakatyang tinggi, inisiatif ini sangatmudah diadaptasi dan diterapkanoleh daerah lain denganmemberdayakan masyarakat melaluiForum Kesehatan Keluarga dankolaborasi lintas sector untukbekerjasama dalam melakukanpendataan dan pemantauan ibuhamil di wilayahnya.

Page 15: APLIKASI “SAYANG BUNDA” DALAM UPAYA PENURUNAN …

Ibu hamil sehat dan berdaya menghasilkan generasi yang sehatdan berkualitas, menjadi satu ukuran keberhasilan pembangunan negara.SANPIISAN menunjukkan bahwa dengan bergerak bersama & komitmensemua stakeholder dapat memberikan solusi bagi pencegahan kematian ibudengan pendekatan multisektoral melalui sinkronisasi program yang terpadu

Program SAN PIISAN men-demonstrasikan bagaimana perusahaan,masyarakat, organisasi profesi, fasilitas pelayanan kesehatan bersamapemerintah membangun sinergitas dan komitmen sehingga menghasilkansolusi yang efektif untuk mencegah kematian ibu dan bayi. Kedepannyaperlu optimalisasi dukungan agar keberlangsungan SANPIISAN dapatdikembangkan sesuai roadmap.

Pembelajaran dari Inovasi

Gambar 12. kegiatan kelas ibu hamil Bersama PetugasKesehatan Puskesmas, Stakeholder dan kader FKK di Masa Pandemi Covid - 19

Gambar 12. kegiatan kelas ibu hamil Bersama PKK, PetugasKesehatan Puskesmas dan kader